Misunderstood Beauty

Galing kay axeliousbolton

591K 35.6K 513

William Tudor, The Duke of Northumbria adalah seorang bangsawan kaya, tampan, dan terpandang karena posisi pe... Higit pa

Cast
Part 1 - Dance Instructor
Part 2 - The Pierre Sister
Part 3 - Marchioness Mackenzie
Part 5 - Country Girls
Part 6 - House Tudor
Part 7 - Excitement
Part 8 - The First Ball
Part 9 - Miss Bennett
Part 10 - Suitor
Part 11 - Troublemaker
Part 12 - Miss Marina Throne
Part 13 - Funny Coincidence
Part 14 - Charms
Part 15 - Manor Mackenzie
Part 16 - Miss Charlotte Pierre
Part 17 - Tea Party
Part 18 - Patriarch
Part 19 - Siblings
Part 20 - The Duke's Mother
Part 21 - Manor Tromp
Part 22 - Falling
Part 23 - Fun Day
Part 24 - Proposal
Part 25 - Beast
Part 26 - Saved
Part 27 - Funeral
Part 28 - Hickey
Part 29 - The Wedding
Part 30 - Incident
Part 31 - Gentleman
Part 32 - Loved
Part 33 - Troublesome
Part 34 - The First Mrs. Tudor
Part 35 - Dinner
Part 36 - Katie's Sketches
Part 37 - White Roses
Part 38 - Stroll with The Duke
Part 39 - Under The Rain
Part 40 - Messed Up
Part 41 - Fever
Part 42 - Manor Tudor
Part 43 - Labyrinth
Part 44 - Misunderstood
Part 45 - Palace
Part 46 - Hollow
Part 47 - Flee
Part 48 - Lord & Lady Bennett
Part 49 - Maid of Honor
Part 50 - Duchess of Northumbria

Part 4 - Guardsman

19.8K 1.1K 5
Galing kay axeliousbolton

"Aku senang kamu ikut denganku berjalan-jalan dear." Ucap Marchioness Mackenzie terdengar senang. Victoria menunjukkan senyumannya yang menggemaskan sebelum menjawab, "Sama denganku Aunt Amy, aku juga senang dapat menemanimu berjalan-jalan."

Charlotte menggunakan gaun berwarna senada dengan buah peach. Gadis itu tidak menggunakan sarung tangan dan rambut pirangnya dibiarkan terbebas. Ia sedang memegang sebuah buku di tangan kirinya ketika sedang membaca dengan keras.

Victoria berusaha untuk tidak menertawakannya ketika melihat Charlotte mengangkat kedua tangannya ke atas dan melangkah dengan lebar. Mulutnya terbuka seakan ia berusaha mempraktekkan kepada Hansel dan Peter sebuah karakter mengerikan di dalam buku tersebut.

"Lalu ia memakan manusia itu dan mencabik-cabiknya dengan mulut dan tangannya!" Ucap Charlotte sambil mempertunjukkan bagaimana seseorang memakan dengan barbar atau kejam. Victoria dapat mendengar Hansel tertawa dan berkata, "Tidak mungkin. Meskipun beruang cokelat melakukan itu di dunia nyata, tapi inikan buku untuk anak-anak."

"Tapi benar-benar terjadi! Lihat saja di halaman buku ini." Lalu menunjukkan benda itu kepada kedua sahabatnya. Peter dan Hansel memang melihat beruang itu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Walaupun begitu mereka tetap tidak mempercayai Charlotte.

Sayangnya, baik Peter maupun Hansel, keduanya tidak ada yang dapat membuktikan pernyataan Charlotte salah karena mereka tidak dapat membaca. Belum sempat Peter membantah, kedua mata coklatnya melirik dan menangkap sosok Marchioness Mackenzie serta Miss Pierre.

Peter dan Hansel segera bangkit berdiri serta membungkuk ke arah mereka. Charlotte baru menyadari kerabatnya berdiri di dekat sana ketika melihat kedua sahabatnya itu membungkuk ke arah tersebut. Charlotte tanpa ragu berbalik ke arah mereka.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini, Charlotte?" Tanya Marchioness Mackenzie terdengar berlambat-lambat. Ia melihat wanita itu mengenakan gaun berwarna merah terang terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang pucat. Tapi ia terlihat seperti percaya diri dan membara. Rambutnya berwarna coklat, namun ada beberapa yang sudah memutih digelung ke atas terlihat elegan.

"Bukankah seharusnya kamu mengikuti pesta minum teh bersamaku, mamamu, dan saudara perempuanmu?" Wanita itu terdengar merendahkan saat menanyakan hal tersebut. Victoria menunduk kecil sambil menyentuh hidungnya yang mancung, Tanpa diberitahu, Charlotte tahu bahwa kakak perempuannya itu sedang menertawakannya.

Sebenarnya, Charlotte ingin sekali menjawab, aku tidak tertarik untuk makan kue dan minum teh serta mendengarkan gunjingan tentang keburukan masyarakat kelas atas Northernberg yang membosankan.

Tapi ia tidak bisa mengatakan hal tersebut karena ia sudah terlanjur menggunakan nyawanya untuk bersikap tidak sopan saat kedatangan Marchioness Mackenzie siang tadi. Jika Charlotte memutuskan untuk bersikap tidak sopan sekali lagi, wanita itu mungkin akan menyiksanya saat mereka berada di Northernberg.

"Ya, maafkan aku. Tapi sebentar lagi makan malam, aku masih harus menyisakan tempat di perutku untuk makanan penutup." Kata Charlotte sambil mengangkat kedua bahunya terlihat santai. Meskipun kata-katanya sudah lebih sopan, gayanya tetap terlihat tidak hormat.

"Lalu apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Marchioness Mackenzie yang sebenarnya sudah mengetahuinya. Kedua pemuda di dekat Charlotte itu masih membungkuk ke arahnya. Wanita itu tahu, salah satunya merupakan seorang anak laki-laki dari adik Lady Pierre.

"Aku membacakan buku untuk kedua temanku." Kata Charlotte sambil menoleh ke arah Peter dan Hansel. Keduanya masih membungkuk ke arah Marchioness Mackenzie, mereka mengetahui bagaimana sikap wanita itu kepada para pelayan yang kurang ajar.

"Temanmu? Apakah kamu yakin?"

"Ya. Mereka temanku." Charlotte melihat wanita itu mengangkat tongkatnya ke arah pundak Peter, ia menahan dirinya untuk tidak melindungi Peter dari tongkat tersebut. Charlotte pikir, wanita itu hendak memukul sahabatnya dengan tongkat jalannya itu, tapi ternyata Charlotte salah.

"Bangunlah nak." Ucap Marchioness Mackenzie dan mendorong pundak Peter supaya berdiri tegak. Kedua pipi Peter terlihat merona ketika melirik ke arah Victoria yang terlihat sangat cantik di sebelah wanita paruh baya itu.

Victoria mengenakan gaun berwarna gading dengan manik-manik emas yang membuatnya terlihat sangat memesona. Rambutnya dikuncir setengah dan ia menggunakan sebuah tiara kecil serta kalung yang mahal. Tidak seperti Charlotte yang hanya menggunakan gaun peachnya yang sederhana dan ia tidak menggunakan satupun perhiasan.

"Ia cukup tampan." Komentar wanita itu sambil menoleh ke arah Charlotte. Gadis itu menggoyang-goyangkan jemari di kedua tangannya terlihat sedikit gugup, karena wanita itu bisa saja meledak atau mengatakan hal yang buruk tentang Peter. "Bukankah ini anak pamanmu?"

"Ya. Tapi yang paling penting, ia temanku." Jawab Charlotte sambil menyatukan jemari tangannya di depan dada. Hansel masih membungkuk merasa sedikit tidak nyaman. Selain karena punggungnya mulai terasa pegal, ia penasaran bagaimana keadaan di hadapannya.

"Ia bukan temanmu dear. Ia pengawalmu." Kata Marchioness Mackenzie seperti dirinyalah yang memutuskan. Charlotte mengedipkan kedua matanya beberapa kali terlihat tidak percaya. Ia tidak pernah memandang Peter maupun Hansel sebagai seorang pengawalnya, jadi ketika ada seseorang yang tidak terlalu dikenalnya mengatakan hal itu, membuat Charlotte sedikit marah.

Belum sempat Charlotte membalas perkataan Marchioness Mackenzie, wanita itu sudah berbalik dan berkata kepada Victoria. "Ayo dear, sepertinya aku sudah mulai lapar." Setelah keduanya benar-benar menghilang, Peter menepuk punggung Hansel supaya sahabatnya itu bisa berdiri tegak.

***

"Tapi Aunt Amy, aku tidak bisa meninggalkan Hansel sendirian di sini. Aku mohon- Aku mohon- aku mohon!" Ucap Charlotte sambil menautkan kedua tangannya di depan dada sambil memperlihatkan betapa berharap dirinya.

Ketika mendengar keputusan Marchioness Amy Mackenzie yang mengatakan bahwa Charlotte hanya boleh membawa satu pengawal, gadis itu memohon supaya Hansel diizinkan untuk ikut pergi ke Northernberg. Hampir semua orang sudah berada di luar Manor Pierre. Kedua orang tua Charlotte, Victoria, dan Marchioness Mackenzie sendiri.

Charlotte masih berusaha membujuk bibinya untuk mengizinkan satu lagi sahabatnya supaya dapat ikut bersama mereka ke pusat kota Northernberg. Lord dan Lady Pierre terlihat sedikit khawatir jika anak perempuannya itu menghabiskan kesabaran Marchioness Mackenzie.

"Tidak Charlotte. Satu pengawal saja sudah cukup." Jawab wanita itu terdengar tegas, lalu ia berbalik seakan menandakan bahwa perbincangan ini sudah selesai.

"Oh, ayolah Aunt Amy, bagaimanapun juga, ia temanku. Aku hanya tidak ingin ia merasa tertinggal karena aku dan Peter pergi ke pusat kota Northernberg." Balas Charlotte masih berusaha mengejar bibinya. Charlotte bahkan tanpa ragu menyentuh kedua pundak wanita paruh baya tersebut dan membalikkan tubuh bibinya itu untuk menghadap ke arahnya, seakan tubuh itu masih muda.

Kedua mata Lord Pierre melebar ketika anak perempuannya melakukan hal tersebut. Kedua tangan Charlotte dan menggenggam lembut tangan Marchioness Mackenzie yang kurus. Kedua mata hijaunya berbinar penuh harapan.

"Aku mohon." Ucap Charlotte sekali lagi sambil memajukan bibirnya masih berusaha membujuk bibinya itu. Lady Pierre yang tidak dapat menahan kekhawatirannya, dengan segera menghampiri anak perempuannya serta Marchioness Mackenzie.

"Maafkan anak gadisku, Lady Mackenzie." Ucap Lady Pierre sebelum menatap anak perempuannya. Kedua mata hijaunya melotot dan ekspresinya terlihat marah sekali. Jika wanita itu diibaratkan seekor binatang, Charlotte berpikir ia seperti mama beruang dalam buku cerita anak yang ia bacakan untuk Hansel dan Peter kemarin sore.

"Charlotte, kamu akan tinggal bersama Lady Mackenzie sampai musim perjodohan tahun ini selesai. Dan sampai saat itu..." Lady Pierre menegaskan, "Kamu harus menuruti seluruh perintah Lady Mackenzie."

"Jika Hansel tidak bisa ikut dengan kami pergi ke Northernberg, aku juga tidak mau. Lagi pula usiaku masih delapan belas tahun. Aku masih punya kesempatan tiga tahun lagi untuk tinggal bersama Aunt Amy, setidaknya sampai ia mau menerima Hansel di rumahnya." Charlotte terdengar merajuk.

Gadis itu tidak sengaja melirik ke arah Hansel, yang rupanya sedang menggeleng kecil padanya. Ia hanya tidak ingin menjadi alasan bagi Charlotte untuk tidak pergi ke Northernberg. Jika seperti ini, Hansel benar-benar harus ikut pergi ke Manor Mackenzie. Karena jika ia masih berada di sini, Lord dan Lady Pierre mungkin akan menghukumnya.

Sedangkan ketika Victoria mendengar adik perempuannya mengatakan hal tersebut, ia merasa sedikit senang karena ia tidak perlu terjebak dengan Charlotte selama musim perjodohan ini. Namun Peter merasa sedikit tidak terima, karena jika Charlotte tidak pergi ke Northernberg, ia pasti juga harus tinggal di Manor Pierre.

Peter berada di samping kiri Charlotte berusaha menahan ekspresi datarnya karena seperti itulah seharusnya seorang pengawal. Meskipun harga dirinya merasa tercoreng karena Marchioness Mackenzie menganggapnya sebagai pengawal Charlotte, itu bukan masalah.

Selama Peter masih bisa ikut pergi ke pusat kota Northernberg bersama seorang gadis cantik seperti Victoria, ia tidak akan mengeluh karena dianggap sebagai seorang pengawal. Lagipula Peter tidak lebih dari seorang pelayan laki-laki di Manor Pierre tersebut, jadi ia tidak mengelak.

"Baiklah. Aku menerima permohonanmu," Ucap Marchioness Mackenzie sambil menoleh ke arah Charlotte. Wanita itu berusaha tidak mempedulikan Lady Pierre yang terlihat cukup terkejut dengan perubahan suasana hati kakak sepupu dari suaminya.

"Pemuda ini bisa menjadi pengawal Victoria dan siapapun ia yang ingin kamu bawa... bisa menjadi pengawalmu." Putus sang Marchioness akhirnya.

"Oh! Terima kasih Aunt Amy!" Ujar Charlotte hampir memekik. Gadis itu tanpa ragu merangkulkan kedua tangannya di tubuh bibinya serta mengecup kedua pipi wanita itu. Lord dan Lady Pierre terkesiap sambil menutup bibir mereka karena terlalu terkejut ketika melihat anak perempuan itu berani melakukan hal tersebut.

"Oke, baiklah!" Bentak Marchioness Mackenzie sambil mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Charlotte yang erat, tapi ia tidak dapat menahan senyumnya. Kedua mata Charlotte terlihat berbinar, senyumnya sumringah dan ia terlihat lebih cerah dari sebelumnya.

Victoria melirik ke arah Peter, pemuda itu terlihat tetap tenang meskipun hatinya sangat senang. Menjadi seorang pengawal adalah pekerjaan terhormat, terutama ia akan menjadi seorang pengawal dari gadis cantik yang selama ini ia sukai. Meskipun Peter tahu bahwa secara teknis Victoria adalah sepupunya, ia juga tahu bahwa mereka tidak mungkin bersama.

[To be continue]

Terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersedia untuk membaca cerita ini. Jangan lupa untuk vote dan komentarnya ya.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1.1M 87.4K 27
CERITA FULL BISA DIBACA/DIBELI DI PLAYSTORE BURLB Kyran Jahangir, dewa perang dari Persia yang tidak memiliki ambisi untuk mendapatkan posisi yang l...
2.5M 174K 61
sengatan rasa sakit lutut Cecillia Raven justru yang membuatnya sadar bahwa dirinya belum mati setelah terdengar letusan senjata api itu. Cecillia ta...
1.7K 168 36
[NOVEL TERJEMAHAN] 100% Google translate ⚠️ R-18 Istana Kekaisaran YeonSung. Dan SoYeon, menantu Putri Yeowa dan istri dari pria paling tampan di Yeo...
13.7K 2.2K 45
Mr. Perfect Mask Blurb: Lord Denzell Austin Whallen, terkenal sebagai lord sempurna. Pria ini menolak menikah sebelum adiknya Lady Alecia Kim Whalen...