Lump In your Troath [PROSES R...

By Nanauykk

1.7K 576 221

PROSES REVISI "Even a strong boy can cry just because of a girl" Kala seorang laki-laki sudah mencintai satu... More

✿ Prolog ✿
✿ Crazy Friend ✿
✿ First Love ✿
✿ Handsome ✿
✿ Lupa ✿
✿ Sorry ✿
✿ Is it possible? ✿
✿ Misi Rahasia ✿
✿ True Nature ✿
"Terungkap"
✿ Girlfriend Or Friend? ✿
✿ Problem ✿
✿ Gengster ✿
✿ Nostalgia (?) ✿
✿ Not A Joke ✿
✿ Fault ✿
✿ "My Heart Is Broken" ✿
"Complicated"
✿ Light ✿
✿ Broken By Love ✿
✿ Difference ✿
✿ Here ✿
"Awal yang baru"
"Playboy"
"My Hero"
"L0V3"
"Revenge For Ex"
"Light Garden"
"About Feelings"
"proximity"
"You Love Me?"
"Punishment"
"Sad Cry"
"Graduation"
"Happiness"
"Answer"
"Wedding-End"

✿ He's not my boyfriend ✿

58 19 5
By Nanauykk

Salah satu adegan nya merupakan kisah nyata teman author🔥
______________________________________




Hari ini hari Sabtu dan kebetulan di sekolah Zero Sabtu termasuk hari libur.

Tapi sayangnya Zero tak bisa bangun siang dengan santai, karena terikat janji dengan ibunya.

Baru menjelang jam delapan nanti Zero mengantar Alicia, ia tidak mau gadis itu jadi marah padanya karena bagaimanapun Alicia tetap sahabat karibnya yang paling dekat.

"Oh ya Ma hari ini zero pergi dulu ya," ujar Zero sembari tangannya dengan lihai mengoles selai.

"Loh mau kemana?"

"Nganter Alicia pergi belanja."

"Shella gak ikut?"

"Enggak Ma, katanya ada acara keluarga."

"Oh begitu, ya sudah nanti hati-hati ya sama Alicia," pesan Mama.

"Siap ma!"

Selesai membantu ibunya Zero bergegas untuk mandi, memakai kaos putih polos lengan pendek, celana jeans hitam panjang sepatu hitam putih lalu tak lupa ia bercermin.

"Wuih begini aja gue keren."

Sesaat Zero langsung berpamitan dan mengeluarkan kendaraan roda duanya dari garasi.

"SELAMAT PAGI ZERO!" teriak Alicia dari rumahnya.

Tu anak punya suara kek toa dah, keras banget anjir, mana gak habis-habis lagi, gak bosen apa? - Zero.

Gadis itu dengan riang menyebrang jalan dan menghampiri Zero, berbalut Hoodie putih lengan panjang sedikit kebesaran, Celana jeans selutut hitam dengan sepatu kets putih yang melindungi kakinya dari kerasnya jalanan.

[Ilustrasi]

"Pagi juga."

"Lesu banget bro? hayoo gak boleh lesu, hari ini kan hukuman Lo karena ngingkari janji!" tegas Alicia mengingatkan.

"Iya tahu, tapi kenapa harus pagi sih?" keluh Zero yang malas untuk bepergian kala fajar tengah menyingsing.

"Sekalian jalan-jalan lah, napa? ngeluh? gak mau nganter?" tanya Alicia berkacak pinggang dengan raut wajah menyelidik.

"Iyee, banyak bacot."

Zero segera memberikan helm nya pada Alicia, untuk ia pakai. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal keduanya pun berangkat menuju tempat yang dituju.

"Em, Zer?" panggil Alicia saat suasana tampak hening.

"Hm?"

"Kita lewat jalan yang ada pohon kelapa melengkung itu?"

"Mau lewat mana lagi? hutan?"

"Jangan lewat situlahhh nanti kalau lo jadi jodoh gue beneran gimana? kan gue ogah gue satu atap sama Lo," tekan Alicia sambil menepuk pundakku keras.

"Ishhh—jangan percaya mitos, percaya dah sama gue," Ujar Zero setengah meringis sakit akibat tamparan Alicia.

"Gak ah, omongan lu gk jadi penjamin."

"Yaelah sekali doank neng."

"Tapi kan..."

"Lo ngomong mulu gue sumpel pakek serbuk gergaji!" tukas Zero tetap fokus mengendarai meski bibirnya ngedumel.

"Lo mah...."

"Apa?"

Alicia memilih untuk diam dan memaki-maki sahabatnya dalam hati, mengutukkinya supaya tiba-tiba hilang dari hadapan si gadis.

"Btw zer... kok pakaian kita couple sih putih-putih" ucap Alicia memberi topik baru yang rasanya lebih berwarna.

Raut wajah laki-laki itu nampak terkejut, Seakan baru tersadarkan setelah sekian menit mereka bersama.

"Iya juga ya?" balas Zero sedikit melirik spion motor guna memastikan warna pakaian yang berbalut di baju Alicia.

"Jangan-jangan.."

"Apa? jodoh lagi? udahlah Al jangan jadi peramal, ini namanya cuma kebetulan!" kesal Zero mulai pusing memikirkan untuk menyadarkan sahabatnya.

"Perasaan Apa-apa lo sangkut pautin sama masa depan, apa mungkin Lo ngarep juga ya jadi pacar gue?" tanya Zero dengan senyum jahat dibalik helm nya, membuat mata Alicia terbulat sempurna saat mendengar nya.

"Ngarep sama Lo!? dih najis!" ejek Alicia memukul pundak Zero lumayan keras, sementara yang menjadi korban hanya tertawa cekikikan.

"Apa sih Al kurangnya gue sampai Lo nolak gue mentah-mentah, gue ini cowok idaman para wanita ngerti? Ganteng? iya, baik? iya, ramah? iya, pinter gak usah ditanya," kata Zero mulai menyombongkan diri.

"Uh huh? Lo muji diri sendiri?"

"Iya dung, terlalu banyak yang muji gue, mana sempet gue muji diri gue sendiri!"

"Idih sok artis!"

"Iri bilang sis!"

"Kagak iri ,yang ada apes mulu gue dilabrak para fans Lo itu," keluh Alicia.

"Itu artinya gue memang artis."

"Au ah serah!"

Zero tertawa terbahak-bahak melihat wajah mungil dari spionnya terlihat kusut bak seragam yang belum diseterika.

Namun tak berselang lama tampaknya gadis tersebut kembali berbicara dengan topik lain yang lebih panas, sudah Zero bilangkan dari awal, Alicia adalah makhluk yang tidak bisa diam.









Setelah jalan-jalan sebentar keduanya sampai di Mall, Zero memarkirkan motornya lantas melepas pelindung kepalanya, begitu juga dengan Alicia.

Sembari menunggu gadis itu menata helaian rambutnya, si pemuda turut merapikan beberapa helai poni yang nampak amburadul.

"Mau beli apa?" tanya Zero saat mereka sudah menapaki salah satu bagian di mall.

"Eumm, mau beli sepatu aja deh," seru Alicia.

"Oh oke-oke" balas Zero segera mengantar Alicia ke Mall bagian sepatu.

Selagi gadis itu sibuk memilah-milah sepatu Zero nampaknya sedang berlempar pesan dengan sang kekasih, siapa lagi jika bukan Shella.

Yeah tiada hari tanpa Shella, Shella adalah cinta pertama pemuda yang mendekati kata sempurna itu, bukankah pujaan hatinya begitu beruntung mendapatkan kekasih seperti Zero?

Sungguh ternyata cinta tak mengenal resiko, resiko seseorang jatuh ke lubang yang paling dalam ketika ia terbang menembus awan.

"ZERO!" gertak Alicia lumayan mengagetkan pemuda yang kesadarannya hampir hilang karena sibuk dengan mbak pacar.

"Gak usah teriak-teriak, kalo gue mati jantungan gimana!?"

"Makanya jangan melamun bantuin pilih kek! bucin mulu perasaan, gak Lo bucinin sehari juga gak bakal digondol orang," ucap Alicia kesal sambil melipat tangannya didepan dada.

"Bawel banget sih Lo, mana-mana gue bantu!" balas Zero dengan suara yang lumayan meninggi.

"Emm kalau antara dua ini bagusan yang mana merk putih A ini atau merk putih B ini?" tanya Alicia memperlihatkan model sepatunya, sedangkan yang diberi pertanyaan sibuk meneliti setiap inci sepatu.

"Kalau menurut gue yang merk putih B sih, yang A kan Lo udah pernah punya, ganti gaya kek, monoton Lo mah!" jelasku.

"Cerewet! Oke-oke ukuran empat puluh tolong Carikan gue mau ngembaliin yang A ke rak dulu," Alicia.

Zero segera mengangguk dan menemui petugasnya dengan raut wajah malas,ia menanyakan ukuran empat puluh merk B tersebut kepada si petugas, setelah mendapat anggukan petugas mall segera mengambilkan sepatunya yang dimaskud untuk diberikan pada pembelinya.

"Coba dulu nanti gak pas lagi," kata Zerk memberikan kotak sepatunya.

"Emang kaki gue tiba-tiba tambah besar apa?"

"Ya kaki Lo kan Segede telapak gajah,"

"Anjir body swimming tu mulut!?" tukas Alicia menatap elang si pelaku.

"Body shamming sayanggg bukan body swimming!" gemas Zero mencubit besar kedua pipi Alicia.

Alicia dengan cepat menampar lengan tangan Zero yang menyentuh kulit mulus pipinya, "Anying sakit bego!"

"Dahlah buruan dicoba, gue tinggal kalo kelamaan!"

"Iyaaa kakkk!" Alicia lantas membuka kotak sepatunya sembil duduk dan mencoba mengenakannya.

"Ihh kok nggak bisa sih!" keluh Alicia yang kesulitan memasukkan telapak kakinya kedalam sepatu.

Zero masih setia berdiri disampingnya sambil memainkan ponsel pipih miliknya, telinga nya lumayan panas kala Alicia terus-menerus ngedumel.

"Makek sepatu aja gak bisa, mana!" Zero langsung berjongkok, ia menyingkirkan tangan Alicia dan mengambil alih pekerjaannya.

"Begini Lo cara makeknya," ujar Zero sambil melonggarkan talinya satu persatu, membuat Alicia terkekeh karena ia lupa talinya terlalu kencang.

"Oh iya gue lupa hehe.."

"Dah coba Lo masukkin kaki kanan Lo," perintah Zero menatap Alicia dari bawah sambil membuka lebar lubang sepatunya.

Alicia menurut, ia dibantu Zero memasukkan telapak kakinya pelan-pelan ke sepatu "hati-hati sepatu mahal.."

Jari-jemari si pemuda dengan gesit mengikat tali sepatu Alicia hingga terbalut apik dikakinya.

"pas gak?" tanya Zeeo menatap Alicia dari bawah.

"Iya pas kok!"

"Nyaman dipakai sepatunya?"

"Iya, nyaman gue—"

"Ehemm!"

[Zero Pov]

Tidak ada mendung tidak ada angin, nampaknya terdapat dua sejoli sengaja berdeham pada kami, siapa? Entahlah bahkan diantara aku dan Alicia tiada yang mengenal dari mereka, mungkin mereka hanya hanya pembeli Mall disini.

"Lihat tuh jadi pacar romantis kek gitu kek!" tegas sicewwk kepada sang kekasih yang lumayan keras hingga kaki berdua mendengarnya.

Spontan saja aku dan Alicia saling berpandangan satu sama lain dengan rasa jijik, Alicia mengangkat alisnya padaku seakan akan berkata, "Sok tahu banget tuh orang,kirain gua mau jadi pacar Lo!"

Akupun membalas nya dengan memiringkan mulutku seraya berkata dalam hati "Emang gue Sudi?"

Jangan heran jika kami bisa saling mengerti, karena begitulah telepati persahabatan.

"Lebih baik kita bayar aja gak enak disini, panas gue," ucap Alicia yang selesai melepas sepatunya dan diletakkan dikotak kembali.

"Sama!" Kataku ikut berdiri mulai mengekor Alicia dari belakang.

Alicia kemudian memberikan barangnya ke kasir untuk transaksi pembayaran.

"Berapa kak?"

"Dua ratus lima puluh ribu dek," ucap sikasir, Alicia kemudian mulai merogoh kantongnya namun sesegera mungkin ku berikan E-money ku berupa card.

"Biar gue yang bayar" kataku kemudian.

