Lump In your Troath [PROSES R...

By Nanauykk

1.7K 576 221

PROSES REVISI "Even a strong boy can cry just because of a girl" Kala seorang laki-laki sudah mencintai satu... More

✿ Prolog ✿
✿ Crazy Friend ✿
✿ First Love ✿
✿ Handsome ✿
✿ Lupa ✿
✿ Sorry ✿
✿ He's not my boyfriend ✿
✿ Is it possible? ✿
✿ Misi Rahasia ✿
✿ True Nature ✿
"Terungkap"
✿ Girlfriend Or Friend? ✿
✿ Problem ✿
✿ Gengster ✿
✿ Nostalgia (?) ✿
✿ Not A Joke ✿
✿ Fault ✿
✿ "My Heart Is Broken" ✿
"Complicated"
✿ Light ✿
✿ Broken By Love ✿
✿ Difference ✿
✿ Here ✿
"Awal yang baru"
"Playboy"
"My Hero"
"L0V3"
"Revenge For Ex"
"Light Garden"
"About Feelings"
"proximity"
"You Love Me?"
"Punishment"
"Sad Cry"
"Graduation"
"Happiness"
"Answer"

"Wedding-End"

36 12 14
By Nanauykk

Wahhh udah ending aja ni
Jangan lupa vote ya✨
______________________________________
.
.
.
.
"WOY LO DIMANA HAH!?" Kata seorang wanita menggendong bayi perempuan yang sedang menangis sambil marah marah ke telefonnya.

"Dimana sih dia..." keluh wanita yang umurnya lebih tua lagi sedang menggendong bayi laki laki berusia 1 tahun lebih muda dari si anak perempuan.

📞 "Iya gue lagi dijalan ini seben-"

"Ini putrimu lagi demam faham!cepatlah pulang,dia menangis mencarimu," katanya lagi.

📞 " Sebentar lagi aku sampai say-"

"Lu gak sampai rumah dalam 5 menit,gue umyek umyek Lo Sampek jadi abu" /berbisik.

Tak lama kemudian seorang laki laki datang dari pintu depan.

"Pulang juga kamu..." Kata wanita itu.

Laki laki itu lantas menggendong putri kecilnya.

"Cup cup Zera kamu demam sayang?" Kata laki laki itu memanggil putrinya Zera.

"Maafkan papa sayang,Papa kena macet tadi,kamu mencari papa ya Zera?cup cup cup" Kata si laki laki itu penuh kasih.

Sementara wanita yang umurnya lebih tua tadi alias nenek mereka menyerahkan bayi laki laki ke wanita yang lebih muda.

"Terimakasih ma sudah membantu menjaga Alan" katanya.

Si nenek mengangguk "iya sayang"

"Bagaimana Alan?dia tidak apa apa kan?" Kata si papa

"Tidak apa apa kok,dia hanya terbangun gara gara Zera menangis"

"Oh...baiklah..."

Setelah semua kembali tenang,nenek pun tertidur karena kelelahan saat menjaga Alan.

Zera pun sudah tenang,ia juga ikut tertidur pulas.

"Maafkan gue ya..." Kata laki laki itu saat memandangi istrinya menyelimuti Alan dan Zera.

"Gue yang minta maaf Zer...." Katanya.

Lelaki yang menjadi ayah dari anak anak tersebut adalah Zero.

"Tidak Al..."

"Gue yang ngebentak Lo tadi..." Kata Alicia.

Zero tersenyum,ia lalu memeluk istrinya itu.

Loh,kok Alicia jadi istrinya Zero?

Bukannya..?

Eits!? Wait wait kalo kita flashback sebentar gimana?^^
.
Uke kita flashback
.
.
.
"Maaf..." Kata Alicia.

"Maaf,sebentar aku terlalu gugup" kata Alicia saking senangnya.

"Tenang saja nak.." kata Reza.

"Baiklah...saya setuju..." Kata Alicia.

"Apakah Alicia sudah siap untuk menjadi pasangan dari ananda Zero?"

"Siap"

"Ikhlas?"

"Ikhlas"

"Bukan tanpa paksaan?"

"Iya,saya menerima tanpa merasa sedikit pun terpaksa" kata Alicia mantap.

Zero tersenyum,ia lega sekali, penantiannya selama ini tidak sia sia.

Ia memberi waktu tujuh tahun kepada Alicia untuk memutuskan,hingga pada akhirnya ia menemukan jawaban yang sangat membuatnya senang.

Acara pun terus berlanjut dari tukar cincin dan pengenalan anggota keluarga,penentuan tanggal pernikahan dan lain lain.

Beberapa Minggu setelahnya disiapkan acara pernikahan mereka berdua.

"Halo Bos..." Panggil seseorang yang tak lain ialah Arga.

Ia datang bersama istrinya bunga,dan putranya Rafi yang sudah berusia 5 tahun.

"Pamannn" panggil sikecil Rafi sambil berlari kecil kearah Zero.

"Eh ada Rafi...apa kabar Rafi" tanya Zero lalu menggendongnya.

"Baik donk paman"

"Wah udah makin gede aja ni" kata Zero sambil bermain dengan Rafi.

"Apa kabar Zer" Tanya Arga.

"Baik bro,lu sendiri?" Tanya Zero.

"Baik" kata Arga.

"Bunda..bunda..pengen beli es klimm" kata Rafi pada Bunga.

"Sayang....Bunda gak bawa uang" bohong Bunga.

"Ahhh Bundaaa Rafi pengen es klimm" kata Rafi merengek.

"Rafi jangan gitu,kamu ini baru saja sembuh kalau nanti sakit lagi gimana?mau?" Tanya Arga.

"Tapi ayah aku pengen es klimm,es klimm,es klimm" rengek Rafi yang sedang digendong Zero.

"Rafi jangan manja" kata Arga.

Alicia yang melihat hal itu langsung ikut nimbrung.

"Eh ada Kak Arga dan Kak Bunga,ada Rafi juga" kata Alicia basa basi.

"Eh iya dek Alicia" kata Bunga.

"Rafi kenapa kok merengek gitu?" Tanya Alicia.

"Dia ingin dibeliin es krim,tapi baru saja sembuh" kata Arga.

"Oh...Rafi jangan beli es krim ya,kan baru sembuh.." kata Alicia.

"Tapi..Tante..."

"Mau buat kue bareng Tante gak?" Kata Alicia.

"Mau mau mau" kata Rafi antusias.

"Rafi...jangan merepotkan Tante Aliciaa sayang" kata Bunga.

"Tidak apa apa Kak...ayokk" kata Alicia"

Zero pun menurunkan Rafi,lalu Rafipun diganteng oleh Alicia menuju ke dapur.

"Maaf ya Rafi memang suka merepotkan" kata Arga.

"Iya gak apa apa kok,lagi pula kami tidak terasa merepotkan" kata Zero.

"Ya sudah silahkan duduk dulu" kata Zero.

Arga dan Bungapun mengangguk lalu duduk disofa,mereka disuguhi berbagai macam kue dan jus Melon.

"Jadi kedatangan kita kemari ni ye,pengen ngucapin selamat ke Lo yang bentar lagi mau nikah" kata Arga.

"Oh...gitu doank kak?gak mau muji gue kah?" Kata Zero.

"Muji apaan?"

"Muji kalau gue tambah ganteng seiring bertambahnya usia" kata Zero.

"Oh tentu saja tidak,orang gue lebih ganteng dari pada lu" kata Arga.

"Siapa bilang?" Tanya Zero.

"Istri gue,ya kan sayang?" Kata Arga.

Bunga mengangguk,ia malas berdebat dengan Arga didepan sepupunya.

"Loh..benarkan.." kata Arga.

"Halah minta pembelaan" kata Zero.

Merekapun lalu membicarakan soal dekorasinya,karena dulu Arga pernah bilang bakal ikut membantu dalam dekorasi pernikahan Zero dan Alicia.

Walaupun saat itu Arga hanya bercanda,tapi malah mereka menikah beneran.

Ya sudahlah ya,takdir....

Hari itu semua orang sibuk,Laura sibuk memilih menu yang pas untuk tema pernikahan nanti,karena dia punya bisnis marketing,jadi dialah yang terpilih untuk membantu bagian konsumsi.

Aldo menyiapkan lampu lampu dan menyewa kursi kursi dan meja.

Tere membantu membantu Alicia untuk mencari baju pengantin yang bagus,ia tinggal memilihnya nanti mau yang mana.

Devan juga ikut ambil bagian dalam dekorasi.

Setelah diskusi itu Arga ingin ke tempat dekorasi nya bersama Devan.

Dan tentu saja,Rafi merengek ingin ikut,namun mereka diizinkan.

"Tere kamu gak boleh capek capek,kamu kan lagi mengandung" kata Alicia.

"Gak Al,ini gak capek kok,cuma nyari baju pengantin aja" kata Tere sambil melihat lihat

"Ya sudah,kamu duduk dulu ya,aku ambilkan air mineral" kata Alicia.

Tere mengangguk.

Begitulah kurang lebih persiapan mereka yang super super sibuk,dari memilih baju pengantin sampai dekorasi dan konsumsi.

Dan.....

Tidak terasa jarum jam berputar bergerak begitu cepat,seperti baru satu menit yang lalu,sekarang adalah malam sebelum pernikahan,dirumah Alicia masih ramai dengan persiapan walaupun beberapa sudah pulang karena memang waktunya untuk pulang-_-.

Alicia tampak gelisah,ia mondar mandir didalam rumah,ia ingin keluar jalan jalan,tapi tidak diperbolehkan oleh Ayahnya,katanya tidak baik seorang gadis yang akan menikah keluar malam malam walau hanya sekedar jalan jalan.

"Nak...?" panggil seseorang.

"Eh iya Ayah?" Kata Alicia yang melihat Ayahnya berdiri didepannya.

"Kamu sangat gelisah nak?" Kata Reza.

"Sedikit Ayah..."

Reza tersenyum.

"Kemari duduk sama Ayah sebentar" kata Reza sambil duduk di kursi panjang,Aliciapun duduk disamping ayahnya.

"Ayah tahu kamu sedang gelisah..." Kata Reza mengelus kepala putri nya.

"Putri ayah sudah besar ya" kata Reza.

"Dan sebentar lagi putri ayah akan menjadi milik orang lain" kata Reza dengan nadanya yang sedikit sedih.

Alicia ikut sedih.

"Alicia akan tetap menjadi putri ayah,meskipun Alicia sudah dimiliki oleh orang lain yah" kata Alicia kemudian.

Ayah tersenyum.

"Tapi sudah berbeda nak...kamu juga harus berbakti kepada laki laki lain selain Ayah" kata Reza.

Alicia lantas memeluk ayahnya itu.

Besok sudah hari pernikahannya,dan dengan sah dia akan menjadi milik orang lain.

"Ayah....." Tangis Alicia.

Reza tersenyum.

"Hey..anak ayah kenapa menangis?gara gara perkataan ayah tadi ya?" Kata Reza.

Alicia hanya diam.

"Alicia...putri ayah satu satunya ini...jangan menangis ya nak...besok hari pernikahan kamu...nanti matanya merah loh" kata Reza melepas pelukannya dan mengusap air matanya.

"Maaf nak..selama kamu dalam masa pertumbuhan,Ayah tidak ada disana untuk melihat mu tumbuh,dan sekarang kamu sudah mau menikah" kata Reza.

Alicia menggeleng.

"Ayah tidak perlu minta maaf,bagi Alicia,Ayah selalu perhatian dan memberi kasih sayang kepada Alicia, mendukung Alicia saja,sudah membuat Alicia senang" kata Alicia.

Reza tersenyum bangga melihat putrinya berfikir dewasa.

"Ayah...aku rindu ibu...." Kata Alicia.

Reza menghembuskan nafasnya.

"Bukankah belum lama ini kamu sudah ke makan ibu kamu sayang,bareng Zero?" Tanya Reza.

"Tapi...aku rindu sosoknya Ayah..." Kata Alicia.

Reza lalu memegang telapak tangan Alicia.

"Terkadang Ayah juga merasa begitu nak,tapi...ibu kamu sudah tenang disana...ibu kamu pasti senang melihat putrinya sudah besar dan memberi nama baik keluarga" kata Reza.

Alicia tersenyum kembali.

"Iya ayah....pasti ibu sudah tenang disana" kata Alicia.

Setelah berbincang sebentar dengan putrinya,Reza menuju depan rumah yang sudah tertata rapi dengan dekorasi.

Disana juga ada Zero dia membantu membersihkan kursi untuk pengantin.

Bahkan menyiapkan kipas angin,dan memastikan kipas anginnya bisa digunakan.

"Nak Zero..." Panggil Reza.

Zero lalu menoleh.

"Eh iya Om?" Kata Zero lalu datang menghampiri Reza.

"Kok om nak?" Kata Reza mengingatkan.

"Eh iya maksudku Ayah?" Kata Zero yang sering lupa dengan panggilan baru itu.

"Kamu kenapa ikut berers beres nanti capek,besok kamu menikah Loh" kata Reza.

"Hehe nggak apa apa kok om eh Ayah,tadi cuma membersihkan kursinya saja,agar besok Alicia nyaman duduknya,dan memastikan kipas anginnya nyala,agar Alicia tidak terasa pengap" kata Zero.

Reza senang,sebegitu besarnya perhatian Zero kepada putri kesayangannya,terlihat dari wajah Zero sangat senang dan menantikan hari ini,Tidak bisa dibayangkan kedua pasangan yang dulu selalu bertengkar sekarang malah akan menikah.

"Nak...bisakah Ayah bicara denganmu sebentar?" Tanya Reza.

"Oh bisa yah" kata Zero.

"Yasudah kita bicara disana saja ya,agak sepi" kata Reza.

"Baik yah.." kata Zero.

Merekapun lalu duduk di kursi yang agak jauh dari keramaian.

"Jadi ada hal apa ayah,yang ingin ayah bicarakan pada Zero?"tanya Zero.

"Begini nak Zero..sebentar lagi nak Zero akan menikah dengan putri ayah" kata Reza.

Zero mengangguk sambil tetap menyimak.

"Kamu akan memiliki Alicia sebagai istri kamu,Ayah harap kamu dapat membahagiakan dirinya,jaga dia,dia adalah harta berharga saya nak Zero..jangan sakiti hatinya,hati seorang perempuan itu sangat rapuh seperti kaca" kata Reza menasehati calon menantunya itu.

"Iya Ayah...pasti akan saya jaga putri ayah,bahkan saya rela mengorbankan apapun demi putri ayah,saya sangat menyayangi putri Ayah...saya tidak akan pernah menyakiti hatinya" kata Zero mulai memanggil calon mertuanya ayah.

Meskipun Zero orang yang percaya diri,tapi jika dihadapkan dalam situasi yang seperti ini,dia juga bisa gugup dan hampir kehilangan setengah dari nyawanya.

"Seandainya saja nak Zero...Alicia mengadu dengan Saya,Ayahnya atas keteledoran kamu,apa yang akan kamu lakukan?" Kata Reza.

"Saya siap menerima hukuman apapun itu,saya tidak akan menolak" kata Zero.

"Baiklah,tapi saya juga meminta tolong kepadamu sesuatu" kata Reza.

"Apa itu ayah?"

"Tolong bimbing putri saya,tolong peringati putri saya jika dia salah,tolong beri dia nasehat nasehat,jangan sampai dia tersesat ke jalan yang salah..." Kata Reza.

"Iya ayah,akan saya laksanakan.."

"Bukannya saya tidak percaya pada mu nak Zero,saya mengenal mu lama,kamu anak yang baik,tapi...tetap saja saya sebagai ayahnya merasa berat sekali..." Kata Reza.

"Ayah...ayah tidak perlu Khawaktir,saya akan jaga putri ayah...sesuai yang ayah pesankan" kata Zero memegang tangannya.

Reza menghembuskan nafasnya...

"Baiklah nak Zero...saya serahkan putri ayah kepadamu...dan saya harap ucapan mu bisa dipegang.."

"Iya Ayah...."
.
.
.
.
.
Keesokan harinya adalah hati pernikahan...

Alicia tampak gugup memandangi dirinya didepan cermin.

"Alicia...kamu berkeringat?" Kata Tere lalu mengambilkan Alicia tisu.

"Kamu jangan gugup ya Zheyeng..." Kata Yaya.

Fani langsung menjitak kepala Yaya.

"Heh,jaga sikap,bukan waktunya bercanda.." bisik Fani.

Yaya langsung diam.

Alicia menerima tisu itu dan mengelap keringat nya pelan pelan agar make up nya Tidak luntur.

"A-aku gugup sekali Ter..." Kata Alicia.

"A-aku merasa belum siap...." Kata Alicia lagi.

"He he he dengarkan aku dengarkan..." Kata Tere.

"Kamu tahu,hari ini adalah hari dimana masa masa gadismu akan segera berakhir,kamu akan menikah Al...." Kata Tere terpotong.

"Tapi gue menikah dengan Zero Ter..."

"Lalu kenapa?"

"Dia sahabat gue"

"Emang gue nikah sama Aldo,Aldo juga bukan sahabat gue?dia temen lama gue juga Al..." kata Tere.

"Tapi Ter...."

"Al..." Kata Tere.

Alicia diam.

"Sekarang gue tanya,Lo cinta gak sama Zero?"

Alicia mengangguk.

"Bener?"

/Mengangguk.

"Kalau saat ini juga,Zero nikah sama Shella,gimana?gue panggilin orangnya Lo tinggal disini aja jadi tamunya" kata Tere.

"GAK!" bentak Alicia.

Tere tersenyum.

"Nah...maka dari itu,jangan gugup oke,Zero harus jadi milikmu selamanya" kata Tere.

Alicia mengangguk.

"Sahabat jadi cintaaaaa" bising Yaya.

"Kalian gak usah meledek!" Kata Alicia.

"Utututu jangan marah marah nanti make up Kamu luntur" kata Fani.

"Alicia kamu udah makan?" Tanya Bunga yang tiba tiba muncul dari balik pintu sambil membawa piring serta lauk pauk.

"Sudah kak,dikit tadi" kata Alicia.

"Kok makan dikit?ini acara seharian loh" kata Bunga.

"Tapi...kak...aku gak napsu makan.." kata Alicia.

"Dia gugup kak" kata Tere.

"Ohh gugup toh" kata Bunga lalu duduk di samping Alicia.

"Sekarang kamu makan ya,pumpung belum dimulai" kata Bunga.

"Tapi kak..."

"Kamu harus tetap makan Al..." Kata Tere.

Semua yang ada disana mencoba menghibur pengantin perempuan yang sedang gelisah.

Beda lagi di ruang rias pengantin laki laki.

Zero tampak pede maksimal..

Udah sifatnya iyakan?

"Heh,Do" panggil Zero.

"Apaan?"

"Gue sudah ganteng kan?"

"Iye udah" kata Aldo malas meladeni si pengantin cowok.

"Wahh gue yang alami aja ganteng apalagi di dandanin gini pakek rias pengantin,tambah ganteng gue" kata Zero sembari berkaca.

Si tata rias hanya tersenyum saja meladeni Zero.

"Kek badut tau gak Lo itu" kata Nathan.

"Heh,siapa bilang,ganteng gini dibilang badut" kata Zero berdiri lalu berkaca dan membenarkan dasinya.

"Tuan Zero...jangan banyak gerak dulu,riasannya belum selesai" kata Si penata rias.

"Tu dengerin tu,jadi jelek mampus Lo" kata Aldo yang berdiri bersandar di tembok.

Zero pun kembali duduk.

"Ya elah,gak bakalan" kata Zero.

"Tuan Zero ingin tampil sempurna kan?mohon tuan tenang dulu ya,biar selesai riasannya" kata di penata rias.

"Oke shiap" kata Zero.

Zero lama dandan bukan karena dia gugup atau berkeringat seperti Alicia,tapi saking pedenya dan banyak bicara.

"Oh ya,kalau ganteng ganteng banget entar Alicia pingsan gak ya lihat gue" kata Zero pada si penata rias.

Aldo hanya tersenyum kecut mendengar ocehan Zero.

Dan kebetulan Melodi masuk ke ruangan tersebut, mendengar semua celotehan putranya.

Ia hanya geleng geleng kepala.

"Sayang kamu udah makan?" Tanya Melodi.

"Udah ma" kata Zero.

"Satu bakul hampir dihabisin Tante" kata Aldo.

"Wah,benarkah?banyak sekali sayang" kata Melodi lalu duduk.

"Ya iya dunk ma,kan acaranya seharian,biar Zero strong" kata Zero sambil memberikan wajah sombongnya didepan kaca.

"Wahh kalau pakek ekspresi ini ternyata makin ganteng aja,aduh mau gimana aja gue tetep ganteng sih jadi gak perlu di aneh aneh" kata Zero.

"Gue pengen geblek dia tapi dia gak salah" kata Steven.

"Haha sabar stev,sabar" kata Aldo.

"Mbak..maafkan anak saya ya kadang memang seperti itu" kata Melodi pada si penata rias.

"Hehe gak apa apa" kata mbak mbak penata rias.

"Aduh ma...mama tahu gak,mama itu orang paling beruntung,karena melahirkan seorang pangeran tampan seperti Zero ini" kata Zero.

"Steven,tolong ambilkan dia wajan besar yang tadi buat nyemur telur,mau gue gebug pakek itu" kata Aldo.

Seisi ruangan tersebut tertawa dengan sikap Zero dan para temannya.

"Hey hey hey daripada ngambil wajan mending ambilin gue,telur nya aja atau makanan" kata Zero.

"Tadi Lo udah makan hampir sebakul tong,masih laper lu?" Kata Aldo.

"Kagak,gue cuma mau ngemil aja" kata Zero lalu berdiri dan mengambil sepotong roti yang ada di piring lalu dimakannya.

"Gak takut make up luntur?" Tanya Nathan.

"Luntur gak luntur gue tetep ganteng,tenang aja percaya deh sama gue" kata Zero.

"Keknya kita semua disini gak guna deh,orang Zero nya kagak gugup" kata   Aldo.

"Iya,malah dia yang nenangin kita" kata Nathan.

"Serasa kebalik" kata Steven.

"Betul..betul.." kata Aldo.

Hingga akhirnya waktu pernikahan pun tiba,Zero sudah duduk menunggu si pengantin wanita datang.

Lalu tak lama si pengantin wanita datang,ia tampak cantik mengenakan dress tersebut diiringi para penggiring pengantin yang merupakan sahabat nya sendiri.

Zero tampak terkejut.

"Cantik sekali...."

Alicia lalu duduk disamping Zero,ia menatap Zero...sosok yang banyak orang idamkan.

Mungkin dia adalah wanita paling beruntung,karena memiliki nya dari sekian banyak wanita yang menjadi fans nya.

Padahal sebelumnya ia tidak berfikir untuk memiliki nya.

Takdir memang selalu mengejutkan.

Dengan mantap Zero mengucapkan janji yang sangat suci tersebut.

Acara berlangsung lancar,banyak tamu berdatangan dari fans fans Zero,dan...ya..beberapa teman sealumni dan seperjuangan mereka,Keluarga dan tetangga.

Mereka pun mengganti pakaian pengantinnya untuk sesi acara resepsi.

Mereka lalu kembali dan duduk kursi pengantin,layaknya raja dan ratu.

Alicia tampak senang sekali,Zero juga.

Mereka lalu saling menatap satu sama lain.

"Alicia,inilah bukti keseriusan ku..." Kata Zero menatap Alicia.

Alicia tersenyum.

"Iya Zer,makasih ya..." Kata Alicia.

"Iya Al..."

...

"Oh ya....gue mau tanya" bisik Zero.

"Apa Zer?" Tanya Alicia.

"Gue ganteng gak?" Kata Zero.

"Dih...sok banget" kata Alicia dengan suara candaannya.

"Halah Lo aja nikah sama gue, berarti Lo ngaku kalau gue ganteng" kata Zero.

"L-lo...." Kata Alicia terpotong.

"Apa?udah gak bisa ngelak kek dulu ye kan?" Kata Zero tertawa.

"Iiiiihhh Zero...." Kata Alicia memukul pelan pundak Zero dengan gemas.

Pasangan yang duduk diatas pelaminan itu terlihat lucu.

Mereka seperti lupa kalau sekarang sedang acara penting.

"Kamu keringetan ni..." Kata Zero mengelap keringat Alicia menggunakan tisu.

"Kipas anginnya gak nyala po?" kata Zero menyalakan kipas angin disebelah Alicia.

"Nyala kok Zer,nyala..." Kata Alicia.

"Oh ya sudah,nyalain aja" kata Zero menyalakan kipas nya setelah itu ia baru mengambil tisu dan mengelap keringat si pengantin wanita.

Alicia tersenyum dan tersipu malu.

"Cantik banget sih Lo Al" kata Zero.

"Ah iyakah?" Tanya Alicia.

"Iyalah,siapa dulu suaminya?Si ganteng Zero gitu" kata Zero cekikikan.

"Au deh males banget" kata Alicia.

"Eits gak bisa,mulai sekarang Lo kan udah bareng sama gue terus" kata Zero.

"Bisa dibatalin gak?"

"Udah terlanjur Zheyeng..."

"Jyjyk"

"Sama suami sendiri kok gitu?"

"Biarin"

"Ehkrem..." Deham seseorang.

Alicia dan Zeropun langsung menoleh,ternyata dia adalah Aryo beserta teman sekelas Alicia,beberapa sudah berkeluarga,tapi ada juga yang jomblo:v.

"Dipelaminan kok pada berantem sih, entar dirumah aja" kata Yaya yang berada dibelakang Aryo.

Zero dan Aliciapun langsung bergegas berdiri dan menyalami para tamu.

"Dari tadi kek,tapi btw selamat ye buat kalian berdua" kata Aryo.

"Iye,makaseh bro" kata Zero.

"Yoi..."

Selamat ya...

Bahagia selalu...

Selamat ya...

Jangan bertengkar terus...

Udah nikah ni ye selamat ya...

Jadi keluarga yang bahagia ya..

Itulah sekiranya yang mereka ucapkan.

Sampai pada akhirnya gadis itu kembali datang,ya... Shella, bagaimana pun dia teman sekelas Zero,bagaimana itu bisa dikecualikan jika Zero mengundang seluruh teman sekelasnya.

"Selamat ya buat kamu Ze..." Kata Shella ingin bersalaman.

Tapi Zero meraih tangan Alicia,dan membalas salaman itu menggunakan tangannya Alicia.

"Maaf aku takut istriku yang baik dan cantik ini marah..." Kata Zero sambil tersenyum.

Aldo yang sedang berada didekat sound memberikan jempolnya.

"Mantep bro,gitu baru temen gue"

Begitulah kurang kata kata yang dapat diterjemahkan dari tatapan matanya.

"Oh?em..iya..gak apa apa.." kata Shella sedikit menunduk dan melepas jabatannya.

"Iya...memang harusnya begitu,iya kan suamiku yang ganteng?" Kata Alicia dengan nada manjanya.

"Iya istriku yang manis,apapun yang kamu katakan itu memang benar" kata Alicia.

"Gas terus Alicia...." Bisik Aldo yang mungkin tidak terlalu terdengar.

"Aldo.." kata Tere.

"Apa?"

"Kita seserver"

"Lah?kan emang suami istri,bagus dunk" kata Aldo.

"Mantep" kata Tere.

"Ayo Alicia..." Kata Tere lagi.

...

"Em..oke..em..semoga bahagia ya.." kata Shella.

"Oh,bahagia?wah pasti dunk,siapa yang tidak bahagia mendapatkan cinta tulus dari seorang pangeran tampan dan dermawan,baik serta idaman,ya pasti bahagia" kata Alicia.

"Savage..." Bisik Zero.

"Oh..em..iya..kalau begitu saya pamit..."

"Oke...jangan mampir lagi ya.." kata Alicia.

Shella pun segera menyalami yang lain dan segera pergi.

"Mantep sis" kata Aldo dari seberang.

"Wah iya dunk" kata Alicia.

Setelah acara salam salaman berakhir dan semua tamu sudah pulang,seperti biasa,para sahabat ini berfoto foto lagi dan duduk duduk sebentar.

"Ha ha ini ni yang dinamakan kemakan omongannya sendiri" kata Tere.

"Iya tuh,yang dulu ribut banget sampai kuping gud mo pecah gegara gak mungkin saling suka eh taunya nikah" kata Aldo.

"Namanya takdir,harus gimana lagi" kata Alicia.

"Cie..cie...tadi siapa yang gugup gara gara nikah sama Sahabat nya sendiri?" Ledek Tere.

Alicia melotot.

"Yang pasti bukan gue" kata Zero.

"Dan...makannya cuma sedikit sekali karena saking gugupnya" kata Tere.

"K-kou kan Zero" lempar Alicia.

"Eh,kok?" Zero terkejut.

"Tidak mungkin Zero Al,kalau Lo tahu,sepanjang dirias Zero itu ngoceh tak karuan,pusing kita dengernya" kata Aldo.

Steven mengangguk.

"Memangnya ia ngoceh apa aja?" Tanya Devan.

"Banyak,intinya dia ganteng udah" kata Aldo.

"Nah...itu gue gak heran" kata Tere.

"Kalau soal makan jangan ditanya,hampir satu bakul habis anjir" kata Aldo.

"Wohhh doyan apa laper lu Zer?" Tanya Tere.

"Ya...doyan lah,kan nikahannya seharian,jadi gue harus strong dunk" kata Zero.

"Ck ck ck dan bisa bisa hanya habis dirias,Zero malah ngemil roti dan bilang kalau make up nya luntur dia tetep ganteng,kita suruh tenang aja" kata Aldo.

"Kebalik njir,harusnya kalian yang nenangin calon pengantin,Napa kalian yang disuruh tenang" tanya Tere.

"Itu kalau pengantin nya bukan Zero" kata Steven.

"Beda lagi sama Alicia yang gugup" kata Tere.

"TEREEEE"

"Ohhh jadi tadi kamu gugup ya?takut pingsan melihat kehamvanan pangeran mu ini?"

"Idih,gak!"

"Ngaku aja,tadi Lo bilang pas dipelaminan gue ganteng" kata Zero.

"Ya kan...au deh..." Kata Alicia.

Para sahabat nya itu tertawa melihat kedua pengantin baru itu.

Mereka pun saling mendoakan yang terbaik untuk keluarga masing masing...

Persahabatan yang langgeng dari kecil sampai mereka menikah adalah pencapaian yang luar biasa...

(Flashback off)

......

Alicia lalu melihat fotonya dan kelima sahabatnya (yang salah satunya sudah jadi suaminya) dari SD sampai pernikahan mereka masing masing,yang terpajang di dinding ruang tamu.

Lalu Alicia mengambil foto yang ada di meja,dimana mereka saat itu masih SD dan berfoto di rumah pohon.

"Kenapa sayang,kamu rindu ya?" Kata Zero yang tiba tiba mendekat.

Alicia tertawa kecil.

"Aku cuma gak nyangka Zer..kita sudah banyak melewati masa masa ini,waktu ternyata cepat berlalu ya Zer" kata Alicia meletakkan foto itu dan melihat foto pernikahannya dengan Zero yang terpajang di dinding,dan dimana mereka semua sudah menikah dan Steven sudah memiliki seorang putra.

"Dan pada akhirnya kita menemukan takdir masing masing,menjalani hidup masing masing,berkarir pada pekerjaan masing masing" kata Alicia.

Zero lalu memeluk Alicia dari belakang.

"Yakinlah sayang,suatu hari nanti kita akan berkumpul seperti itu..yakinlah..dan percaya denganku" kata Zero.

Alicia tersenyum.

"Iya Zer..."

Sepasang suami istri itu lalu ke kamar anak anak mereka.

Memandangi putra putri mereka.

"Tumbuhlah sayang...jadilah pribadi yang baik..."
























~selesai~

Wah,udah selesai aja ni?iya udah selesai-_-

Sebelumnya saya ucapkan banyak banyak terimakasih untuk yang telah membaca sampai akhir huhu terhura saya😭

TERIMAKASIH TERIMAKASIH TERIMAKASIH SEKALIIII😭

Dan jangan lupa dukung selalu saya agar dapat menghasilkan karya karya baru^^

Maaf berjuta juta maaf jika ada kesalahan penulisan ataupun tanda baca,karena saya juga masih belajar🙏

Dan sekali lagi...

Terimakasih banyak banyak untuk kalian huaaaaaa♡😭

Continue Reading

You'll Also Like

30.7M 2M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2M 326K 66
Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat" -Setelah Angel's Secret- •BACK TO GAME•...
750K 35.5K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...