Heartbeat (MP - End)

By lyanarean01

44.1K 4.3K 1.8K

Mark Siwat, pemuda tampan yang berusia 21 Tahun. Seorang Playboy yang suka PHP. Namun, ia adalah sosok kese... More

Cast
1 - Life
2 - Perpustakaan
3 - Teman
4 - Kita
5 - Kamu dan Aku
6 - Dua Hati
7 - Assisten Dosen Baru
8 - Egois
9 - Perasaan
10 - Pengakuan
11 - Perth Mine
12 - Cinta Tanpa Syarat
13 - Drama
14 - OASE
15 - Definisi Laut Biru
16 - Senja Kita
17 - Mean Phiravich
18 - Pacar
19 - Sebuah Harga
20 - Manis dan Coklat
21 - Theory Of Happiness
22 - Perbandingan
23 - Blue Sky
24 - Heartbeat (Special Chapter)
25 - Surprise
26 - White Lie
27 - Ambition
28 - Sisi Manusia
29 - Deru Ombak dan Kamu
30 - Elegi Di Ujung Senja
31 - Elegi Di Ujung Senja 2
32 - Kita Dan Bintang
33 - Tekukur
34 - Menjadi Pertemuan
35 - Sun Flower
36 - Moveon
37 - Sisi Manusia 2 (Special Chapter)
38 - Berteman
39 - Kepercayaan
40 - Si Bodoh
42 - Coffe Latte
43 - Merpati
44 - Gula Kapas
45 - Sebuah Kesempatan
46 - Pasar Malam
47 - Kamu
48 - Cerita Hari Ini
49 - 50 (The One)
51 - Seminar
52 - Lorong Dan Waktu
53 - Harga Dusta
54 - Komitmen
55 - Gun Attaphan
56 - Pertemun
57 - Menentukan
58 - Cermin
59 - Waktu
60 - Bay
61 - Kepastian
62 - Youniverse
63 - Puzzle
64 - Bulan
65 - Pelarian
66 - Trauma
67 - Perasaan Masing-Masing
68 - Awan
69 - Broken
70 - My Heartbeat (End)

41 - He's Yours

350 41 25
By lyanarean01

Perth sudah berada dikamar, ia menatap langit-langit kamarnya memikirkan apa phi dan juga kekasihnya sudah tidur?
Sejujurnya begitu canggung memikirkan kembali bagaimana perasaan Phi Mean pada Mark.

Sekali lagi, Perth itu bukan type orang yang masa bodoh sama perasaan orang lain, apalagi itu tentang perasaan dari Phi Mean.

Ia merasa mulai mengantuk, jadi ia pun  memilih  tidur dan tidak perduli lagi keadaan  Mark dan Mean.

Tidur lebih penting untuk bocah.

.

Di kamar Mean, Mark sedang memandang jendela kamar Mean. Mean pergi ke dapur, katanya mau membuat minuman hangat.
Tidak lama kemudian, Mean pun masuk kamar.

"Ini, minuman untukmu." kata Mean memberikan secangkir  coklat panas.

"Terimakasih."  kata Mark sambil tersenyum canggung.

"Mau  mengoobrol di depan sana?" tanya Mean menawari Mark duduk sambil mengobrol di depan kamar Mean. Dan Mark yang memang belum mengantuk pun setuju.

Keduanya duduk berjarak.

"Seberapa besar kamu mencintai Perth?" tanya Mean yang memulai pembicaraan.
Mereka hanya saling memandang langit.

"Sebesar perasaan sayangku pada diriku sendiri." Kata Mark logis.
"Memang  sebesar apa  kamu mencintai dirimu sendiri?" tanya Mean lagi.
Mark sedikit bingung, namun akhirnya ia menjawabnya.
"Sebesar aku mencintai setelah Tuhan dan orang tuaku." Mark tidak bisa menghitung sebesar apa ia mencintai, dirinya hanya mampu memberi pengandaiann sederhana.

Mean tersenyum mendengarnya.

"Aku akui kesungguhanmu, meski aku jadi penengah diantara kisah kalian, aku selalu menentangmu,  karena aku membencimu, kini aku menyadari cuma kamu yang pantas bersama Perth." Mean beralih menatap Mark dengan tulus.
"Mulai sekarang anggap perasaanku tidak  pernah ada, anggap saja sebagai  mimpi yang tidak perlu diingat. Aku sudah membiarkan hubungan kalian,  meski aku membencimu, abaikan saja itu." Mean menepuk bahu Mark lalu masuk  kedalam.

Mark tertegun, ia menghela nafas panjang dan tersenyum karena Mean sudah memberinya restu.

Mark masuk kedalam kamar lalu tertegun melihat Mean menggelar Kasur Lantai.

"Kamu tidur dibawah, aku tidak bisa tidur jika ada yang tidur bersamaku. Oh iyah sekalian cucikan gelasku yah." kata Mean datar.
Mark yang tadinya mau berterimakasih, tidak jadi karena Mean tetaplah menyebalkan.

Mark pun mengambil cangkir Mean dan membawanya keluar, lalu turun kebawah.

Ia yang tidak pernah mencuci apapun dirumah, semua pekerjaan rumahnya dikerjakan pembantu.
Ia yang punya ranjang lebih besar dari milik Mean, kini harus tidur di lantai.

Iyah, semua karena ia menghormati tawaran menginap oleh Ayah Perth.

Saat mencuci cangkir, ia mendengar seseorang turun.

"Kamu belum tidur?" tanya Perth yang barusan bangun, yah cuma tidur sejam dan bangun karena haus.

Mark terdiam, beku, melihat kekasihnya dengan muka bantal,  pake kaos kebesaran, dan juga boxer yang pendek, menampilkan  paha seksi, serta muka acak-acakan.
Siwat pun memandang  penuh nafsu.

"Kamu kenapa bangun?" tanya Mark sambil menahan diri.
"Aku haus mau minum." kata Perth sambil membuka kulkas dan mengambil air mineral.

Mark yang sudah selesai mencuci cangkir pun menunggu Perth selesai minum.

Tapi karena Perth ceroboh, air dingin yang ia minum pun tumpah sebagian mengenai bajunya.

"Yah tumpah." eluh Perth sebal, tidak sadar ditatap Mark, baju yang basah membuat dada Perth pun menjadi transparan.
"Perth." bisik Mark.

Perth mendongak dan melihat Mark menatapnya dengan penuh nafsu.

Perth yang belum sempat berkata hanya diam  saat Mark menggendongnya, Ia pun hanya mengalungkan tangannya ke leher Mark.

Mark menggendong Perth masuk kamar mandi dekat dapur.

Mark mendudukkan Perth diatas Wastafel.

"Aku jadi nafsu lihat paha dan dadamu yang basah ini." kata Mark sambil mencium Perth.
Perth tidak melawan, ia pasrah saja bibirnya dilumat kasar oleh Mark.
Sedang tangan Mark yang satu memegang pinggang Perth menahannya agar tidak jatuh, sedang tangan lainnya menyelusup masuk kedalam kaos Perth, memainkan nipple Perth, membuat Perth mendesah tertahan.

Lama berciuman, Ciuman Mark turun ke leher Perth, menyesapnya penuh nafsu.

Hingga keduanya berhenti sebelum terlalu jauh.

"Aku sangat menggilaimu, dan melihatmu memakai boxer pendek begini membuat libidoku naik, kalau aku tidak ingat ini rumahmu, rasanya  aku ingin menidurimu." Mark mengaku dengan malu, Perth hanya mendengarkan saja.

Rasanya Perth  jadi malu mendengar Mark mengakui hal itu.

"Maaf karena membuatmu jadi menahan diri, aku tidak tahu kamu akan sebegini tergoda." kata Perth membuat Mark tersenyum.
"Hemb, kita balik tidur yah." kata Mark lalu menurunkan Perth, menggendongnya kembali. Kali ini dengan gendongan di punggung.
"Kamu bisa menurunkan aku." kata Perth.
"Nggak papa, kamu ringan kok." kata Mark sambil tersenyum.

Dan mereka menaiki tangga bahkan Mark masih dengan menggendong Perth.

Perth tersenyum digendongan Mark.

Semakin berlalunya waktu, hati Perth semakin menyayangi Mark.
Mark itu selalu mengutamakan dirinya, dan Perth merasa beruntung memiliki Mark dalam hidupnya, satu  keberuntungan lainnya selain keluarga Mean.

Saat didepan kamar Perth, Mark menurunkannya.
"Selamat tidur  lagi yah." kata Mark sambil mengusak rambut Perth dengan sayang.
Tanpa diduga, Perth malah sedikit menjinjit untuk mencium bibir Mark.

Sekilas...

"Kamu juga tidur yang nyenyak." Lalu Perth masuk kekamarnya menyisakan Mark  yang masih tersenyum menatap pintu kamar pacarnya.

Dasar bucin.
Perth juga.

Mark yakin akan tidur nyenyak meski harus di lantai.

Masuk kamar, Mark melihat Mean yang sudah tidur, Mark mendekat lalu menyelimuti Mean dengan benar.
"Selamat tidur dan mimpi indah kakak ipar."  kata Mark lirih, lalu ia segera bergegas tidur.

...

Mean terbangun lebih dulu dan bingung melihat selimutnya tumben rapi menyelimuti badannya.

Ia melihat Mark yang masih tidur, lengkap dengan mulut terbuka.

Mean pun turun dari ranjang dan mendekat ke Mark, lalu menendang kaki Mark.
"Bangun, udah pagi." karena teriakan serta tendangan dari Mean pun membuat Mark jadi gelagapan bangun.
"Udah pagi, kuliah pagi."   kata  Mean lalu meninggalkan Mark yang masih blank.

...

Mark tersenyum melihat Perth yang lehernnya ada bekas ciumannya malam kemarin, ternyata bukan mimpi.

Sedangkan Perth terlihat malu mengingat ciuman kemarin.

Pagi ini hanya Mean, Mark dan Perth yang makan bersama, Ayah dan Bunda sudah berangkat kerja bersama.

Mean tidak berkomentar apapun soal tanda ungu di leher Perth, ia sudah berjanji melepas Perth untuk Mark, dan hanya akan bersedia menjadi kakak bagi Perth.
Itu sudah cukup.

"Kalian selesaikan makan, Phi berangkat lebih dulu, ada urusan sama temen." kata Mean lalu meninggalkan Mark dan Perth menyelesaikan makan mereka.

"Hati-hati Phi." seru keduanya yang  jelas  senang ditinggal berduaan.

...

Saat sampai di Kampus, Mean merasa kesal karena tempat parkirnya yang  biasa kini sudah dipakai seseorang, terpaksa parkir lebih jauh.

Namun saat melihat seseorang keluar darii mobil  yang menempati parkirnya, Mean rasa shock.

Pasalnya nona miskin yang tempo hari mengajak Mean bertemu untuk minum coffe kini sudah ada didepannya.

"Nona miskin?" kata  Mean, dan May pun ikut terkejut melihat Mean si tampan kini ada di kampus.
"Tuan Mean."  seru May juga, untung tidak keceplosan  dengan  panggilan tampan.

Takdir sudah mempertemukan si Nona Miskin dan Tuan Tampan, maka  kisah mereka pun segera dimulai.

...

TBC

...



Continue Reading

You'll Also Like

49.8K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
73.9K 5.3K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
196K 9.6K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
825K 87.2K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...