Can You Love Me? .end

De novemburn

13.3K 7.8K 3.8K

Revisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat... Mai multe

PROLOGUE
01. Come home late
02. Good morning
03. Zeon Guelzio
04. Why are you here?
05. Damn alcohol
06. Attention and comfort
07. I'm not your brother
08. Jevian Andrew
10. Flashback one
11. Flashback, damaged
12. Flashback, broken
13. Flashback, Guel confess
14. Flashback, hateful gaze
15. Flashback, eavesdrop
16. Flashback, fever
17. Flashback, first love
18. Flashback, pregnant
19. Flashback, explain
20. Flashback, waiting baby
21. Flashback, sorry
21.22
22. He is so stupid
23. She is everything
24. Love is gone
25. Six member boygroup
26. Hope that never dies
27. Eighteen years passed
28. Arrive in London
29. Miss you Mommy
30. Selfishness and regret
31. Hard to persuade
32. Start planning
33. Finally we meet again
34. Please finish all this
35. Can you love me?
EPILOGUE

09. Don't set me up

625 521 180
De novemburn

"Selamat pagi Jevian, ternyata kau masih bisa melihat matahari terbit." Derjov menyindir Jevian yang baru datang ke ruang makan.

Pria dua-puluh tahun itu berhasil menginap karena Kirei terlalu percaya padanya dan membenarkan ucapannya. Sementara Derjov masih belum terima, perasaannya tidak enak pada orang itu.

"Kamu ngomong apa sih Jov?" Kirei menyikut lengan suaminya. "Duduklah, ayo kita sarapan bersama," dia tersenyum ramah pada Jevian.

Pemuda itu cuma nyengir, ucapan Derjov tidak berkesan apapun padanya. "Makasih Rei."

"Ayo, kau boleh menikmati semua makanan ini," ucap Kirei dengan ceria.

"Iya makan aja, gak ada racunnya kok." Derjov heran melihat penampilan Jevian pagi ini, "Kau membawa baju ganti?"

"Iya, aku bawa dua baju ganti karena memang harus pergi dari rumah untuk beberapa waktu," jawab Jevian.

"Sampai kapan? Udara di sini gak gratis, lima menit lima ribu. Air, listrik, nanti aku buatkan tagihan."

"Udah Jov, makan sarapanmu." Kirei duduk di samping Derjov, menyiapkan piring dan nasinya.

Derjov menatap Kirei, mengernyit. "Sarapan ini kamu yang masak?"

Kirei hanya mengangguk sebagai jawaban, lantas menyiapkan sarapan Jevian juga. Kemudian mereka makan bersama dengan khidmat.

"Masakan kamu enak Rei." Jevian bertepuk tangan kecil, memuji.

"Lain kali kamu harus masak untuk makan malam juga," ucap Derjov sembari menikmati sarapannya.

Kirei tersenyum. "Bilang aja masakanku enak Jov."

Derjov mengangkat bahu. "Kamu jarang masak." Dia pikir Kirei memasak hanya karena Jevian ada di rumah, jadi agak malas memuji masakannya.

Selesai dengan Derjov, Kirei beralih pada pemuda yang duduk di hadapannya. "Kamu harus menceritakan masalahmu padaku, Vian."

Jevian mendongak. "Iya Rei, ngomong-ngomong aku lihat playstation di ruang tengah, apa boleh aku sentuh?"

"Kamu nanya apa? Kita bakal main itu setelah ini!"

"Wah, aku udah lama gak main game sama kamu."

"Baiklah, tapi kalo kamu kalah kamu harus mentraktirku es krim matcha. Kamu punya uang kan?"

"Setuju, tapi kalo kamu yang kalah, kamu harus..." Jevian menggantung ucapannya, kemudian meminta Kirei untuk mendekat. Mereka kemudian berdiri, saling berbisik.

Kirei tertawa kecil setelah mendengar bisikan Jevian.

