AZ 23

9.8K 721 19
                                    

Chika dan Ilyas kini berada di perjalanan menuju tempat nongkrongan Chika.posisinya Chika duduk menyamping dengan salah satu tangannya memeluk erat pinggang Ilyas dan satu tangannya digunakan untuk memegang roknya agar tidak berterbangan, sedangkan Ilyas pria yang mengenakan jaket Outer itu tengah fokus menjalankan motor kesayangan Chika dengan knalpot yang sangat bising.

Ilyas nampak gagah dengan jubah Hitam ditambah dengan jaket yang membaluti tubuhnya,tak lupa Arloji yang selalu ia kenakan.tak lupa mengunakan helm dengan warna yang senada.

"Ilyas, Chika jadi pengen minum jamu."Ucap Chika sedikit berteriak agar dapat didengar baik oleh Ilyas.

"hah?jambu?"tanya Ilyas tak dengar suara Chika.

Chika menyeritkan dahinya berusaha menyusun kalimat yang samar-samar terdengar di pendengarannya."Bukan jamur Ilyas, tapi Jamu!"kesalnya menekan kata Jamu.

"kamu? kamu kenapa?"Ilyas panik memelankan laju motornya.

senyum Chika mengembang,akhirnya Ilyas mendengar keinginannya."iya Ilyas,Chika mau Jamunya Mba Nimas."

tapi itu berbeda di pendengaran Ilyasyang tak terlalu mendengarkan ucapan Chika."kamu mau Emas?"

"Ilyas mau marimas?"

"marina?"

"Jamilah?Jamilah siapa Ilyas!?" Kesal Chika dengan nada yang keras, membutuhkan Ilyas sangat mendengar dengan jelas.

"kamu, Jamilah habibati."

...

sesampainya disana, mereka disambut baik oleh teman-teman Chika yang terlihat cukup banyak itu, Chika melepas helmnya dan menyerahkan kepada Ilyas.

"widih,pengantin baru alhamdulillah."Sambut seorang pria dengan sebatang rokok yang terselip dijarinya lengkap dengan kacamata hitam dan topi yang dibuat miring. siapa lagi kalo bukan Lionel Arion Tedyatmajaya atau yang kerap disapa Arion.

"malam pertama tak sesuai realita."lanjut Bintang dan Brion kompak, mereka saling menatap mengingat percakapan mereka beberapa waktu lalu yang sangat diluar nalar.

"malah ngajak mabar, ngajak tawuran dong."celetuk Aan mengisap rokoknya.

"tawuran, dikasurr."tambah Brion mengundang gelak tawa.

Pandu berjalan mendekati Chika yang sedari tadi hanya diam menatap tajam kearah mereka semua." lu pada jangan gituin Ibu dan Ayah, ntar kualat."Ucapnya meminum Es cekek kesukaannya.

Zayne menganggukan Kepala setuju."iya, ntar kita dikutuk jadi batu."

"batu tawasss,"sambung Bintang.

"ya, diketek dong kita."celetuk Elang mengangkat tangannya dan menggosok ketiaknya membuat seolah-olah dirinya sedang memakai penghilang bau ketiak itu,Pria dengan nama lengkap Elang Linggalana itu memang sedikit tidak tahu malu.

Chika terkekeh melihat tingkah temannya yang satu itu."pede banget lu pamerin ketiak, mana basah lagi."

Aan reflek menutup hidungnya menggunakan baju yang ia kenakan."anj,pantesan bau semerbak bangkai."keluh Aan, Pria yang memiliki Nama lengkap Aan Mirzan Devano merupakan sepupu dari Elang.

"Enak aja lu, bau parfum Dior gini juga." Elang menghirup aroma ketiaknya,ia tidak bohong aroma ketiaknya emang harum, walaupun sedikit basah.

"kalo lu mau cium, nih... nihh gue kasih."lanjutnya mengarahkan ketiaknya kewajah Aan,membuatnya menepis kasar dan berlari bersembunyi dibalik tubuh Chika seolah-olah meminta berlindungan.

"Chikaaa tolongg,ketiak dia beneran bau,ga bohong sumpah."Aan berbisik kepada Chika dengan napas yang menggebu-gebu.

"eh Chika, kita belum tosan nih."Elang menaik turunkan alisnya seraya mengulurkan tangan yang sudah ternodai dengan keringat diketiaknya.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Where stories live. Discover now