AZ 06

11.6K 798 11
                                    

jam sudah menunjukkan pukul 10.00,tetapi Chika tak kunjung pulang.membuat sang bunda khawatir akan dirinya.

"Chika kok belum balik yah?. " tanya bunda yang sedari tadi menunggu kepulangan anak gadisnya.

mereka semua tengah berada diruang keluarga sembari menunggu Chika datang mereka menonton TV ditemani dengan beberapa cemilan yang tersedia diatas meja.

"Panjang umur tuh bocah." ucap Azka saat mendengar suara motor milik Chika.

tak lama terdengar suara ketukan pintu di iringi dengan ucapan salam. Diah berdiri bermaksud ingin membukakan pintu untuk Chika,tetapi lengannya ditahan oleh Imam.

"biar Azka yang buka pintunya."pinta Imam menarik pelan lengan Diah agar kembali duduk di sampingnya.

"siap laksanakan komandan." ucap Azka memberikan hormat dan berjalan menuju pintu utama.

"Anak itu memang perlu dikasarin." lirih imam yang masi terdengar jelas ditelinga Diah yang berada disampingnya.

"jangan marahin Chika ayah." bujuk Diah memegang lengan imam.

"widih ada ape nih rame rame? lagi ngegibah yah? hayolohh. "ucap Chika merasa tak terjadi apa apa. "ada gibah apa nih? kasi tau Chika dong." lanjutnya mengambil satu toples berisikan cemilan favoritnya.

"gibahin lu. " celetuk Azka yang mengikut dari belakang Chika.

"Chik?kamu udah makan nak?." tanya bunda khwatir.

Chika tersenyum tipis, "sudah bunda." jawabannya jujur, sebelum pulang ia memilih singgah di salah satu warung bakso andalannya.

"setelah buat masalah, kamu tidak mau memberikan penjelasan terkait masalah kamu? Asiska?." ucap ayah imam tegas.

Chika tau jika sudah memanggil dengan nama itu ayahnya sudah pasti sangat marah.Chika meletakkan kembali toples itu ketempatnya semula dan memilih untuk duduk dibawa, ia tau dia salah tapi entah kenapa butuh waktu untuk membuatnya tersadar akan kesalahannya.

"Chika mau jelasin ayah." ujar Chika merunduk takut menatap ayahnya jika marah seperti ini.

"ayah ada didepan kamu, kenapa kamu malah tunduk!?.. "

"maaf ayah." ucap Chika memberanikan diri menatap manik mata ayahnya.

"Chika ga bersalah ayah, aku juga ga tau kalo itu tawuran."lanjutnya.

" Lu bilang apa barusan!? tawuran!?."marah Azka yang sedari tadi sibuk mengotak atik handphonenya.

"berdiri lu, GUE BILANG BERDIRIII LU BANGSAT!." teriak Azka mencekam lengan tangan Chika memaksanya untuk berdiri.

"apaan si lu.lepasin bodo."berontak Chika berusaha melepaskan cekaman tangannya.

plakk

perih, hal itu yang pertama kali Chika rasakan saat tamparan itu berhasil mengenai pipi mulusnya.

" AZKA!."teriak bunda.

"Bangsat." umpat Chika

BUGH!

BUGH!

"Azka! Asiska!. "

"Astaghfirullah Azka, Asiskaa! ." ucap Bunda berusaha memisahkan kedua anaknya yang sedang terselimut rasa emosi.

sedangkan Azka ditarik dari belakang oleh ayahnya yang dibantu oleh Abi Zaynal, Ilyas dan Bilal.

"sudah,nak sudah." ucap abi Zaynal menenangkan Azka dari emosinya.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang