AZ 34

9.5K 649 50
                                    

Terhitung sudah beberapa Minggu Chika berada di kota Yang asing baginya ini.tampak jelas perempuan manis itu sangat bosan dengan kegiatan yang sama disetiap harinya.apa lagi jika bukan melakukan pekerjaan rumah,menonton Tv,bermain handphone,adu bacot dengan adik iparnya dan sesekali mengunjungi Fatimah yang berada di asrama.

"baru kali ini gue kangen sekolah." Gumam Chika mengslide foto bersama teman-temannya kala masi diSMA nya dulu.

Chika menghela napas panjang,sungguh saat ini ada rasa menyesal telah melakukan hal-hal yang merugikan dirinya hingga berakhir seperti ini. Nasib sekolahnya sangat tidak jelas.

Chika berdecak,menjatuhkan handphonenya disofa."Mas Iyas kemana si?ini ga jadi apa gue mondoknya?gapapa deh mondok dulu,toh cuman tiga bulan doang. habis itukan daftarin SMK."kesalnya mengingat perjanjian yang ia buat bersama Ayah dan Ilyas kala itu.

Tiba-tiba dari arah belakang,benda kenyal mendarat sempurna dipipinya. Chika menoleh mendapati Ilyas yang tengah tersenyum dengan berkas yang berada ditangan kanannya.

"Sudah ngomelnya?ayo ikut saya,daftarin kamu dipondok," Ilyas mengusap pelan kepala Istrinya.

Chika tersenyum dengan semangat ia berdiri dari duduknya menatap suaminya yang dibahas oleh sofa berwarna merah maron itu.

"Ini yang ditunggu-tunggu. dari kemarin kek daftarinnya biar ga gabut amat dirumah mulu, tapi Aku mager kamu aja sana yang urus aku mau rebahan aja." tolak nya dengan senyuman manisnya.

Ilyas mengangguk pelan."tapi kamu sendiri dirumah gapapa? Ummi sama Abi lagi sowan kerumah saudara, kalo Bilal lagi kerjain skripsi sama temennya."beritahunya, sebar-barnya Chika ia juga takut jika sendiri dirumah ini.belum kenalan sama setannya, jadi masi takut ye Chik

Mendengar itu,perlahan senyuman Chika memudar."Ck,yaudah tunggu aku ganti kudung dulu,"ucapnya berlalu meninggalkan Ilyas.

Dengan rasa malas yang memenuhi dirinya,Chika menggantikan Kudung yang terlihat basah itu dengan kudung berwarna coklat miliknya.

setelah selesai dengan urusannya,Chika memutuskan untuk keluar dari ruangan kesukaannya itu. apa lagi kalo bukan kamar.Chika mencari keberadaan suaminya yang ternyata sudah menunggunya diteras rumah dengan mulut yang bersenandung kecil melafalkan surah Al-Qiyamah ayat 1-12.

Chika tersenyum mendengarkan lantunan ayat Suci yang dilafalkan oleh suaminya. Ilyas memang selalu memanfaatkan waktu untuk mengingat kembali hafalannya. takut jika tidak sering diulangi akan menghilangkan hafalan yang susah payah ia hafal nya dahulu.

"MasyaAllah Ayang,hati mogel ku tersentil mendengarkan suara mu yang merdu," Chika dengan ekspresi wajah yang dilebih-lebihkan.

Ilyas terkekeh."Terimakasih,suara kamu juga merdu."Ucapnya.

Chika tertawa remeh,gadis itu berkecak pinggang berjalan mengikis jarak diantara mereka."Maksudnya apa yah?Ngeledek nih ceritanya!?"kesalnya sedikit mendongak menatap wajah Ilyas.

Ilyas kembali terkekeh gemas dengan mahluk yang satu ini."Iya suara kamu merdu,apa lagi suara ngorok kamu."ucapnya menjepit hidung Chika dengan kedua jarinya.

Gadis dengan gamis berwarna Hitam itu membelalakan matanya tak percaya.Bisa-bisanya Ilyas mengatakan hal yang memalukan seperti itu."Rese banget si,"kesalnya memukul lengan tangan Ilyas membuat sang empu tertawa hingga nampak deretan giginya.

"Saya minta maaf.jangan marah,serem." Ucap Ilyas kalah melihat bibir Istrinya sudah dimonyongkan.gemas ye.

Chika menoleh kearah lain tak ingin menatap wajah Ilyas lagi. sebenarnya gadis itu tak marah,ia juga ingin tertawa. tapi ini kesempatan besar untuknya menjahili Suaminya.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang