Five or Nothing (Yeri x 99l N...

By starofmilkyway

211K 44.6K 17.5K

Punya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang kata... More

Prolog: Pancabintang
Aud dan Empat Begundal
Mr. Can-Do-It-All dan Tetangga Tiga Rumah
Si Musisi dan Ikon Baru Sekolah
Kuda Tomplok dan Warjok
Kapten Basket dan Teman Berjuang
Saatnya bersinar
Bukan Anak Indie
Ada Yang Baru
Menolak Tawaran
Lomba Esai
Kehidupan Normal
Dasar Netizen
Pasca UAS dan Liburan
Kembalinya Yerikha
Almost Paradise
Kado
Yanuar
Turnamen
Akhirnya!
Dipanggil Terus
Her Top Secret
Brother
Trio Sedang Rapuh
Vila Aheng - BYUURR
Vila Aheng - Terkuak
Vila Aheng - Keluhan Batin
"Pernah, Gak?" - Mark
The Lontong Sayur Guy
Salah Satu Alasan Kembali
Habis Makan Nyamuk
Kesal Tanpa Alasan
Kepikiran
Yang Sebenarnya Cemburu
Bukan Berantem
"Pernah gak?" - Dejun
Tapi Baikan
Lucas Labil
Di Ruang BK
Deadpool dan Chris Evans
Saya Tertarik
Yang Mana?
Butuhnya Satu Hendri
First Love Atau Bukan?
"Pernah gak?" - Lucas
Keputusan Untuk Sebuah Pilihan
"Update Barengan Yuk"
Curhat Bersama Leon
Gak Normal
Semuanya Dekat
Pelik Yang Ini, Pelik Yang Itu
Garis Terdepan
Satu Lagi Pemendam Perasaan
Study Tour
SKJ (Studytour Kagak Jelas)
Agit dan Perubahan
Rasanya Ada Yang Kurang
Pertemuan Singkat
Salah
Menerka-Nerka
If I Bleed, You'll Be The Last To Know
"Pernah gak?" - Hendri
Little Chit-Chat
Bu Lala dan Pak Lili
5/5
Two Sides
Boys Corner
"I'm Sorry."
Karena Bakiak, Jatuh Cinta
Onederful Fest
It Is Pancabintang!
Another Liar
How A Wallflower Has Turned Into A Lion
The Elephant In The Room Between The Two of Us
Si Pengamat dan Pendengar
Everything Has Changed
Should He Regret It?
Nosebleed
Memperbaiki dan Memulai Kembali
Penghujung SMA
Epilog: Five Or Nothing
The Fifth Season

Huru-hara Lomba Tari Saman

2.5K 557 420
By starofmilkyway

apakah harapanku pupus atau harus semakin kukencangkan doaku untuk 99z ke yerihanbang... 🤯

▪︎▪︎▪︎▪︎
































Program kerja ekstrakurikuler tari Saman pun tiba. Semua kerja keras Yeri mengenai masalah keuangan proker ini akhirnya dapat diimplementasikan di hari Sabtu ini.

Yeri sebagai anggota reguler akan tampil sebagai pembuka lomba tari Saman antar sekolah yang diadakan sekolah mereka. Dejun pun juga akan tampil, Skywings akan manggung sebagai pemanis acara. Mark sebagai anggota OSIS juga memantau perkembangan acara terbesar ekskul Yeri ini. Gak lupa juga ada Hendri yang berperan sebagai panitia sie keamanan di sana.

Hanya Lucas yang berhalangan hadir. Lantaran dia ada kepentingan untuk mengurus turnamen yang diadakan ekskulnya minggu depan.

Karena tradisi SMA mereka, habis mengadakan lomba seni, selanjutnya disusul turnamen ekskul olahraga. Baru nanti puncak acara yang berisi penyerahan penghargaan dan hadiah bagi pada pemenang diletakkan di pensi terbesar mereka, Onederful Fest. Onederful Fest biasanya diadakan di bulan Agustus, yang artinya ketika mereka kelas 12 nanti.

"Tonton gue!" kata Yeri ke Hendri di depan kelas yang menjadi ruang ekskul Saman bersiap-siap sebelum tampil.

"Iyeee nih gue tonton," balas Hendri. "gue snapgramin juga pas lo teriak KKRRRIIYAAAHHH dan gue kasih unjuk ke seluruh dunia kalo lo center Saman,"

Yeri tertawa mendengarnya. Ia memukul pelan bahu Hendri sebagai tanggapannya.

"Jangan gugup lu, apalagi ada gue kan," ledek Hendri.

"Dih, sokap lau,"

Lalu muncul Dejun dan Mark menghampiri mereka.

"Ucet," kata Dejun. "cakep lu kayak gitu," komentar Dejun melihat Yeri yang memakai kostum Samannya.

"Jadi menurut lo gue jelek kalo gak kayak gini?"

"Ya iya lah? Akhlak lu aja jelek,"

Yeri mengelus dadanya. "Sabar... ya Allah kuatkan hamba dalam menghadapi syaiton-syaiton ini...."

Dejun ketawa. "Semangat lu, jangan mikirin utang pas tampil," ucap Dejun.

Yeri mendengus. "Bodoooo amaaaat."

Mark yang sedari tadi cekikikan pun akhirnya menimbrung. "Semangat, Yer! You can do it!"

"Ya ampun kenapa sih kalian semua semangatin gue segininya? Padahal ini bukan penampilan perdana gue. Guenya biasa aja padahal,"

Dejun mengangkat bahu. "Gak tahu juga, gabut aja."

Hendri bertanya. "Skywings jam berapa manggung, De?"

"Masih lama pokoknya, dua jam-an lagi lah,"

Mark yang membuka ponsel untuk melihat pesan dari Lucas lalu berkata, "Yer, ada telfon dari Lucas,"

Yeri kemudian menerima telfon Mark dan menyentuh button loudspeaker. "Halo, Lukes,"

"YERIKHAAAAAAA," teriak Lucas di seberang sana.

"IYEEEE, KEDENGERAAAN. Gak usah teriak-teriak nape," balas Yeri disusul tawa tiga orang lainnya.

"YERIKHA, FIGHTING HAEYADWAE!!!"

Dejun menyahut. "Bahasa apaan lagi si tuh bocaaaah?! Ya Tuhan,"

Begitu Yeri dan pasukannya akan bergegas ke belakang panggung, mereka bertiga pun berjalan ke lapangan untuk menyaksikan penampilan tari Saman sekolahnya. Sebelum mereka pergi, mereka bertiga menepuk pundak Yeri satu per satu.

"Semangat, Cil." kata Dejun.

"Semangat, Mim." kata Mark.

"Semangat, Sal." kata Hendri.

Yeri bergumam, "Buset, banyak bener panggilan gue."

Yeri dan regunya ke belakang panggung. Bersiap untuk tampil di hadapan khalayak ramai sebagai pembuka acara. Begitu pembawa acara sudah memanggil mereka, mereka langsung memasuki panggung yang diawali oleh alunan musik khas tarian asal Aceh tersebut.

Mereka membawakan penampilan dengan sempurna. Gak lupa teriakan kawan-kawan angkatan di lapangan yang meneriaki nama mereka yang di atas panggung. Juga Hendri yang benar-benar snapgramin Yeri pas dia teriak 'KKKRRRIIIYYAAHHH' dan zoom in banget di sana.

Penampilan diakhiri dengan tepuk riuh para penonton (terutama masyarakat sekolahnya sendiri tentu saja) dan acara berlanjut ke pembukaan hingga perlombaan pun dimulai.

Yeri sebagai panitia inti tentu saja mulai sibuk kesana-kemari membantu koordinasi panitia lain menjalankan acara. Gak lupa Mark sebagai anggota OSIS yang memang selalu membantu bila ada acara sekolahnya. Hendri pun sebagai sie keamanan juga mondar-mandir memantau sekolah agar tetap kondusif.

Dejun? Sibuk pacaran sebelum Skywings tampil maupun sesudah tampil. Padahal panitia juga.

●●●●●

SMA Harapan Bangsa yang merupakan peserta lomba sudah tampil sejak setengah jam yang lalu. Mark baru saja membantu mereka untuk menunjukkan sudut-sudut sekolah mana saja yang berisi stan makanan, kamar mandi, dll. Peserta lomba dari SMA itu sekarang bisa bersantai sembari menunggu acara selesai.

Mark lalu memasuki ruangan audio visual, yang menjadi ruangan khusus semua panitia acara. Begitu memasuki ruangan, maniknya menatap perempuan kelas sepuluh yang rambutnya digerai dan sedang sibuk menulis laporan.

"Halo, Yeji." sapa Mark sembari menghampiri adik kelasnya itu.

Yessy menatap Mark sekilas lalu ia menyinggungkan senyuman ke ketua OSIS-nya itu. "Halo, Kak. Tapi panggilnya Yessy aja."

"Maunya Yeji, gimana?"

Yessy terdiam sesaat. "Kurang formal kalo Yeji kesannya."

Mark tertawa pelan. "Oh, iya sih masih di lingkungan sekolah," katanya. "berarti kalo di luar sekolah boleh kan panggil Yeji?"

Yessy semakin bingung menanggapi Mark. Dia gak pernah menyangka kalau ketua OSIS-nya bisa sesantai ini sama dia walaupun mereka sedang berbicara di luar organisasi. Ia pun hanya menyinggungkan senyuman sebagai balasan dan lanjut menulis laporannya.

Mark lalu mengintip apa yang Yessy kerjakan di sana sampai membuat fokus Yessy berada di kertas itu. Lalu ia menemukan ada 'SMA Harapan Bangsa' tertulis oleh tulisan Yessy di sana.

"Oh, SMA Harapan Bangsa, barusan saya ketemu ketua Saman-nya." kata Mark. "Ini laporan?"

Yessy menjawab. "Iya, Kak. Saya LO-nya."

Mark mengamati kertas laporan itu. Ia lalu menunjuk beberapa bagian yang Yessy tulis. "Ini kebalik nih, Yes. Harusnya kamu tulis yang ini di situ, baru di bagian ini kamu tulis yang itu,"

Yessy langsung panik. "Oh, iya, makasih, Kak."

Yessy kemudian lanjut meneruskan laporannya selaku LO dan membenarkan kesalahannya atas bimbingan Mark. Mark duduk di kursi sebelahnya dan terus-menerus berada di sana bahkan sampai Yessy selesai menuliskan laporannya.

"Makasih banyak ya, Kak," kata Yessy.

Mark mengangguk seraya tersenyum. "Sama-sama. Lain kali lebih hati-hati, ya. Apalagi kamu kandidat calon wakil, kalau suatu saat kamu beneran yang menjabat, harus paling teliti."

Yessy mengangguk mendengar petuah dari ketuanya.

"Karena ketua-mu pasti sibuk. Ketua lebih cenderung berbuat salah karena pikirannya pasti banyak terbagi. Jadi kamu sebagai wakil, make sure to keep your leader sane."

"Oh, jadi Kak Mina ya yang bikin Kak Mark tetap waras?" kata Yessy.

Mark tertawa dan mengangguk menanggapinya. "And my bestfriends, actually."

"Kak Lucas dkk ya?" tanya Yessy lagi. "Eh, maaf Kak. Gak maksud kepoan," lanjut Yessy masih segan.

"Santai aja," kata Mark. "yes, they are. It's lucky for me to have them,"

Yessy mengangguk. Ia memikirkan pasangan kandidatnya, yaitu Jeno. Apakah Jeno juga memiliki teman yang sekiranya akan menjadi support system seperti yang Mark miliki? Yessy berharap iya. Karena Jeno dan Yessy kadang sama-sama besar kepala sehingga konflik juga gak jarang terjadi.

Takut kalau misalnya kedepannya Jeno sedang berada di puncak amarahnya, Yessy gak dapat membantu karena Jeno dan Yessy memiliki karakter yang sama. Yessy menjadi berharap, semoga Jeno memiliki Pancabintang versi dirinya jika memang mereka kedepannya terpilih menjadi ketua dan wakil ketua OSIS.

Yessy mengangguk. "Good for you, Kak,"

Yessy lalu membereskan alat tulisnya dan merapikan kertas laporan yang barusan ia kerjakan karena dirinya berperan menjadi liaison officer peserta lomba.

Mark tersenyum. "Mau ngobrol?"

●●●●●

Skywings sudah tampil. Jelita dengan bangga menonton kekasihnya di panggung sebagai vokalis. Bahkan ketika Dejun membawakan lagu dari Maroon 5 yang berjudul "Sugar", Dejun seringkali menatap Jelita yang ada lapangan untuk menonton dirinya. Membuat Jelita salah tingkah sendiri.

Sekarang mereka lagi di kantin. Mau makan karena akhirnya bisa makan bebas karena sudah tampil. Jadi gak perlu panik suara Dejun mau pun Syifa bakal fals pas manggung.

Syifa duduk di samping Ricko. Berhadapan dengan Dejun yang duduk di samping Jelita. Syifa lagi makan kentang goreng sambil minum thai tea dan Ricko di sampingnya minum kopi.

"Anjir lo Jun!" pekik Syifa yang sedang membuka ponselnya.

Dejun yang lagi haha-hihi sama Jelita lalu menoleh ke Syifa. "Apeee? Salah gua apeeee?!"

Syifa mengomel. "Gue tadi minta temen gue snapgramin gue pas tampil. Tapi orang-orang yang nge-dm gue malah pada nanyain elo, bukan gue!"

Dejun tertawa. "Masa?"

Syifa lalu menyodorkan ponselnya. "Tuh anjir! Liat,"

Dejun pun mengambil ponsel Syifa. Dan benar aja dm-dm Instagram Syifa isinya:



Syif, yang nyanyi ganteng banget...

Ya Allah itu Arjuna kan Syif?! Kok satu band sama elo?!

SYIFA MAU KONTAK DEJUN DONG



Dejun ketawa-tawa bacanya. Beneran hampir semua yang reply snapgram Syifa isinya ngomongin dia. Beda sama Jelita yang bacanya malah cemberut.

Dejun dengan usil memperlihatkannya ke Jelita. "Cemburu gak?"

Jelita nambah cemberut sambil mukul tangan Dejun. "Au ah gelap."

Dejun lalu ketawa lagi dan mengembalikan ponsel Syifa. "Bilangin Syif, gak boleh. Dejunnya udah punya pacar."

"IYE DAAAAAH YANG PUNYA PACAR IYEEEE," sahut Ricko salty.

Syifa tertawa mendengar ocehan Ricko. "Sirik mulu lo mah,"

Ricko sebal. "Gak ada apa yang nanyain bassist-nya?!"

Syifa lalu lanjut membuka dm akun Instagramnya. Syifa menemukan Lucas yang membalas snapgramnya itu. "Ada nih, tapi dari Lucas,"

Ricko langsung malas. "Sekip anying,"

Namun Syifa malah membacakan dm Lucas. "Katanya gitar kupetik bass kubetot, yang main bass gajetot."

"Bangsat!" Ricko mengumpat yang diikuti tawa semua penghuni meja mendengar dm Lucas dari Syifa.

Gak lama, Dino datang dengan seporsi ayam katsu. Ia hendak duduk di samping Jelita. Namun belum sempat ia duduk, Dejun mengusirnya.

"HUSH! Gua mau pacaran, sana bertiga duduk samping Ricko!" usir Dejun ke Dino.

Dino mengumpat. "Bangke! Pacaran baru seumur jagung aja lu!"

Dino lalu duduk di samping Ricko. Bersamaan dengan Syifa yang menyahut, "Emang gitu lah, Din, kalo baru jadian mah. Dunia milik berdua, yang lain ngerental."

Lalu mereka lanjut mengobrol di tengah huru-hara lomba Saman sekolahnya itu. Jelita bersyukur banget karena anak-anak Skywings itu anak baik-baik. Malah dia ketawa pas tahu Dejun curhatin Jelita ke Syifa pas sebelum jadian.

Untung juga Syifa anaknya emang enak diajak ngobrol dan udah punya pacar, si Hangga. Jadi Jelita gak punya alasan buat dia cemburu kalau Dejun dekat sama Syifa.

Jelita kemudian memakan corndog-nya yang baru ia beli di stan makanan. Makannya hampir belepotan kalau saja Dejun gak menghapus noda mayonnaise dan saus di mulutnya ala-ala drama Korea.

"Enak gak?" tanya Dejun bermaksud menanyakan corndognya.

Jelita mengangguk. "Enak kok,"

Dejun berkata, "Mau,"

Jelita kemudian menyuapi Dejun corndognya yang selanjutnya membuat mereka berdua tertawa lantaran malah jadi Dejun yang makannya berantakan.

"Syauuuul, kapan yak gua disuapin?!" keluh Ricko yang melihat adegan suap-suapan di depannya. Rasanya kayak deja vu waktu melihat Yeri nyuapin Lucas di masa lampau.

Tentu saja Dejun semakin meledek Ricko dengan wajahnya yang ngeledek nyebelin lah pokoknya.

"Syif, suapin gua dong," Ricko menoleh ke Syifa dan menunjuk ke kentang goreng milik Syifa.

Syifa lalu meletakkan ponsel di telinganya. "Halo, Hangga pacarku? Ada yang minta aku suapin,"

"Sueeee, cewek ketua geng emang asyuuu!" umpat Ricko.

Dino ketawa mendengar ocehan kawan di sampingnya. Hampir kesedak lantaran lagi makan ayam katsu.

"Din, suapin gua please!" seru Ricko frustasi.

Dino yang sedang mengunyah ayam katsu kemudian mengeluarkan isi mulutnya ke sendok. "Nih, buka mulut lu."

"JOROOOOK BAJINGAN!"

●●●●●

Yeri yang tak sengaja melihat layar ponsel Hendri berkata, "Ea, nge-stalk Kak Pinkan dia,"

Hendri yang tertangkap basah sedang stalking kakak kelas itu pun langsung buru-buru keluar dari aplikasi Instagram-nya.

"Kagak anjir," elak Hendri.

"Kagak kagak tapi panik," kata Yeri sambil tertawa.

"Serius kagaaak. Itu gue lagi liat yang seen snapgram gue yang isinya lo lagi KKRRRIIYYAAAHH," Hendri mengelak lagi.

Yeri berkata, "Ya udah sih kalo nge-stalk emang kenapa. Gak usah salting gitu dong, gue gak cepu,"

Yeri sudah mencuci mukanya yang tadi full make up buat tampil Saman. Hendri sedang duduk-duduk santai di koridor bersama anak tongkrongannya yang dari kelas sepuluh dan merupakan panitia juga di tengah jalannya acara ini.

"Jajan yuk," kata Yeri.

"Kuy," kata Hendri lalu bangkit. "Eh, gue tinggal dulu ya," ujar Hendri ke kawannya di sana.

Begitu sudah jalan menjauh dari meja Hendri tadi, Hendri marah-marah.

"Lu ye! Main Pinkan Pinkan aje! Tadi tuh anak Falcon, geblek! Kalo mereka denger yang enggak-enggak elu ye tanggung jawab!" seru Hendri dengan wajah panik begitu mereka sudah menjauh dari kawan-kawannya.

Yeri cengengesan. "Oh iya, maap. Sori sori,"

Mereka lalu berjalan ke stan-stan makanan beriringan.

