AZ 14

9.4K 754 8
                                    

"Libatkan Allah dalam semua urusan mu.sebab yang berat akan terasa lebih ringan dan yang ringan akan terasa tidak ada."

.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING SEMUANYAA💗🌸





"yah mana bunda tau, bunda kan bukan peramal."

"siapa tau bunda punya ilmu nerawang gitu hahaha, dukun dong bunda."balas Chika terkekeh membayangkan bundanya menjadi dukun.dasar durhaka!

"sembarangan kamu." Diah ikut terkekeh. "jadi gimana, mau pake adat apa nih nikah sama Ilyas? hmmm lusakan, nikahnya?." lanjutnya

tawa Chika pecah saat itu juga "pake adat apa aja, sing penting bojone Ilyas."

Diah terkekeh pelan melihat putri semata wayangnya itu yang masi setia tidur dipahanyadipahanya. "genit banget si kamuu." gemas Diah mencubit hidung Chika hingga membuatnya merah.

....

2Hari berlalu, Chika tak kunjung memberikan jawaban atas pinangan Ilyas beberapa hari yang lalu. jujurly ia masi ragu untuk mengambil keputusan, mungkin ia akan meminta waktu lebih lagi.

hari ini gus Ilyas dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke Semarang, karena urusan mereka di Sleman sudah selesai. kini mereka tengah sibuk memasukkan barang kedalam bagasi mobil.

"sudah semua nak?." tanya Nala kepada putra sulungnya itu.

"Nggeh,mik." jawab Ilyas menutup bagasi mobilnya.

"yasudah kalo gitu.Diah, aku pamit pulang dulu ya. terimakasih atas tumpangannya selama kami disini,maaf kalo ngerepotin kamu." ucap Nala memeluk sahabatnya itu.

"iya, sama sama. kalian ga ngerepotin kok, malah aku seneng kamu ada disini. jadi ga kesepian, terimakasih juga sudah menemani aku pasca dirumah sakit." balas Diah membalas pelukan Nala.

"iya, sama sama Diah.kapan kapan main ke Semarang nggeh." tawar Nala melepaskan pelukannya.

"nggeh, nanti kan mau anterin Chika buat mondok disana." jawab Diah melirik Chika yang berada disampingnya.

"hati mogel ku syulitt menerima kenyataan ini." cetus Chika memasang raut wajah yang sedih.

Chika benar benar tidak bisa terima,dirinya akan dimasukan ke pesantren.sekolah yang paling ia benci,pasalnya bersekolah disana sangat amat membosankan tidak ada tanda kehidupan.jika ada option lain,maka dipastikan gadis itu memilih option tersebut. tapi sayangnya tidak ada pilihan lain.

"Chika, awal masuk pesantren memang akan terasa berat.tapi lama kelamaan, kamu akan terbiasa dengan kehidupan disana,cukup selalu libatkan Allah dalam semua urusan mu. sebab yang berat akan terasa ringan, dan yang ringan akan terasa tidak ada."peringat Nala beralih menyentuh kedua pipi Chika yang terlihat menggemaskan.

"siap, dicopy ummi mertua."

Nala terkekeh gemas sekali dengan anak sahabatnya ini."nggeh, ummi tunggu kedatangannya diSemarang,"ujar Diah mencium kedua pipi Chika."ummi tunggu juga jawaban Chika."lanjutnya.

Chika mengerti maksud dari ucapan Nala, membuatnya merasa bersalah.

"maaf ummi, Chika belum bisa ngasih jawabannya sekarang.Chika mau Sholat istikharah dulu, minta petunjuk sama Allah.nanti kalo udah dikasi jawabanya, Chika langsung nelpon ummi."

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang