40. Bagian Dari Keluarga

607 175 20
                                    

Jesse dan wanita itu tidak bergabung untuk makan malam, dan itu bagus karena suasana pasti akan sangat canggung jika mereka ada di sini.

Namun, bahkan hal itupun tetap tidak bisa mengembalikan keceriaan yang biasanya selalu ada di ruang makan.

Semua anggota keluarga Wells tampak sangat tergganggu dengan apa yang terjadi hari ini, dan bahkan para koboi pun makan dengan tenang, seakan mereka semua tahu jika membuka mulut, tidak akan ada yang menanggapi perkataan mereka.

Adinda mencoba untuk tidak memikirkan apa yang mungkin sekarang sedang Jesse lakukan bersama Chassidy, dan berkonsentrasi pada makan malamnya, walaupun itu cukup sulit untuk dilakukan. Terutama karena kepala dan isi hatinya selalu berlari kembali ke kabin di pinggir danau.

Padahal, menu malam itu cukup menggugah selera seperti biasa. Daging panggang yang beraroma harum, kentang tumbuk yang lezat, juga salad yang begitu segar dengan bahan yang dipetik sendiri. Sayangnya, itu semua tidak bisa menimbulkan nafsu makan Adinda sekarang.

Ia tahu jika dirinya harus makan. Ia makan terakhir siang tadi, sebelum akhirnya menghabiskan sebotol anggur, dan membuat semua isi perutnya terkuras sebelum dirinya keluar dari kabin Chase.

Adinda kelaparan, tetapi perutnya masih terasa tidak nyaman, dan ia takut jika semua makanan ini hanya akan membuatnya muntah lagi. Apa efek mabuk selalu semengerikan ini?

"Adinda, kau tidak enak badan? Sejak tadi kau hanya mengaduk-aduk makananmu."

Pertanyaan dari Gram itu membuat Adinda tersentak. Wajahnya memerah saat ia memandang Gram dengan perasaan tidak enak. Ia pasti terlihat sangat tidak sopan sekarang.

"Aku...agak sedikit pusing dan merasa mual. Aku terlalu banyak minum siang tadi," akunya tanpa berani memandang Gram.

Hampir semua pasang mata di ruangan itu, kecuali Clara dan Chase, menaikkan alis dan memandangnya dengan heran setelah mendengar hal tersebut.

Minum dan Adinda memang sesuatu yang selama ini selalu bertentangan. Ia kan memang anak baik. Adinda selalu menghindari alkohol, bahkan ketika teman-temannya mengajaknya ke bar, ia akan lebih memilih minum soda atau squash.

Gram mengangguk paham beberapa saat kemudian, sementara Pop terkekeh.

"Itu wajar untuk orang yang baru pertama kali minum. Lebih baik, kau memang mengurangi makanmu malam ini, atau besok pagi perutmu akan semakin tidak nyaman," kata Gram disambut anggukan kepala Adinda. Ia juga sudah tidak ingin makan lagi.

Adinda mendorong isi piringnya yang masih cukup banyak, lalu menghabiskan segelas air. Minum terasa jauh lebih menyenangkan bagi perutnya.

"Seharusnya kalian menjaganya! Di mana kalian hingga dia bisa minum sendirian?" Gram melayangkan pandangan menegur kepada Clara dan Chase.

"Mereka bersamaku, Gram," sela Adinda dengan cepat sebelum kedua temannya itu disalahkan lebih dulu. "Aku hanya penasaran ingin mencoba anggur itu, dan..." Ia mengangkat bahu, "...aku ketagihan dan tidak bisa berhenti."

Para pria tertawa dan menggumam setuju.

"Sebaiknya kau naik ke kamarmu dan berbaring saja," Gram mengusulkan kemudian.

"Tapi..."

Gram melambaikan tangan sebelum Adinda selesai bicara. "Tidak usah kau pikirkan itu, ada banyak orang yang bisa membereskan ini. Istirahat saja sana."

Ia memandang Clara, dan gadis itu mengangguk setuju. Mungkin ia memang terlihat sekacau itu. Chase meremas tangannya dengan lembut dan tersenyum saat Adinda memundurkan kursi.

Ia membalas senyum itu, lalu mengundurkan diri dan naik ke kamar Clara. Jika beruntung, ia bisa tidur dengan cepat.

Sayangnya, beruntung dan Adinda sama sekali bukan sesuatu yang bisa bersatu. Ia justru mendapati matanya terbuka lebar saat berbaring di tempat tidur.

Sorry, I Love Your Daddy! (TAMAT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें