GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]

By PoppiPertiwi

42.8M 3.4M 5.1M

GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kis... More

RAVISPA
KEJORA: KEMBALINYA MEREKA
1. LORONG UTAMA SMA GANESHA
2. BS (Belakang Sekolah) 1
3. BS (Belakang Sekolah) 2
4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI
5. PUKUL RATA (2)
6. USAHA PERTAMA
7. FLASHMOB SMA GANESHA
8. PILIH GALAKSI ATAU KRIS?
9. RAVISPA ANGKATAN 9
10. MUDAH JATUH CINTA, MUDAH JUGA KEHILANGAN
11. SURAT KEJORA & JARGOM
12. JANJI
13. PUJANGGA BUNGA KRISAN
14. KEHILANGGANNYA
15. AKU, KAMU & DIA
16. API UNGGUN & BENCI
17. DIA TIDAK BAHAGIA DENGANMU
18. PERISAI
19. RAVISPA, AVEGAR, & JARGOM
20. DI TEPI JALAN
21. PIRAMIDA
22. TITIK TERENDAH
23. ORIGAMI
24. MALAM PERAYAAN
25. DEKAP LUKA
26. MUTIARA
27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH
28. MAAF RA
29. JATUH CINTA (LAGI)
30. SEMOGA BAHAGIA RA (PUTUS)
31. BERBALIK ARAH
33. SIAPA
34. You Were Beautiful
35. Something New
36. SARAH AMEIRA
37. KEJORA, GALAKSI & SARAH
38. TELL ME THE TRUTH
39. KEJORA & SARAH
40. BIANGLALA & SI CANTIK KEJORA
41. PUTUSNYA GALAKSI ALDEBARAN & SARAH AMEIRA| YOURS
42. SUNMORI RAVISPA
43. ANTAR KETUA
44. KEMBALINYA AVEGAR
45. LINDUNGI SEKOLAH KITA!
46. BALIKAN? [OPEN MEMBER GRUP & RULES]
47. AWAL BARU MENJADI PACAR KETUA GENG 18 MEI (VOTE & INFO PO BAJU RAVISPA)
48. KONVOI, GRAFITI RAVISPA & SEBUAH KEJADIAN
49. RUMAH SAKIT
EXTRA PART GALANG GANESWARA | THE CHICAGO ELIFE PRINCE | RAVISPA 9
50. LIGHT IT UP: BERDAMAI DENGAN MASA LALU
51. SELAMAT DATANG AYAH
52. MIRACLE & TERBUKA
53. HEARTBEAT & FANI MALANI
54. RASA YANG PENTING
55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION
56. CHOOSE HER (SARAH)
57. AMERIKA & MAAF RA [PROSES PENERBITAN]
VOTE COVER NOVEL GALAKSIKEJORA + GIVEAWAY
58. GALAKSIKEJORA + INFO PO NOVEL GALAKSIKEJORA TGL 2 DESEMBER
FOR NEXT STORY: GALANG & GHEA

32. REMEMBER

928K 62.4K 66.4K
By PoppiPertiwi

32. REMEMBER

Kamu tau apa yang paling penting? Dirimu sendiri.” — Galaksi Aldebaran

How about this?” tanya Sarah pada Galaksi.

Galaksi menatap ke arah depan. Ia sedang duduk menunggu Sarah belanja. Pandangannya menyorot jemu. Kalau bisa Galaksi akan pulang meninggalkannya begitu saja namun Galaksi tidak bisa melakukannya. Apa sebaiknya dia menelpon salah satu temannya agar menemani Sarah? Tapi siapa?

“Gallll,” panggil Sarah. “Gimana?”

“Terserah lo aja,” balas Galaksi setengah hati. Melihat respons Galaksi. Sarah mengundurkan niatnya belanja lalu mengajaknya keluar sampai parkiran yang membuat Galaksi bertanya-tanya apa yang ada dipikiran cewek ini sekarang.

“Enggak bisa ya lo pura-pura seneng buat nyenengin gue?” tanya Sarah.

“Ngapain juga,” balas Galaksi malas.

“Seneng di depan gue gak bisa Gal?”

“Gue gak suka pura-pura Sar,” jawab Galaksi.

“Sar gini ya. Gue emang jalan sama lo tapi gue gak ada perasaan apa-apa sama lo,” ucap Galaksi.

Sarah memandangnya sedih. “Masih kepikiran Kejora?”

“Gue baru putus sama dia. Gimana gue gak kepikiran?” ucapan Galaksi membuat Sarah merenung.

“Sar dengerin gue.” Galaksi memegang pundak Sarah. Mencoba membujuk dengan halus, “Gue gak mau nyakitin lo juga. Gue tau lo gak kaya gini. Lo pantes dapetin yang bisa ngerhargain lo. Dan orang itu bukan gue.”

Galaksi ingin perempuan yang ada di depannya ini mengerti namun sepertinya Sarah tidak mengerti-mengerti juga. Tampaknya ia masih mengharap lebih dan itu membuat Galaksi kewalahan.

“Jadi kita apa? Temen deket?”

“Kalau lo mau tau. Kita bahkan gak pernah jadi apa-apa Sar,” ucap Galaksi.

“Lo aja yang terlalu berharap,” lanjut Galaksi. Galaksi mungkin terdengar kasar tapi cowok itu tampak gerah. Ingin lepas selepas-lepasnya dari Sarah. Galaksi ingin Sarah sadar bahwa Galaksi tidak akan punya perasaan lebih padanya.

“Tapi lo pernah bilang sayang sama gue Gal,” ucap Sarah masih saja cari alasan.

“Gue ngomong gitu biar Kejora denger. Gue mau dia ngerasain apa yang gue rasain juga waktu dia jalan sama yang lain tanpa gue tau. Awalnya apa yang gue mau berhasil tapi semakin ke sini gue gak bisa Sar. Gue malah nyakitin diri gue sendiri.”

“Ngeliat dia sakit gue juga sama. Ngeliat dia repot, perhatian dan dijauhin sama temen-temennya buat gue ikut ngerasa apa yang dia rasain. Semakin lama semakin nyakitin gue juga,” ucap Galaksi.

“Tapi kesalahan lo malah selingkuh sama gue Gal,” ucap Sarah.

“Gue selingkuh? Gue gak pernah ngerasa seneng di deket lo Sar,” ucap Galaksi.

“Jordan bilang sama gue. Kalau gue punya pacar dan gue godain cewek lain. Entah itu chat, telpon atau apapun dan gue merasa seneng sekaligus tertantang sama cewek ini itu artinya gue emang tukang selingkuh. Tapi buktinya? Gue gak seneng Sar ngelakuinnya. Gue gak ngerasa apa-apa. Tiap kita pergi atau chat-an gue selalu kepikiran Kejora,” ucap Galaksi telak.

“Jadi gue alat lo biar Kejora sakit hati? Gitu?” tanya Sarah. Nadanya meninggi.

“Kenapa lo baru sadar Sar? Gue udah berkali-kali bilang,” ucap Galaksi. “Waktu itu kebetulan ada lo. Jadi gue pake lo biar Kejora marah.”

“Oh ya? Terus kita ini lagi ngapain sekarang?”

“Lo sendiri kan yang maksa-maksa Kakek biar gue mau pergi sama lo,” ucap Galaksi.

“Gue bahkan bilang ke Kejora kalau gue mau pergi sama lo. Padahal dia udah mantan gue. Gue yakin dia gak peduli tapi yang penting gue udah bilang,” ucap Galaksi semakin membuat perasaan Sarah kacau.

“Bagi gue. Orang yang suka selingkuh itu gak ada obatnya,” ucap Galaksi. “Sama kaya cowok. Cowok yang suka selingkuh itu gak ada obatnya.”

Sarah terpekur lama di tempatnya. Beberapa kali Galaksi merenggut rambutnya. Wajahnya menunjukan segala hal tapi Sarah tidak mau. Ia anggap tidak mendengar apa yang dikatakan Galaksi tadi. Mungkin saja masih ada harapan walau sedikit.

“Gal please. Sedikit aja. Lo kan udah putus sama Kejora. Gimana kalau lo ngasih gue kesempatan? Minimal waktu supaya lo suka sama gue Gal. Kalau nanti akhirnya lo gak suka sama gue. Gue gak akan ganggu lo lagi,” ucap Sarah.

Galaksi memijat alisnya. “Cari orang lain aja Sar. Gue gak minat,” ucapnya. Menolak mentah-mentah tawaran Sarah.

****

“Kenapa lo dateng-dateng misuh-misuh gitu?” tanya Jordan pada Galaksi yang baru saja mengganti pakaiannya dengan kaus milik Septian.

Rumah Septian sedang ramai. Cowok itu pakai kemeja rapi habis bertemu dengan rekan kerjanya, Guntur sedang main mobile legend dekat colokan dengan hape yang terasa panas seperti ingin meledak. Bams dan Oji sedang duduk di sofa sementara Nyong main sosial media.

Galaksi menghempaskan diri di sofa sambil duduk dengan benar lalu menghabiskan jus orange milik Bams. Tangannya mengambil ponsel. Mengecek balasan dari Kejora namun perempuan tersebut tidak membalas apa-apa. Hanya ada dua centang biru di ponselnya. Pupus sudah harapan Galaksi.

“Ditanyain malah gak nyaut,” ucap Jordan lagi.

Nyong melirik Galaksi yang mengambil posisi rebahan di sofa. Cowok itu sedang menggeser layar ponselnya. Ada banyak fotonya dan Kejora yang dilihat cowok itu lalu terselip foto Kejora juga yang sedang Galaksi ambil diam-diam sewaktu mereka masih pacaran.

“Geser terus,” celetuk Nyong membuat Galaksi tertawa.

“Diliatin aja foto-fotonya. Ditelpon langsunglah orangnya,” ide Bams.

“Gak bakal diangkat,” ucap Galaksi. “Udah sering. Gak pernah diangkat.”

“Untung banget lo Gal. Gue kalau kaya gitu pasti diblock,” ucap Guntur.

“Emang Mona kaya gitu?” tanya Oji.

“Lo gak tau aja. Kalau gue nelpon dia banyak-banyak bakal langsung diblock. Apalagi kalau dia PMS. Jangan harap! Gue pasti diblock lebih dulu sebelum nge-chat dia.” Guntur lalu mencabut charger-nya.

“Bukannya diblock itu. Bionya di hapus. Foto profilnya berubah jadi gak ada. Dia gak mood. Biasanya cewek kan suka gitu,” ucap Jordan.

“Tapi centang satu.”

“Itu artinya lo beneran diblock!” tawa menggelegar Jordan terdengar.

“Ada-ada aja kelakuan temen rasa pacar,” komentar Bams.

“Lo kenapa Gal?” tanya Septian.

“Pusing gue Sarah ngadu mulu ke Kakek gue,” ucap Galaksi.

“Si Sarah kaya gak ada cowok lain aja.” Bams memberi pandangan aneh.

“Makanya Gal. Punya muka jangan ganteng-ganteng amat,” ucap Nyong. Nyong dan Galaksi tertawa karenanya.

“Punya muka tuh kaya gue,” ucap Nyong mengusap dagunya.

“Senjata makan tuan kan Gal?” ucap Septian.

“Perbaiki satu-satu dulu. Kalau keduanya sekaligus lo gak bakal bisa. Perbaiki masalah sama Sarah dulu habis itu baru sama Kejora.” Septian memberi saran.

“Gak bisa Sep. Sarahnya yang gak mau,” ucap Jordan membela Galaksi.

“Susah juga ya kalau kaya gitu,” ucap Oji.

“Kebayang gak lo semua kalau misalnya Sarah jadi pemeran utama pasti yang lain bakal dukung dia bukan Kejora kan?” ucap Guntur. “Kuncinya selalu ada di pemeran utama.”

“Gak lah,” ucap Jordan. “Mau dibandingin juga gue tetep pilihan sama Kejora.”

“Mau gue kasih tau cara biar Kejora maafin lo gak?” tanya Jordan membuat Galaksi menoleh.

“Gimana?”

“Baikan sama Kris,” ujar Jordan. “Di depan Kejora. Nanti juga Kejora bakal maafin lo.”

“Trus?”

“Udah gitu aja. Trus lo juga berubah jadi kaya dulu. Soalnya sekarang lo berubah Gal.” Jordan memberitahu.

Sekarang lo berubah Gal. Apa iya?

“Gue mau ke Kota Tua nih ketemu sama temen gue. Janjian di café Batavia. Dia nawarin bazar. Lo pada mau ikut?” tanya Jordan mengambil ponsel dan kunci mobil Jeepnya.

“Gak ah gue mau main aja,” ucap Guntur.

“Rebahan mulu lo di karpet mulu lo.” Jordan melihat Guntur mengambil tempat untuk tiduran di sofa sambil main game.

“Ayo Tur jalan-jalan,” ajak Bams.

“Lo berdua aja sana. Sofanya posesif nih,” usir Guntur.

Lalu satu persatu teman-temannya berdiri. Meninggalkan Guntur sendirian di ruang tamu milik Septian membuat Guntur menoleh. Cowok tersebut main game lagi karena tidak sadar. Ketika merasa sepi dan terdengar deru mobil Jeep Jordan dan mobil Septian membuat Guntur menoleh kilat.

“Lah kok gue ditinggalin sendirian sih??”

“WOI TUNGGUIN!”

****

“Hai Ra udah lama nunggu?” sapa Kris pada Kejora yang sedang duduk termanggu.

Tadi sebelum berangkat Kris mengirim pesan pada Kejora. Cowok itu lupa mengambil kunci lokernya yang tidak sengaja ia titip pada Kejora. Akhirnya Kejora memintanya untuk bertemu di tempat ini karena Kejora juga sedang menikmati waktu untuk sendirinya.

“Mikirin Galaksi ya?” tebak Kris membuat Kejora tersenyum kecil.

“Enggaklah,” jawabnya.

“Boong banget,” ucap Kris. Cowok itu nyengir padahal dalam hati merasa pedih.

“Nih,” Kejora memberikan kuncinya. “Besok-besok jangan lupa lagi.”

Kris mengambilnya. Cowok itu dengan sengaja menjabat tangan Kejora agar bersentuhan pada tangannya. Perbuatan yang membuat Kejora memandang Kris. Sementara Kris tersenyum. Kejora buru-buru melepaskan tangannya dari Kris.

“Ke sini ngapain?”

“Jalan-jalan.”

“Jalan-jalan sendiri? Emang enak?” tanya Kris.

“Kalau di gue enak aja. Gak tau kalau lo.” Kejora memalingkan tatapannya.

“Lo kenapa sih gituin Galaksi, Kris? Gue jadi gak enak sama dia. Gue takut dia mikir kalau gue mutusin dia karena lo. Kenapa sih Kris lo pura-pura keliatan jahat di depan mereka padahal aslinya lo sebaik ini sama gue?” tanya Kejora pada Kris.

“Emang itu maksud tujuan gue kok,” ujar Kris membuat Kejora mengerutkan kening.

“Gue emang sengaja. Biarin aja mau dia mikir apa. Gue emang mau lo putus sama Galaksi kan dari dulu?” Kris memasukan kuncinya ke saku celana.

“Emang lo ngomong apa aja ke dia?” tanya Kejora.

“Banyak,” balas Kris. “Gue gak sebaik yang lo kira Ra.”

“Tapi gue yakin lo orang baik kok Kris,” ucap Kejora pada Kris membuat Kris sedikit menegang. Kris bahkan tidak pernah dinilai seperti itu oleh orang lain. Kejora adalah orang yang pertama kali mengatakan kata-kata seperti itu padanya.

Kris terkekeh kosong. “Tau dari mana?”

“Kita kan temenan Kris. Lo bilang mau jadi temen gue. Lo emang nyebelin Kris tapi gue percaya lo orang baik. Lo pernah ngasih daun ke gue. Katanya kalau gue lagi sedih gue harus inget daun yang lo kasih.” Kejora menatap Kris.

“Tau apa lo soal gue?” Kejora sempat terkejut mendengarnya.

“Gue itu udah berbuat yang gak pantes ke lo dulu Ra. Ngajak lo kenalan waktu di gudang itu lo enggak inget? Gue hampir ngelakuinnya. Gue ngaku ke Galaksi kalau gue deketin lo karena lo pacarnya dia. Dan emang gue deketin lo karena itu. Tapi sial. Gue malah kejebak perasaan gue sendiri. Gue jadi kenal sama lo. Jadi suka sama lo!” Kris membentak membuat Kejora terkejut.

“Tapi gue gak suka sama lo Kris—”

“Iya itu terus alasan lo!”

Kejora sedikit menjauh karenanya. “Lo enggak bisa maksa orang buat suka sama lo Kris.”

“Gak semua keinginan lo bisa lo paksa,” lanjut Kejora.

Kris menarik tangan Kejora membuat Kejora mendekat padanya. Kejora melebarkan kedua matanya karena Kris berada di dekatnya. Cowok itu mengangkat kedua tangan Kejora membuat Kejora melerainya namun Kris mendekatkan kedua tangan Kejora yang terkepal pada bibirnya membuat Kejora terkejut. Kris mencium tangannya. Jantung Kejora jadi berdegup kencang namun bukan karena senang melainkan karena takut.

“Lo gak bisa rasain itu?” tanya Kris pada Kejora.

“Kris jangan gini.”

“Lo gak bisa ngerasain apa yang gue rasain?” tanya Kris. “Lo gak bisa ngerasain kalau gue cinta sama lo?” Kris semakin memaksa.

Galaksi yang berdiri di depan café hanya menatapnya dan terpaku di tempat. Ia tidak melakukan apa-apa. Kejora memang pantas untuk dicintai. Galaksi membuat teman-temannya menunggu di dalam café. Mereka juga ikut menyaksikan sendiri bagaimana Galaksi memperhatikan Kejora dan Kris.

“Kris!”

“Enggak bakal gue lepas sebelum lo ngerasain apa yang gue rasain!”

“Kris! Gue gak mau! Lepasin!”

Seseorang mendorong Kris menggunakan tangannya membuat Kris yang tanpa aba-aba langsung menyingkir. Kejora menoleh, sangat terkejut karena Galaksi berdiri di sampingnya. Cowok itu menyela dan berdiri di antara Kejora dan Kris. Jantung Kejora rasanya semakin berdebar melihat Galaksi.

Kenapa cowok itu ada di sini juga?

“Gak gitu caranya kalau sama cewek Bro,” ucap Galaksi gentle.

“Lo ngikutin kita?” tanya Kris.

“Ngapain juga gue ngikutin lo?” balas Galaksi gahar.

“Terus lo ngikutin Kejora?” balas Kris. Mereka berhasil mengundang orang-orang yang sedang duduk gelap-gelapan di Kotu memandang mereka.

“Gue nemenin temen-temen gue ke sini.” Galaksi melirik café Batavia dan terlihat Jordan, Septian, Bams, Guntur, Oji dan Nyong sedang duduk di sana memperhatikan mereka juga dari jendela. Seketika itu Kejora ingin kabur saja karenanya.

“Gue bukan cowok psikopat yang ngikutin diem-diem kemana cewek yang gue suka,” ucap Galaksi. “Lagipula ngapain lo maksa-maksa dia kaya gitu?”

“Lo kan udah mantannya. Udah gak ada urusannya sama lo lagi. Ayo Ra,” ajak Kris mengambil sebelah tangan Kejora membuat Kejora semakin terkejut karena Kris berani melakukan hal seperti ini padanya. Genggaman tangan Kris semakin kuat membuat Kejora takut sekaligus meringis sakit karenanya.

“Lo jangan cari ribut. Ini tempat umum.” Galaksi melepaskan tangan Kris pada Kejora. Cowok itu sekuat tenaga melepaskannya karena Kris terlihat tidak mau melepaskan Kejora. Membuat Kejora semakin mengernyit. Perempuan itu meringis karena sakit saat Kris semakin kuat dan kasar pada tangannya. Namun cepat-cepat Galaksi melerainya membuat Kejora agar berdiri di belakang tubuhnya.

“Awas lo Gal,” desis Kris lalu cowok itu melirik Kejora dan memilih pergi karena semakin ramai orang memperhatikan mereka. Bahkan yang tadi bernyanyi terus mencuri pandang ke arah mereka.

Biasanya kalau Kejora pergi jauh sendirian saat malam hari dulu. Galaksi akan menegurnya karena tak mengajaknya ikut serta untuk menjaganya. Namun kali ini Kejora melihat Galaksi hanya diam saja di sampingnya. Sekarang perut Kejora rasanya semakin tertekan ke dalam ketika Galaksi ada di dekatnya.

Apa karena status mereka yang sudah putus Galaksi jadi seperti ini?

Jelaslah. Galaksi cowok humoris, memiliki segalanya, wangi, disukai banyak orang juga memiliki wajah yang bisa dikatakan sangat lumayan. Mudah baginya mendapat perempuan yang ia mau. Apalagi kini statusnya single. Pasti makin mudah mendapatkan perempuan. Sekarang mungkin Galaksi sudah punya gebetan baru.

“Jangan suka keluar malem sendirian. Rawan. Kalau bisa ajak Fani juga. Nanti kalau kaya tadi lagi dan gak ada aku gimana? Aku udah gak ada hak buat jagain kamu lagi,” ucap Galaksi pada Kejora.

