CHANGE UP [ Completed ]

By aesteroidsxz

2.6M 96.5K 3.3K

[ SUDAH TAMAT ] Belum di Revisi 🙂 CHANGE UP [ Berubah ] Seorang gadis bernama Kiara Hilarry yang tinggal di... More

CAST
PROLOG
CHANGE UP [1]
CHANGE UP [2]
CHANGE UP [3]
INSTAGRAM
CHANGE UP [4]
CHANGE UP [5]
CHANGE UP [6]
CHANGE UP [7]
CHANGE UP [8]
CHANGE UP [9]
CHANGE UP [10]
CHANGE UP [11]
CHANGE UP [12]
CHANGE UP [13]
CHANGE UP [14]
CHANGE UP [15]
CHANGE UP [16]
CHANGE UP [17]
CHANGE UP [18]
CHANGE UP [19]
CHANGE UP [20]
CHANGE UP [21]
CHANGE UP [22]
CHANGE UP [23]
CHANGE UP [24]
CHANGE UP [25]
CHANGE UP [26]
CHANGE UP [27]
CHANGE UP [28]
CHANGE UP [29]
CHANGE UP [30]
CHANGE UP [31]
CHANGE UP [32]
CHANGE UP [33]
CHANGE UP [34]
CHANGE UP [36]
CHANGE UP [37]
CHANGE UP [38]
CHANGE UP [39]
CHANGE UP [40]
CHANGE UP [41]
CHANGE UP [42]
CHANGE UP [43]
CHANGE UP [44]
CHANGE UP [45]
CHANGE UP [46]
CHANGE UP [47]
CHANGE UP [48]
CHANGE UP [49]
CHANGE UP [50]
CHANGE UP [51]
CHANGE UP [52]
CHANGE UP [53]
CHANGE UP [54]
CHANGE UP [END]
FOTO-FOTO❤
EPILOG
a new story ;)

CHANGE UP [35]

30.4K 1.1K 10
By aesteroidsxz

Typo's everywhere👾

Sudah hampir mau dua bulan semenjak Kiara kecelakaan, dan dinyatakan koma.

Dan selama itu juga Alveno sering mengunjungi rumah sakit, dibandingkan sekolah. Padahal, lelaki itu sudah kelas dua belas, dan sebentar lagi akan lulus dan melanjutkan pendidikannya di tingkat yang tertinggi.

Setiap hari, Alveno datang dan tidak pernah terlewatkan.

Seperti sekarang ini, di hari Senin adalah hari dimana semua orang akan sibuk dengan segala kegiatannya.

Alveno bolos sekolah, dan malah mengunjungi rumah sakit. Meskipun sudah ada Raline ataupun Kenneth yang bergantian menjaganya, Alveno tetap keukeuh datang mengunjungi rumah sakit.

Alveno melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju bangkar rumah sakit, yang terdalat Kiara, gadis nya tengah terbaring lemah disana.

Alveno meringis pelan karena melihat banyaknya infus-infus serta selang sialan yang menempel di tubuh Kiara.

Ingin rasanya cowok itu mencabuti selang-selang itu, dan membuangnya ke rawa-rawa.

"Rara.." Lirih Alveno sembari duduk disampimg bangkar Kiara dan menggenggam erat jemari gadisnya.

"Pasti kamu kesakitan ya, pakai semua infus-infus itu?"

"Kenapa kamu yang kaya gini sih Ra? Kenapa gak aku aja. Andai waktu bisa diulang dan aku yang harusnya berada di posisi kamu."

"Aku tau, kamu masih nyimpen banyak rahasia yang aku gak ketahui."

Memang benar, selama ini, Kiara tidak pernah menceritakan tetang masa lalunya. Ia terlihat seperti tidak memiliki masa lalu. Yang bahagia dan fine-fine saja.

Namun Alveno juga tidak memaksa kepada Kiara untuk menceritakan itu semua. Tidak. Tidak akan.

"Andai aku gak ikutin kata Lauren waktu itu Ra."

"Aku janji, bakalan nemuin orang yang udah nabrak kamu, sampe-sampe kamu kaya gini."

Percayalah, hanya orang bodoh yang berbicara seperti itu. Hanya berandai-andai, seakan bisa mengembalikan kejadian yang seharusnya tidak terjadi. Seperti Alveno ini.

Tetapi ia merasa bodo, selagi ia bisa mengapa tidak dilakukan saja?

"Aku mohon kamu bangun Ra..." Lirih Alveno. Kepalanya ia letakkan disamping lengan Kiara.

"Emangnya kamu nggak pegel apa, tidur selama dua bulan?"

"Aku juga bangga sama kamu karna kamu bisa ngejalanin oprasi sekaligus."

"Dan ada orang yang baik banget sama kamu Ra. Udah ngasih hatinya buat kamu, waktu kamu transplatasi hati."

Setelah berucap seperti itu, jemari Kiara bergerak. Alveno merasakannya, dan cowok itu sedikit tersentak.

Ia pikir, ini adalah halusinasinya, ternyata bukan.

Perlahan Kiara membuka matanya, dan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Gadis itu meringis pelan, seraya memegangi kepalanya yang di perban.

Dengan cekatan, Alveno segera memencet tombol darurat berwarna merah, yang terdapat di samping bangkar Kiara.

Tidak lama, Dokter dan dua orang suster memasuki ruangan Kiara.

"Saya cek dulu sebentar ya," Ujar Dokter Irham.

Alveno mengangguk dan membiarkan Dokter itu memeriksa Kiara dengan teliti.

Dokter di depan Alveno menghembuskan nafasnya lega, "Syukurlah! Keadaannya sudah sedikit membaik. Tolong jangan banyak bergerak ya, biarkan dia istirahat sampai dia benar-benar pulih. Jangan memaksa dia untuk mengingat, karena Kiara mengalami Amnesia sementara akibat pendarahan di otaknya." Ucap Dokter, kepada Alveno.

Alveno diam mencerna kata-kata Dokter barusan.

"Kamu gak usah khawatir, hanya sementara, tidak selamanya." Alveno tersenyum segaris seraya berucap 'makasih'.

Irham mengangguk dan tersenyum, "Kalau begitu, saya permisi." Ia menjeda ucapannya, dan menuju bangkar Kiara.

"Cepat sembuh ya Ra!" Dokter Irham dan kedua susternya pergi meninggalkan ruangan dan menyisakan Kiara dan Alveno.

"Aku seneng banget kamu bangun Ra!" Ujar Alveno setelah ia duduk disamping bangkar gadis itu.

Kiara terlihat linglung, "Aku kenapa? A-aku dimana?" Tanyanya parau.

Alveno tersenyum miris. Nampak Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya.

"K-kamu s-siapa?"

DEG!

Dunia Alveno seakan berhenti. Ia tidak menyangka jika Kiara akan berkata seperti itu. Tunggu dulu, apakah ia sedang bermimpi?

Jika benar, tolong, siapa saja membangunkan Alveno dari mimpi buruknya ini. Ia tidak bisa membayangkan jika Kiara akan Amnesia lebih parah dari ini.

"A-aku pacar kamu Ra.." Lirih Alveno, setelah sekian lamanya terdiam.

Kiara menganggukkan kepalanya kecil, "Ooh. Maaf ya,"

Alveno menganggukkan kepalanya dan menggenggam sebelah tangan Kiara yang terbebas dari infus itu, erat.

Dan mengecupnya perlahan, "Cepet sembuh Ra.. Aku kangen kamu, maafin aku karena udah buat kamu kaya gini."

Kiara mengernyitkan dahinya bingung, "Emang sejak kapan kita jadian yah?"

Mata Alveno mulai memanas, ia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Bahkan dadanya terasa sesak, dan nafasnya tercekat.

Bagaimana bisa ini terjadi begitu saja?
Alveno masih belum siap jika ia hidup tanpa, Kiara.

"Mama mana?" Lirih gadis itu, dan menyadarkan lamunan Alveno.

Alveno tersenyum pedih, cowok itu melepaskan genggamannya, dan merogoh ponselnya disakunya, lalu mulai menelfon Raline, Sean, Kenneth juga sahabat-sahabatnya.

***

Sembari menunggu yang lainnya datang, Alveno menyuapkan semangkuk bubur pada Kiara, yang tadi diantar oleh suster.

"Ayo dong Ra dimakan buburnya. Biar kamu cepet sembuh. 'A'" Alveno menyodorkan se-sendok bubur didepan mulut Kiara.

Namun gadis itu tetap menggeleng, dan menutup mulutnya rapat-rapat.

Alveno menghela nafasnya lelah, "Sedikit aja sayang, 'A'"

Dengan menatap Alveno dalam, sekelebatan ia dengan cowok didepannya beberapa waktu lalu, terputar begitu saja di otaknya.

Setiap perlakuan manis yang diberikan Alveno kepada Kiara, membuat gadis itu menampilkan senyum tipis nya.

"Kamu udah ingat sama aku?"

Kiara mengangguk kecil.

"Serius?!"

Gadis itu mengangguk sekali lagi seraya tersenyum.

Tiba-tiba, Alveno memeluknya erat, bahkan sangat erat, Kiara hampir sesak nafas dibuatnya.

"Al." Tegur Kiara.

Alveno melepaskan pelukannya, "Aku sayang kamu Ra."

Kiara membalas hanya dengan senyuman.

Tidak lama setelah itu, datanglah kedua orang tua Kiara, Kenneth, Thalia, Angel, Bella, Dion, serta Adrian.

"Rara!" Pekik Raline, dan berlari menuju bangkar Kiara, lalu memeluk putrinya erat.

"Kamu udah baikan sayang?"

Kiar mengangguk kecil.

Sean maju dan mengelus puncak kepala Kiara lembut, "Anak Papa sakit! Cepet sembuh, Princess."

Kiara tersenyum menanggapi ucapan Papanya barusan.

"Rara!!!" Teriak Thalia, lalu berlari memeluk Kiara, diikuti Angel dan Bella dibelakangnya.

Kiara nampak kwalahan karena perbuatan tiga perempuan yang bahkan Kiara tidak kenal.

Gadis itu mengernyitkan dahi nya, "Kalian siapa?"

Pertanyaan itu lolos keluar dari bibir Kiara, membuat Thalia, Bella dan Angel melepaskan pelukannya dan terdiam.

"Dia itu sahabat kamu Ra! Masa kamu lupa," Jawab Raline.

Kiara menatap Thalia, Bella dan Angel dengan pandangan bertanya.

"Iyya! Masa lo lupa sih! Gue kan temen sebangku lo!" Thalia mengerucutkan bibirnya sebal.

Kiara mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.

"Veno, sebenernya apa yang udah terjadi sama Rara?" Tanya Sean.

"Kiara mengalami Amnesia sementara Om! Kata Dokter, ini akibat dari pendarahan yang ada di otak Kiara." Jelas Alveno membuat Raline menutup mulutnya menahan isakannya.

"T-tapi dia g-gak papa kan?"

Alveno tersenyum, "Gak papa Tante,"

"Kiara beruntung. Ia bisa sadar, banyak pasien yang tidak selamat karena pendarahan di otak itu adalah penyakit yang sudah parah, sehingga bisa menyebabkan kematian. Kamu beruntung Ra!"

TBC

AKU SUDAH UP 🎉
VOMMENT YES❤

Segitu dulu lah ya, akunya lagi sakit:/
Kalo ada typo kasi tau ya, gak sempet aku baca ulang:)

Bye,

Jakarta, 02 Februari 2020

Continue Reading

You'll Also Like

559K 59.8K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.1M 110K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
3.6M 291K 49
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
493K 25.8K 36
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...