16. Menjalani Hidup Seperti Kebanyakan Orang Adalah Sesuatu Yang Salah

473 149 11
                                    

Kenapa mereka harus bertengkar jika pada akhirnya akan berbaikan dengan semudah ini? Hanya karena jas yang ternoda percikan kopi, dan mereka sudah kembali berteman? Apa ini adalah bagian dari film komedi romantis yang sering ditonton ibunya? Karena jika ya, hubungan antar manusia jelas memang sesuatu yang konyol dan tidak akan pernah ia pahami.

Ola hampir tidak bisa tidur karena merasa tidak enak dengan Nero. Pria itu bukan lagi sekedar orang ketiga dalam hubungan Damar dan Muti. Pria itu adalah atasannya, dan juga bisa dibilang, temannya. Tidak seharusnya ia bicara sekasar itu. Ia mungkin memang berhak kesal, tetapi tidak harus bereaksi seperti itu.

Tentu saja cara pandang Ola tentang pria itu sekarang berbeda dengan dulu saat ia belum bertemu Nero secara langsung. Nero adalah pria yang baik meskipun agak terlalu menyebalkan jika sudah membuka mulut dan mendebat dirinya. Namun, terlepas dari semua itu, apa yang Nero katakan tadi malam memang benar.

Dirinya memang terlalu sombong. Hanya saja, Ola tahu jika kesombongan itulah yang akan membuatnya tetap berpikir jernih, dan tidak akan menjadi satu dari banyak orang yang selalu tergila-gila karena cinta. Kesombongan itulah yang membuatnya menjadi Viola yang sekarang. Seorang wanita yang dikenal karena hasil kerjanya yang luar biasa, bukan karena nama besar keluarganya.

Sudah cukup baginya melihat gambaran keluarga sempurna dan bahagia versi Widjaya. Ia bahagia untuk mereka, dan semua cinta yang dimilikinya dari mereka. Namun, untuk menjadi bagian dari 'hidup bahagia selamanya', Ola tidak akan setuju karena, ia bahagia dengan apa yang dimilikinya sekarang.

Lagipula, menjalani hidup seperti kebanyakan orang adalah sesuatu yang salah. Untuk apa ia memenuhi standar yang diciptakan manusia hanya agar tidak dicap sebagai perawan tua dan sebagainya?

Ola tahu, di Indonesia, hal yang normal adalah, lulus di usia tertentu, memiliki pekerjaan di kuarter berikutnya, menikah dengan seseorang yang tepat, dan akhirnya memiliki anak. Hampir semua orang dibesarkan dengan doktrin untuk menjadi 'normal' di antara manusia lainnya agar tidak dicap 'aneh'. Menjadi lajang adalah aib bagi kebanyakan masyarakat asalnya itu.

Ia tidak ingin seperti itu. Mungkin, sebenarnya itu juga yang membuat Ola memilih untuk tetap berada di Amerika meskipun jujur, dulu ia sempat untuk mempertimbangkan untuk pulang setelah S2-nya selesai.

Hanya saja, saat itu Ola kembali berpikir bahwa Amerika adalah tempat di mana ia bisa cocok untuk hidup tanpa memedulikan anggapan masyarakat tentangnya.

Ola tidak tahu kapan tepatnya ia memilih untuk tidak akan jatuh cinta dan menikah. Namun, sejak ia menerima surat cinta pertamanya di kelas satu SMP, surat yang ia dapat dari kakak kelasnya yang menurut teman-temannya paling tampan, Ola tahu bahwa hal-hal seperti itu tidak menggetarkan hatinya.

Saat itu, ia berpikir karena dirinya masih terlalu kecil. Apa yang bisa diharapkan dari anak remaja berusia dua belas tahun tentang cinta? Ia bahkan belum mendapatkan tamu bulanannya, bagaimana dirinya bisa memikirkan cinta dan segalanya?

Namun ternyata, itu bukan karena ia masih terlalu kecil, karena ketika usianya jauh lebih dewasa dan makin banyak perhatian yang diterimanya dari lawan jenis, Ola tahu bahwa hatinya tidak pernah bergetar.

Di saat semua teman-temannya iri dengan segala perhatian yang ia dapatkan, Ola justru merasa risih setiap kali melihat lokernya penuh dengan berbagai macam hadiah. Mungkin saat itulah ia memutuskan bahwa cinta dari lawan jenis bukanlah sesuatu yang diinginkannya.

Atau mungkin, ketika ia dikuntit oleh pria yang menyukainya selama satu tahun penuh dan berakhir dengan dipenjaranya pria itu karena mencoba menerobos masuk apartemennya ketika ia baru saja memulai kuliah di California? Ola tidak tahu.

Hanya saja, satu yang jelas, cinta dan hubungan romantis tidak cocok untuknya. Jadi ketika Nero menawarkan sesuatu yang baru baginya, Ola merasa bersemangat sekaligus takut. Bersemangat karena ini adalah hubungan pertemanan pertamanya dengan lawan jenis, dan takut karena ia tidak berharap ini semua menjadi tidak sesuai dengan harapannya.

It Takes Two To TangoWhere stories live. Discover now