AZ 47

9.5K 611 24
                                    

malam ini hujan turun begitu derasnya,seolah memahami duka yang dialami gadis cantik ini.terhitung sudah 3 hari kepergian sang Ibunda dan Ayahnya. namun rasa sedih masi menyelimuti Chika.

Bintang-bintang malam,menyaksikan tangisku..
hujan yang turun seolah memahami dukaku..
ku impikan dirimu...walau tak lagi nyata..
kehilangan yang ku rasakan,sulit ku Terima.
kehilangan yang kurasakan,sulit ku terima.

nyanyian yang diiringi dengan alat musik keyboard mendominasi ruang keluarga,siapa lagi pelakunya jika bukan Chika?gadis cantik itu tengah mendeskripsikan perasaan yang tengah ia rasakan saat ini.

"Chik." panggil Azka membuat Chika menoleh kebelakang.Azka tersenyum kala netra matanya bertemu dengan manik mata Chika.

"kenapa nyanyi tengah malam gini?" tanyanya mendudukkan dirinya disebelah Chika.

Chika mengerutkan dahinya,melirik kearah jam dinding yang baru menunjukkan pukul 10 malam."Tengah malam matamu,ini baru jam berapa."ucapnya menunjuk jam berwarna putih itu.

Azka mengikuti arah tunjuk Chika,"itu jam mati,bego."balas Azka menoyor kepala adiknya.

"biasa aja dong," lirih Chika membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"lu kenapa belum tidur?"tanya Azka memainkan keyboard di hadapannya ini.

"lagi nunggu Gus Ilyas balik dari Mesjid."jawab Chika mencabik kan bibirnya mengingat tadi ia sudah berencana ingin bermanja-manja dengan sang suami,tapi alam seolah tak menyetujui idenya itu.

"jemput ayang ku dong,biar bisa cepat balik."Chika Merengek menggandeng tangan sang kakak.

"ogah,jemput aja sendiri." tolak nya acuh tak acuh.

senyumam diwajah Chika luntur mendengar jawaban dari pria disebelahnya ini."yaudah sana,gue masi mau disini aja nunggu ayang pulang biar jadi istri sholehah."usirnya membuat Azka berhenti memainkan keyboard miliknya.

Azka menoleh menatao sang adik. merasa ditatap oleh Azka,gadis itu membalasnya dengan tatapan sinis."apa lu liat-liat gue?gue tau,gue emang secantik itu tapi jangan diliatin mulu ntar lu jatuh cinta,bisa bahaya."ucap Chika kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Najis,orang gue liat hujan." alibinya mengalihkan pandangannya.

Chika menengok kesamping menatap hujan diluar sana dari pintu kaca yang sengaja belum ditutup oleh kain.

"besok Ummi sama Abi udah balik ke Semarang yah?" tanya Azka membuat Chika menatapnya.

Chika mengangguk pelan,"Terus lu sama Ilyas kapan balik?"Azka kembali bertanya.

Chika menaikan sebelah alisnya,"lu ngusir gue nih ceritanya?"ucapnya dengan wajah yang datar.

"Eng-engga maksud gue,lu kan sekolah disana yakali lu masi gentayangan disini,mau dikeluarin lu bolos mulu?"jelas Azka agar gadis itu tidak salah paham,lagian ada benarnya juga ucapan Azka barusan.

Chika menghela napasnya,"sekalipun gue ga masuk sebulan ga bakal dikeluarin."ucapnya santai menyandarkan kepalanya dibahu Azka.

"lagian gue udah ga mau sekolah,gua mau disini aja bareng lu.rumah sebesar ini masa penghuninya cuman satu,yang ada lu ditemani hantu-hantu.apa ga takut lu?" lanjutnya mendapatkan jitakan dari Azka.

"sembarangan banget mulut lu. ga,ga ada kata berhenti sekolah.apapun yang terjadi lu tetep sekolah lanjutin pendidikan lu setinggi mungkin, biar lu ga dipandang rendah sama orang-orang." Azka tak setuju dengan keputusan Chika yang sedikit membuatnya kesal,enak aja main berhenti gitu aja.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora