Misunderstood Beauty

By axeliousbolton

591K 35.6K 513

William Tudor, The Duke of Northumbria adalah seorang bangsawan kaya, tampan, dan terpandang karena posisi pe... More

Cast
Part 1 - Dance Instructor
Part 2 - The Pierre Sister
Part 3 - Marchioness Mackenzie
Part 4 - Guardsman
Part 5 - Country Girls
Part 6 - House Tudor
Part 7 - Excitement
Part 8 - The First Ball
Part 9 - Miss Bennett
Part 10 - Suitor
Part 11 - Troublemaker
Part 12 - Miss Marina Throne
Part 14 - Charms
Part 15 - Manor Mackenzie
Part 16 - Miss Charlotte Pierre
Part 17 - Tea Party
Part 18 - Patriarch
Part 19 - Siblings
Part 20 - The Duke's Mother
Part 21 - Manor Tromp
Part 22 - Falling
Part 23 - Fun Day
Part 24 - Proposal
Part 25 - Beast
Part 26 - Saved
Part 27 - Funeral
Part 28 - Hickey
Part 29 - The Wedding
Part 30 - Incident
Part 31 - Gentleman
Part 32 - Loved
Part 33 - Troublesome
Part 34 - The First Mrs. Tudor
Part 35 - Dinner
Part 36 - Katie's Sketches
Part 37 - White Roses
Part 38 - Stroll with The Duke
Part 39 - Under The Rain
Part 40 - Messed Up
Part 41 - Fever
Part 42 - Manor Tudor
Part 43 - Labyrinth
Part 44 - Misunderstood
Part 45 - Palace
Part 46 - Hollow
Part 47 - Flee
Part 48 - Lord & Lady Bennett
Part 49 - Maid of Honor
Part 50 - Duchess of Northumbria

Part 13 - Funny Coincidence

15.3K 1K 22
By axeliousbolton

"Apa?" Tanya Charlotte terdengar sedikit tidak percaya. Ketika Lord Tudor mengulangi perkataannya lagi, gadis itu akhirnya membalas, "Kalau begitu kamu kakak laki-lakinya?" Ia terdengar seperti seseorang yang mengusulkan.

"Bukan."

"Sepupu?"

"Bukan." Jawab Lord Tudor masih dengan nada yang sama. Ini sudah ketiga kalinya pemuda itu menjawab perkataan yang sama.

Entah mengapa, Marchioness Mackenzie merasa sedikit ngeri jika tiba-tiba Lord Tudor memaki Charlotte karena terlalu banyak bicara. Jadi Marchioness Mackenzie tidak dapat menahan dirinya dan menegur keponakannya. "Charlotte."

"Kalau begitu kalian bertemankan?" Tanya gadis itu lagi. Ketika mendengar pertanyaan Charlotte seperti sedang mengusulkan bagaimana hubungan Lord Tudor dengan gadis bernama Marina itu, Lord Tudor tidak dapat kekehannya.

"Bukan." Jawab Lord Tudor terdengar sedikit lebih ramah. Sebelum ia melenyapkan senyumannya dalam sekejap berusaha terlihat lebih seram sehingga Charlotte merasa segan padanya. " Dan berhenti untuk menebak-nebak hubungan kami. Karena Itu sama sekali bukan urusanmu."

"Baiklah, terserahlah. Tapi tolong katakan padanya, jangan membicarakan keluargaku tanpa mengetahui bagaimana kebenarannya." Jawab Charlotte sambil membelalak ke arah Ms. Throne. Gadis itu mengangkat kedua bahunya seakan hubungan Lord Tudor dan Ms. Throne memang tidak penting.

Kedua mata biru Lord Tudor berkilat ketika melihat gadis itu berbalik dan berjalan menuju Marchioness Mackenzie dan Ms. Pierre yang berdiri beberapa langkah dari mereka.

Rahang Lord Tudor semakin mengeras karena menyadari betapa santainya gadis itu saat menghadapinya. Ia sama sekali tidak kelihatan takut atau segan, ia juga tidak seperti gadis-gadis lain yang memandangnya dengan memuja.

Charlotte berjalan hampir melewati bibi dan kakak perempuannya sebelum mendengar Marchioness Mackenzie bergumam untuk menyapa pemuda itu. "Selamat sore, Your Grace."

Seluruh tubuh Charlotte terasa kebas, ia berhenti melangkah dan berdiri dengan kaku di tempat ia berdiri sekarang. Jantungnya bertalu dengan cepat, tangannya terasa gemetar ketika mendengar bibinya yang memiliki kasta yang cukup tinggi sampai mengatakan hal itu.

Charlotte menelan dengan keras sebelum melirik ke arah Marchioness Mackenzie yang sedang menunduk kecil ke arah William Tudor, Duke of Northumbria. Victoria ikut menunduk karena ia mengikuti segala hal yang dilakukan oleh bibinya.

Hal yang ingin Charlotte lakukan adalah pulang ke rumah dan menangis karena ia terlalu malu untuk berbalik menatap pemuda tampan itu. Tapi ternyata, rasa penasarannya lebih besar daripada rasa malunya. Sehingga Charlotte tetap memberanikan diri untuk menoleh ke arah Lord Tudor.

"Lady Mackenzie." Sapa Lord Tudor sambil tersenyum sambil membungkuk kecil ke arahnya sebagai rasa hormat terhadap wanita paruh baya itu. Hanya selang beberapa detik, pemuda itu menggeser pandangan matanya langsung ke arah Charlotte dan mengunci pandangan matanya.

Wajah Charlotte langsung merah padam ketika pemuda itu tanpa ragu melambai genit ke arahnya. Victoria bahkan sampai menoleh ke arah adik perempuannya saat melihat pemuda tampan dan gagah itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Charlotte.

Victoria terlalu terkejut ketika melihat Lord Tudor berperilaku genit seperti itu kepada adik perempuannya, sedangkan beberapa hari yang lalu saat pesta, pemuda itu justru membuang wajahnya ke samping dan meninggalkannya.

Setelah mereka berjalan kepada tujuannya masing-masing, Charlotte memberanikan diri untuk bertanya kepada bibinya.

"Apakah bibi mengenalnya?" Tanya Charlotte, jantungnya cukup berdebar ketika mengingat betapa canggungnya ia saat Marchioness Mackenzie memanggil pemuda itu dengan sebutan Your Grace.

"Tentu saja bibi mengenalnya. Aku juga mengenalnya. Ia adalah pemuda paling tampan dan diidam-idamkan di seluruh Northernberg." Ujar Victoria yang membuat sang Marchioness tersenyum kecil. Lord Tudor adalah satu-satunya pemuda tampan di Northernberg yang Victoria sukai.

"Ia adalah Duke of Northumbria, terakhir aku melihatnya ketika ayahnya meninggal. Usianya mungkin dua puluh tiga tahun. Sekarang ia sudah menjadi pemuda yang tampan." Ucap Marchioness Mackenzie sambil berjalan dengan tongkat mahal kesayangannya.

Charlotte sedikit tercengang ketika mendengar usia pemuda itu, Duke of Northumbria. Usianya bahkan sudah lebih tua daripada Victoria, seharusnya Charlotte berbicara lebih sopan saat berbicara dengannya.

"Dan kapan itu?" Tanya Charlotte berusaha terdengar tetap tenang.

"Sekitar lima sampai enam tahun yang lalu. Entahlah aku juga tidak terlalu mengingatnya.." Ucap Marchioness Mackenzie seperti berusaha mengingat kejadian itu. Tapi wanita itu menyerah dan memutuskan bahwa hal tersebut merupakan hal yang tidak penting. Charlotte berhenti berjalan untuk menghitung berapa kira-kira perbedaan usianya dengan Lord Tudor.

"Oh, ya Tuhan.." Gumam Charlotte ketika selesai menghitung. Perbedaan usia mereka sekitar sepuluh sampai sebelas tahun, pemuda itu juga memiliki jabatan serta kasta yang tinggi, dan berani-beraninya Charlotte berbicara dengan nada seperti tadi? Rasanya Charlotte ingin segera menghilang dari peradaban sekarang juga.

Mr. Long hanya merupakan seorang guru dansa, sedangkan Mr. Mcallagan hanya seorang pemuda kaya, tetapi Duke of Northumbria.. Pria itu bisa mengacaukan tidak hanya kehidupan Charlotte ataupun Victoria. Ia memiliki posisi yang cukup kuat dan tinggi untuk menghancurkan seluruh keluarga Pierre.

Sementara gadis itu, kakak perempuan, serta bibinya kembali melanjutkan perjalanan mereka, Lord Tudor masih harus terjebak dengan Ms. Marina Throne yang sekarang tengah merajuk karena tadi pemuda itu tidak membelanya. Ia bahkan membiarkan Ms. Throne dijambak oleh Charlotte.

"Kenapa aku harus membelamu?" Jawab Lord Tudor, pemuda itu terlihat dan terdengar tidak peduli. Ia bahkan tidak repot untuk menoleh ke arah Ms. Throne dan memastikan apakah gadis itu baik-baik saja,

"Karena kamu merupakan teman kencanku!" Balas Ms. Throne masih terdengar merajuk. Gadis itu bahkan menghentakkan kakinya ke tanah sehingga terlihat seperti anak kecil. Mungkin bagi sebagian pria lajang, Ms. Throne sangat menggemaskan, tapi sayangnya gadis itu sama sekali bukan tipe Lord Tudor.

Pemuda itu lebih menyukai seseorang yang mandiri dan tidak bersikap seperti seorang anak kecil. bermartabat, pintar, dan yang pastinya tidak suka membicarakan keburukan orang lain. Lord Tudor berusaha menahan dengusan jengkelnya ketika mendengar penjelasan gadis itu.

"Tapi apa yang keluar dari mulutmu itu bukan urusanku. Itu adalah kesalahanmu sendiri karena telah membicarakan orang lain tanpa mengetahui kebenarannya." Jawab Lord Tudor sama sekali tidak ingin menenangkan gadis itu.

Lord Tudor sudah tidak ingin mendengarkannya ketika Ms. Throne yang setengah merengek karena pemuda itu tidak dapat menjadi seorang pasangan kencan baik.

Sebenarnya Lord Tudor merasa senang karena gadis Pierre itu menghancurkan kencannya dengan Ms Throne. Mungkin hal itu didasarkan karena Ms. Throne tidak dapat menjaga lidahnya dan terus saja membicarakan keburukan-keburukan orang lain.

"Sepertinya itu adalah ganjaranmu karena telah membicarakan keburukan orang lain. Kamu membicarakan keburukan teman-temanmu di hadapanku jugakan?" Tanya pemuda tampan itu lagi sehingga kedua pipi Ms. Throne terasa memanas.

Ketika Ms. Throne mendengar tuduhan pemuda tampan itu tentang dirinya yang membahas keburukan teman-temannya, ia merasa tertuduh. Dengan segera Ms. Throne mengelaknya, "Aku-"

"Ya, kamu melakukannya. Dan untuk apa? Supaya kamu terlihat jauh lebih baik daripada mereka?" Potong Lord Tudor terdengar sadis. Sebelum Ms. Marina Throne dapat menjawab pertanyaannya, Lord Tudor sudah berjalan meninggalkannya. Beruntunglah, gadis itu masih punya malu karena ia tidak berani memanggil Lord Tudor ketika pemuda itu meninggalkannya.

William Tudor turun dari kereta kudanya setelah pulang dari berkencan dengan Ms. Marina Throne. Pemuda itu tampak senang karena kencannya hancur berantakan dan ia tidak perlu repot untuk menghindari Ms. Throne jika mereka bertemu di tempat-tempat umum, terutama di pesta dansa.

Ketika Lord Tudor sedang berjalan ke ruang kerjanya, pemuda itu tidak sengaja melewati ruang dansa. Pintu ruangan itu sedikit terbuka sehingga ia dapat mendengar Mr. Long memberikan instruksi kepada adik perempuannya sementara lagu mengalir di antara mereka.

Pemuda itu membuka pintu ruangan tersebut sedikit lebih lebar, cukup untuk dirinya bersandar pada bingkai pintu. Ia memperhatikan bagaimana Mr. Long melatih adik perempuannya yang masih berusia 12 tahun itu berdansa. Poppy terlihat bahagia dan sesekali tertawa bersama Mr. Long.

Jika dilihat dari ekspresi wajah adik perempuannya itu, Lord Tudor sedikit iri karena ia belum pernah dipandang seperti itu oleh Poppy. Gadis itu selalu memandangnya dengan takut dan segan, sehingga ia seakan terlihat tertekan jika berada di dekat Lord Tudor.

Ketika ia melihat betapa senang adik perempuannya itu belajar dansa dengan Mr. Long, terlintaslah di pikiran Lord Tudor tentang gunjingan Norman tentang Charlotte Pierre dan guru dansa itu. Ia berkata bahwa Mr. Long dituduh melakukan hal kotor kepada gadis itu yaitu menyentuh bokongnya.

Lord Tudor jadi merasa sedikit yakin bahwa Ms. Charlotte mungkin seorang gadis yang liar dan suka menuduh. Buktinya, tadi gadis itu menegur Ms. Throne dengan menjambak rambutnya, di depan umum pula. Bagaimana jika ternyata gadis itu tadi salah dengar? Pasti akan sangat memalukan.

Jika Lord Tudor menyukai Ms. Throne, Ms. Charlotte mungkin akan memiliki masalah dengannya. Namun berhubung Lord Tudor merasa diuntungkan dengan perdebatan yang terjadi antara gadis itu dan Ms. Throne, Lord Tudor tidak mempermasalahkannya.

Setidaknya gadis itu tidak melakukan sesuatu yang membuatnya terganggu. Mungkin kecuali, fakta ketika gadis itu berkata bahwa Lord Tudor merupakan suami dari Ms. Throne. Ia tidak ingin memiliki istri yang seperti itu, gadis yang tidak bijaksana dalam bertutur kata. Bisa-bisanya ia membicarakan keburukan teman-temannya.

Pemuda itu mengangguk kecil dan tersenyum ke arah Mr. Long yang tersadar bahwa Lord Tudor ada di depan pintu dan memperhatikannya. Setelah merasa puas memperhatikan pembelajaran dansa adik perempuannya, masih ada sekitar satu jam sebelum makan malam.

Tidak seperti Norman dan Alexander yang menghabiskan sebagian harinya untuk bersosialisasi dengan para bangsawan lain, Lord Tudor memutuskan pergi ke perpustakaan dan membaca.

Pemuda itu terlalu larut dengan buku yang sedang dibacanya sehingga Gerald, adik laki-lakinya yang kedua harus mengetuk pintu ruang perpustakaan itu beberapa kali sebelum akhirnya pemuda itu tersadar. Lord Tudor mengangkat kepalanya dari buku ketika mendengar seseorang memanggil namanya.

"Ya?" Balasnya dari dalam ruang perpustakaan itu. Gerald berbicara sedikit tidak jelas, namun pemuda itu tahu bahwa adiknya hanya izin untuk membuka pintu tersebut. Sehingga ia setengah berteriak, "Masuklah!"

Gerald membuka pintu ruang perpustakaan itu dengan perlahan. Lord Tudor dapat mendengar bunyi derak suara pintu terbuka saat adik laki-lakinya itu memanggil namanya. "Aku di sebelah sini Ge."

"Hey, Mama mencarimu kemana-mana." Kata Gerald sambil bersandar pada rak buku di sebelahnya. Jika William, Norman, dan Gerald dibandingkan, yang paling mirip dengan papa mereka adalah Gerald.

"Apa yang ia inginkan dariku?" Tanya kakak laki-lakinya itu sambil menutup buku yang tengah dibacanya tanpa mengalihkan pandangan dari wajah adiknya. Gerald hanya mengangkat kedua bahunya, seperti itu bukanlah hal yang penting. Meskipun Gerald dan Poppy hampir seumuran, pembawaan Gerald lebih tenang dan tidak tertekan seperti adik perempuan mereka.

"Baiklah, apakah kamu lapar?" Tanya William sambil bangkit dan memasukan buku yang dipegangnya itu kembali ke rak semula. Kedua tangan William menepuk pelan kedua pundak adiknya sebelum memijat lembut seakan mengalirkan kasih sayang.

Anak itu mengangguk sebelum pasrah ketika tubuhnya diguncang pelan. Jika itu Norman, Gerald pasti sudah mengelak dan melempar tangannya untuk tidak menyentuh tubuhnya. Tapi ini William, jadi ia tidak dapat melakukan apa-apa untuk melawan.

[To be continue]

Terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersedia untuk membaca cerita ini. Jangan lupa untuk vote dan komentarnya ya.

Continue Reading

You'll Also Like

296K 17.4K 20
Top #100 Dec 2016 "Sekali berdansa adalah untuk sopan santun... Dua kali berdansa menunjukkan adanya minat dan ketertarikan. Sebuah pasangan ha...
3M 105K 41
"Gus arti bismillah itu apa sih?"tanya Aisyah "Dengan menyebut nama Allah" "Kalo Alhamdulillah?" "Segala puji bagi Allah "jawab ammar "Kalo subhana...
ReGReT [END] By MON-tiss

Mystery / Thriller

11.8K 1.4K 29
_•haikyuu Funfiction•_ Sebuah insiden kecelakaan dijalan *****, mengakibatkan seluruh Tokyo eh bukan seluruh Jepang heboh! Hinata shoyō, seorang atle...
13.4K 1.3K 30
Ini kisah tentang Shin Aera, wanita paling menarik yang pernah Sehun temui. Caranya bertahan hidup adalah dengan menyakiti orang lain. Sifat ini timb...