Misunderstood Beauty

By axeliousbolton

591K 35.6K 513

William Tudor, The Duke of Northumbria adalah seorang bangsawan kaya, tampan, dan terpandang karena posisi pe... More

Cast
Part 1 - Dance Instructor
Part 2 - The Pierre Sister
Part 3 - Marchioness Mackenzie
Part 4 - Guardsman
Part 5 - Country Girls
Part 6 - House Tudor
Part 7 - Excitement
Part 8 - The First Ball
Part 9 - Miss Bennett
Part 10 - Suitor
Part 11 - Troublemaker
Part 12 - Miss Marina Throne
Part 13 - Funny Coincidence
Part 14 - Charms
Part 15 - Manor Mackenzie
Part 16 - Miss Charlotte Pierre
Part 17 - Tea Party
Part 18 - Patriarch
Part 19 - Siblings
Part 20 - The Duke's Mother
Part 21 - Manor Tromp
Part 22 - Falling
Part 23 - Fun Day
Part 24 - Proposal
Part 26 - Saved
Part 27 - Funeral
Part 28 - Hickey
Part 29 - The Wedding
Part 30 - Incident
Part 31 - Gentleman
Part 32 - Loved
Part 33 - Troublesome
Part 34 - The First Mrs. Tudor
Part 35 - Dinner
Part 36 - Katie's Sketches
Part 37 - White Roses
Part 38 - Stroll with The Duke
Part 39 - Under The Rain
Part 40 - Messed Up
Part 41 - Fever
Part 42 - Manor Tudor
Part 43 - Labyrinth
Part 44 - Misunderstood
Part 45 - Palace
Part 46 - Hollow
Part 47 - Flee
Part 48 - Lord & Lady Bennett
Part 49 - Maid of Honor
Part 50 - Duchess of Northumbria

Part 25 - Beast

10.5K 778 9
By axeliousbolton

Keluarga Tudor dan Keluarga Bennett sedang dalam perjalanan menuju Manor Mackenzie. Lady Bennett, yaitu bibi Alexander merasa terhormat karena diundang oleh Duchess Brielle dan Marchioness Mackenzie untuk pesta minum teh bersama.

Namun Lady Bennett benar-benar meminta maaf karena ia tidak dapat datang. Sebagai gantinya, ia mengirim Alexander Bennett dan kedua anak perempuannya yang tertua untuk pergi ke Manor Mackenzie.

Seperti biasanya, para lelaki yaitu William, Norman, Gerald, dan Alexander berada di dalam satu kereta kuda. Gerald sampai memandang bingung ke arah Alexander karena kakaknya telah memanggil pemuda itu lebih dari tiga kali. Sepertinya Alexander sedang memiliki masalah yang sangat berat karena ia hanya diam saat diajak berbicara.

Awalnya William berpikir bahwa pemuda itu mungkin sedang memikirkan perkataannya beberapa malam yang lalu, tentang menikahi Miss Victoria Pierre. Tapi apa yang ada di dalam kepala Alexander saat ini lebih berat dari itu.

"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya William lagi terdengar khawatir. Alexander menatap sahabatnya itu dan memaksakan dirinya tersenyum. Ia juga menoleh ke arah Norman dan Gerald bergantian seakan berkata bahwa dirinya baik-baik saja.

Gerald melihat Alexander mengangguk kecil. Walaupun ia masih muda, ia tahu bahwa ada sesuatu yang pemuda itu sembunyikan dari William. Sebenarnya kecurigaan Gerald itu benar, Alexander sebenarnya tidak ingin ikut pergi ke tempat Manor Mackenzie.

Adik sepupunya yang paling kecil, bernama Bethany sedang sakit keras. Tapi bibinya memaksa Alexander supaya tetap pergi dan mengajak Lowena serta Katherina ke pesta minum teh ini. Setidaknya untuk menghormati undangan Duchess Brielle dan Marchioness Mackenzie.

Kereta kuda Keluarga Tudor berhenti di depan Manor Mackenzie, namun di tempat itu terlihat banyak pelayan yang berlalu lalang. Seakan sedang terjadi sesuatu yang genting sehingga mereka terlihat panik. Lord Tudor mengedipkan kedua matanya beberapa kali ketika ia turun.

"Jangan melihatku, aku tidak tahu apa yang terjadi." Kata Norman terdengar setengah menyindir. Duchess Brielle turun bersama Poppy, Katherina, dan Lowena. Mereka terlihat sama bingungnya dengan Lord Tudor dan para pemuda itu.

"Marchioness Mackenzie." Panggil Duchess Brielle ketika matanya menemukan sosok wanita pemilik rumah tersebut. Wanita itu mengenakan gaun berwarna hijau emerald berbahan satin. Ia berbalik sambil membawa tongkat mahal di tangannya.

"Duchess Brielle." Sapanya, kedua alisnya sempat bertaut, namun langsung terlihat biasa saja saat menatap Keluarga Tudor dan Keluarga Bennett sudah tiba gerbang Manornya.

"Selamat datang. Aku mohon maaf atas ketidaknyamanannya." Ucap wanita itu sebelum Duchess Brielle menanyakan sebenarnya apa yang terjadi di Manor itu.

"Keponakan perempuanku, Charlotte. Ia tidak dapat ditemukan sejak tadi pagi." Ucap Marchioness Mackenzie terdengar tenang. Mungkin wanita itu sudah lelah sejak tadi pagi merasa khawatir terus-menerus, tetapi perkataannya itu mengejutkan Lord Tudor.

"Tenang saja, Your Grace. Kami sedang mencarinya." Kata Marchioness Mackenzie yang sebenarnya membuat Lord Tudor dan keluarganya bingung. Sementara itu, seorang pelayan laki-laki -tepatnya Peter, datang menghampiri Marchioness Mackenzie dan sekumpulan bangsawan itu.

Lord Tudor menatap pemuda itu berlutut di dekat kaki Marchioness Mackenzie. Ketika Lord Tudor mendengarnya meminta maaf karena tidak dapat menemukan Miss Charlotte Pierre dimanapun di dalam Manor itu, Lord Tudor mendapat dorongan untuk bertanya. "Apakah Charlotte pernah menghilang seperti ini sebelumnya?"

Perasaan khawatir tidak dapat ia hindari. Peter memberanikan diri melirik ke arah Marchioness Mackenzie, seakan bertanya apakah ia diperbolehkan untuk menjawab pertanyaan sang Duke. Ketika melihat wanita paruh baya itu mengangguk, Peter menjelaskan, "Pernah Your Grace, tapi biasanya ia pergi bersamaku atau pengawal yang lain."

Ketika mendengar penjelasan pengawal itu, jemari Lord Tudor jadi semakin dingin karena perasaan takut dan khawatir. Apakah itu berarti Charlotte sendirian sekarang? Lord Tudor berusaha mengenyahkan pikiran buruk tentang apa yang mungkin terjadi kepada seorang wanita yang sendirian.

"Biasanya kemana kamu pergi?" Tanya Lord Tudor lagi.

"Ke hutan, Your Grace." Jawab Peter terdengar gemetar. Duchess Brielle terkesiap ketika mendengar bahwa gadis itu cukup liar untuk berkeliaran di hutan. Charlotte seperti tidak menunjukkan bahwa ia adalah gadis bangsawan yang baik.

"Aku akan mengerahkan regu pencari." Ucap Lord Tudor sebelum menyuruh hampir seluruh pengawalnya yang ikut dengannya saat itu untuk masuk ke hutan.

Gerald dan Poppy merasa bahwa ini adalah hal baru yang menyenangkan. Keduanya justru penasaran dan senang dapat melihat kejadian langsung yang menghebohkan. Lowena Bennett bahkan sampai menghampiri keduanya dan bertanya sebenarnya apa yang terjadi di dalam rumah itu.

"Kami benar-benar minta maaf atas kekacauan ini, Your Grace." Kata Lady Pierre terdengar sangat menyesal.

"Bukan masalah. Sebaiknya kita tetap mencari Miss Charlotte dan mengetahui keberadaannya." Ucap Lord Tudor yang membuat Lady Pierre mengangguk. Lord Pierre juga sudah memasuki hutan untuk mencari anak gadisnya. William Tudor mengatakan bahwa ia akan ikut mencari bersama regu pencari Northumbria.

Sementara orang-orang telah mencari dan mengkhawatirkannya seharian ini, Charlotte justru sedang mencari hewan buruannya. Gadis itu baik-baik saja, ia hanya lupa seharusnya ia tidak berjalan terlalu masuk ke dalam hutan. Atau setidaknya mengatakan kemana ia pergi kepada seseorang.

Charlotte membasahi bibirnya dengan lidah ketika akhirnya menemukan seekor rusa betina yang masih muda berjalan sendirian di hutan itu. Gadis itu bersembunyi di balik dahan pohon yang kokoh. Charlotte sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Jadi ketika Lord Tudor memanggil namanya, Charlotte benar-benar terkejut.

Karena mendengar suara jeritan Charlotte yang keras, rusa itu kabur sehingga ia tidak dapat memanahnya. Meskipun Charlotte sudah tahu bahwa ia tidak mungkin mengenai hewan itu, gadis itu tetap nekat untuk meluncurkan panah tersebut. Ia berharap bahwa setidaknya panah itu mungkin mengenai bokong hewan tersebut. Charlotte mengerang ketika melihat hewan itu melarikan diri dengan bebas.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Miss Pierre?" Tanya Lord Tudor. Anehnya ia terdengar khawatir.

"Berburu. Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Charlotte terdengar jengkel. Tentu saja ia merasa marah, jika pemuda itu tidak mengejutkannya, Charlotte pasti akan membawa pulang rusa betina itu dan menunjukkannya kepada keluarganya.

"Semua orang mencarimu. Kamu telah membuat semua orang khawatir." Komentar Lord Tudor menyatakan sebuah kebenaran. Tetapi tanpa sadar nadanya terlalu keras dan menekan sehingga Charlotte merasa sedikit tersinggung.

Kedua mata biru Lord Tudor melotot ketika tersadar ada seekor hewan merayap tepat atas kepala Charlotte. Ia bergerak dengan perlahan di dahan tersebut.

"Miss Pierre, jangan bergerak. Ia berada di pundakmu." Kata Lord Tudor sambil menatap ular berbisa itu merayap di leher Charlotte. Gadis itu juga membelalak ketika merasakan sesuatu menimpa pundaknya.

Charlotte berusaha tidak muntah saat merasakan sisik kulit ular itu merayap di bagian lehernya yang terbuka. Diam-diam Lord Tudor sebenarnya iri pada ular itu karena dapat merayap di tubuh Charlotte tanpa dosa.

"Aku bilang jangan bergerak! Ia berbisa." Bentak Lord Tudor namun dengan nada berbisik. Charlotte tidak dapat menahan rasa gemetar yang ada di dalam tubuhnya, ia benar-benar ketakutan terutama dengan informasi yang menyatakan bahwa hewan itu bisa membunuhnya.

Tapi tidak ada yang dapat dilakukan Charlotte selain diam. Gadis itu menelan dengan keras karena satu-satunya jenis hewan yang ia takuti adalah reptil.

"Will.." Charlotte merengek, "Aku takut."

"Tidak apa-apa. Ia tidak akan menyakitimu." Ucap Lord Tudor terlihat yakin supaya Charlotte berhenti menangis bahkan sebelum ia memulai. Padahal sejujurnya, Lord Tudor sendiri tidak tahu apakah hewan itu akan mengincar Charlotte dan menggigitnya atau tidak.

Dengan sekuat tenaga, gadis itu berusaha menahan rasa mual di perutnya dan erangan tangis, ketika ular itu merayap turun di tangannya. Kulit ular terasa dingin saat menggesek tangan Charlotte yang telanjang.

"Lihat kedua mataku." Gertak Lord Tudor dengan suaranya yang berbisik supaya tidak mengganggu ular itu turun ke tanah. Kedua mata biru itu terlihat celik dan ketakutan saat melotot ke arah Charlotte. Tapi suaranya sekokoh batu karang sehingga gadis itu berusaha memberanikan diri.

"Ya, seperti itu." Kata Lord Tudor sambil terus menatap kedua mata hijau gadis itu. Kedua mata mereka terkunci dan disitulah Charlotte tersadar bahwa ternyata dirinya terisak.

"Apa warna mataku?" Tanya pemuda itu berusaha mengalihkan pikiran Charlotte dari ular yang masih merayap di tubuh gadis itu. Sekarang gadis itu benar-benar menatapnya, warnanya biru seperti langit malam yang cerah tanpa bintang. Mengingatkanku pada malam yang indah.

Kedua pipi Lord Tudor merona karena Charlotte tidak sadar bahwa ia mengatakannya. Jantung pemuda itu berdebar lebih cepat daripada yang seharusnya dan ia tidak menyangka bahwa ia bisa merasakan getaran itu.

Ketika ekor ular itu akhirnya terlepas dari lengan Charlotte dan masuk ke dalam semak-semak, gadis itu merasakan lututnya lemas karena lega. Tapi gadis itu tidak bisa berlutut, sebab hewan itu mungkin saja kembali. Kejadian itu membuat Charlotte jadi trauma untuk pergi berjalan-jalan sendirian di dalam hutan. Gadis itu pun mendengar beberapa orang meneriakkan namanya.

Lord Tudor langsung menarik dirinya sendiri ke dalam kenyataan. Ia tersenyum lega ke arah Charlotte karena gadis itu telah dengan berani berdiam diri padahal ia sedang ketakutan. Jantungnya berdebar lebih keras lagi ketika terkejut bahwa Charlotte berlari dan memeluknya.

Gadis itu merengek kencang di dalam pelukan Lord Tudor. Pemuda itu mengusap belakang kepalanya dengan lembut sambil berdesis pelan untuk menenangkan Charlotte. Seluruh aroma tubuh Lord Tudor masuk melalui rongga hidungnya dan hal yang dapat Charlotte ketahui adalah bahwa itu adalah aroma keamanan.

"Will-" Charlotte terisak sampai ia sulit untuk berbicara, air matanya berderai dan ia mencengkeram keras bagian lengan Lord Tudor. "Aku takut." Kata Charlotte. Jantungnya masih berdebar kencang karena memikirkan bahwa ia mungkin saja sudah mati jika William tadi tidak memintanya tenang.

"Tidak apa-apa. Aku ada disini." Jawab Lord Tudor sambil terus mengusap belakang kepala Charlotte dengan lembut.

[To be continue]

Terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersedia untuk membaca cerita ini. Jangan lupa untuk vote dan komentarnya ya.

Continue Reading

You'll Also Like

13.4K 1.3K 30
Ini kisah tentang Shin Aera, wanita paling menarik yang pernah Sehun temui. Caranya bertahan hidup adalah dengan menyakiti orang lain. Sifat ini timb...
230K 18.5K 40
Lady Charlotte Abigail Hendon, selalu bermimpi menikah dengan pria yang dicintai dan mencintainya. Jadi ketika mendengar kalau dirinya akan di jodohk...
6.5K 541 24
Pria brengsek, tapi... Shit. You guys must read this story. #end!
165K 15.3K 28
( SEQUEL FROM THE LOVING IN SHADOW) Saat kau terjebak diantara dua pilihan, balas dendam yang sudah ditanamkan pada dirimu semenjak kecil dan jatuh c...