07 TUJUH 🐨

4.1K 186 2
                                    

Siang hari yang lumayan panas, keluarga Aarav sudah siap untuk pergi mengantar Aura. Aldo terus menangis sedari tadi membuat Aura tidak tega meninggalkan adeknya. Bahkan dirinya ingin membatalkan namun Aarav tidak membolehkan nya membuat dirinya tetap ke Kanada.

Sekarang mereka sudah berada dimobil, Aldo berada disamping Aura sedangkan Ana berada ditempat kemudi.

"Hiks kaka bata-lin aja hiks yahh" sesenggukan Aldo

"Gak bisa sayang. Kan tiketnya udah dibeli kalo dibatalin sayang dong" Aura menghapus air mata adeknya

"Kan hiks daddy kaya, emang hiks kehilangan itu bisa bikin hiks daddy miskin? Enggak kan" Aura kasihan melihat adek nya yang sedari tadi tidak berhenti menangis

"Loh kemarin bukannya adek udah bolehin yah? Masa sekarang dilarang" Aura terus memeluk Aldo dari samping

Aldo menatap kakanya "Adek gak hiks pengen kaka pergi, hiks abang udah pergi. Masa kaka hiks juga pergi"

"Bukannya malah seneng yah? Kan nanti Aldo jadi anak satu-satunya, kalo kaka sih seneng"

Berlanjut lah terus bujuk membujuk yang dilakukan Aura, Ana yang berada didepan pun tidak tega melihat Aldo menangis terus-terusan

"Mas batalin aja yah, kasihan Aldo nya. Aku gak tega banget" ujar Ana pada suaminya sedang fokus menyetir

Aarav menoleh "gak bisa, yang. Ini darurat, kamu juga tau ini bukan masalah perusahaan" balas Aarav

"Biar aku aja deh yang ngurus disana, dulu juga kan aku sering kesana" tawar Ana

"Gak bisa, sekarang yang waktunya maju itu Aura" ujar Aarav tegas

Ana menghela napas lelah, susah sekali membujuk Aarav ini pikirnya

Sesampainya dibandara, Aarav yang menggendong Aldo. Terlihat dari jauh ada yang melambaikan tangan. Ternyata itu opa dan oma yang ikut mengantar Aura.

"OPAA OMAA" teriak Aldo, langsung turun dari gendongan lalu berlari kearah mereka

"Ututu cucu opa ini, gemes sekali" Gama memeluk cucunya gemas

"Opa kenapa, jarang kemansion?" tanya Aldo

"Maaf yah baby, kan opa sibuk" balas Gama

"Oke"

"Meluknya opa aja nih? Gak sama oma?" ucap Neli sedih

Aldo langsung memeluk oma nya "ya harus peluk oma dong, apalagi cantik gini" ucap Aldo

"Kamu habis nangis yah?" mendapat pertanyaan dari oma nya membuat mata Aldo berkaca-kaca sampai akhirnya keluar lagi.

"Ehh sayang, kenapa nangis gitu? Kamu sakit iya atau apa?" tanya Neli dengan raut wajah khawatir

"Huaaa kaka mau pergi oma, adek hiks gak bolehin kaka hiks tapi tetep berangkat huaaa" adu Aldo

"Stt cup cup, cucu opa yang ganteng udah dong jangan nangis, kan disini masih ada opa, oma, bunda, sama daddy, terus juga ada bang verrel, ada Langit juga kan?" Neli menghapus air mata Aldo

"Tapi kan beda"

"Hei liat oma, kaka Aura harus pergi dulu, cuma sebentar kok. Aldo bolehin yah, nanti kasihan kakanya jadi sedih waktu disana, kalo ninggalin Aldo lagi sedih gini" mendengar ucapan oma nya mata Aldo beralih pada Aura yang tersenyum padanya

Aldo menghampiri Aura "kaka sedih yah? Klo Aldo sedih" tanya Aldo

"Iya kaka sedih kalo liat adek nangis gini" jawab Aura

Aldo menghapus air matanya kasar "Aldo gak nangis kok, yaudah kalo kaka harus pergi kesana, adek bolehin kaka" Aldo langsung memeluk Aura erat yang dibalas tak kalah erat

ALDO LEONARD (End) Where stories live. Discover now