Jadikanlah musibah yang menimpamu atau menimpa orang lain menjadi pelajaran bagimu
***
"Assalamualaikum."
Saat sampai dikantor polisi, Baret dengan segera menuju sel di barisan paling pojok, tempat tinggal tahanan paling sering mengeluh, menurutnya.
Lama salamnya tak dijawab, Baret melihat kearah penjaga, ia menaikkan salah satu alisnya, seolah mengerti penjaga itu langsung mengetuk keras pintu besi itu.
"AKU SUDAH MENJAWAB SALAMMU! PERGI BARET! AKU SEDANG MENGHAFAL AL-QUR'AN INI! DAN KAU BERHASIL MENGHILANGKAN KONSENTRASI KU! AHHH KAU INI!" Teriak Davit dari dalam.
Baret menghela nafas dan tersenyum, sudah hampir 4 tahun Davit menghafal al-qur'an, itu hal paling membanggakan bagi dia sebagai sahabat. Ya, sahabat.
"Selama 4 hari aku tidak akan kesini untuk menjengukmu--"
"Bodoamat baret!" jawab Davit memotong kalimat sahabatnya yang belum selesai.
"Kalau kau menghafal sambil terus marah-marah, kau tidak bisa menghafalnya ayat-ayat suci itu tidak akan masuk kedalam hatimu kalau kau marah-marah terus."
"Kalau kau mau berbicara denganku, buka dulu pintu besi ini."
"Ini sudah dibuka Davit! Dari tadi aku mengetuk-ngetuk pintunya agar kau yang duluan membuka!"
Sreet
Davit membuka pintu dengan mata pandanya. "Bilang dari tadi!"
"Matamu seperti panda, kau bergadang lagi? Kau tidak meninggalkan sholat tahajud kan?" tanya Baret beruntun.
"Kau ini banyak tanya! Sudah langsung pada intinya, kau kesini mau apa?"
"Kok kau ngegas sih? Ini bukan pertama kalinya aku kesini, kau ini kenapa?" Tanya Baret, ia heran dengan sikap Davit hari ini, sangat sensitif.
"Kau menggangguku mengahafal!"
Jawaban singkat dari Davit kini mampu membuat Baret faham, Davit ini sosok yang tak berubah padahal sudah 4 tahun lamanya, dia keras.
"Hm oke baik, aku minta maaf, dan... Kesini aku ingin memberi tahu kau, 4 hari yang akan datang aku tak bisa kesini untuk menjengukmu, jadi aku minta maaf tidak bisa menjengukmu."
"Ya sudah sana haha, aku tidak menyuruhmu menjengukku."
Baret menatap Davit kesal, "Ya sudah aku tidak akan membawa makanan kesukaanmu lagi"
Mata Davit melebar, "Eh jangan-jangan, kau harus tetap kesini dan membawa makanan itu, kau tahukan makanan disini tidak enak," Davit menjeda dan mendekat kearah baret dan berbisik, "Sepertinya mereka tak pandai memasak."
Baret terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu, benarkan dia suka mengeluh.
"Oke katakan alasan kau tidak akan kesini dalam 4 hari?"
"Rayya akan diwisuda di salah satu universitas islam di Bandung, dia meminta liburan disana bersama kami, dan juga aku harus menemani dia ke acara pernikahan temannya," Baret menjeda.
"Atau kau ikut? Bagaimana?"
"Haha ada ada saja kau ini, sadarlah aku ini tahanan aku tidak bisa kemana-mana, lainlah seperti mereka pejabat dulunya yang terkena jeratan pasal tapi masih bisa jalan-jalan santai."
Baret mengangguk, benar juga.
"Ya sudah, baiklah dalam jangka waktu 4 hari kita tidak akan bertemu."
"Iya-iya, sudah sana!" Ucap Davit.
"Kau ini memang benar-benar masih membenciku."
"Memang, dari dulu dan tidak akan berubah, kau adalah sainganku kesyurgaNya kita akan bersaing siapa yang paling baik, dan...--"
"Dan yang paling baik adalah yang bertakwa! Assalamualaikum" setelah bersalaman, Baret memberikan salah satu koleksi bukunya tentang cintanya Allah, sebagai motivasi bagi Davit.
"Aku akan buktikan bahwa aku bisa! Aku bisa mendapat ridhanya Allah dan cintanya Allah, aku akan berjuang, dan kau juga sama, harus!" Seru Baret.
***
"Apa aku bisa bi? Nyesek tau ih!"
Rengek Rayya, Baret sudah bosan mendengar pertanyaan "apakah aku bisa?"
"Rayya, sudah abi bilang berkali-kali--"
"Iya deh iyaaa, tapi nyesek tau bi, coba abi bayangin dulu umi nikah sama yang lain dan bukan sama abi, padahal abi yang tulus mencintai umi, gimana?"
"Ya gak gimana-gimana mungkin dia memang bukan yang terbaik buat abi"
"Abi mah suka ngegampangin ih!"
"Memangnya sejak kapan kamu suka sama mantan Dosen pembimbing kamu itu?"
