53. Rahasia Yang Tidak Diungkap

276 86 7
                                    

Nero tahu ada yang tidak beres. Ia tahu jika Viola menyembunyikan sesuatu darinya. Viola tidak mungkin sekaget itu saat melihatnya di sini, kecuali memang ada sesuatu yang membuatnya takut. Dan mengingat Viola bukan wanita penakut, itu pasti bukan sesuatu yang main-main.

Hal apa itu? Apa yang membuat Viola begitu ketakutan saat melihatnya di sini? Apa ada sesuatu yang buruk pernah terjadi padanya? Apa Radit yang membuat Viola seperti ini? Apa tadi Viola mengira dirinya adalah Radit yang mengikutinya kemari?

Nero merasa frustasi dan sangat ingin bertanya, tetapi karena ia tahu seperti apa kepribadian Viola, ia tahu jika tidak akan mendapatkan jawaban apapun mengenai hal tersebut. Nanti, janjinya pada dirinya sendiri, ia harus mencari tahu tentang wanita ini.

Tentang kehidupan awalnya di New York atau ketika wanita itu melanjutkan masternya di California. Juga tentang Radit. Ia tidak bisa mengabaikan tatapan aneh Radit saat pria itu datang ke bandara.

"Tidak apa-apa. Ini hanya aku," bisik Nero lembut sambil menepuk punggung Viola dengan gerakan menenangkan.

Tadi, Viola tampak begitu tegang di seluruh tubuhnya. Namun, sekarang sebagian ketegangan itu sudah menguap bersamaan dengan kesadaran penuh Viola bahwa itu hanyalah dirinya. Sebuah pemikiran melintas di kepala Nero, apa Viola pernah dikuntit seseorang?

"K...kau...bagaimana bisa tahu aku ada di sini?" tanya wanita itu lagi sambil melepaskan diri dari pelukan Nero.

Ia merasa kehilangan saat Viola menjauh. Nero ingin memeluk Viola untuk selamanya dan tidak akan pernah melepaskannya lagi.

"Sudah kubilang aku melihat mobilmu keluar saat aku akan ke apartemenmu."

Itu tidak sepenuhnya bohong. Dirinya memang akan ke apartemen, tetapi Nero melakukannya untuk mengecek pekerja yang ia sewa untuk kepindahannya. Ia tidak ingin membuang waktu lagi untuk pindah, terutama karena tahu jika Dad sudah hampir pulih sepenuhnya.

Menyadari jika dirinya akan tinggal dekat dengan Viola membuatnya bersemangat. Apartemen itu tidak terlalu jauh dari mansion tempat tinggal ayahnya, jadi Nero juga akan memiliki banyak waktu untuk sesekali mengunjungi ayahnya.

Dad tidak bertanya ke mana dirinya akan pindah, tetapi Nero menduga jika pria itu sudah tahu. Dad tahu segalanya tentang dirinya. Dan mungkin, ia bisa meminta bantuan Dad nanti tentang rencananya memeriksa masa lalu Viola. Pria itu pasti akan bertanya-tanya, tetapi selama ia bisa mendapatkan kabar apapun, Nero tidak keberatan menjelaskan.

"Kau menyuruhku beristirahat, tetapi dirimu sendiri tidak melakukannya?"

Nero tersenyum mendengar pertanyaan tersebut. Itu berarti Viola sudah benar-benar kembali seperti dirinya yang biasa lagi.

"Aku harus memastikan kau benar-benar istirahat. Dan ternyata, feeling-ku benar kan? Kau kabur."

Viola tergelak hingga kepalanya menyentak ke belakang. Itu, adalah hal paling indah yang pernah Nero lihat hari ini. Jauh lebih indah daripada pemandangan menakjubkan yang diberikan oleh sekeliling mereka, dan Nero tahu jika ia tidak akan pernah bosan melihat tawa wanita ini.

"Aku bosan dan ingin berjalan-jalan. Berdiam diri di rumah membuatku semakin lelah."

"Kupikir kau akan menyetir sampai ke Boston."

Mata Viola berbinar saat mendengar itu. "Mungkin itu ide yang bagus. Aku merindukan lobster panggangnya yang nikmat."

Kening Nero berkerut mendengar itu. "Kau benar-benar pernah menyetir sampai ke sana?"

Viola menyeringai dan mengangguk. "Perjalanan itu tidak terasa." Lalu kepala gadis itu melihat sekelilingnya. "Tolong katakan padaku kau membawa Aston Martin-mu."

It Takes Two To TangoWhere stories live. Discover now