Sementara Derjov mulai kesal, seakan dia hanyalah angin yang tidak dipedulikan keberadaannya. Melihat Kirei lebih percaya pada Jevian saja sudah membuatnya sakit, apalagi diacuhkan.

Derjov pura-pura batuk sangat keras sampai Kirei dan Jevian menoleh padanya. Lantas mengelap mulutnya dengan tisu, dan berdiri, kemudian berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata.

Melihat hal itu Kirei hanya mengangkat bahu. Sebenarnya dia bingung dengan tingkah aneh suaminya, apalagi dia sedih melihat sarapan Derjov hanya berkurang seperempat. Dia bisa kurus jika makan sebanyak itu.

***

Derjov melepas kacamatanya setelah menghabiskan buku ke-tujuh yang dia baca. Matanya berkedut seakan minta istirahat, tapi ini baru jam dua belas siang. Apa yang bisa dia lakukan sekarang?

"Halo Gerald, bagaimana keadaan perusahaan tanpa aku?" Derjov akhirnya memutuskan untuk menghubungi asistennya.

"Semuanya aman Tuan, persiapkan diri Anda untuk acara besok. Sepertinya akan sangat meriah," balas Gerald dari seberang telepon.

"Ah iya, pesta pertemuan itu. Apa perusahaan Andrew akan datang juga ke acara itu?" Derjov iseng menanyakan tentang perusahaan Ayah Jevian, dia sudah cukup menggali informasi.

"Tentu Tuan, perusahaan mereka cukup berkembang pesat."

"Apa akan lucu jika aku meratakan perusahaan itu sekali jentikan jari?" Derjov menarik sudut bibirnya.

"Wow, tidak Tuan. Perusahaan mereka cukup besar untuk anda jatuhkan sekali jentik. Jika Anda mulai kembali meningkatkan perusahaan Khlenzio, Anda bisa menjadi orang paling kaya di negara ini. Mereka sebentar lagi akan menyusul perusahaan Anda."

Derjov tertawa setengah kesal mendengar ucapan asistennya. "Kau takut dengan mereka? Ya baiklah, aku akan segera pergi bekerja, tapi setelah pemuda licik itu jauh dari hidupku."

Yang benar saja, Derjov tidak akan pernah meninggalkan bedebah seperti Jevian berdua saja di rumahnya dengan Kirei sementara dia harus pergi bekerja.

"Apa maksud Anda Tuan? Apa Anda kedatangan peneror atau semacamnya?"

"Lupakan saja aku mau tidur siang."

"Jika ada yang menggangu keluarga Anda, langsung beritahu saya. Saya mungkin bisa membantu membereskannya Tuan."

Derjov meringis, entah sejak kapan dia merasa berada di sekeliling psikopat. Istrinya saja sudah cukup menyeramkan, meski kadang ucapannya sendiri seperti pedagang pasar gelap.

"Tidak perlu, oh iya apa aku harus naik Limosin ke acara kecil itu?"

Limosin? Tidak buruk juga, Derjov membatin.

Panggilan terputus setelah Gerald mengiyakan perintah bosnya. Derjov duduk di kursi ruang kerjanya dengan nyaman. Tubuhnya agak pegal setelah membaca enam buku tebal tentang bisnis dari pagi. Satu buku sisanya berjudul, 'Tips-tips mengungkapkan perasaan pada lawan jenis'.

Kirei tiba-tiba masuk ke ruangannya, berdiri di depan pria itu. "Kamu lagi apa?"

Padahal Derjov baru akan memejamkan mata, ingin tidur di siang yang panas. Sejak kedatangan Jevian, istana ber-AC ini terasa seperti neraka. "Kamu yang lagi apa? Kamu sibuk sendiri." Kening Derjov terlipat.

"Aku baru aja ditraktir es krim karena Jevian kalah taruhan. Aku emang jago main game," ucap Kirei sombong sembari duduk di kursi berhadapan dengan suaminya.

"Kamu tadi keluar?"

Kirei mengangguk.

"Pakai celana pendek itu?" Derjov menepuk dahinya, "Bahkan saat duduk pahamu kelihatan Rei!"

"Biarin aja aku malas ganti," Kirei mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa kamu nggak pernah dengerin aku?" Derjov berdiri, kesal karena Kirei selalu bersenang-senang tanpa dirinya. Entah kenapa kesabarannya sudah habis, hari ini terlalu banyak hal yang membuatnya kesal.

"Kenapa aku harus dengerin kamu?" Kirei ikut berdiri.

"Aku ini khawatir sama kamu! Jevian tawar sama alkohol, dia beneran mau melecehkan kamu malam itu. Jangan percaya sama dia!"

"Dia itu sahabatku Jov, aku kenal dia sebelum aku kenal kamu!"

"Tapi kamu sekarang istriku, wajar aku kayak gini!"

"Guelzio aja gak keberatan, tolong kamu jangan berlebihan!" Kirei jadi ikut kesal.

"Guelzio Guelzio saja! AKU INI SUAMIMU REI!"

Ruangan itu lengang beberapa saat. Derjov kelepasan, emosinya meluap saat Kirei mulai membedakan dirinya dengan Guelzio.

Kirei terkejut, Derjov telah membentaknya. "Peraturannya, kamu tidak boleh ikut campur urusanku Derjovzier! JANGAN MENGATUR AKU HARUS MELAKUKAN APA!"

Derjov menghela napas. "Besok kamu harus pergi ke pertemuan, dan pria itu harus sudah pergi dari rumah ini."

"Enggak! Aku gak mau pergi ke acara membosankan itu, mending aku main game seharian atau minum alkohol lagi sama dia!"

Kirei ingin pergi, namun Derjov menahan lengannya. "Apa katamu?!"

"Kataku, JANGAN MENGATUR! KAMU MEMBOSANKAN JOV! DAN AKU SANGAT MEMBENCIMU!!"

Derjov membeku, netra mereka saling bertubrukan. Kirei tidak pernah semarah ini sebelumnya. "Hanya untuk membela temanmu yang biadab itu, kamu jadi seperti ini padaku Rei?"

Kirei menangis, menepis tangan Derjov dengan kasar. "Aku sudah lama memendam ini. Aku gak tahan harus berhubungan denganmu lagi. Kamu semakin mengaturku harus apa dan bagaimana, aku sangat membenci itu!"

Kirei mendorong Derjov agar menjauh darinya, kemudian berlari pergi meninggalkan ruangan. Sementara Derjov perlu beberapa menit untuk mencerna semua ini.

Apa cinta memang membuat orang menjadi lemah seperti ini? Derjov mengusap air matanya yang hampir menetes. Dia selalu kalah dengan Kirei, harusnya dia yang marah, kenapa jadi Kirei?

Wajar saja jika Derjov melarangnya menemui Jevian. Dia pria yang mencurigakan. Sayangnya Kirei yang sok pintar itu tidak percaya jika Jevian adalah pria yang ingin melecehkannya di klub saat itu. Derjov jadi frustasi sendiri dan malah dia yang terpojok.

"Kau bertengkar lagi dengan Kirei?"

Derjov mendongak. "Kak Hezie? Kenapa bisa ada di sini? Aku harus menyusul Kirei."

Hezie menahan lengannya, "Jangan."

TBC

Continuă lectura

O să-ți placă și

4M 43.2K 33
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
810 198 11
Baim adalah pria yang serakah. Dia rela meninggalkan Maryam, istrinya yang patuh demi mengejar Belina. Wanita cantik dan kaya yang ternyata aslinya a...
828 105 12
Bukan tentang ahli agama yang di takdirkan dengan sesama ahli agama, hanya tentang Umaiza Sahla─ Gadis akhir zaman yang imannya mengikuti arus pergau...
71.9K 9.7K 31
Gaby selalu ingat pesan ibunya, selalu pancarkan kegembiraan dan jangan seret orang lain dalam masalahmu. Meskipun masalah yang datang padanya kadan...