29 DUA SEMBILAN 🐨

3K 168 12
                                    

Flashback nya kita tutup yahh, karna part kemarin cuma pengen nyeritain kematian nya mommy dan perkenalan Aldo dengan mami Tasya.

:
:
:

Sesuai keinginan Aldo semalam, keluarga Leonard sudah siap untuk pergi ke makam Aira.

Pagi Aldo terlihat diam, sepertinya karena mengingat mommy nya ditambah hari ini akan berkunjung ke makam Aira.

"Adek" suara lembut itu membuat Aldo menoleh. Saat melihat siapa yang memanggilnya Aldo tersenyum.

"Kenapa masih disini? Ayok katanya mau ke makam mommy, dibawah udah pada nungguin loh" ucap Ana sambil merapikan pakaian Aldo yang terkena angin.

Aldo mendongak menatap bundanya yang tingginya melebihi dirinya.

"Bunda" cicit Aldo

"Iya sayang kenapa? Hm" Ana mengusap pipi gembul bungsunya.

"Maafin adek yah! Adek udah jahat sama bunda" sendu Aldo

Ana tersenyum manis lalu mencium pipi bungsunya gemas "Ngapain minta maaf sih? Bunda tahu kok alasan adek enggak mudah nerima bunda"

"Kenapa adek gak pernah cerita? Kenapa adek nyimpen semuanya sendiri hm?" lanjutnya

"Adek gak mau bebanin daddy atau yang lain. Adek cuma beban buat kalian, adek itu repotin, ribetin, nyusahin dan banyak lagi" adu Aldo

Ana terkekeh "iya emang adek itu repotin, adek nyusahin dan ribetin"

Mata Aldo mulai berkaca-kaca "tuh kan mending bunda jauhin adek deh, jangan deket-deket adek"

"Bunda belum selesai ngomong loh. Tapi adek itu gemesin, suka bikin orang bahagia dan bunda suka direpotin sama adek. Kalo nanti adek kesusahan panggil bunda pasti bunda bantu nak. Jangan mengambil kesimpulan sendiri seperti itu. Adek itu benar-benar berharga buat keluarga ini sayang." Ana mengelus puncak kepala Aldo sambil tersenyum.

Mata Aldo mulai memanas, tidak tahan dengan kata-kata Ana yang membuatnya terharu. Selama ini dia salah kalau selalu berfikir menyusahkan orang lain.

"B-bunda hiks" Aldo langsung memeluk tubuh Ana menyembunyikan wajahnya di ceruk leher bundanya.

"Keluarin aja nak, tangisin semua yang buat Aldo sakit. Cerita ke bunda apa aja yang membuat adek sakit, sayang" Airmata Ana ikut keluar saat melihat putranya menangis.

"Adek cape bunda adek cape pura-pura bahagia, adek cape pura-pura tersenyum padahal luka didalam sini banyak bunda adek cape" suara Aldo terdengar tidak jelas karena Aldo masih bersembunyi di ceruk leher Ana.

Tangan Ana terus mengelus punggung, rambut Aldo,dan menciumi kepala Aldo. Dia hanya ingin diam mendengarkan keluhan kesah bungsunya. Selama ini Aldo hanya bisa cerita lewat virtual dengan Tasya dan sekarang biarkan Ana menjadi tempatnya bercerita.

"Bunda adek rasanya pengin nyusul mommy aja. Adek kangen mommy bunda, adek pengen sama mommy"

"Gak boleh gitu sayang, adek harus semangat jangan nyerah gitu aja, adek itu anak kuat. Adek gak lupa kan? Masih ada daddy, kakak, abang, opa, oma dan yang lainnya" tegur Ana, dia sungguh tidak rela jika Aldo menyusul Aira secepat itu.

ALDO LEONARD (End) Where stories live. Discover now