27. Permintaan Maaf

415 103 12
                                    

Suasana hati Ola tidak membaik bahkan setelah ia menyelesaikan semua pekerjaannya dan mengirimkannya kepada Jamie, juga memberikan instruksi kepada pria itu apa yang harus dikerjakannya selama dirinya tidak ada. Biasanya bekerja selalu membuat Ola merasa jauh lebih baik, tetapi tampaknya itu tidak berlaku kali ini.

Ketika mencoba-coba mencari hal lain untuk dikerjakan, Ola menyadari bahwa ia telah bekerja sedikit terlalu cepat daripada biasanya karena, ia menyadari, tidak ada lagi pekerjaan yang harus diselesaikan. Semua telah selesai dalam waktu secepat yang tidak ia duga.

Jadi, berhubung sudah tidak ada pekerjaan yang harus ia selesaikan lagi, dan karena tahu itu juga tidak akan mengubah suasana hatinya, Ola memilih pulang hanya beberapa menit setelah Jules meninggalkan kantor.

Ia jarang sekali meninggalkan kantor saat langit masih cukup terang seperti ini, tetapi ternyata, sekali-sekali pulang cepat juga bukan sesuatu yang buruk.Lagipula, ia memang harus pulang cepat jika tidak ingin terburu-buru saat mengepak barang-barangnya.

Beberapa orang menaikkan alis saat melihatnya berada di dalam lift pada jam pulang seperti ini. Bahkan Drew tersenyum begitu lebarnya saat Ola keluar dari lift dan mengucapkan selamat tinggal pada pria itu.

Walaupun tidak memiliki teman selain Drew dan Jules di sini, Ola jelas akan merindukan tempat ini. Tempat di mana hampir seluruh perhatiannya tercurah. Di mana ia menghabiskan waktunya sepanjang minggu dari pagi hingga gelap dan bahkan terkadang tidur di sana.

Goldman Company telah memberinya wadah yang tepat untuk membuktikan pada keluarganya, ayahnya terutama, bahwa seorang Viola bisa berdiri sendiri di atas kakinya tanpa bantuan nama besar Widjaya.

Ia mungkin anggota keluarga kaya dan terpandang di Indonesia, tetapi di sini, semua itu tidak ada artinya. Ia hanya dikenal sebagai orang biasa yang sangat ingin memiliki kesuksesan dalam karirnya agar hidupnya nyaman. Dan ia, tidak pernah mengklarifikasikan hal tersebut kepada orang-orang yang membicarakannya. Termasuk, gossip yang selalu beredar tentangnya.

Meskipun saat ini gossip itu terasa agak mengganggunya, tetapi Ola juga akan diam saja seperti biasa. Lagipula, ia tidak akan berada di sini untuk waktu yang cukup lama. Saat dirinya kembali nanti, Ola yakin mereka sudah menemukan bahan gossip yang baru.

Ketika tiba di apartemen, Ola mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaus longgar sebelum meraih apron. Walaupun tahu harus segera melakukannya, ia masih tidak ingin mengepak barang-barangnya sekarang. Memasak mungkin akan membuat suasana hatinya menjadi lebih baik. Lagipula, ia memang harus mengosongkan isi kulkas sebelum dirinya pergi. Ia akan membagikan makanannya kepada yang bertugas di bawah malam ini.

Saat membuka kulkas, Ola tersenyum saat menyadari tidak banyak bahan yang harus ia habiskan malam ini. Jika bukan karena Nero makan di sini, dua kali, jelas ia harus menghabiskan lebih banyak bahan masakan daripada sekarang.

Sambil cemberut, Ola mengeluarkan semua isi kulkasnya. Seharusnya ia tidak mengingat Nero sekarang atau itu hanya akan membuatnya kesal lagi seperti tadi. Ia juga berharap tidak akan bertemu dengan pria itu besok. Ola akan berangkat pagi-pagi sekali ke bandara. Tidak peduli jika ia harus menunggu lebih lama di bandara asalkan, ia tidak bertemu dengan Nero.

Kenapa ia merasa kesal hanya karena panggilan 'Mutiara' yang Nero berikan pada temannya? Seharusnya, Ola tidak berhak merasa kesal. Toh, Muti memang menduduki tempat teristimewa di hati Nero. Dan mereka juga sudah berteman untuk waktu yang sangat lama. Tidak seperti dirinya yang baru menjalin pertemanan dengan Nero dalam hitungan hari.

Seharusnya, Nero tidak memanggilnya Viola. Seharusnya, pria itu, sama seperti yang lainnya, memanggilnya Ola atau Miss Aleyna. Itu akan membuat Ola merasa jauh lebih nyaman karena, itu tidak akan membuatnya merasa special.

It Takes Two To TangoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang