Fake [osh]

By nananiyo

33.6K 5.1K 653

[Completed] Hanya karena mencari tahu tentang kehidupan seseorang. Kim Yeonjoo harus siap diperbudak dalam be... More

introduction
Prolog
fake -1-
fake -2-
fake -3-
fake -4-
fake -5-
fake -6-
fake -7-
fake -8-
fake -9-
fake -10-
fake -11-
fake -12-
Special Part
fake -13-
fake -14-
fake -15-
fake -16-
fake -17-
fake -18-
fake -19-
fake -20-
fake -21-
fake -22-
fake -23-
fake -24-
fake -25-
fake -26-
fake -27-
fake -28-
fake -30-
fake -31-
fake -32-
fake -33-
fake -34-
fake -35-
fake -36-
fake -37-
fake -38-
fake -39-
fake -40-
fake -41-
fake -42-
fake -43-
Epilog

fake -29-

493 89 3
By nananiyo

komen vote untuk semangatny dulu dong;)

Happy Reading

🍥🍥🍥

Sehun melihat rumah-rumah dari atas atap sekolahnya dengan mata menerawang. Pikirannya melayang memikirkan bagaimana gadis itu saat ini. Setelah kejadian yang membuat sekolahnya ricuh, gadis itu dinyatakan mendapat skors untuk tiga hari kedepan.

Itu hanya kesalah pahaman.

Gadis itu tidak bersalah, tapi malah dia yang mendapatkan ganjarannya. Dan entah kenapa, ia merasa bersalah.

Tangannya bergerak mengambil sesuatu disaku jas sekolahnya dan mengeluarkan pemantik api. Ia mengapit satu batang rokok dikedua bibirnya dan menyalakannya menggunakan pemantik. Ia mengeluarkan asap dari rokok itu dimulutnya.

"Setelah membuat masalah, sekarang orang ini malah melarikan diri, ck ck."

Sehun membalikkan tubuhnya kebelakang setelah mendengar suara seseorang mengintrupsi suasana tenang disekitarnya. Ia menatap dingin ketika mengetahui siapa orang itu, lalu kembali menghadapkan tubuhnya seperti awal.

"Tidak bertanggung jawab sekali."

Taehyung berjalan mendekati Sehun dan berdiri disampingnya. Lelaki itu melihat rokok yang berada dimulut Sehun lalu tersenyum sinis.

"Untuk apa kau kesini?" Tanpa menatap Sehun bertanya pada Taehyung. Ia menghisap rokoknya dan kembali mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Menyadarkan lelaki brengsek yang sayangnya adalah musuhku."

Sehun menoleh kearah Taehyung, menatap lelaki itu tajam. Ia membuang rokok yang telah habis dengan sembarang. "Apa maksudmu?" tanyanya.

Taehyung diam, tidak peduli pertanyaan Sehun dan lebih memilih menatap kota Seoul dari tempatnya berdiri. Mengabaikan tatapan Sehun yang seakan-akan menusuknya dari samping.

"Hahh, aku merindukan Jihan," ucap Taehyung sembari merentangkan tangannya dan mulai duduk dilantai atap.

"Jangan beraninya kau menyebut namanya dengan mulutmu."

Taehyung tertawa meledek mendengar Sehun mengatakan itu. Sifat kekanakan lelaki itu memang sudah tidak bisa disembuhkan lagi sepertinya. Padahal mereka sudah sebesar ini. "Kenapa? Bukannya Ji-"

Seperkian detik tangan Sehun sudah mencengkram kerah baju Taehyung, ketika lagi-lagi Taehyung akan menyebutkan nama Jihan dengan mulutnya. "Namanya tidak pantas disebutkan oleh lelaki sepertimu."

"Santailah, dude." Tangan Taehyung melepaskan cengkraman tangan Sehun kasar. Ia merapikan bajunya yang kusut karena Sehun.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku." Taehyung mengeluarkan sepucuk surat pada Sehun. Surat itu sudah lusuh dan diujungnya sudah menguning karena lamanya surat itu dibuat. "Dari Jihan untukmu, sebelum gadis bodoh itu tiada."

Sehun mengambil surat itu lalu membuka isinya dan membacanya. Surat berisikan pesan terakhir Jihan untuknya dan—

Deg

pernyataan cinta gadis itu.

"Sudah membacanya? Sekarang terimalah ini dulu dariku."

Tanpa aba-aba Taehyung memukul Sehun kuat, sampai lelaki itu terjatuh kebelakang. Sehun yang tidak mengetahui akan ada kejadian ini hanya dapat terdiam–mengusap darah yang mulai keluar dari sudut bibirnya dengan tangan.

"Hei bajingan." Ucapan Taehyung membuat Sehun mengalihkan atensinya pada lelaki itu.

"Kau mengataiku pecundang, padahal dirimulah yang sebenarnya pecundang. Kau menutupi segala kesalahanmu dan memberikannya padaku. Seakan-akan kesalahan itu adalah kesalahanku—" Tanpa sadar Taehyung meningkatkan nada suaranya.

"—Jihan mati bukan karena aku yang meninggalkannya, tapi karena penyakitnya. Dia menyukaimu bukan menyukaiku. Seharusnya kau sadar akan hal itu!"

"Pengecut yang tidak tahu apa-apa sepertimu lebih baik diam dan sembunyi. Bukannya malah menyalahkan orang lain, setelah itu lari. Cih, Bahkan aku merasa malu mengatakan ini padamu."

Beruntung Taehyung masih bisa mengontrol emosinya. Kalau tidak sudah ia habiskan lelaki–yang sayangnya ia tidak bisa mengabisinya–itu. Sehun benar-benar membuatnya muak. Lelaki itu menghancurkan semua orang yang ia sayangi.

"Dan untuk Yeonjoo.."

Mendengar itu Sehun menatap Taehyung cepat–mulai bangkit dari duduknya, lebih tepatnya terduduknya. Ia menghela nafas kasar, "Apa lagi yang akan kau katakan?"

"Aku akan menjaganya dari orang sepertimu dan tak akan kubiarkan kau mendekatinya lagi." Final Taehyung.

Sehun terkekeh pelan. "Sayang sekali, gadis itu sudah jadi milikku," kata Sehun percaya diri. Beruntung sekali Yeonjoo tidak ada disana. Jika ada gadis itu disana mungkin Sehun sudah dihujatnya berkali-kali karena perkataannya.

Perkataan itu berhasil memberhentikan langkah kaki Taehyung yang tadinya akan sampai pada pintu atap, ia mulai berbalik badan tapi tidak mendekati.

"Hmm.. Iyakah?" Taehyung tersenyum miring. "Kalau begitu aku akan merebutnya darimu. Tak peduli apapun itu."

Sadar atau tidak sadar Sehun telah mengepalkan tangannya. Perasaan semacam ini membuat amarahnya keluar tanpa ia sadari dan dadanya menjadi sesak ingin melampiaskan pada sesuatu yang ada didekatnya. "Sial!"

🍥🍥🍥

"Yeonjoo-ya, ada temanmu!"

Teriakan ibunya dari luar membuat Yeonjoo terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia berjalan ogah-ogahan keluar kamar dengan penampilan seadanya. Orang gila mana yang mau bertamu kerumah orang lain pagi-pagi hari seperti ini. Yeonjoo melirik jam dinding dirumahnya. Masih pukul 6 pagi, ya tuhan.

"Kenapa tidak mengusirnya saja? Ini masih pagi." Lagian siapa yang mau bertamu kerumahnya–sedangkan ia saja di skors dan tidak akan sekolah.

Dan mengingat-ngingat kembali tentang skors itu membuat Yeonjoo geram. Itu bukan salahnya-ia tidak bersalah sama sekali. Hanya kesalahpahaman yang membuatnya cuti untuk masuk sekolah. Pihak sekolah terlalu cepat mengambil keputusan tanpa mendengar penjelasannya. Padahal sebentar lagi ia akan melaksanakan ujian kelulusan.

"Huss mulutmu. Cepat lihat temanmu, diluar dingin." Ibunya memberinya tatapan tajam dan menyuruh gadis itu untuk berjalan lebih cepat lagi.

Yeonjoo menghela nafas kasar sembari mengacak-acak rambutnya. Semenjak kemarin tiba-tiba mood nya menjadi rendah-sangat rendah malahan. Karena itu ia tidak mau diganggu oleh siapa pun.

"Hai."

Seorang lelaki bertubuh tinggi menjulang berdiri didepan rumahnya. "Ayo keluar," ajaknya.

Entah karena otaknya yang lemot atau bangun tidur, sehingga nyawanya belum terkumpul sempurna, Yeonjoo hanya bisa menjawab 'Hah?' dari mulutnya.

"Ayo keluar dari rumahmu. Aku akan menemani masa skors mu."

"Kau gila ya? Ini masih pagi, aku tidak mau," tolak Yeonjoo terang-terangan.

"Kita bisa Jogging. Sekarang gantilah bajumu. Ku tunggu disini."

Cih, dasar pemaksa!

Yeonjoo memandang kesal orang yang sekarang ia ajak bicara. Sudah seenaknya merusak paginya dengan datang tiba-tiba, sekarang memaksanya keluar pula. Sungguh menyebalkan sekali oknum didepannya ini.

"Cepatlah atau aku akan masuk kerumahmu dan bilang ke orang tuamu kalau kau diskors. Aku yakin kau belum memberitahu mereka."

Dengan segera Yeonjoo menghadang lelaki itu yang akan masuk kedalam rumahnya. Cukup sekali ia berbohong mati-matian tadi malam pada ibunya. "Baiklah baiklah! Tapi jangan beritahu ibuku!"

"Oke, sekarang gantilah bajumu cepat."

Yeonjoo mengangguk dan berbalik kedalam rumah. Tapi langkah kakinya berhenti ketika mendengar lelaki itu kembali berbicara.

"Bentuk air liur yang ada disudut bibirmu lucu juga." Dan terdengar kekehan setelahnya.

Mendengar itu Yeonjoo meraba sudut bibirnya lalu menutup wajahnya menggunakan rambut. Semburat merah sudah menghiasi kedua pipinya. Sialan kau Kim Taehyung!

Astaga, Yeonjoo malu sekali.

🍥🍥🍥

yg nunggu lama, jgn pada bosen ya. ke-absurd-an book ini bkal aku update trus kok. gk bkal stengah jalan-smoga aja hehe

tp benran deng, psti tamat, tenang ok. udh segitu aja,

sorry for typo's and see you next time 👋

Continue Reading

You'll Also Like

3.1K 230 47
Diksi ; pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapk...
5.7K 308 6
!Jaemsung banyak adegan delapan belas coret
1.5K 296 11
Monster itu muncul di toilet lantai dua dan menyerang Hinata. Naruto pun memburu si monster. Tapi dia tidak sadar, monster itu tidak ada di sana. Spe...
1.5K 283 7
Dayana memiliki impian untuk menjadi seorang atlet renang seperti kakaknya. Namun karena kecelakaan yang di alaminya mengakibatkan cidera parah pada...