Five or Nothing (Yeri x 99l N...

By starofmilkyway

211K 44.6K 17.5K

Punya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang kata... More

Prolog: Pancabintang
Aud dan Empat Begundal
Mr. Can-Do-It-All dan Tetangga Tiga Rumah
Si Musisi dan Ikon Baru Sekolah
Kuda Tomplok dan Warjok
Kapten Basket dan Teman Berjuang
Saatnya bersinar
Bukan Anak Indie
Ada Yang Baru
Menolak Tawaran
Lomba Esai
Kehidupan Normal
Dasar Netizen
Pasca UAS dan Liburan
Kembalinya Yerikha
Almost Paradise
Kado
Yanuar
Turnamen
Akhirnya!
Dipanggil Terus
Her Top Secret
Brother
Trio Sedang Rapuh
Vila Aheng - BYUURR
Vila Aheng - Terkuak
Vila Aheng - Keluhan Batin
"Pernah, Gak?" - Mark
The Lontong Sayur Guy
Salah Satu Alasan Kembali
Habis Makan Nyamuk
Kesal Tanpa Alasan
Kepikiran
Yang Sebenarnya Cemburu
Bukan Berantem
"Pernah gak?" - Dejun
Tapi Baikan
Lucas Labil
Di Ruang BK
Deadpool dan Chris Evans
Saya Tertarik
Yang Mana?
Butuhnya Satu Hendri
Huru-hara Lomba Tari Saman
First Love Atau Bukan?
"Pernah gak?" - Lucas
Keputusan Untuk Sebuah Pilihan
"Update Barengan Yuk"
Curhat Bersama Leon
Gak Normal
Semuanya Dekat
Pelik Yang Ini, Pelik Yang Itu
Garis Terdepan
Satu Lagi Pemendam Perasaan
Study Tour
SKJ (Studytour Kagak Jelas)
Agit dan Perubahan
Rasanya Ada Yang Kurang
Pertemuan Singkat
Salah
Menerka-Nerka
If I Bleed, You'll Be The Last To Know
"Pernah gak?" - Hendri
Little Chit-Chat
Bu Lala dan Pak Lili
5/5
Two Sides
Boys Corner
"I'm Sorry."
Onederful Fest
It Is Pancabintang!
Another Liar
How A Wallflower Has Turned Into A Lion
The Elephant In The Room Between The Two of Us
Si Pengamat dan Pendengar
Everything Has Changed
Should He Regret It?
Nosebleed
Memperbaiki dan Memulai Kembali
Penghujung SMA
Epilog: Five Or Nothing
The Fifth Season

Karena Bakiak, Jatuh Cinta

1.6K 449 123
By starofmilkyway







Kalau ngomongin jatuh cinta, kayaknya Hendri doang yang belum dijelasin gimana origin dia jatuh cinta. 

Kalau Lucas jatuh cinta sama Donna karena humornya, Mark jatuh cinta dengan Yessy karena wibawanya, Dejun jatuh cinta sama Jelita karena parasnya, Yeri jatuh cinta dengan Mark karena prestasinya, maka beda cerita sama Hendri. Hendri jatuh cinta sama Yeri karena galaknya.

Aneh? Aneh. Kok bisa?

Jadi gini. Hendri punya tiga kakak perempuan. Kebayang dong se-riweuh apa itu keluarga. Iya, kakak perempuan Hendri semuanya sama sengkleknya kayak Hendri. Dan tiada hari di rumah tanpa adu argumen kalau mereka lagi bersama. Ya gimana ya, kan kebanyakan kalau kakak-adik perempuan pasti isinya berantem. Kayak Bora sama Deoksun di drama Reply 1988. Itu aja masih dua anak perempuan. Lah ini keluarga Hendri punya TIGA.

Hendri sampai berpikir, ada gak sih cewek yang lebih galak daripada Teteh-Teteh gue?! Dan Hendri merasa kayaknya gak ada di dunia ini yang lebih maung dari kakak-kakaknya.

Lalu... ini semua berawal ketika mereka semua masih kelas sepuluh, baru beberapa bulan menginjakkan kaki di sekolah menengah atas. Hendri yang saat itu pulang sekolah agak sore dari biasanya, melihat ada bakiak di teras rumahnya. Yang mana selama ini Hendri gak pernah punya lalu tiba-tiba ada di rumahnya.

"Hhmm, menarik."

Tertarik sama bakiak? Sendal tradisional yang terbuat dari kayu dan ban bekas itu? Tentu saja itu cuma Abimanyu Hendri Kurniawan.

Karena rasa kepo yang membuncah dan juga tentu didorong oleh sejuta ide aneh Hendri di otaknya, Hendri punya akal gimana kalau dia coba pakai bakiak sembari mengendarai sepeda gunung. Apakah rasanya akan menantang atau malah menyenangkan?

Hendri nyengir sendiri dan langsung meletakkan tasnya di ruang tamu. Ia langsung melepas sepatu dan kaos kaki sekolahnya, kemudian memakai bakiak yang mencuri perhatiannya dan mengeluarkan sepeda gunungnya keluar. Dengan senyuman terukir di wajahnya, ia mengayuh pedal sepeda tersebut keliling komplek.

Ah, biasa aja. Rasanya sama aja. Kirain bakal menantang.

Batinnya begitu ketika ia sudah seenggaknya memutar-mutar komplek terhitung sampai dua kali. Ia mengitari komplek seraya menyapa tetangga-tetangganya yang memandangnya heran karena tersenyum terus, gak lupa satpam komplek yang sedang ngopi dan hafal betul tingkah laku aneh Hendri sejak Hendri kecil.

Sayangnya, kecongkakan Hendri harus berakhir karena pengikat kaki bakiak yang ia kenakan harus terputus ketika ia sedang mengayuh pedal lebih cepat sehingga membuat kakinya tergelincir dan kehilangan keseimbangan, terlebih di depan ada polisi tidur yang gak rata permukaannya.

BRUKKKK

Hendri jatuh di jalanan. Sialnya, ia sedang mengebut ketika insiden tersebut terjadi sehingga wajahnya harus berbentur dengan aspal dan celana seragamnya robek seketika.

"HENDRI!!!"

Ada suara yang meneriaki namanya begitu insiden itu terjadi. Hendri spontan mencari-cari asal suara yang memanggil namanya diiringi dengan langkah kaki yang tergesa-gesa mendekat ke arahnya.

Ternyata Yeri.

Hendri jatuh tepat di dekat rumah Yeri dan Yeri yang kebetulan sedang buang sampah ke luar menyaksikan kecelakaan Hendri barusan.

"YA TUHAN, HENDRI! Lo gapapa?" tanya Yeri panik begitu menghampiri Hendri yang berusaha duduk. "Ndri, pipi sama jidat lo luka." ucapnya seraya memegang wajah Hendri. "Tangan lo juga ini berdarah dan seragam lo robek. Kok lo bisa jatoh, sih?!" Yeri meraih bagian siku Hendri yang terluka itu.

Hendri bingung mau jawab apa. Tapi mau gak mau mending jawab seadanya.

Hendri menggaruk rambutnya. "Hehehehehehe... gue nyoba iseng naik sepeda pake bakiak, tapi karetnya putus terus kepeleset. Hehehe." jawabnya jujur sambil cengengesan.

Hendri kira, Yeri bakal menasihati Hendri dengan halus kalau Hendri jangan sok ide lagi naik sepeda gunung pakai alas kaki aneh-aneh dan tanpa alat keselamatan lalu diobati dengan lemah lembut sampai Hendri merasa baikan. Karena dia belum kenal dekat dengan Yeri saat itu.

TAPI SAMA YERI DIMARAHIN. 

"GAK JELAS LO HENDRI. NGAPAIN SIH?!" teriak Yeri sambil mukul bahu Hendri yang bikin Hendri meringis kesakitan.

Fak! Persis Teteh gue banget ni orang barbarnya! Gue kira anggun! Pekik Hendri dalam hati.

Asli baru kali ini dia dimarahin sama cewek di hadapannya ini. Air muka Yeri yang khawatir langsung berubah jadi gedeg seketika setelah mendengar alasan Hendri jatuh. Bahkan, ketika Hendri dibantu untuk bangun, sepedanya dibawa Yeri ke rumah Yeri, dan Hendri masuk ke ruang tamu Yeri untuk Yeri bantu obati, Yeri masih mengomel.

Bener-bener ngerocos aja itu perempuan.

"Kenapa sih cowok tuh suka banget aneh-aneh!"

"Banyak tingkah banget ngapain sih!"

"That's why boys always die earlier!!!"

Hendri kaget kebudayaan banget serius baru kali ini lihat cewek selain kakaknya marah-marah. Punya perawakan menawan sering buat dia di-"hahaha untung ganteng" kalau Hendri berulah dan banyak tingkah. Dan banyak juga cewek-cewek yang jaim sama dia cuma buat cari perhatian Hendri selama ini. 

Tapi Yeri enggak sama sekali. Dia selalu ngomel kalau sama Hendri. Gak ada itu lemah lembut atau jaga sikap.

Hendri duduk di sofa ruang tamu Yeri lalu Yeri datang dengan muka bete serta kotak P3K di tangannya.

"Duduk lo." perintah Yeri.

"...ini kan udah duduk, Mbak...." jawab Hendri takut.

"Ck, diem." Yeri berdecak sambil duduk di samping Hendri dan membuka P3K-nya.

Hendri cuma ngeliatin Yeri yang masih memberi tatapan galak.

"Mana muka lo?" ketus Yeri dengan kain lap basah di tangannya.

"Ini muka gue gak kemana-mana kok, Yer...." jawab Hendri pelan yang dibalas tatapan sinis Yeri dan membuat Hendri diam lagi.

Yeri meraih dagu Hendri dan mengarahkan wajahnya yang terluka ke titik fokusnya, ia kemudian mengelap wajahnya dengan kain air hangat kemudian memoles luka-luka di wajahnya menggunakan kapas yang sudah diberi obat luka, terutama pada bagian pipi dan dahi Hendri.

"Aduh," ringis Hendri.

"Rasain," cela Yeri ketika Hendri meringis karena lukanya sedang diobati. "Lagian lo bego banget sumpah ngapain sih anjing?! Lo segabut itu ya naik sepeda tinggi pake bakiak?!" gerutu Yeri yang masih ajaaa maki Hendri sampai mengumpat.

Hendri nyengir, kemudian menyahut, "Ya namanya juga kepo pengen eksperimen gimana rasanya. Hehehe."

"YA GAK PAS PAKE SERAGAM JUGA, HENDRI." seru Yeri sambil sedikit mendorong pipi Hendri itu.

"AAAAKK, SAKEET!"

Hendri berani bersumpah kalau Yeri bahkan jauh lebih galak dari kakaknya. Sumpah! Kalau itu kakaknya, pasti balas lawakan Hendri karena sama-sama sengklek. TAPI KALAU YERI MALAH TAMBAH MENGOMEL.

Biar ngomel, tapi Yeri tetap mau memberi perhatian ke Hendri.

Iya, Yeri marah-marahnya sambil nyembuhin luka di pipi dan jidatnya Hendri. Ini Hendri shock karena terus-terusan dicaci-maki tapi rasanya aneh banget diomelin perempuan yang merupakan tetangga sekaligus teman sekolahnya itu.

Omelan Yeri tuh rasanya kayak emang itu bagian dari diri Yeri, watak Yeri yang melekat karena dia orangnya mudah khawatir. Yang marahnya emang cuma di detik itu doang, dan gak perlu pakai acara maaf-maafan supaya hubungan keduanya membaik lagi. Kayak alami aja gitu galaknya.

Omelan Yeri kerap mengingatkan Hendri dengan kakak-kakaknya yang sekarang udah gak sama dia lagi, udah punya hidup masing-masing sehingga membuat Hendri rindu dengan kakak-kakaknya itu. Bagaimanapun juga, Hendri kan jarang diurus sama orang tuanya, kakak-kakaknya lah yang berperan dalam membentuk bagaimana Hendri menjadi sosok hari ini. Makanya dia sesayang itu sama kakak-kakak perempuannya.

Dia rindu kakak-kakaknya. Dia kangen diomelin dan cerocosan kakak-kakaknya di rumahnya. Dan Hendri senang bisa menemukan hal itu di dalam diri Yeri.

Ya emang sih selama Hendri hidup dan bergaul juga pasti ada yang galak-galak begini, cuma ya baru kali ini aja Hendri nemu yang segininya. Segininya maksudnya yang mulutnya marah-marah tapi tangannya nyembuhin lukanya. Aneh banget rasanya diomelin perempuan kecil itu.

Dibilang tsundere bukan. Dibilang kembang desa juga bukan. Hendri bingung banget mau mendeskripsikan kawan yang ada di hadapannya itu.

Yeri masih lanjut membantu memberikan obat luka ke luka Hendri sampai di tangan Hendri dan di lutut Hendri. Yeri juga masih lanjut marah-marah sih, tapi gak sejudes tadi. Hendri juga sudah lebih chill dan terbiasa sama ketusnya Yeri.

Begitu merasa semua luka di badannya sudah diobati, Yeri melekatkan plester ke dahi Hendri yang sudah kering obat lukanya dan juga bagian yang luka lainnya. Ia lalu membereskan kotak P3K-nya dan berdiri.

"Lepas celana lo sini." perintah Yeri masih dengan nadanya yang galak.

Hendri melotot dan jantungnya mencelos seketika. Terkejut mendengar perkataan Yeri barusan karena terdengar gak beres di kepalanya. Pikiran Hendri sudah kemana-mana.

Hah... ini dia mau ngapain anjir....

Hendri kemudian memeluk diri sendiri, menjauh dari Yeri, "Anjing! Lo mau ngapain Yer anjing jangan macem-macem kita masih—"

"MAU GUE JAHIT MONYET GAK USAH MIKIR ANEH-ANEH!!!" tukas Yeri gak habis pikir sama jalan pikiran Hendri. Yeri kesal bukan kepalang sampai memukul bahu Hendri. Bodo amat abis kecelakaan juga mah.

Hendri lantas malu sendiri karena sudah berpikir yang enggak-enggak. Tapi ya gak salah Hendri juga sih, siapa juga yang gak mikir aneh-aneh kalau mendengar dialog Yeri tadi.

"Terus gue pake apaan dong anjing?! Gue lagi gak pake boxer." seru Hendri gak mau kalah.

"Ck! Itu ada sarung, pake sana!" 

Hendri mendengus tetapi akhirnya dia menurut. Kemudian dia pakai sarung dan menonton Yeri yang ngejahit celananya yang robek di bagian lutut.

"Lo bisa jahit?" tanya Hendri basa-basi.

"Menurut lo?" ketus Yeri.

Hendri memanyunkan bibirnya begitu (masih) mendapat balasan jutek dari tetangganya itu.

Galak banget buset kok Lucas dulu bisa sih nyeret-nyeret Yeri buat diajak kenalan....

Tapi Hendri kagum sedikit sih sama Yeri, kirain anaknya yang manja-manja banget karena kelihatannya suka marah-marah dan bossy begitu, tapi melihat dia inisiatif mengobati luka Hendri juga ternyata bisa menjahit pikiran buruk Hendri perlahan memudar.

"Sayang banget ini celana lo masih baru, masih bagus, masih kelas sepuluh." Yeri merutuk sambil menjahit celana Hendri.

"Ya namanya juga kecelakaan...." ujar Hendri.

Yeri memicingkan matanya ke Hendri yang lagi-lagi Hendri memasang muka kecut.

Yeri lanjut menjahit celana seragam Hendri yang sedikit lagi selesai. Bahkan ketika hampir selesai, Yeri masih menggerutu.

"Galak banget sih, Neng. Kasian nanti anak-anaknya diomelin terus sama ibunya." gumam Hendri yang tentu saja membuat Yeri semakin sebal.

Hendri memperhatikan gadis itu. Memperhatikan bagaimana poninya baru saja terjatuh ketika perempuan itu sedang menggerutu.

Menggerutu sih... tapi... Hendri kok lihatnya lucu.... 

Yeri yang lagi pakai kaos kuning kebesaran dan celana olahraga sekolahnya, ditambah rambut yang sedang diikat namun sedikit berantakan, di tangannya lagi sibuk sama celana seragam abu-abu Hendri yang sedang dijahitnya. Ditambah di lengan kirinya masih ada jam tangan warna-warni bertengger di sana, yang menurut Hendri cocok dipakai Yeri.

Gemas. Jauh lebih galak dari kakak-kakaknya membuat Yeri terlihat lucu di mata Hendri.

Tanpa sadar Hendri tersenyum melihat pemandangan itu. Tentu saja Yeri gak tahu karena dia masih sibuk ngomel dan fokus menjahit.

"Keren." ucap Hendri yang disusul picingan mata Yeri.

"Apa?"

"Keren. Lo bisa multitasking ngejahit sambil ngerocos. Bintang lima buat kemampuan multitask Yerikha, bintang dua buat tutur kata lemah lembut Salsabilla." ucap Hendri sambil mengacungkan jempolnya ke arah Yeri.

Yeri udah makin gak tahu jalan pikiran Hendri. Sehingga Yeri makin cepat menyelesaikan jahitannya karena sudah sebal banget sama Hendri. Tapi hal itu justru membuat Hendri semakin betah melihat Yeri yang menggerutu itu. Malah Hendri sekarang cengengesan dengan bertopang dagu di atas sarung yang sedang dikenakannya, memperhatikan Yeri yang kerap kali memberikan tatapan sinis dan tinju ke pundaknya.

Rasanya Hendri seperti selalu mau berbuat aneh-aneh supaya Yeri terus-terusan mengomel menggemaskan di matanya ini. Hendri juga merasa, dia mengerti momen Zing yang dimaksud oleh monster-monster di kartun Hotel Transylvania ketika Yeri mencak-mencak di hadapannya.

Hingga akhirnya Hendri pulang dengan senyuman terukir di wajahnya, dimana senyuman itu jauh lebih cerah daripada saat ia tadi sore membayangkan bersepeda menggunakan bakiak. Bahkan pulang tanpa alas kaki dan kadang gak sengaja injak batu pun sama sekali gak melunturkan senyumnya.

Di situ Hendri sadar, kalau ia memiliki sebuah perasaan baru. Zing!

Lalu, saat esok harinya Hendri ingin berterima kasih kepada Yeri karena telah menolongnya dan memberinya traktiran martabak setelah pulang sekolah bersama, Hendri dan Yeri gak sengaja menyaksikan seekor kucing tertabrak mobil ketika mereka turun dari motor dan hendak masuk ke rumah Yeri.

Yeri yang menyaksikannya kontan merasakan tubuhnya lemas, ia langsung memeluk lengan Hendri dan menangis. Menyembunyikan wajahnya di balik bahu Hendri. Membuat Hendri kaget seketika karena perlakuan Yeri tersebut.

Namun sesaat kemudian, Hendri ingat kalau Yeri pernah bilang ia paling gak tega ketika menyaksikan kecelakaan—apalagi kematian, baik manusia ataupun hewan, saat mereka menonton film Hachiko bersama Lucas, Mark dan Dejun. Di sana Yeri lah yang paling terisak menontonnya.

And from that moment, he realized that behind her tough personality, she has a fragile side in her heart. That makes her captious and always blabbering non-sense whenever he put himself in danger. It's all because she's worried. She cares too much about her bestfriends but she just doesn't want to show it at all.

He smiled. He pulled her head and burried her face on his chest, caressed her hair as he trying to comfort her.

Sejak saat itu Hendri sadar, kalau dia jatuh cinta.





•••••

"JHAAAAAA!!! NAKSIR KAK YERIKHA TERNYATA LU YA!!!!!" Ryan berseru begitu mengetahui fakta bahwa kakak sepupunya itu memiliki perasaan buat salah satu sahabatnya yang Ryan kenal. "EH NINGNING LIAT NING!!! SI AHENG NAKSIR KAK YERI TERNYATA HAHAHAHAHA!!!" kata Ryan ke Hanin yang merupakan adiknya di ruang PS rumah Ryan dan Hanin.

"DEMI APA LO NAKSIR KAK YERI?!!" pekik Hanin. "HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!" Hanin ikut tertawa kencang meledek Hendri.

Kebayang gak seberisik apa itu ruangan diisi suara tawa Hanin dan Ryan yang melengking. Apalagi ketawa Hanin yang nyaring banget kayak lonceng abang-abang ketoprak.

"BACOoOOoooOT!!!" elak Hendri yang malu tertangkap basah dan wajahnya memerah.

Selepas memenangkan DBL kemarin, Hendri ke rumah Ryan dan Hanin karena Ryan dan Hanin lagi di Indonesia. Ryan bangga kakak sepupunya itu mengharumkan nama sekolahnya lewat olahraga yang Ryan juga suka, yaitu basket. Bahkan di rumah Ryan dan Hanin ini ada lapangan indoor khusus main basketnya juga. Itu tuh, yang pernah Hendri upload di Instagramnya di chapter berjudul "Dipanggil Terus". Iya, itu di rumah Ryan dan Hanin.

Bisa ketahuan Hendri naksir Yeri soalnya pas Hendri buka dompetnya, Ryan gak sengaja melihat foto Hendri dan Yeri berdua di sana. Tapi Ryan gak begitu curiga di situ. Ketahuannya begitu Ryan meminjam dan membuka laptop Hendri dan mencoba mencari game baru di sana mumpung Hendri bawa laptop ke rumahnya. Begitu Ryan melihat ada folder The Sims 5, Ryan mengerutkan dahinya. Soalnya setahu dia, The Sims 5 belum rilis tahun itu. Makanya dia membuka folder The Sims 5 di laptop Hendri.

Eh, ternyata isinya foto-foto dia sama Yeri atau malah foto-foto Yeri yang Hendri ambil. Langsung deh tuh Ryan ribut dan ngecengin Hendri bareng Hanin. 

Ya lagian Hendrinya juga tolooOoOooLLL. Bisa-bisanya masukin foto gebetan di folder yang paling mencurigakan.

Lagi kacau itu ruangan Hendri diceng-cengin abis-abisan sama kedua sepupunya itu, ada hal yang membuat ruangan itu semakin berisik. Yaitu ketika Yeri berkomentar ke Ryan di postingan Instagram Hendri itu.


yerisalsabilla ryaaan sepatunya gemes bgt sih @ryannugroho

ryannugroho akunya jg gemes kak😁 @yerisalsabilla


Hendri melotot melihat balasan Ryan. "APA-APAAN LO YANG!!! AKU-AKUAN SAMA SALSA!!!" teriak Hendri begitu melihat notifikasi Instagramnya.

"YE NGAPA SI CANTIK GITU GUA SUKA!!!" balas Ryan yang sebenarnya meledek.

"PUNYA GUE, PEYANG!!!!"

Ryan langsung mencibir Hendri. "Punya lu apaan kocak, di-friendzone gitu." Lalu Ryan berkata ke Hanin sambil ketawa. "Ning liat Ning! Sepupu lu halu!"

"YHAAAAA HALU AHAHAHAY!!!" ledek Hanin melengking. "Udah wibu, halu pula!"

Hendri pun langsung menjitak kepala Ryan dan menimpuk Hanin dengan bantal sofa.

"Ya kan karena dia temen gue, makanya punya gue." elak Hendri dengan alasan yang kurang masuk akal buat Ryan maupun Hanin.

"Dia punya berempat kalo gitu," cibir Hanin. "Elo, Markus, Lucas ama Juna." tambahnya.

Hendri lagi-lagi menyanggah ucapan adik sepupunya itu. "Sembarangan lo, dipikir sharing Netflix."

"Ide bagus tuh," Ryan ketawa jahil. "Mau sharing-an Kak Yeri sama gua gak, Heng?" ucapnya yang kemudian disusul jitakan Hendri ke kepala Ryan.

"JAGA UCAPANMU, SANTOSO!!!!" seru Hendri sambil menjitak kepala Ryan dan menyebut nama ayah Ryan dan Hanin.

"Peyang beneran anying gua lu jitak mulu, Wawan!" keluh Ryan sambil mengelus kepalanya yang dijitak Hendri dan balas ngatain nama bapaknya.

Hendri kemudian membuka profil Instagram Yeri dan memandangi foto gadis yang ia sukai selama ini.

"Tembak lah Heng, jangan cuma diliatin doang. Yang ngantri banyak." celetuk Hanin ikutan melihat ponsel Hendri.

"Betul. Gua aja mau ngantri." sahut Ryan jahil.

Hendri melirik Ryan dan Hanin sinis. "Terus lo nyuruh gue bersaing sama Mark? Bunuh diri itu namanya."

Ryan mengangguk setuju. "Iya sih, kayak langit dan bumi." Ada jeda sebelum Ryan melanjutkan perkataannya, "Eh kagak deh. Kayak langit dan tanah gambut."

Hendri kembali menjitak Ryan. Kali ini tanpa ampun.

"UDAH ANYIIIING NANTI GUA PEYANG BENERAN!!!"

Hanin yang ketawanya baru mereda kemudian menimpal. "Mau gue bantu gak, Heng?"

"Apeeee?! Ape lagiiiii ya Allah gua punya sepupu kagak abis-abis tingkahnyeeee??!!!"

"Ya nanti kalo gue ketemu Kak Yeri gue bantu kodein gitu kalo lo naksir." tawar Hanin. "Gue paham pasti lo cuma mendem soalnya lo takut ngerusak persahabatan lo kan?! Kayak Jungpal kan lo?!!!" kata Hanin agak sotoy gara-gara habis menonton drama Reply 1988.

Hendri menggeleng. "Ah, jangan dah Ning. Belom siap gua." kata Hendri jujur.

"Yah cupu lu!" ledek Ryan kemudian ditabok Hendri.

Hanin kok dilarang. Mana mempan. Apalagi sama Hendri yang menurut Hanin otaknya cuma seperempat sendok teh. Ujung-ujungnya Hanin kodein tuh ke Yeri mengenai perasaan Hendri yang terpendam buat Yeri waktu di rumah makan padang itu.

Dasar sepupu cepu.

Tapi thanks untuk Hanin deh, Yeri jadi peka sedikit sama Hendri pada akhirnya.

•••••

Dejun lagi asik mengitari penjuru sekolah setelah bel pulang berbunyi. Belum ada niat untuk pulang, masih betah dia mengamen di koridor.

"JUDIIIII~ Menjanjikan kemena—"

Nyanyian Dejun terputus begitu melihat Hendri sedang berdiri di depan sekretariat OSIS yang dimana banyak anak OSIS lagi mengecat spanduk. Setahu Dejun, saat dirinya sedang mengamen di sekitar toilet laki-laki, tadi dia berpapasan dengan Hendri yang mau buang air besar. Tapi begitu selesai mengitari lantai satu dan sampai di sekitar sekretariat OSIS, dia bertemu Hendri lagi.

Mata Dejun memicing melihat arah mata Hendri yang berada di depan ruangan OSIS itu. Ternyata Hendri sedang menontoni Mark dan Yeri yang lagi asik mengecat spanduk berdua.

"Ouch, lagi cemburu tu orang ternyata." Dejun bermonolog begitu mengerti situasinya seraya nyengir. "Isengin si Komeng ah,"

Kemudian Dejun mengganti lagu kelilingnya. Yang tadinya lagu "Judi" oleh Bang Haji Rhoma Irama, sekarang menjadi lagu "Harusnya Aku" oleh band Armada. Dejun bernyanyi seraya mendekat ke Hendri untuk mengusili sahabatnya itu.

"Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia,
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia,
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya,
Harusnya yang kau pilih bukan diAAaAaaaA~"

Hendri yang sadar Dejun sedang mendekat langsung menoleh. Ia mendapati wajah tengil Dejun bernyanyi seakan meledeknya. 

"Anjing lo ya Jun!" omel Hendri ke Dejun. 

"'KU TAK BAHAGIA, MELIHAT KAU BAHAGIA DENGANNYAAAA~"

Nyanyian Dejun semakin kencang, semakin meledek Hendri yang membuat Hendri menggetok kepala Dejun. "Gue banting gitar lu ye!!!"

Dejun malah cengengesan lalu berhenti meledek dengan lagunya.

"Tahu ye lo kalo gue naksir doi?!" kata Hendri memastikan kecurigaannya kalau Dejun tahu tentang perasaannya. Selama ini Hendri tuh curiga kalau Dejun tuh sebenarnya tahu perasaan Hendri.

Dan benar aja, Dejun sungguhan tahu mengenai perasaannya.

Dejun menjawab dengan santai. "Tahu lah, dongooo. Keliatan gelagat lu!"

"Faaaak!" Hendri menggerutu. "Sia-sia gue dong gue bersandiwara dengan profesional selama ini?!" katanya gak terima kalau ketahuan.

"Emang. Lu kan tolol."

"Taeeee. Padahal akting gue setara Leonardo DiCaprio!"

"Gua ludahin lu ye ngomong sekali lagi,"

Ya udah lah. Mau diapain lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Pikir Hendri begitu pada akhirnya. Toh juga Dejun tuh yang paling bisa menjaga rahasia di antara mereka berlima.

"Jing, bantu gue gangguin mereka!" kata Hendri. 

"Lah? Ogah. Emangnya gua babu lu a—"

"Royal Canin buat Bella."

Dejun berpose hormat dengan tangan kanannya. "ASHIAAAAP!! MAU GANGGUIN PAKE LAGU APE NICH SOBAAAAT?!!!" Dejun langsung antusias, mengakhiri kalimatnya dengan menjentikkan jari serta mengedipkan mata.

Berakhirlah mereka berdua memasuki ruangan sekretariat OSIS, menganggu dan mengacaukan momen Yeri bersama Mark yang sedang saling bercanda manis di sana.

"JUDIIIIII~" seru Dejun.

"MENJANJIKAN KEMENANGAAAAAN~" sambung Hendri.

Dejun dan Hendri memasuki ruangan, ricuh.

Dan terima kasih juga untuk Dejun untuk menjaga rahasia Hendri. Dengan bakat akting Dejun yang juga diasah dengan pengalaman ikut teater waktu SMP, Dejun bisa bersandiwara saat di vila dan menahan tawa saat Hendri berbohong mengaku naksir sama Kak Pinkan padahal naksirnya sama Yeri.
















▪︎▪︎▪︎▪︎

i made this chapter on 20/08/2020. a long waaaaay before i published it. so it had been inside my draft for more than a year!!!!! sorry if something was off but i really tried my best to fit and adapt this chapter into the current storyline 😊 dan maaf kalo kepanjangan soalnya nulisnya terlalu enjoy...

anyway akhir-akhir ini alurnya lagi (dan akan) sering maju-mundur, jadi tolong diperhatikan time stamp ya biar gak keliru hehe makasihhh

Continue Reading

You'll Also Like

174K 16.3K 46
❝kita adalah dua hal yang saling terjerembab dalam satu bagian tentang suatu kesamaan, yaitu perasaan❞ Start : 1 April 2020 Finish : 19 June 2020
109K 12.4K 61
"Have a good day all, god bless u all, and stay happy!!" Because we have another missing part, from our smile
11.4K 1.7K 30
Gara-gara perjanjian konyol tujuh tahun lalu, keduanya terpaksa memendam perasaan masing-masing. Perjanjian untuk tidak saling menyukai sampai kapanp...
121K 19.8K 38
Human can't be perfect, Same as Giselle and Naresh (Local Name)