21 DUA SATU 🐨

3K 152 0
                                    

"Takut menerima orang karena takut kehilangan"

:
:
:
Mansion Aarav terlihat sepi, Aldo yang biasanya cerewet dan banyak tingkah pun sedari tadi diam. Hari ini Aldo terpaksa berangkat sekolah. Padahal Aarav juga menyuruhnya istirahat karena badan Aldo sedikit panas, tapi Aldo memilih berangkat sekolah. Aldo memilih sekolah agar tidak bosan dirumah dan nanti niatnya setelah pulang sekolah ia akan ke rumah sakit.

"Adek gak usah berangkat yah, badannya panas gini" sudah berkali-kali Aarav berucap seperti itu membuat Aldo menghela napas.

"Daddy, adek gak papa kok. Adek pengen berangkat sekolah yah" Aldo menatap daddy nya dengan puppy eyes membuat Aarav dan kedua kakanya menahan gemas.

"Huft, yasudah adek boleh berangkat. Tapi kalo rasa pusing atau lainnya langsung izin pulang yah?" pasrah Aarav. Mana tahan dia melihat anaknya mengemis-ngemis seperti itu.

"Yess" senang Aldo dengan bibir yang sedikit tersenyum membuat ketiga orang yang melihatnya tersenyum. Akhirnya Aldo bisa tersenyum kembali setelah dua hari anak ini selalu menangis.

"Yaudah ayok kakak anter!" ajak Aura

"Ayok. Abang mau ikut gak? Gak kengen nih? Nganterin adek kesekolah? " antusias Aldo

"Sebenarnya abang pengen ikut tapi abang ada urusan jadi kalian aja yah" balas Aran

"Oke deh, ayok kak kita berangkat!" ajak Aldo menarik tangan Aura namun ditarik balik oleh Aura

Aldo menoleh pada Aura menatap seolah bertanya ada apa?. Aura tersenyum melihat wajah Aldo yang polos.

"Pamit dulu dong sama daddy!" peringatan Aura

Tangan Aldo bergerak menepuk jidatnya pelan "oh iya lupa hehe" Aldo berjalan mendekati Aarav

"Daddy, adek berangkat sekolah dulu yah. Do'ain anak mu ini oke?" ucap Aldo lalu mencium pipi daddy nya

"Iya hati-hati yah, jidatnya jangan ditepuk-tepuk lagi nanti sakit,oke?" balas Aarav sambil mengelus jidat Aldo yang tadi ditepuk oleh anaknya.

Aldo hanya menyengir mendengar ucapan daddy nya. Aran yang daritadi diam pun mendekat lalu mengacak-acak rambut Aldo.

"Gemes banget sama adek abang yang satu ini ihh" gemas Aran membuat wajah Aldo cemberut

"Abang ih udah disisir rapih rapih juga malah diberantakin lagi ih" kesal Aldo tangannya sibuk memperbaiki tatanan rambut nya.

"Udah ah adek berangkat dulu babay" pamitnya lalu berlari keluar mansion

"ADEK JANGAN LARI!!" peringat ketiga orang itu membuat Aldo seketika berhenti lalu berjalan pelan.

"Haha, yaudah dad, bang. Kaka anter adek dulu yah, nanti setelah itu kaka ke kantor abang buat bahas yang semalam" ucap Aura yang diangguki Aran

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" balas kedua lelaki beda generasi itu.

Aarav menatap Aran "Memang apa yang kalian rencanain bang?" tanya Aarav

Aran memutar bola matanya malas "Daddy gak usah sok gak tau deh. Udah lah aku juga mau kekantor" pamitnya

Aarav terkekeh pelan "kan cuma nanya kepastiannya bang"

"Terlalu basa basi dad" celetuk Aran

"Kamu tuh, yaudah daddy juga mau ke rumah sakit" ujar Aarav lalu keduanya keluar mansion.

Dan berpisah saat mengendari mobil yang berbeda keduanya berjalan dengan tujuan masing-masing.

Didalam mobil menuju sekolah Aldo, Aura sedang fokus pada ipad nya. Sedangkan Aldo terlihat santai dengan ponselnya tidak ada obrolan antara keduanya.

ALDO LEONARD (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang