AZ 37

8.2K 619 23
                                    

Ilyas baru saja memasuki kamar,suara muraja'ah terdengar begitu jelas di telinganya. Chika,Gadis itu tengah membaca Mashafnya setelah melaksanakan sholat Isya sendirian.

Pria itu dengan pelan-pelan menutup pintu kembali,ia mendudukkan dirinya ditepi kasur dengan mata yang fokus mengamati gadis yang sedang membelakanginya. kedua telinga Ilyas menikmati suara merdu milik Chika,hingga tak sadar perempuan itu sudah selesai membaca surah Ali-imran dan menutup mushafnya.

Chika menoleh mendapati Ilyas dengan mata yang terpejam,"Mas."lirih Chika mendekati Ilyas.

Sedangkan Ilyas tersentak kaget kala merasakan sentuhan lembut ditangannya.ia menunduk mendapati Chika yang sedang mencium punggung serta telapak tangannya.

"Lama,dari tadi disuruh pulang.kamu,kemana aja?liat udah jam berapa!" Ucap Chika dengan nada tak santai,ia menunjuk jam yang terpasang di Dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh.

"Dari Mesjid." jawab pria itu singkat,menoleh kearah jam yang ditunjuk istrinya yang memang sudah menunjukkan pukul sepuluh.

Chika menghela napasnya,setidaknya Ilyas tak pergi club malam.yeuu ini Ilyas Chik,bukan kamu!

"Mau makan?jangan bilang udah jajan diluar,ku tabok kepala mu." tawar Chika dengan sedikit bumbu kesadisan.

"Iya,sa-"

"Apa!kamu jajan diluar?!kamu ya,tadikan aku udah bilang jangan jajan diluar."potong Chika emosi dengan reflek perempuan itu berdiri dari duduknya.

Ilyas ikut berdiri,menyentil kening gadis di hadapannya ini membuat Chika meringis pelan."tidak boleh seorang istri meninggikan suaranya didepan suaminya,haram hukumnya dan tidak termasuk karakter orang mukmin yang suka berkata kasar,mencela atau memaki."

"Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata :"Sungguh perbuatan istri yang mengangkat suara di hadapan suaminya merupakan adab yang buruk. Karena sejatinya suami adalah pemimpin dan pemukanya sehingga sudah selayaknya seorang istri menghormati suami dan berbicara dengan penuh adab. Yang demikian itu akan lebih melanggengkan hubungan keduanya".
(Silsilah Fatawa Nur ala ad-Darb Dari kaset no.312)

Ilyas meletakkan kedua tangannya dibahu Chika yang tengah tertunduk meratapi kesalahannya."Saya belum makan, jadi tolong siapkan masakan yang kamu buat untuk saya."ucapnya mengangkat dagu perempuan itu agar melihatnya.

Chika tersenyum canggung,dirinya lagi-lagi membuat kesalahan.berburuk sangkaa."Maaf."lirihnya menatap Ilyas.

Ilyas mengangguk, membiarkan Chika berlalu menuju dapur untuk menyiapkan makan malam untuknya.setelah mengganti pakaiannya dengan baju rumahan,Ilyas menyusul Chika yang masi berada di dapur.

Hal yang pertama kali ia liat saat sampai disana adalah Chika yang sedang menata sup buntut yang gadis itu bilang padanya tadi.

"Udah kelar,ayo makan." Ajak Chika meletakkan mangkuk dengan isi yang terlihat menggiurkan itu.

Ilyas mendudukkan dirinya dikursi makan dengan Chika yang memilih untuk duduk dihadapannya yang dibatasi oleh meja makan.

"Aamiin." ucap Chika kala Ilyas telah selesai membaca doa sebelum makan.

"Aku udah kenyang,ga usah ditawarin.itu semua buat kamu aja."lanjutnya mengingat pria itu sering kali menawarkan makanannya untuknya.

padahal Ilyas sama sekali tak ada niatan untuk menawarkan makanannya untuk gadis itu,ntahlah mungkin Ilyas masi mode Ngambek!

Chika menghela napas,merasa suasana saat ini sangatlah canggung.gadis itu menjatuhkan kepalanya diatas meja makan dengan lengannya sebagai bantalan. Chika asik dengan dunianya sendiri,menatap dirinya lewat pantulan kaca.ya memang meja makan itu terbuat dari kaca hingga dapat memantulkan objek yang ada diatasnya.

ASTAGHFIRULLAH ZAUJATI ||ON GOING|| Where stories live. Discover now