"Eh, tapi dompet gue gak ada cash, Sal. Cuma ada duit parkir," kata Hendri begitu hampir sampai ke stan makanan.

"Ya udah pake duit gue dulu," jawab Yeri. "pengen Hophop gak?"

"Boleh deh," jawab Hendri.

Mereka berdua kemudian membeli minuman yang dinginnya kadang suka bikin brain freeze itu. Minuman Yeri lebih dulu jadi dan perempuan itu langsung meminumnya.

"Gue jadi mau mie ayam dah," kata Hendri begitu Yeri sudah meminum minumannya.

"Yah, duit gue gak cukup tapi,"

"Mau ambilin duit gue gak? Di tas gue tuh di auvi, ada gocap seinget gue. Gue beliin lo sekalian deh mie ayamnya," kata Hendri.

"MAU LAH!" jawab Yeri antusias yang diikuti kekehan Hendri.

Yeri lalu meninggalkan Hendri menunggu minumannya dan berjalan ke ruang audio visual yang merupakan ruangan khusus panitia acara.

Ruangan itu kebetulan pintunya sedang terbuka. Menampakkan siswa-siswi yang merupakan panitia acara di dalamnya.

Langkah Yeri terhenti sebelum memasuki ruangan itu. Lantaran ia melihat pemandangan yang membuat dirinya membeku seketika. Es yang berada di tangannya, rasanya pun menjadi berkali-kali lipat lebih dingin.

Ia mematung memandangi Mark yang sedang asik bergurau dan berbincang dengan anak perempuan kelas sepuluh yang Yeri tahu dia siapa.

Yeri kemudian mengingat ucapan Mark tempo hari,

"I like her the most actually."

Yeri paham kata 'suka' dalam kalimat itu memiliki banyak makna. Yeri yakin kata 'suka' itu berarti Mark menyukai Yessy dengan cara yang berbeda.

Yeri masih mematung memandangi Mark yang tertawa di sana bersama Yessy. Rasanya kakinya berat untuk melangkah lebih jauh atau bahkan sekedar berdiri. Hatinya teriris melihat pemandangan itu yang tentu saja tergambar dari ekspresi wajah Yeri yang murung seketika.

Terus terang, Yeri cemburu.

Tapi, emangnya Yeri siapa untuk mendapatkan hak buat cemburu? Apakah 'jabatan' sahabat sudah cukup baginya untuk mendapatkan kewenangan perasaan berupa cemburu? Tentu saja belum.

Cukup lama Yeri berdiri di sana, rasanya tubuhnya mati rasa seketika. Tidak bisa bergerak mau maju ataupun mundur. Yeri bahkan sampai lupa tujuannya apa ke ruangan audio visual di sana.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang merangkul pundaknya sehingga membuat tubuh Yeri sedikit terdorong dan hampir ambruk kalau tidak empunya tahan.

Yeri lalu menoleh ke orang yang baru saja merangkul dirinya. Ia mendapati bahwa kawannya, Hendri-lah yang merangkulnya di sana. Hendri menatap Yeri dengan senyum penuh arti, membuat Yeri bengong begitu mendengar ucapan Hendri.

"Gue tahu, lo sebenernya suka kan sama Mark?"

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 358 13
๐™–๐™š๐™จ๐™ฅ๐™–เญจเญง หปหณหฏโ‚‘*เฅฐยจฬฎ โ keseharian 4 anak didik nyai Sooman di sosmed mereka โž โ‰ก;- ๊’ฐ ยฐAespa book๊’ฑ โ‰ก;- ๊’ฐ ยฐSocial media ver๊’ฑ
588 57 6
Pertemuan kembali dengan mantan pacar membuat Kazuha tidak tenang di tempat kerja barunya, apalagi fakta bahwa sang mantan adalah atasannya sendiri. ...
452K 45.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
235K 26.5K 43
bagaimana jika kau menikahi orang yang sama sekali tidak mencintaimu? tapi sekarang dia suamimu.