Seketika itu Kejora merasa hatinya diremas kuat. Seolah Galaksi mengatakan hal yang tidak ingin Kejora dengar saat ini.

“Makasi ya Gal,” ucap Kejora tulus.

Galaksi meliriknya. Astaga Galaksi bahkan sangat kangen mendengar suara perempuan ini.

“Tadi sama Kris ke sini?”

Kejora menggeleng pada Galaksi. “Sendiri. Tadi ngasih kunci ke Kris. Trus dia kaya gitu.”

“Ke sini sama siapa?”

“Sendiri.” Kejora memainkan kedua tangannya dengan gelisah.

“Ngapain?”

“Jalan-jalan,” jawab Kejora seolah diinterogasi.

Galaksi manggut-manggut. “Mau ikut ke dalem café?” tanyanya membuat Kejora menggeleng.

“Mau pulang aja,” ujar Kejora pada Galaksi.

Ini kesempatan bagi Galaksi. Untuk memperbaiki hubungannya. Setidaknya untuk memastikan bahwa Kejora baik-baik saja malam ini. Yang penting Galaksi sudah berusaha agar Kejora sadar usahanya untuk meminta maaf juga untuk tidak lagi berbuat seperti itu pada Kejora.

“Aku anterin ya?” ujar Galaksi.

“Gal kita udah putus,” perkataan Kejora membuat raut wajah Galaksi yang tadinya terlihat antusias seketika meredup. Salahkah Kejora mengatakan hal itu? Apa hati cowok itu terluka karenanya? Kejora hanya tidak mau Galaksi terlibat lagi dengannya.

“Kalau gitu sebagai temen. Apa kamu gak mau?” Galaksi masih tidak kehabisan akal.

Kejora ingin. Hanya saja ada hal yang membuatnya tidak bisa ikut pada Galaksi lagi.

Kejora jadi serba salah. Melihat Galaksi yang sepertinya masih ingin mengajaknya pulang membuatnya dilanda rasa gelisah.

“Gue pulang sendiri aja Gal. Kasian temen-temen lo pada nungguin di sana,” ucap Kejora.

“Pake aku kamu aja kaya kita masih pacaran emang gak bisa Ra?” tanya Galaksi membuat Kejora menghela napas. “Walau kita udah putus tapi kita harus tetep akur. Aku gak mau kita berantem.”

“Aku pulang sendiri aja Gal.”

“Kalau gitu aku ikutin dari belakang. Biar kamu aman sampe rumah. Gimana Ra?” Galaksi masih terus berusaha.

“Lebih baik jangan Gal.”

“Cuman anterin doang kok Ra. Janji gak masuk ke rumah kamu.” Galaksi terlihat tulus membuat Kejora tidak enak menolaknya. Masalahnya cowok itu tampak benar-benar ingin sekali mengantarnya dan Kejora semakin kebingungan mencari alasan.

“Iya Gal boleh.”

****

“Udah sampe Ra,” ucap Galaksi.

Lamunan Kejora buyar seketika. Sejak tadi karena tidak ada percakapan di antara mereka. Kejora memilih duduk diam di belakang sambil melamun. Baik Galaksi dan Kejora tidak tahu akan membicarakan apa. Mereka seolah-olah kehabisan kata padahal ada banyak sekali yang harus dibahas.

“Eh iya Gal,” jawab Kejora kikuk.

“Pelan-pelan turunnya,” kata Galaksi begitu Kejora turun dari motor besar cowok itu. Galaksi bahkan membantunya membuat cewek itu mengabaikan bantunnya dan turun sendiri. Galaksi yang mendapat respons tersebut mencoba tidak kecewa untuk saat ini.

“Kamu kenapa kok diem aja dari tadi? Sakit?” tanya Galaksi perhatian.

“Enggak,” Kejora tetap membalas meski pikirannya ada di mana-mana.

“Aku kenal kamu itu udah lama Ra. Kamu gak pernah diem kalau aku ajakin jalan. Biasanya ada aja yang kamu ceritain. Biasanya juga ada yang kamu omongin ke aku. Entah itu suasana kelas kamu, temen-temen atau tentang Paskib. Kamu lagi banyak pikir?” tanya Galaksi.

Galaksi lalu merutuki dirinya sendiri dalam hati. Jelas saja Kejora sedang banyak pikiran. Itu juga karenanya.

“Enggak Gal gak ada apa-apa kok.”

“Kita kok selalu ketemu ya?” tanya Kejora heran.

Galaksi terkekeh. “Jodoh kali.” Dalam hati Galaksi mengaminkan perkataannya.

Wajah Kejora langsung berubah dingin. Hal yang membuat Galaksi terkejut karenanya. Pasalnya perubahan raut wajah itu cepat sekali. Meski remang-remang di bawah lampu gang. Galaksi bisa melihat dengan jelas bahwa Kejora agak terganggu dengan kata-katanya tadi. Tapi Galaksi juga berharap itu benar-benar terjadi.

“Apa aku udah gak bisa perbaiki hubungan kita Ra?” tanya Galaksi.

Kejora menjadi semakin diam mendengarnya. “Aku mau memperbaiki kesalahan aku Ra. Gak ada kesempatan ya buat aku perbaiki? Kalau ada aku mau Ra. Aku gak bakal ngecewain kamu lagi.”

Tapi Kejora sudah sering memberinya kesempatan.

“Udah malem Gal lebih baik kamu pulang aja.”

“Iya udah aku pulang ya Ra.” Pamit Galaksi padanya.

Entah mengapa Kejora jadi tidak rela Galaksi pergi. Padahal ia yang menyuruhnya pergi. Tapi perempuan itu tetap diam saja. Membiarkan Galaksi menghidupkan motornya untuk pergi dari depan rumahnya. Galaksi melirik Kejora sekali lagi namun tidak ada kata-kata lagi yang akan keluar dari mulutnya. Membuat harapan Galaksi seketika memudar.

“Hati-hati ya Gal.” meski samar tapi Galaksi sempat mendengarnya. Membuat lengkungan di bibirnya muncul.

Artinya Kejora masih peduli padanya.

****

Mentari pagi menyapa ketika seorang cowok berhoodie hitam datang ke sekolah. Ternyata teman-temannya juga baru tiba di parkiran sekolah. Jordan baru saja melepaskan helmnya. Ia didampingi Septian yang juga parkir di sebelahnya. Galaksi pun mengendarai motornya agar berada di samping Jordan.

“Tumben Gal,” ujar Septian pada Galaksi.

“Gue dateng pagi salah. Gue dateng siang juga salah. Idup gue salah terus perasaan,” ucap Galaksi membuat Jordan terkekeh mendengarnya.

“Baperan,” ucap Jordan.

“Kata baper meruntuhkan makna empati,” ucap Septian.

Jordan cengengesan mendengarnya. “Iya gue salah gue salah. Maapin.”

“Kalau gitu kantin dulu yuk,” ajak Jordan. “Mumpung masih pagi banget. Masih lama bel.”

Akhirnya ketika cowok itu berdiri dari motor mereka masing-masing. Mereka melihat Bams, Guntur, Oji dan Nyong sedang duduk-duduk di depan kelas. Mereka lalu menyapa dan hendak ikut ke kantin bersama karena Jordan mengajaknya ikut serta.

“Ra!” panggil Jordan membuat Kejora menoleh padanya. Galaksi terpaku. Terpesona karena cewek itu begitu cantik pagi ini.

“Ikut ke kantin gak?” tawar Jordan.

Kejora menggeleng. Cewek itu masih sama sifatnya. Mungkin hanya pada Galaksi saja perlakuannya sedikit berbeda. “Enggak Dan. Duluan aja,” katanya.

“Ayo Ra gapapa masa gak mau? Belum bel juga nih. Kan sekalian silahturahmi sama mantan Ra,” kata Jordan jahil membuat Kejora tersenyum kikuk karenanya. Tampak tidak nyaman dengan pembahasan mereka.

“Diem lo Dan,” tegur Galaksi karena merasa Kejora tidak nyaman.

Kejora tersentak mendengarnya. Mendengar Galaksi sepertinya tidak suka ketika Jordan mengajaknya ikut serta. Apa setelah kejadian tadi malam, Galaksi jadi berubah pikiran? Apa cowok itu sudah benar-benar menyerah untuknya? Apa cowok itu marah padanya?

Kejora mengerjapkan mata sadar dengan apa yang ia pikiran. Kenapa juga Kejora berpikiran seperti itu? Kejora kan sudah memutuskan hubungan mereka waktu itu. Kejora tidak mau dibilang munafik tapi hatinya memang tidak bisa ditentang. Kejora masih mengharapkan Galaksi tapi menyadari seberapa banyak kesalahan Galaksi yang membuatnya kecewa membuat Kejora harus sadar bahwa cowok itu sudah bukan lagi pacarnya.

“Ayo Ra.”

“Udah cuekin aja Galaksi Ra. Yuk sama gue aja,” ucap Bams.

“Liat deh semakin hari semakin banyak aja yang simpati sama dia. Yakin gue dia sengaja mutusin Galaksi biar makin dibela sama temen-temen tuh cowok,” kata Lala baru saja keluar dari kelas. Bersama Febbi perempuan tersebut berdiri. Sementara Jihan berdiri agak jauh di sebelahnya.

“Kenapa sih kalian jadi julid gitu sama Kejora?” tanya Jihan.

“Emang pantes kok diomongin,” ucap Febbi.

“Kalian lupa apa Kejora sering baik sama kita?” tanya Jihan.

“Bodo amatlah. Dia juga gitu tingkahnya. Kesel banget gak sih Han? Dia bisa deket-deket Jordan sama anak-anak Ravispa lainnya. Udah kaya ratu aja,” ucap Lala.

“Udah kaya pacaran aja sama Jordan,” tambah Lala. “Caper banget sih?” ujarnya ketika melihat Kejora berjalan di sebelah Jordan. Sementara Galaksi berjalan di sampingnya. Mereka terhalangan tubuh Jordan.

Caper di mananya sih orang Jordan yang ngajakin?” tanya Jihan semakin kesal.

“Lo kenapa sih Han? Kok malah lo yang sewot?” tanya Lala.

“Bukannya gitu La. Yang genit kan Jordan bukan Kejora,” ucap Jihan.

“Lo tau sendiri sifatnya Jordan. Itu juga kan alasan lo putus sama Jordan dulu?” ujar Jihan.

“Udahlah La jangan terus-terusan kaya gini. Kan lo udah jadi mantannya Jordan. Udah gak bisa deket sama mereka lagi. Kalau Kejora kan beda. Galaksi kan masih ngejar-ngejar dia. Otomatis temen-temennya Galaksi masih respect sama Kejora,” ucap Jihan.

“Tapi dia juga mau-mau aja baru diajakin. Jangan percaya Kejora deh. Gampangan banget sih,” ucap Lala.

Jihan memilih mengalah. Kalau mendebat lebih lanjut malah bisa runyam nantinya. Jihan bukannya tidak peduli dengan Kejora. Hanya saja kondisi memang tidak memungkinkan mereka untuk baik-baik saja seperti dulu. Keadaan sudah beda. Kejora pun sudah jauh dengan Fani. Jihan bersyukur. Setidaknya perempuan itu tidak salah memilih teman.

Kalau Kejora temenan sama Mona atau parahnya lagi Sarah kan bisa gawat!

“Hai Ra, seneng banget nih,” sapa Lala ketika Kejora ikut dengan gerombolan Galaksi. Kejora jadi minder mendengarnya. Kejora tahu nada seperti apa yang digunakan Lala tadi. Nada menyindirnya.

“Oh iya lo kan ratunya. Pasti diistimewain lah,” ucap Lala, menyindir.

“Yang lain mana dipeduliin, ya gak Ra?” Kejora hanya diam saja karenanya.

“Oh iya tugas kelompok kita udah selesai tuh. Tinggal presentasi ke depan aja. Gue buat sendiri. Habisnya lo gak dateng sih kemarin malem,” ucap Lala semakin membuat Kejora terdiam. “Gapapalah Ra lo numpang nama doang biar dapet nilai tapi gak kerja.”

Kejora meneguk ludahnya. Dia bukannya tidak mau datang. Hanya saja Kejora tidak diberitahu karena dalam grup mereka ada grup lain lagi di mana Kejora tidak ikut serta. Jihan yang memberitahunya. Bagaimana perasaan Kejora saat itu? Tentu saja sedih tapi tidak menampakannya. Kejora tahu kerja kelompok itu namun Lala bilang tidak usah datang. Biar Kejora nanti sebagai moderatornya saat presentasi. Kejora tidak tahu bahwa Lala akan berkata seperti itu di depan orang-orang.

“Kok ngomong gitu sih La?” tanya Jordan pada Lala.

“Emang kenyataan lagi,” ujar Lala.

“Mau ke mana rame-rame Ra?” tanya Lala lagi pada Kejora.

“Oh ini diajakin ke kantin. Mau ikut gak La?” Kejora malah mengajaknya ikut serta.

Lala tersentak. Sekujur tubuhnya tadi terasa mati rasa sepersekian detik karena balasan Kejora. Tulus dan apa adanya.

Mau ikut gak La? Kata-kata tersebut terngiang dalam kepalanya. Tapi Lala buru-buru menepis pikirannya.

“Enggak deh. Gue di kelas aja. Have fun ya.” Lala lalu masuk ke dalam kelas dengan wajah kesal.

“Eh La? Tungguin!” Febbi memanggil Lala lalu masuk ke dalam kelas.

“Masuk dulu ya?” Jihan berpamitan. Sebenernya tadi Jihan tidak tega namun mulutnya tetap tertutup begitu peristiwa tersebut menimpa Kejora. Sejak tadi otak dan batinnya terus bergejolak namun Jihan tidak bisa hanya sekadar untuk membela Kejora.

“Mantan lo kenapa Dan?” tanya Guntur.

“Abis kali obatnya,” jawab Jordan.

“Pernah lo cinta sama cewek kaya gitu Dan?” ucap Guntur.

“Pernahlah. Gitu-gitu mantan gue,” aku Jordan.

“Sekarang masih suka?” tanya Oji.

“Masih,” ucap Jordan. “Tapi kalau buat balikan lagi kayanya enggak.”

People change but memories don’t.” Septian menatap Kejora.

Galaksi melirik Kejora. Perempuan itu jadi diam saja sambil merunduk. Kalau saja sahabat Kejora melakukan itu padanya tadi lalu bagaimana dengan teman-teman sekelas Kejora? Galaksi memandang kelas juga papan bertulis XII Bahasa 2 di depannya. Kelas ini pasti neraka bagi Kejora. Membayangkan apa saja yang telah terjadi di sana semenjak Ayah Kejora ditangkap membuat Galaksi mengepalkan kedua tangannya hingga terasa sakit.

Seketika Galaksi merasa jadi orang paling jahat di dunia. Bagaimana bisa Galaksi tidak ada di saat-saat Kejora mengalami hal-hal seperti tadi?

Kemana saja Galaksi selama ini?

****

“Gak enak ya Ra?” tanya Guntur.

Kejora tersentak ketika mendengarnya. Sejak tadi ia sibuk melamun sambil memaikan garpu. Melihat ketujuh wajah cowok tersebut yang sedang menatapnya membuat otak Kejora bekerja lebih cepat agar bisa mengatakan sesuatu.

“Oh enggak Tur. Enak kok. Enak banget malah,” ucap Kejora tapi membuat ketujuh cowok itu malah semakin prihatin melihatnya.

“Melamun terus,” celetuk Bams membuat Kejora tersenyum bersalah.

“Gue pindah meja aja ya.” Kejora berdiri membuat Galaksi berdiri menurunkan mangkuk yang dipegang Kejora. Mereka tadi duduk berhadapan. Hal yang harus Kejora hindari tapi Kejora tidak bisa menolaknya. Buru-buru Kejora menjauhkan tangannya.

“Duduk aja aku udah chat Mona buat ke sini kalau kamu gak nyaman cewek sendiri,” ucap Galaksi. Akhirnya dengan terpaksa Kejora kembali duduk.

“Makan Ra, liat kurus gini. Makan biar gendut kaya gue,” ucap Nyong.

Bodyshaming lo,” ucap Jordan.

“Bukan bodyshaming! Tapi menyarankan biar gak kurus.” Nyong memberitahu. “Maksud gue baik tau. Kata orang kalau gendut itu artinya bahagia.”

“Suka-suka lu Nyong,” balas Jordan.

Mona datang. Cewek itu tidak sendiri. Ia mengajak teman-temannya yang lain untuk ikut serta. Fifi dan Mauren datang bersamaan membuat mata Bams bersinar seperti membentuk bintang begitu melihat Fifi ikut.

“Sini Neng duduk di samping Abang,” ucap Bams namun Fifi mengabaikannya.

“Gue Bams?” balas Mona membuat satu meja itu tertawa.

“Bukan lu! GR amat,” balas Bams dengan bibir mencebik.

“Hai Ra,” sapa Mona duduk di sampingnya. Cewek itu bawa tas make up membuat Kejora tersenyum membalas sapaannya. Mona lalu mengeluarkan peralatan make up-nya. Mulai dari bedak, lip tint, lipstik, sampai pensil alis.

“Lo mau sekolah apa mau lomba fansion show sih Mon?” tanya Jordan heran.

Mona berdecak. “Udah deh diem aja. Ini urusan cewek bukan cowok.”

“Pagi-pagi udah pake bedak tebel-tebel gitu. Apus sini,” ujar Guntur mengulurkan tangannya ke pipi Mona.

“Cantikan juga kalau gak pake macem-macem.”

“GUNTUR!” Mona menyentak tangannya. “Ini tuh bedak doang! Bedak doang!”

“Ini juga lipstik merah-merah banget. Mau ngondek lo?” balas Guntur.

“Ini namanya liptint tau! Biar gak pucet!” balas Mona. “Iya kan Ra? Biar gak pucet? Guntur aja yang gak tau.”

“Tapi Kejora gak pake tuh. Lo aja yang terlalu heboh,” balas Guntur.

“Iya bilangnya sih kaya gitu. Sukanya cewek yang natural. Tapi liat cewek bening pake make-up dikit aja matanya langsung jelalatan,” ucap Mona pada cowok itu.

“Udah gak usah diurusin rumah tangga orang,” balas Nyong pada teman-temannya.

“Kalau Kejora gak pake kan karena dia udah cantik,” ucap Mona.

“Lah berarti lo jelek dong Mon?” balas Jordan.

“JORDAN SETAANNN!!!” teriak Mona membuat Jordan tertawa geli.

“Dulu aja nyari ribut sama Kejora. Pake rebutan segala. Ngancem-ngancem Kejora. Sekarang muji-muji. Nih ya Ra gue kasih tau. Mona kerjaannya di kelas tuh muji-muji lo doang,” ucap Bams pada Kejora. “Katanya lo hebat banget!”

“Hebat gimana sih? Biasa aja lagi,” balas Kejora.

“Padahal dulu Mona gencar abis sama Kejora,” ucap Oji. “Sekarang malah bersekutu sama lo Ra.”

“Udah Ra jangan dengerin bisikan-bisikan setan,” balas Mona.

“Musyrik Ra! Musyrik!” balas Mona.

Kejora tertawa mendengarnya sementara Mona masih sibuk memakai bedak di sebelahnya. Sejenak Kejora jadi terlupa dengan masalah yang tadi. Galaksi tahu hal itu. Ia lalu tersenyum diam-diam sambil menikmati makanannya.

****

“Niat bantuin gak sih?!” tanya Lala pada Kejora. Kejora terkejut karena Lala membentaknya di depan teman-teman kelasnya.

“Lo bukannya membantu tapi makin ngerusak tau!” tambah Lala pada Kejora.

Sorry La gue gak sengaja.” Kejora meremas tangannya.

“Kalau gak bisa mending gak usah! Ngerepotin banget sih?” tanya Lala. “Makanya jangan sok bisa gitu deh Ra.”

“Jadi ngeblank kan laptopnya?” tanya Febbi khawatir. Apalagi AC di dalam kelas mati. Hanya ada kipas angin. Itu juga tetap membuat mereka keringatan di depan kelas.

“Bagaimana presentasinya bisa dilanjut hari ini apa belum bisa?” tanya guru di sebelah Kejora dan Lala.

“Maaf Bu kayanya gak bisa hari ini.” Lala meminta maaf.

“Kalau minggu depan di pertemuan selanjutnya gimana? Bisa Bu?”

“Enggak bisa hari ini nilainya mau Ibu input ke kepala sekolah,” ucapnya. Guru tersebut lalu mencoret strip di nilai Kejora, Lala, Febbi dan Fajar. “Kalian boleh duduk.”

“Terus gimana nilai kita Bu?” tanya Fajar panik.

“Kalian gak dapet nilai.” Jawaban tersebut membuat ketiganya lalu duduk dengan lesu sementara Kejora mengikutinya. Padahal bukan salah Kejora laptop milik Lala bluescreen tapi mereka menyalahkan Kejora.

Kejora menyentuh punggung Lala dengan telunjuknya membuat perempuan itu meneipsnya. Perbuatan yang terkejut karena Lala tidak mau menoleh padanya. Dengan hati-hati Kejora kembali menyentuh punggung Lala membuat Lala menoleh dengan wajah terpaksa.

“Apa sih Ra?”

Sorry La...,” ujar Kejora.

“Lo bawa sial banget sih?” kaga Lala.

“Udahlah gak penting Ra,”

“Gue minta maaf banget La.”

“Diem deh lo gue badmood.”

Lalu keduanya terdiam. Lala sibuk menulis kembali sambil memperhatikan temannya yang baru saja maju untuk presentasi dan memasang kabel VGA proyektor.

“La...” Kejora memanggil Lala. “Apa kita gak bisa jadi temen lagi?” pinta Kejora lirih membuat punggung Lala menegang karenanya. Perempuan itu berhenti untuk menulis. Kejora memandangnya rindu lalu menyentuh punggung Lala lagi.

“Maaf La kalau seandainya gue selalu bikin lo kesel. Selalu bikin lo marah. Maaf karena gue belum bisa jadi temen yang baik buat lo,” ucap Kejora.

“Kalau misalnya lo gak nyaman gue sekelompok sama lo. Besok-besok gue bakal minta pindah ke Bu Guru. Gak usah khawatir. Gue bisa sendiri kelompoknya. Biar lo gak badmood lagi,” ujar Kejora lagi.

"Gue gak pernah tau salah gue di mana La sampe lo kaya gini ke gue.” Kejora meyampaikannya.

“Apa sih Ra? Masih aja cari simpati kaya gitu. Gak bosen apa lo caper?” tanya Lala namun sama sekali tidak mau berbalik badan. Kejora menghela napas. Susah sekali padahal Lala sudah duduk di depannya.

****

Kejora memilih untuk duduk di dalam kelas saat jam istirahat sambil mencatat yang ada di papan karena pelajaran tadi ia sibuk mendengarkan guru. Semua temannya sudah keluar sejak tadi untuk mengisi perut mereka. Sementara Fani pun sama. Katanya lapar. Fani bisa menunda ke kamar mandi tapi menunda untuk makan dia tidak pernah bisa.

Galaksi Aldebaran: Ra?
Galaksi Aldebaran: Nanti boleh ngomong gak?
Galaksi Aldebaran: Gak aneh-aneh. Mau ya?

Galaksi terus membujuknya. Semakin gencar.Kejora tahu tapi Kejora tidak bisa memberinya kesempatan lagi. Rasa kecewa Kejora sudah kepalang besar untuk Galaksi. Sulit memaafkan bagaimana ketika Galaksi lebih membela Sarah dulu. Sulit memaafkan ketika Galaksi lebih ingin bersama Sarah ketimbang dengannya. Kejora memang sudah memaafkan segalanya, mencoba berdamai dengan masa lalu tapi untuk kembali dengan Galaksi.

Kejora belum tahu harus berbuat apa.

Hatinya mengatakan Kejora mencintai laki-laki itu tapi dengan apa yang telah terjadi. Kejora ragu. Jauh dalam lubuk hati Kejora selalu bertanya-tanya. Bisakah Kejora nanti ketika melihat Galaksi bersama dengan perempuan lain?

****

XII BAHASA 2: Salah Satu Murid Kehilangan Uang Sejumlah Lima Juta

Uang tersebut milik Fani dan yang ada di dalam kelas tadi hanya Kejora seorang diri.

“Duh di mana ya?” Fani panik bukan main. Uang tersebut adalah uang untuk ia kuliah nanti dan akan ia serahkan ke Ibunya untuk disimpan di Bank.

“Lo yakin hilang?” tanya Jihan.

“Gue gak tau Han. Kok bisa ya? Padahal cuman gue tinggal sebentar ke kantin.” Fani masih terus menggeledah isi tasnya lalu laci di mejanya. Tidak ada. Nihil. Bahkan amplop cokelat tempat uang itu ditaruh di dalam tasnya pun hilang. Padahal Fani sudah menaruhnya di bagian paling dalam tasnya.

“Coba cari-cari lagi Fan,” ujar Baret di sebelahnya.

“Tadi siapa di kelas terakhir kali?” tanya Baret.

“Kejora,” ucap Febbi. “Lo kan yang terakhir kali di kelas?”

Kejora mengangguk padanya.

“Kenapa lo takut gitu Ra? Lo yang ambil?” tuduh Baret pada Kejora.

“Enggak! Gue aja gak berani buka-buka tas kalian. Gue gak tau kalau Fani bawa uang banyak di tasnya,” ucap Kejora.

“Mana ada maling ngaku. Kalau maling ngaku penjara penuh!” ucap salah satu anak cowok kelas.

“Bener tuh coba geledah aja tasnya Kejora!” balas yang lainnya.

“Kok jadi pada nuduh gue? Gue gak ada ngambil,” ucap Kejora gemetar.

Febbi merampas tas Kejora yang ada di bangkunya lalu membantu Fani untuk mencari uang milik perempuan tersebut. Ia menggelar semua isi tas Kejora di atas meja secara kasar. Bahkan buku-buku serta sebuah parfum milik Kejora jatuh ke lantai dan pecah.

Kejora mengambil ponselnya yang ikut tergeletak di lantai lalu melihat layarnya yang pecah. Perempuan itu menatap ponselnya sedih. Ia lalu mengantongkan ponselnya. Tidak mengatakannya pada Febbi padahal semua orang melihat bagaimana tas dan parfum itu jatuh bersamaan sehingga menimbulkan bunyi jatuh yang sangat keras.

“Gak ada di tasnya Kejora,” ucap Febbi.

“Iya enggak ada lah. Mana ada maling nyembunyiin yang dia curi di tempat yang deket,” ucap Baret sambil melirik Kejora.

“Kok lo nuduh gue Ret?” tanya Kejora.

“Gue bukannya nuduh Ra. Cuman lo yang ada di kelas tadi. Lo yang tau. Kita-kita semuanya di luar. Lo duduk sama Fani. Sebangku sama dia. Lo adalah orang yang patut kita curigai sekarang,” ucap Baret.

“Tapi gue gak ngambil!” sekuat apapun Kejora membela diri. Kejora tetap kalah karena semua teman-temannya mengira Kejora yang mengambil uang Fani.

“Lo beneran gak ngambil Ra?” tanya Lala.

“Beneran La! Gue berani sumpah gak ambil!” ucap Kejora. Meski panik namun Kejora berusaha tenang karena ia tidak melakukan hal tersebut. Ia mencoba sebisa mungkin untuk tidak terpancing dengan tuduhan-tuduhan teman-temannya yang semakin memojokannya.

“Tapi lo yang ada di kelas terakhir kali...,” Lala jadi ikut menuduhnya.

“Periksa semua kelas!” ucap Baret. “Woi ayo periksa!”

“WOII!! Gue ketemu nih uangnya Fani! Di lokernya Kejora,” ucap Fajar—ketua kelas mereka yang tadi meminta semua kunci loker milik anak kelas untuk menggeledah loker masing-masing murid di kelas.

Kejora terkejut bukan main begitu juga dengan Fani. Wajahnya keduanya pias. Keterkejutan itu semakin membuat Fani yakin bahwa Kejora memang mengambil uangnya.

“Nih Fan.” Baret memberikan uangnya pada Fani setelah diberikan Fajar. Fani mengambilnya. Benar ini uangnya. Fani menaruhnya di atas meja ketika orang-orang dari kelas lain memasuki kelas mereka dan XII Bahasa 2 semakin padat.

Mendengar berita tadi membuat Galaksi dan kawan-kawan datang di dalam kelas Bahasa 2 namun mereka hanya menonton di pintu karena sudah ramai sejak tadi.

“Fan... gue enggak ngambil uang lo Fan,” ujar Kejora meraih tangan Fani namun Fani menyentaknya sangat kasar membuat Kejora bingung dengan apa yang terjadi.

“Gimana bisa lo bilang gak ngambil uangnya Fani sementara uangnya jelas-jelas ada di loker lo Ra?” Febbi berhasil menyudutkan Kejora.

“Gue gak ngambil Feb....”

“Selain orangtua lo ternyata lo juga tukang colong ya Ra?” ujar Lala pada Kejora. “Sifat anak gak akan pernah beda jauh dari orangtuanya.”

“Gue gak ngambil uang lo Fani,” ujar Kejora pada Fani.

“Tega ya lo Ra...,” ujar Fani bergetar semakin membuat semua orang semakin ribut. Suaranya seperti tawon yang siap meledak kapan saja. Fani menatap Kejora dengan pandangan kecewa.

“Gue percaya sama lo selama ini tapi gini balesan lo Ra sama gue?”

“Kalau bukan gue. Siapa yang mau temenan sama lo?!” bentak Fani membuat seluruh orang kaget karena mendengarnya.

“Fan gue gak—” Fani menamparnya. Telak. Seluruh orang terkesiap mendengar suara tamparan Fani di pipi Kejora. Fani bisa gila jika ia kehilangan uang tadi. Impiannya bisa hancur kalau saja uang tersebut tidak ketemu.

“Gue tau lo butuh uang Ra! Tapi gak gini caranya!” Fani menangis. Perempuan itu sedang sangat emosional. Tubuhnya gemetar. Sementara Kejora pun sama gemetarnya. Pipinya berdenyut sakit.

Kejora merunduk memegang pipinya lalu keluar kelas. Seluruh orang di dalam kelas menyoraki perempuan tersebut. “WOOOO!”

“Buah emang gak jatuh dari pohonnya. Udahlah ngaku aja! Lo udah ketangkep basah Ra!” ujar Baret berteriak namun Kejora tetap pergi dari dalam kelas.

Membuat Galaksi cepat-cepat mengejarnya. Galaksi dengan bergegas naik ke tangga begitu Kejora naik lebih dulu ke atas. Tujuan perempuan itu pasti atas rooftop. Membuat Galaksi harus segera mencegahnya sebelum terlambat.

“Ra...,” panggil Galaksi. Kejora hafal dengan suara itu.

“Kejora,” panggilnya lembut membuat Kejora menoleh.

“Apa?! Mau ikut nyalahin juga?!”

Galaksi terkejut mendengarnya. Cowok itu menggeleng, “Jangan mikir gitu.”

“Puas kan kamu sekarang?! Ini kan yang kamu mau? Ngehancurin hidup aku?!” ujar Kejora pada Galaksi. Galaksi hanya diam saja. Kebingungan.

Kejora menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Membuat Galaksi membeku di tempat karena Kejora. Kali ini benar-benar mampu membuat Galaksi terpaku karenanya. Galaksi seolah mengerti apa yang sudah dipendam dan dirasakan Kejora selama ini.

“Kenapa gak ada yang percaya sama aku?” ujar Kejora membuat Galaksi mendekat.

Dengan tangan dingin Galaksi mencoba untuk menangkannya. Cowok itu mengulurkan tangan menyentuh punggung Kejora. Tidak. Kejora tidak menangis. Perempuan itu malah diam saja tapi dalam diamnya terselip luka yang sudah lama disimpan. Galaksi bisa merasakannya meski hanya dengan mendengar suaranya tadi.

“Jangan sedih,” ucap Galaksi membujuk Kejora dengan lembut.

“Aku percaya kamu gak ngambil. Aku kenal kamu. Jangan ngerasa bersalah sama apa yang gak pernah kamu perbuat,” ucap Galaksi pada Kejora.

“Oh iya sejak kamu percaya sama aku?” tanya Kejora pada Galaksi. Galaksi berusaha mengusap kening Kejora yang tampak terluka namun Kejora menepisnya.

“Kamu sahabatnya Fani. Yang namanya sahabat gak mungkin ngelakuin hal kaya gitu.” Galaksi tersenyum tipis, pengertian.

Awalnya Kejora menolak untuk mendengar sarannya. Kejora terus menolak namun Galaksi semakin mendekat. Membuat Kejora terkukung di dinding pembatas rooftop.

Galaksi awalnya ragu. Detik berikutnya tangan cowok itu menyelipkan sedikit rambut Kejora ke belakang telinga, “Bukan berarti ayah kamu punya sifat yang salah kamu juga sama kaya dia Ra,” kata Galaksi.

*****

AN: WUUSSSSH! Mana nih yang kemarin-kemarin ngehujat Galaksi Aldebaran?

1-BANYAK KATA BUAT PART INI?

SPAM NEXT UNTUK LANJUT? Biar gak sider aja

SPAM GALAKSIKEJORA BIAR HAFAL TERUS

Maafin aku yaaa temen-temen updatenya lamaa maafin. Jangan marah sama akuu yaa:'(

Hallo Follow Instagram baru Galaksialdebarannn yaa. Nnya ada 3 yaaa❤

Ini Kejora :

Sekarang WP ada fitur ngaca gitu ya? :p

Ini Sarah :

Ayo kita sama-sama follow Shopee: Poppipertiwinovel / Poppipertiwi_

Jadi gimana rasanya di part ini? Kesel, marah, seneng apa sedih?

1 KATA BUAT GALAKSI

1 KATA BUAT KEJORA

NEXT LAGI KAPAN???

TIM GALAKSIKEJORA BALIKAN ATAU ENGGA NIH?

TIM GALAKSI / KRIS?

Add line: @xgv8109t dan @856kszhn untuk info update. Jadi bakal ada BC dari Line ya untuk update-update cerita Poppi Pertiwi

FOLLOW INSTAGRAM:
POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWII
POPPIPERTIWISTORY
WATTPADPI

GALAKSIMOVIE (Jangan lupa follow akun ini yaa untuk info-info selengkapnya!)

GALAKSIALDEBARANNN
KEJORAAYODHYA
RAVISPA

JORDANADITAMA
SEPTIANAIDAN
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGA
NYONGBRAY
KRISHAGRID

FOLLOW INSTAGRAM BARU GALAKSI: Galaksialdebarannn

Follow Twitter:
@PoppiPertiwi_
Galaksialdebara
Kejoraayodhya
WAJIB SUBSCRIBE youtube: Poppipertiwi (Ada dua chanelnya)

Pemesanan novel Galaksi bisa lewat shopee: Melvanamediastore , sementara novel Mozachiko bisa di Shopee tokotmindo/ Gramedia. Jangan lupa jemput yaa!<3

Salam sayang Poppi Pertiwi. Jodohnya Jaehyun NCT❤ Tunggu updateanku terus yaaa<3

Who EXCITED for next chapter?

Bonus:

Jordan: “Nungguin kamu make-up”

NEXT LAGI MAU KAPAN?

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 327K 66
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.4M 212K 65
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
2.3M 147K 45
‼️ NEW VERSI ‼️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 99.6K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...