1. Saatnya Menjadi 'Hero'

1.7K 262 49
                                    

Kepulangannya ke New York kali ini bukanlah keinginan Nero. Bahkan seandainya dirinya boleh memilih, ia tidak ingin lagi pulang ke kota ini. Nero tidak suka hidup di New York, dan terlebih, ia tidak suka harus hidup di bawah atap yang sama dengan ayahnya yang dingin, otoriter, dan tukang perintah itu.

Sejak kecil, Nero tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Ibunya yang keturunan Asia, tinggal di New York setelah menikah dengan James, ayah Nero. Pada awalnya, kehidupan mereka sempurna meskipun ayahnya sibuk di perusahaan, dan mereka hanya memiliki waktu bersama selama akhir pekan.

Namun, itu sudah lebih dari cukup bagi Nero dan ibunya. Mama, begitu Nero selalu memanggilnya, akan di rumah bersama Nero kecil. Memasak makanan kesukaan Dad, menemani Nero bermain, atau mengajaknya berjalan-jalan di Central Park.

Oh, Mama juga suka sekali melukis dan menyanyi. Kadang mereka berdua akan duduk di taman seharian dan melukis di sana. Bagi Nero, Mama adalah wanita paling cantik, dan paling baik yang pernah ia tahu.

Beberapa kali dalam satu minggu, Mama akan bertemu teman-temannya di komunitas melukis. Hanya saja, Mama tidak pernah membawanya pergi. Nero akan ditinggal di rumah bersama para pengasuh. Akan tetapi, saat itu bukan masalah untuknya karena ia punya banyak sekali mainan di rumahnya. Ia akan sibuk bermain hingga Mama pulang.

Lalu, semakin lama Dad semakin sibuk dan semakin jarang memiliki waktu untuk mereka berdua. Bersamaan dengan itu, sikap hangat Dad perlahan hilang dan mulai digantikan sikap dingin, tegas, dan terlalu otoriter.

Dulu, keluarga mereka tidaklah sekaya sekarang. Keberhasilan bisnis waralaba yang dikelola Dad, membuatnya menjadi salah satu pria kaya yang kerap muncul di media. Semua orang begitu kagum dengan kerja keras James Goldman hingga bisnisnya menggurita ke mana-mana.

Hanya saja, jika boleh memilih, Nero pasti akan lebih memilih hidup dalam keluarga yang biasa-biasa saja daripada memiliki begitu banyak harta dan kekayaan, tetapi kehilangan apa yang sangat ia butuhkan. Kehangatan keluarga.

Semua kegiatan di rumah diatur oleh Dad dan diawasi oleh orang kepercayaannya. Tidak boleh ada yang melanggar apa yang sudah pria itu perintahkan. Jam makan, tidur, belajar, menonton televisi, semua sudah ditentukan. Kegiatan Mama bertemu teman-teman melukisnya pun dilarang.

Seiring dengan itu, hubungan kedua orang tuanya semakin memburuk. Mama dan Dad sering sekali bertengkar. Nero sering mengintip dari kamarnya ketika Mama dan Dad saling berteriak dan memaki. Mama menangis dan melempar barang-barang, lalu Dad akan murka dan berteriak-teriak sambil keluar dari kamar untuk minum-minum di ruang kerja pribadinya. Setelah itu, biasanya Dad tidak akan pulang selama berhari-hari.

Kasih sayang Mama pada Nero pun semakin hari semakin memudar. Tidak ada lagi yang memperhatikannya. Tidak ada lagi yang peduli padanya. Mama berubah menjadi orang yang dingin seperti Dad. Tangisan Nero tidak pernah lagi dipedulikan. Ia tak ubahnya seorang anak yang tidak memiliki orang tua.

Puncaknya, Mama ketahuan berselingkuh dan pergi dari rumah. Beliau bahkan tidak merasa perlu untuk membawa Nero pergi dan memisahkannya dari sikap otoriter Dad. Dan yang lebih buruk, Mama tidak mengucapkan selamat tinggal padanya. Mama tidak peduli padanya. Hanya ada ibu Rahma, pengasuh yang Mama bawa dari Indonesia, bersama Nero di rumah.

Namun, itupun hanya berlangsung selama beberapa lama. Ketika Nero lulus sekolah dasar, Dad memulangkan ibu Rahma ke Indonesia. Ia menangis, meraung, dan memohon pada Dad agar mengijinkannya pergi bersama ibu Rahma. Akan tetapi, Dad sama sekali tidak mengindahkan keinginannya, dan mengurung Nero di kamar sampai ibu Rahma pergi.

Sejak itulah hidup buruknya dengan Dad dimulai. Semua kegiatannya harus sesuai arahan Dad. Dia harus menjadi apa yang Dad inginkan, bukan apa yang ia inginkan. Setiap ia pergi, akan selalu ada pengawal yang menemaninya. Nero bahkan tidak boleh bermain dengan teman-teman sebayanya hingga ia benar-benar tidak memiliki teman.

It Takes Two To TangoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang