20 DUA PULUH 🐨

3.3K 165 9
                                    

Yok lanjut yok!! Jangan lupa vote and coment!! Ini perintah hehe

:


:
:
Aarav sekarang terlihat berantakan setelah mendengar kabar dari Langit dan para bodyguard nya, dia langsung meminta asistennya untuk menyiapkan jet pribadi untuknya pulang. Aura dan Aran juga ikut pulang mereka juga sama berantakan nya wajah Aura yang terlihat habis menangis.

"Bunda baik-baik aja kan?" tanya Aura pada Aran

"Bunda bakal baik-baik aja kok" Balas Aran lu memeluk tubuh kembarannya itu

Aarav hanya diam, sudah lama ia menghilangkan rasa takut seperti ini tapi kenapa rasa ini muncul lagi. Dulu dia sulit mengikhlaskan Aira pergi dan sekarang dia dibuat ketakutan karena Ana.

Dia tidak ingin kehilangan wanita untuk kedua kalinya, cukup Aira jangan Ana.

Aran juga sama dia pergi ke Kanada ingin mengikhlaskan kepergian mommy nya dan sekarang dia tidak mau kehilangan bunda nya.

"Semuanya bakal baik-baik saja" gumam Aarav

Setelah berjam-jam akhirnya mereka sampai diIndonesia, tujuan mereka sekarang adalah rumah sakit, mereka ingin mengetahui kabar Ana.

Tak butuh waktu lama mereka sudah di rumah sakit. Sudah bertanya pada bodyguard nya tentang ruangan Ana dimana. Mereka langsung bergegas ke ruangan itu.

Aarav melihat mamanya ada diruang tunggu bersama papanya.

"Ma, pa" panggilnya membuat kedua orang itu menoleh

"Gimana keadaan Ana ma? Kenapa kalian gak ngasih tau aja tadi?" tanya Aarav

Keduanya masih diam mereka tidak kuat memberi tahu kan hal ini pada Aarav

"Pa, gimana keadaan Ana?" tanyanya lagi sedikit menaikan suaranya

Gama yang sudah tidak tega melihat putranya yang terlihat kacau pun akhirnya menjawab "Ana koma"

Ucapan singkat dari Gama membuat ketiga orang yang bertanya-tanya bagaikan disambar petir, mereka diam seribu bahasa.

"Gak gak mungkin bunda itu kuat, bunda gak boleh tidur lama kayak gitu" histeris Aura

Neli melihat cucunya seperti itu akhirnya mendekat pada Aura dan memeluk nya memberi ketenangan.

Aarav mulai memukul tembok rumah sakit yang jelas-jelas tidak bersalah.

"Berhenti Aarav, tenang kan diri kamu. Ana pasti bakal siuman secepatnya" cegah Gama

"Ini semua salah aku pa, kenapa aku harus pergi" ucap Aarav menyerahkan dirinya sendiri

"Tidak, ini semua sudah takdir" ujar Gama

Aran masih diam namun air matanya terus menerobos keluar, wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu kedua nya sedang berbaring di atas kasur rumah sakit.

Seharusnya ketika Aran pulang ke Indonesia harus disambut dengan senyum wanita itu, tapi sekarang wanita itu menutup matanya dengan alat rumah sakit yang menempel di wajahnya.

"Lebih baik kamu liat sendiri keadaan Ana sekarang, tadi sudah dibolehkan menjenguk. Tapi hanya boleh satu orang" ujar Gama

Aarav mengangguk lalu berjalan masuk kedalam ruangan. Setelah melihat putra nya masuk, pandangan Gama jatuh pada Aran yang menatap tembok polos didepannya dengan tatapan kosong.

Gama menepuk pundak cucunya dan tersenyum menenangkan pada Aran

"Bagaimana kabar mu cucu ku?" tanya nya

ALDO LEONARD (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang