AZ 25

9.4K 715 18
                                    

malam ini, di pondok pesantren Sulaiman Darussalam  sedang ramai,banyak tamu yang berdatangan mulai dari kalangan keluarga Ndalem dan kerabat Ilyas, sebab sedang diadakan tsyukuran atas pernikahan putra sulung dari Kyai Zaynal Said Al-Muchtar Dan Nyai Zahnala Humaira.Ya,ini acara tsyukuran pernikahan Ilyas dan Chika.

berbeda saat pernikahannya diSleman, Jika di sana Chika banyak bicara tapi sini gadis itu menjadi pendiam, tak banyak tingkah seperti biasanya.bukannya menjaga image tapi Gadis muda itu merasa Insecure.

bagaimana tidak,saat ini ia dikelilingi BuNyai dan Ning dari beberapa pesantren yang berada diSemarang. dengan Nasab yang berbeda denganya, Chika merasa tak pantas mungkin itu kata yang menggambarkan perasaan Chika sekarang.

"bundaa kenapa ga bilang,kalo Ilyas itu Gus,"lirih Chika.

"kenapa Mbak?tumben diam-diam aja."tanya Fatimah yang berada disamping kirinya.

Chika menggeleng pelan."ini kapan selesainya?Aku lapar."bisik Chika membuat adik iparnya itu terkekeh.

ternyata kakak Iparnya itu sedang kelaparan,mungkin itulah isi pikiran Fatimah.

jam memang sudah menunjukkan pukul 20:00 itu artinya jam makan malam sudah tiba, tapi acara tak kunjung menunjukkan titik akhir.

"sabar Mbak,habis Do'a kita makan."sama halnya dengan Chika, Fatimah juga sudah lapar.

Chika hanya mengangguk mengerti, sebenarnya Ia tidak lapar hanya saja,Ia ingin acara ini cepat selesai.Chika ingin melakukan persidangan setelah ini.

"Do'a nya kira-kira berapa menit ye?biasanya kalo modelan kek gini bisa panjang, sepanjang perjalanan kehidupan,"Monolognya.

sesuai dugaan,Do'anya sangat panjang hingga membuat Chika lelah mengaminkannya walaupun ia tak mengerti doa apa yang dibacakan tadi,Chika benar-benar tidak tau.

tibalah saatnya untuk mengisi perut,mata Chika berbinar kala melihat santriwati yang makan beralaskan daun pisang.sungguh Chika sangat suka makan berjamaah seperti itu,menurutnya ada kesan tersendiri dari ritual tersebut.

"boleh gabung gak?"Tanya Chika kepada tiga orang santriwati yang sedang menuang nasi keatas daun pisang tersebut.

"eh Ning,Afwan Ning bukannya menolak tapi lebih baik Ning makannya sama keluarga Ndalem saja, takutnya Gus nyariin."Jawab salah satu diantaranya yang memiliki nama Faura.

memang benar Chika belum izin Ke Ilyas untuk makan bersama santri,sedari tadi Chika juga tak melihat keberadaan suaminya.

"dari tadi gu-saya ga ngeliat Gus Ilyas, tadi saya juga udah izin ke Ning Fatimah."Jujur Chika,sebelum melangkahkan kaki kelorong asrama yang akan ditempati oleh santri untuk makan,Chika sudah memberi tahu Fatimah.

Santri itu mengangguk."sebentar Ning, biar saya ambilkan piring."

"kok ambil piring?saya pengennya makan bareng kalian loh, pake ini."Chika menunjuk daun pisang yang sudah terisi ayam dan tahu sambal,sayur serta kerupuk.

"Ning yakin?"

"Yakinlah, emang kenapa?ada racunnya kah?" Tanya Chika membuat santri itu menggeleng pelan.

"yaudah, jadi boleh saya gabung?."Chika menaik turunkan kedua alisnya dengan senyuman yang merkah diwajahnya.

"Boleh Ning, sini samping saya kosong,udah kek room chat Wa,sepi."ucap Santri yang diketahui bernama Hilya Hinayah.

"Ga sopan kamu!"tegur Sisi Fatiah yang berada disampingnya,mereka berdua sudah bersahabat dari Mts hingga saat ini, tak heran jika sering terjadi pertengkaran kecil diantara mereka berdua.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα