AZ 11

10.2K 738 5
                                    

Assalamu'alaikum semuanya

HAPPY READING🌸🌸
.
.
.
.
.


hari-hari berlalu,kini Diah sudah berada dirumah. sehari setelah kedatangan Chika, Diah sudah diperbolehkan untuk pulang, mungkin benar Diah terlalu memikirkan keadaan Chika hingga membuatnya kembali drop.

ibu mana yang tak khawatir memikirkan nasib anaknya yang berada didalam sel?dan Chika malah kesenangan berada disana.

sedangkan Ayah Imam tak jadi pulang waktu itu, sebab ada urusan mendadak disana.hari ini baru kembali pulang, Chika diminta agar tidak keluar dari rumah sampai Imam datang, tetapi Chika tak pernah mau menuruti perintah ayahnya.

seperti saat ini,jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. tetapi gadis itu tak kunjung pulang, padahal janjinya ia akan kembali sebelum Imam datang. tapi sampai sekarang Chika belum  kembali bahkan kini Imam sudah berada dirumah.

"Azka telpon adik kamu, anak gadis belum pulang jam segini. mau jadi apa anak itu!?." perintah Imam yang segera dilakukan oleh Azka, takut jika ia juga kena imbasnya.

"ga diangkat ayah." beritahu Azka mencoba sekali lagi menelpon Chika tapi hasilnya nihil.

"coba telpon aril nak." celetuk Diah membutuhkan Azka mencari kontak milik aril.

"assalamu'alaikum ril, Chika ada sama kamu ga?." tanya Azka saat sambungan telepon berhasil tersambung.

"waalaikumsalam, tadi Chika ada disini bareng aril. tapi dia udah balik duluan, mungkin masi dijalan kak." jawab aril disebrang sana.

"oh gitu yah,terimakasih infonya assalamu'alaikum." balas Azka memutuskan sambungan.

"katanya Chika udah pulang, mungkin masi dijalan." jelas Azka.

tak lama dari arah pintu terdengar suara Chika.

"assalamu'alaikum,idola kalian udah datang." ucap Chika berjalan menuju ruang  keluarga dengan jalan yang sedikit pincang dan keningnya yang terus mengeluarkan darah, tak lupa ia juga membawa helm fullface berwarna hitam yang sedikit tergores itu dan meletakkannya diatas meja.

"Astaghfirullah Chika!." panik Diah saat melihat kondisi Chika yang jauh dari kata baik.

celana kulot hitam yang kini robek dibagian lutut, menampakkan lututnya yang terluka. baju putih yang ia kenakan terlihat jelas  ada banyak noda merah disana.

"kamu kenapa nak?." tanya Diah khwatir membantu Chika agar dapat duduk disebelahnya.

"busett lu kenapa browh?."celetuk Azka santai bahkan saat ini ia berusaha menahan ketawanya.

"basa basi banget si lu, udah liat gue terluka dan menangis tapi ku terima." jawab Chika menggulung naik lengan bajunya hingga menampakkan luka yang cukup parah.

"mending lu ambil kotak P3K deh, terus obatin gue. biar ada gunanya lu dikit kuliah di jurusan itu." lanjut sinis.

"kakak cepetan ihh tolongin adiknya, jangan malah cengengesan di situ." perintah Diah panik membuat Azka mau tau mau mengambil kotak tersebut.

Diah mengambil beberapa tisu untuk diguna menghapus jejak darah yang ada pada luka-luka Chika.

"astaghfirullah,Chika kamu kenapa nak? ya allah."ucap ummi Nala yang baru saja keluar dari kamar disusul oleh suaminya.

"Astaghfirullah nak,habis jatuh dimana?." tanya Zaynal yang kini sudah duduk di salah satu sofa bersama istrinya.

"Chika tadi habis jatuh, didepan posko soalnya jalanan linci banget.habis hujankan." cicit Chika meratapi luka yang ada di lengannya.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Where stories live. Discover now