23 DUA TIGA 🐨

3K 155 3
                                    

Aran sedari tadi memantau apa yang yang dilakukan kembarannya lewat ipad nya.

Hatinya sakit melihat kedua adeknya menangis bersama sambil berpelukan. Ingin rasanya ia mendekap keduanya dan memberikan kata-kata penyemangat. Namun dia ingin membagikan ruang untuk keduanya.

Aran merasa dirinya belum bisa menjadi abang yang baik untuk kedua adeknya. Dia gagal untuk selalu membuat adeknya tersenyum.

Dia ingat dengan kata-kata mommy nya "Di dunia ini gak ada yang namanya selalu bahagia, bang. Pasti ada posisi dimana kita merasa jatuh merasa kita gak bahagia diwaktu itu. Airamata itu selalu ada dalam hidup kita entah itu airmata bahagia ataupun airmata sedih." itulah kata-kata mommy nya yang selalu ia ingat.

"Jadi kangen mommy" gumamnya

Mungkin nanti dia akan mengajak adeknya untuk mengunjungi makam mommy.

Sedangkan di rumah sakit, Aarav juga sedang memantau kedua anaknya yang terlibat menangis sambil berpelukan.

"Gak nyangka kalian sudah sebesar sekarang. Kalian anak-anak daddy yang hebat." gumam Aarav sambil tersenyum.

"Kenapa Rav? Senyum-senyum sendiri lagi" celetuk Rio yang baru masuk ke ruang inap.

Aarav menoleh kearah Rio "gak ada apa-apa" balasnya

Mata Rio memincing mencari sesuatu "Lo gak selingkuh kan?" tanya nya

Aarav menatap Rio malas "selingkuh apanya sih? Gak ada manfaatnya banget" ujarnya

"Yaa barangkali, mentang-mentang Ana sakit, lo nyari kesempatan buat selingkuh"

"Gak ada niat sama sekali gue nyelingkuhin adek lo bang. Buang duit doang"

"Biasanya juga buang duit kok"

"Ye itu kan buang buat kebaikan, lah selingkuh emng kebaikan?"

"Yayaya, bagus deh kalo gitu"

Rio mendudukan dirinya disofa yang ada disana. "Ana udah ada perubahan belum?" tanyanya

"Udah ada sedikit perubahan, semoga aja secepatnya dia siuman" tangan Aarav mengusapi kepala dan pipi Ana.

"Aamin" sahut Rio

"Gue liat liat dari kemarin Aldo belum kesini. Gak ada niatan buat jengukin Ana gitu?"

Aarav menoleh pada Rio "nanti juga bakal kesini kok. Sebentar lagi mungkin"

Rio hanya membalas dengan anggukan, Aarav membalikkan badannya lagi matanya terus menatap wanita yang tertidur didepannya. Dia sudah rindu dengan wanita ini. Rindu sangat.

Rio menepuk pundak Aarav, membuat empu nya tersentak pelan "ngagetin aja lo" kesal Aarav

Rio terkekeh "Malam ini gue gak bisa jaga disini. Lo bisa kan?"

Aarav mengangguk "bisa" balasnya singkat

"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu" pamit Rio lalu pergi keluar.

"Na, kapan bangunnya? Gak cape apa tiduran terus? Aku yang liat aja cape, yang" ujar Aarav pada Ana

"Kamu gak kangen sama Aldo? Dia nangisin kamu terus. Dia udah bisa nerima kamu, yang"

Aarav terus mengelus tangan Ana yang berada di genggamannya. Terkadang punggung tangan Ana ia kecup.

"Kamu bangun yah! Kita cari dia sama-sama."

"Aku rindu kamu banget. Kamu gak rindu aku hm?"

Aarav terus berbicara, menceritakan hal-hal yang biasanya ia ceritakan pada Ana padahal istrinya itu tidak membalas apapun.

ALDO LEONARD (End) Where stories live. Discover now