GIVE ME LOVE (OSH)

By Prabhaditha

164K 10.3K 1.2K

-Aku publish ulang untuk mengikuti syarat dari event GMG Hunting Writers 2021- Terkadang tanpa kita sadari se... More

Prolog
1.Pria Sombong!
2. Penyelamat.
3. Tak terduga.
4.Tinggal bersama.
5. Kalian!?
6. Hubungan gila!
7.Menikah?
8. Calon mertua
9. Makan malam.
10.Dipercepat
11. Persiapan singkat dan satu kejutan
12. Apa yang terjadi?
13. JaeHun
14. Sahabat.
15. Resmi
16. Pesta malam
17. Baku hantam
18. Egois
19. Jarak
20. Keputusan
21. Tawaran Jaehun.
22. Menjalani takdir
23. Waktu bersama.
24.Mulai berbeda
25.Game level 1
26. Awal yang buruk.
27.Sehun's wish
28. Pengganggu
29. Ungkapan
30. Terbongkar?
31.Kisah berbalik
32.Berjanjilah
33.Kisah berbalik (2)
34. Sehun junior?
35. Terikat
36. Berpisah.
37. berpisah (2)
39.Pilihan
40. Selamat Tinggal
41. Berakhir Bersama
42. Sejuta luka.
43. Menyedihkan
44. Pulang.
45. Bertemu untuk berpisah
46. Ragu
47. Akhir
48. Kembali?
49. Menunggu.
50. Happy or Sad?
ATTENTION

38. kembali pulang?

1.7K 203 64
By Prabhaditha

Happy reading🖤🖤
**
Typo berserakan⚠️



Hari ini tepat tiga hari Yunra menghilang. Sehun bahkan hampir gila mencari keberadaan istrinya itu.
Semua anak buahnya sama sekali tak menemukan petunjuk apapun kecuali informasi tentang kepulangan Yunra dan Jaehun tiga hari lalu.

Mengingat tentang Jaehun, Sehun sangat ingin membunuh kakaknya itu karena Sehun yakin Jaehun sengaja merencanakan sesuatu. Begitu banyak masalah yang kini menumpuk di pikiran seorang Ooh Sehun.

Mulai dari perusahaanya, perpisahan Jaehan dan Senna, lalu Jaehun yang sama sekali tak bisa di hubungi dan Yunra yang entah di bawa kemana oleh Jaehun.

Sehun benar-benar berantakan tiga hari belakangan ini, pria itu bahkan tak pulang sejak tiga hari yang lalu setelah mengetahui istrinya belum kembali. Bahkan pria itu tidak tidur, hanya Yunra yang bisa membuat mata Sehun tertutup dengan nyaman.

"Kau sudah makan siang?"

Sehun menoleh ke arah pintu ruang kantornya. Pria itu menggeleng pelan menjawab pertanyaan Mark yang kini terlihat melangkah mendekat kearahnya.

"Sebaiknya kau makan ini, ada yang ingin ku katakan" Mark memberi Sehun paperbag dengan logo salah satu restoran korea.

"Aku tidak lapar, jika ingin mengatakan sesuatu katakan saja" Sahut Sehun.

"Aku mohon makanlah" Pinta Mark,tangan pria itu kini mulai mengeluarkan makanan yang ia bawa.

"Setidaknya dua atau tiga suap, kau terlihat mengerikan saat ini" Sambung Mark yang di jawab tatapan datar oleh Sehun.

Senyum Mark terukir saat tangan Sehun mulai mengambil sumpit dan mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Kau tau perusahaan milik Yongha ?" Tanya Mark.

Sehun mengangguk. "Perusahaannya bergerak di bidang fasion dan makeup" Jawan Sehun. "Ada apa dengan perusahaannya?" Tanya Sehun.

"Tidak terjadi apapun pada perusahaannya, tapi kau harus melihat ini" Mark memberi majalah yang sejak tadi berada di tangannya.

Sehun mengerutkan dahinya bingung,pria itu meletakan sumpit di tangannya lalu mulai beralih ke majalah yang Mark berikan padanya.

Jari Sehun mulai membuka satu persatu halaman majalah di tangannya. "Minha menjadi model perusahaan ini?" Sehun menoleh ke arah Mark saat melihat foto Minha terpampang di halaman majalah.


"Lihat semua halaman majalah itu" Ucap Mark.

Sehun membuka halaman demi halaman yang berisikan wajah Minha dan penjelasan mengenai produk yang perusahaan itu miliki.

Tiba-tiba Sehun mengerutkan dahinya saat melihat foto model lain yang terpampang di dalam majalah.

Sehun dengan cepat kembali membuka halaman majalah selanjutnya.

Sehun kembali melihat foto Minha, jari Sehun membalikan halaman selanjutnya dengan cepat. Raut wajah pria itu seketika berubah saat melihat wajah model lain di majalah itu dengan jelas.

Tangan Sehun terus bergerak membuka halaman demi halaman majalah di tangannya.

Di tengah-tengah halaman Sehun meremas kasar majalah di tangannya,Pria itu seolah tak tahan menahan amarah saat melihat wajah istrinya di majalah itu.

"Kapan majalah ini resmi tersebar?" Tanya Sehun dengan nada yang begitu jelas terdengar tengah menahan amarah.

"Pagi tadi" Sahut Mark.

"Bagaimana? Adikku dan istrimu sangat cantik kan? Mereka terlihat cocok menjadi model" Ucap Mark tanpa menghiraukan eskpresi Sehun.

"Jadi kau tau jika Yunra bersama dengan Minha?" Tanya Sehun dengan nada tajamnya.

"Aku tidak tau tentang itu, bahkan Minha tidak pernah menghubungi ku setelah kepulangan kita dari liburan"

"Kau marah? Kenapa? Setidaknya Yunra baik-baik saja bersama adikku" Mark menatap lekat raut wajah Sehun.

"Sekarang bawa aku menemui adikmu" Sehun tak menanggapi ucapan Mark, pria itu kini menarik kasar kerah kemeja yang sahabatnya itu.

"Lepaskan tanganmu! Aku tidak tau Minha dimana saat ini" Mark dengan susah payah mencoba melepas cengkraman tangan Sehun dikerah kemejanya.

"Cari tau sekarang!" Sehun semakin menyeret Mark untuk masuk ke dalam lift.

"Lepaskan tangan mu dulu!"

Sehun melepaskan cengkeramannya saat pintu lift tertutup. "Sekarang cepat telfon adikmu!"Perintah Sehun.

"Tidak perlu menelfonnya, kita langsung pergi ke apartment saja" Sahut Mark.

Saat pintu lift terbuka kedua pria itu melangkah menuju keluar kantor Sehun.

"Berikan kunci mobilmu" Sehun mengulurkan tangan kanannya.

Dengan cepat Mark menggeleng. "Tidak-tidak! Biarkan aku yang menyetir, aku tidak akan membiarkan mu menyetir dalam keadaan emosi seperti saat ini"

"Mark!" Geram Sehun.

"Sehun! Jika kau memaksa menyetir dalam kondisi seperti ini bukannya kita akan sampai di apartment Minha tapi kita sampai di ICU rumah sakit atau bahkan sampai di rumah tuhan"

Tanpa Mark sangka Sehun merampas kasar kunci mobil yang ada di genggamannya. "Masuk mobil sekarang!" Perintah Sehun.

Dengan terpaksa Mark masuk ke dalam mobil, menunjukan jalan menuju apartment adiknya.

"Jika Yunra ada bersama Minha, aku mohon jangan menunjukan emosi mu pada mereka berdua"

Sehun melirik Mark sekilas. "Haruskah aku menahan emosi saat istriku sengaja tidak menemui ku, membuat ku hampir gila memikirkan dimana keberadaannya?" Tanya Sehun dengan nada tinggi.

"Semua ini terjadi karena dirimu sendiri, Kau tidak berhak marah atas kesalahan mu! Yunra punya hak untuk marah dan pergi saat kau melukainya" Nada bicara Mark tak kalah tinggi dari Sehun.

Pria itu benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sehun. Kenapa emosi sahabatnya itu terlalu mudah meluap-luap.

Sehun diam, pria itu menghentikan mobil Mark asal saat sampai di apartment yang di tempati Minha.

"Lantai 10" Ucap Mark saat mereka berdua memasuki lift.

Mark melirik Sehun yang terlihat begitu berantakan, rambut yang tidak tertata rapi, dua kancing teratas kemeja terbuka, lengan jas yang tertarik hingga siku di tambah dengan wajah lelah dan kantung mata yang terlihat jelas.

Mark berdecak dalama hati, Yunra berhasil membuat sahabatnya menjadi pria berantakan hanya dalam tiga hari.

Saat pintu Lift terbuka,Mark keluar lebih dulu di ikuti Sehun di belakangnya. "Kendalikan dirimu" Ucap Mark saat jarinya bergerak menekan angka untuk membuka pintu di depannya.

Saat pintu berhasil di buka kedua pria itu langsung masuk."Jam Satu siang" Gumam Mark setelah melihat jarum jam tangannya

"Kurasa Minha sudah pergi untuk jadwal pemotretannya" Ucap Mark.

Apartment adiknya terlihat sunyi seolah menandakan tidak ada siapapun di disana.

"Apa yang kau lakukan?" Mark melangkah mendekat ke arah Sehun saat sahabatnya itu membuka pintu kamar Minha.

Mark terkejut saat mengikuti Sehun masuk kedalam kamar adiknya. Kini kedua pria itu melihat dengan jelas Yunra yang tengah tidur di atas ranjang.

"Aku akan menelfon Minha" Mark melangkah keluar dari kamar, meninggalkan Sehun yang masih diam di tempatnya.

Perlahan kaki Sehun melangkah mendekat ke arah ranjang, membuat wajah tidur Yunra semakin terlihat jelas olehnya.

Entah apa yang Sehun rasakan saat ini, emosinya beberapa saat lalu hilang entah kemana saat melihat wajah tidur istrinya. Dada Sehun seolah meluap entah karena apa, yang pria itu inginkan saat ini adalah membawa tubuh Yunra kedalam dekapannya. Sehun akan mengucapkan ribuan kata maaf untuk kesalahannya.

Sehun kini bergerak naik ke atas ranjang, dengan pelan tangan pria itu menarik tubuh Yunra mendekat ke arahnya.

"Kenapa kau belum bangun,hmm?.." Sehun mengecup pelan dahi Yunra.

"Kenapa tidak pulang? Kau marah pada ku?" Tangan Sehun bergerak mengelus lembut pipi istrinya yang masih setiap memejamkan mata.

"Maafkan aku" Sehun menarik tubuh Yunra kedalam pelukannya,mengecup berkali-kali puncak kepala gadis yang berhasil membuatnya hampir gila tiga hari belakangan ini.

"Bisa kau lepaskan pelukanmu?"

Sehun terkejut saat mendengar suara Yunra. Pria itu melonggarkan pelukannya, menatap mata Yunra yang kini telah terbuka.

"Sudah bangun?" Sehun tersenyum saat Yunra membalas tatapannya.

"Kenapa kau bisa bangun sesiang ini?" Sehun kembali bertanya saat Yunra hanya, pria itu kembali memberi kecupan di dahi Yunra.

"Kena~~..."

"Kenapa kau begitu mudah pergi lalu kembali tanpa rasa bersalah?"

Yunra memotong kalimat Sehun, tangan gadis itu melepas pelukan tangan Sehun di pinggangnya,lalu turun dari ranjang melangkah ke arah kamar mandi tanpa menghiraukan Sehun yang terdiam karena pertanyaannya tadi.

"Maaf..."

Tangan Yunra bergerak menyalakan saluran air, mengambil alat-alat untuk menggosok giginya. Wajah Yunra sama sekali tak memperlihatkan bahwa gadis itu terkejut atau pun marah karena tiba-tiba Sehun berhasil menemuinya.

"Raa..."

Yunra tak menjawab saat mendengar panggilan lirih dari Sehun, Yunra dapat melihat Sehun melangkah mendekat dari kaca besar di depannya.

"Dengarkan penjelasanku.." Liris Sehun, kini pria itu memeluk Yunra dari arah belakang.

Yunra masih diam, tangan gadis itu bergerak menggambil handuk di dekatnya lalu mulai mengeringkan wajahnya yang basah.

"Yunraa.." Panggil Sehun dengan nada lembut,berharap kali ini istrinya mau membalas panggilannya.

"Untuk apa kau datang?" Tanya Yunra, kedua tangannya bergerak melepas pelukan Sehun yang melingkar di perutnya.

"Aku mencari mu, pulanglah bersama ku" Sehun membalikan tubuh Yunra.

Tangan Sehun kembali memeluk kedua sisi pinggang Yunra,menarik tubuh istrinya mendekat. "Kumohon pulang bersama ku" Sehun mendekatkan dahinya ke arah dahi Yunra.

"Maaf aku kembali menyakitimu"Lirih Sehun "Jaehan sudah mengetahui semuanya,ak~~"

"Baiklah aku pulang" Yunra memotong kalimat Sehun, gadis itu mendorong tubuh suaminya menjauh.

"Apa kau bisa keluar dari sini? Aku harus mandi"

Sehun terdiam saat melihat sorot mata Yunra yang berbeda, tidak ada kemarahan ataupun kebahagiaan yang terpancar dari ekspresi wajah Yunra.

Sehun mengangguk pelan lalu melangkah keluar dari kamar mandi. Saat pria itu keluar dan menutup pintu kamar mandi, Minha membuka pintu kamar dengan kasar di ikuti Mark di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Dimana Yunra? Apa kau membuatnya menangis? Hey! Jawab aku!?" Minha melangkah mendekat ke arah Sehun dengan sorot mata tajamnya.

"Minha! Jaga nada bicaramu dengan Sehun" Mark menahan bahu adik perempuannya itu.

Minha menepis kasar tangan Mark dari bahunya. "Kenapa kalian tidak membiarkan Yunra menenangkan dirinya sebentar saja!? Kumohon berikan temanku waktu untuk kembali menguatkan hatinya" Minha menatap Sehun dan Mark bergantian.

"Yunra terlalu lelah untuk selalu tersenyum,selalu tertawa, selalu menunjukan dirinya baik-baik saja disaat kau selalu menambah rasa kecewa di hatinya,saat kau selalu memberikannya harapan semu tanpa kepastian, saat kau membuatnya terjebak dalam rasa sepihak yang sama sekali Yunra tak inginkan, tapi takdir membuatnya memiliki rasa itu untuk mu" Minha menatap lekat Sehun yang kini duduk tertunduk di atas ranjan.

Tanpa sadar air mata Minha mulai membasahi pipinya,gadis itu seolah merasakan rasa sakit yang selama ini Yunra simpan sendiri. "Kau memberinya harapan besar untuk memulai memperbaiki pernikahan kalian, tapi dilain sisi kau menawarkan kehidupan untuk wanita yang berstatus kakak iparmu, kau meminta Senna untuk hidup bersamamu saat kau berhasil membuat Yunra jatuh dengan harapanmu"

Minha benar-benar tak bisa menahan amarahnya, tangan gadis itu telah terkepal di sisi tubuhnya. "Aku mengenal mu sebagai sahabat kakak ku hampir belasan tahun, dan aku benar-benar menyesal mengenal mu saat tau kau memiliki sifat seperti ini"

"Aku mohon padamu" Minha kini berdiri tepat di depan Sehun. "Pahami hati mu, pahami apa yang hatimu mau. Kumohon jangan terlalu lama membiarkan Yunra bertahan dalam harapan semu mu. Biarkan dia berhenti menyakiti hatinya sendiri,biarkan Yunra mendapat kebahagiaan yang selama ini diharapkannya"

Sehun mengangkat kepalanya yang tertunduk, membalas tatapan Minha. "Ak~~......"

"Minha,kau sudah kembali?"

Dengan cepat Minha menghapus air matanya saat Yunra tiba-tiba keluar dari kamar mandi.

Minha tersenyum di sela anggukan kepalanya. "Sekarang dimana Jaehun?" Tanya Yunra saat Minha melangkah mendekat ke arahnya.

"Aku disini"

Sehun menoleh cepat ke arah pintu kamar Minha, matanya kini menangkap dengan jelas Jaehun yang tengah berdiri menyenderkan tubuhnya di ambang pintu kamar.

"Jaehun datang bersama dengan adikku" Sehun menoleh ke arah samping saat Mark tiba-tiba berdiri di sampingnya.

"Aku tidak tau ternyata Mark dan Sehun juga ada disini" Jaehun mulai melangkah masuk kedalam kamar Minha.

"Mereka tamu yang tidak diundang" Ketus Minha saat Jaehun berdiri di sampingnya.

Tubuh Minha tersentak saat merasakan ibu jari Jaehun menyentuk kulit wajahnya. "Masih ada sisa air matamu, jangan sampai Yunra melihatnya" Bisik Jaehun.

Minha tak menjawab, gadis itu dengan cepat menarik tubuh Yunra untuk masuk ke walk in closet meninggalkan tiga pria yang kini masih diam tanpa suara.

Mark yang merasa aura di sekitarnya mulai menggelap saat Jaehun dan Sehun saling tatap kini mulai beranjak dari duduknya.

"Aku rasa kau tidak terlalu dekat dengan adikku, kenapa sekarang kau tiba-tiba datang ke apartmentnya?" Tanya Mark sambil melangkah mendekat ke arah Jaehun.

"Aku menyukai adikmu" Sahut Jaehun singkat.

Mark seketika menghentikan langkahnya, pria itu kini melangkah mundur melempar tatapan tak percaya ke arah Jaehun.

"Ucapan pria sepertinya tidak pantas untuk kau percayai" Ucap Sehun, pria itu tersenyum remeh ke arah Jaehun.

"Lalu ucapan pria sepertimu pantas untuk di percayai?" Tanya Jaehun balik.

"Aish! Kenapa kalian berdua selalu membuat kepalaku ingin pecah!? Sekarang ikut aku keluar, kita tunggu Minha dan Yunra di ruang tengah" Mark menarik kasar tangan Sehun untuk keluar dari kamar adiknya.

"Jadi untuk apa kau datang ke apartment Minha?" Tanya Mark lagi saat mereka bertiga telah duduk di sofa ruang tengah.

Jaehun membalas tatapan Mark yang duduk di sofa yang berhadapan dengan sofa yang ia tempati. "Aku menyukai adikmu"

Mark memutar bola matanya malas. "Itu bukan jawaban dari pertanyaan ku, dan mana mungkin kau menyukai adikku" Mark tertawa pelan di akhir kalimatnya.

Jaehun tak membalas kalimat Mark, pria itu beranjak dari duduknya saat melihat Yunra dan Minha keluar dari kamar.

"Ayoo.." Ucap Yunra yang di balas anggukan oleh Jaehun.

"Raa..." Panggil Sehun.

"Iya?" Yunra menoleh ke arah Sehun. "Aku akan pergi sebentar besama Jaehun dan Minha, kau kembalilah ke kantor" Ucap Minha saat membaca arti tatapan Sehun.

"Aku akan pulang setelah urusan ku selesai" Lanjut Yunra.

"Pulang!?" Tanya Minha dengan nada tingginya.

Yunra mengangguk. "Sehun datang untuk meminta ku pulang jadi aku harus pulang"

"Kita sudah terlambat" Jaehun menghentikan gerakan bibir Minha saat gadis itu ingin protes karena ucapan Yunra.

"Aku pergi dulu" Minha menoleh sekilas kearah Sehun dan Mark.

"Kami pergi dulu" Ucap Yunra sebelum tangannya ditarik paksa oleh Minha.

Sehun menghela nafas kasar, pria itu mengacak kasar rambutnya saat melihat tubuh Yunra hilang di balik pintu apartment.

"Kau tidak menyusul mereka?" Tanya Mark.

"Kita kembali ke kantor" Sehun beranjak dari duduknya melangkah meninggalkan Mark yang masih diam di tempatnya.

"Astaga! kenapa aku harus berada di situasi serumit ini? Kumohon ini cepat berakhir"
















Maaf masih banyak kekurangan dan kesalahan di part ini:(

Up nya dua part nihhhh, seneng gakk??? Gimana? Jangan sungkan marah marah sama sehun atau sama jalan ceritanya yaaa, pokoknya makasiii buat kalian semua😚

VOTE AND COMENT 💋
-ingga.














Continue Reading

You'll Also Like

160K 10.2K 22
Akankah kisah tragis terulang kembali? °°° 'Hikayat cinta Sang Iblis', lanjutan dari cerita 'Di bawah naungan Sang Iblis' Cover by Pinterest and Me
1.4M 111K 35
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
480K 1K 15
🔞 kisah sx abang tiri dan adik tirinya
1.8M 58.5K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...