"Huh? kesurupan apa Lo Sampek mau bayarin gue segala?" tanya Alicia menatap ku heran.

"Ya itung-itung buat permintaan maaf gue kemarin."

"Bener ni?" tanya Alicia meyakinkan.

"Iye."

"Ikhlas enggak?"

"Ikhlas!"

"Beneran??"

"Njir, Lo mau gue bayarin engga bego?"

"Ya maulah, masak kagak!"

Kurotasikan bola mataku, sambil menerima kembali money card milikku dari kasir.

"Makasihhh Zerrr!!!"

"Hem, sama-sama" balasku.

"Mau beli apa lagi gih?" tanyaku.

"Em, hoodie?"

"Ya udah ayo kesana!"

Kami lalu beralih Ke Mall bagian Hoodie, Alicia mulai memilah satu-persatu pakaian tebal yang tergantung disana, "Zer, bagus yang mana nih?" Tanya Alicia membawa tiga Hoodie dengan warna yang berbeda.

"Bagus yang merah muda pastel ini, gue rasa cocok sama Lo," saranku.

"Oh? Okey gue kembaliin yang dua ini dulu," ujar Alicia lalu mengembalikan Hoodie nya.

Kami segera kasir, kembali ku keluarkan kartu pembayaran milikku.

"Eh eh eh Lo mau ngapain?" Cegat Alicia.

"Mau bayarin Lo lah!"

"Huh? lagi? yakin aja Lo?"

"Iya bawel amat sih Lo!" kesalku sembari memberikan cardnya pada kasir.

"Awww tengkyuu beb," goda Alicia membuat bulu kudukku berdiri.

"Bab beb bab beb, Lo siapa?"

"Bukan beb Beby njir!" Pekik Alicia melototiku.

"Lah lalu?"

"Beban keluarga."

"Owalah monyed!"

"Wahh kakak ini beruntung banget ya punya pacar perhatian kayak dia, jarang loh kak dapat pacar perhatian begitu, mau bayarin belanjaan gini..." celetuk petugas kasir sambil memberikan kembali kartu pembayaran milikku beserta barang yang dibeli Alicia.

"Huh?" Aku dan Alicia terkejut secara bersamaan dan saling melirik.

"Eumm, Maaf kak tapi kita cuma sahabat aja kok beneran," kata Alicia memberikan dua jarinya.

"Nggak usah malu mengakui nya, saya juga pernah seperti kakak waktu masih muda," elak kasir masih kekeh dengan keyakinannya.

"Tapi beneran kak kita nggak pacaran!" jelas Alicia selembut mungkin.

"Ah, mungkin kakak nya masih malu-malu ya sama cowoknya?"

"Enggak kak kami—"

"Iya kak iya mungkin dia masih malu," potongku, sebenarnya mengatakan hal ini merupakan ancaman tersendiri buatku, apalagi Alicia menatapku dengan tatapannya yang seakan siap menerkam dan mencabik-cabik tubuhku.

"Nah bener kan!!" kata kasir seakan menang dengan perdebatan ini.

"Ya udah ya kak kami permisi dulu, ayo sayang," kataku menggandeng tangan Alicia mesra.

"Iya, semoga langgeng ya..." ucap Kasir saat kami sudah sedikit jauh, aku hanya tersenyum.

Beberapa saat setelah kejadian itu, Alicie melepas kasar gandenganku, "Anying najis banget gue jadi pacar Lo, Lo sengaja ya!?"

"Ya enggaklah njir, gue iyain aja biar selesai," balasku.

"Lo benar juga, tapi kenapa sih dari tadi kita dikira pacaran muluk, emang kita kek orang pacaran ya?" tanya Alicia cemberut.

"Entahlah mata mereka keknya bermasalah deh.."

"Hush jangan ngomong gtu!"

.......






















____________________________________
Thank you for reading (>▽<)
Jangan lupa Vote sebelum lanjut agar aku semakin bersemangat.

Share ke teman-teman? Bolehhh

Follow juga yuk acc @Nanauykk
Agar tidak ketinggalan info-info mengenai cerita✨

|Salam Manis : Nana❤️
|9 Agustus 2020

Continue Reading

You'll Also Like

738K 34.7K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
3M 255K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...