"Dari... Pertama ketemu... Pas dia nanya beasiswa yang aku dapet, terus udah itu kita jadi sering ketemu karena dia itu Dosen pembimbing aku."
"Iya pas kapan?"
"2 bulan yang lalu, ya walaupun baru baru juga, aku udah berpikir pasti dia yang terbaik buat aku gituu...."
"Kenapa kamu mengira bahwa dia yang terbaik buat kamu?"
"Dia pinterrr, baikkk, dan yang paling penting gantenggg.0"
"Kan masih ada teman cowok mu itu yang namanya siapa sih?? Hmm abi lupa?"
Seolah tahu siapa yang dimaksud abinya, Rayya berjalan keluar kamar.
"Dia masa lalu! Dia ngilang gak tahu kemana! Kan sebel!"
Baret menghela nafas, putri nya itu...
Sudah sampai 1 jam sang sopir yaitu Denis sang kakak menunggu 3 orang yang ia sayangi didepan hotel di kota kembang ini.
"Alamat gak bakal tepat waktu ini ke acara akad nya si Mamah," Denis menjeda, ia melihat kearah pintu masuk hotel masih belum ada tanda tanda keluarganya.
"herr, patah hati sih patah hati, jangan sampe ngeganggu persahabatan orang kali," Dumelnya. Faktanya Denis dan Mamah (MAesya MAHsyar) itu dulu satu kampus, satu jurusan, satu kossan, dengan 4 teman lainnya, 2 hari sebelumnya mereka sudah membuat peraturan, siapa saja yang telat keaacara akad bakal teraktir Baso mang duloh sepulangnya.
Denis sudah berpikir bahwa ia yang akan mentraktir mereka. "Uang gaji belum turun, alamat jadi missqueen nih gue."
30 menit ia juga harus menunggu (lagi).
"Nah akhirnya pada sampai, ayo cepat-cepat"
Rayya menatap wajah kakak nya heran, ngapain harus cepat-cepat lagian si yang punya hajatan kan ga ada ikatan sodara, pikir Rayya.
"Ngapa sih bang, lagian nyuruh orang tua itu gak boleh dosa, durhaka, nanti gak dikasih izin nikah loh, wkwk"
"Gak papa, saya gak dikasih izin, you juga gak bisa nikah sebelum saya nikah, wkwk" sahut Denis, Rayya manyun.
Setelah acara drama selesai, akhirnyapun Denis menancap gas.
"Gimana nyantri sambil kuliah?" Tanya Rafidhah. Rayya menoleh hembusan nafas berat keluar dari hidungnya. "Ya... Gitu deh... Paling capek itu pas ngerjain skiripsi terus sidang, mecahin soal dari dosen, dan lain lain," jelas Rayya.
Saat sampai ditempat acara, benar saja acara akad nikah sudah selesai.
"Ayo Ray, turun!" Ajak Rafidhah, nampak didalam mobil Rayya masih mengatur detak jantung dan nafasnya, setelah itu barulah ia keluar.
Suasana yang sangat ramai, acara pernikahan yang mewah dan glamor. "Ini pasti keinginan ceweknya, hiih mending sama aku aja," Gumam Rayya.
Pasangan suami istri itu sudah duduk manis diatas pelaminan dan Rayya menatap dari kejauhan.
Rayya terus melihat kearah 2 orang yang sudah resmi menjadi suami istri. Tanpa menghiraukan deringan handphonenya. Tanda ada yang beberapa kali menelponnya.
Puk!
Sebuah tangan laki-laki menepuk pundak Rayya, Baret tersenyum dan menarik tangan Rayya. Sedangkan Rafidhah sudah duluan bersama putranya.
"Kamu bisa! Wong cuman 2 bulan aja kok kenal nya bukan 5 tahun, kayak kamu kenal Aydan," Ucapan itu mampu membuat Rayya ikut berjalan menuju atas pelaminan untuk bersalaman.
"Assalamualaikum, Rayya kan? Wah beda banget ya sekarang, seneng nih ya udah selesai masa-masa skripsinya," sambut Mahesya hangat, Rayya hanya tersenyum, ini yang ia suka dari diri Mahesya.
Setelah bersalaman, makan dan mencicipi 3 mangkuk eskrim, akhirnya Rayya bisa bernafas lega, ia sudah sampai dihotel.
Rayya membaringkan tubuhnya, dan mulai menyalakan hp, ia terkejut! Nomor tidak diketahui ini 25 kali menelponya dan isi chat lebih dari 200.
+6252364588566
Assalamualaikum
Ray?
Ini gua Arman
Ray
Rayyaaa
Angkat woy!
12.55
Rayya.
Lo kok ngilang?
Apa salah gue Ray?
Jahat banget lo ngeblok gue selama 4 tahun.
#aydan
14.56
Kalo gua punya salah gua minta maaf.
Ray?
ASTAGFIRULLAH CEKLIS 2 ABU!
#ASA
+6252778934565
Assalamualaikum
Save back
Aydan sayyid Amjad M.Ti
Maaf kalo selama kurang lebih 5 tahun ini gua jarang atau bahkan gak ketemu lu sama sekali, saat lu memutuskan untuk kuliah dibandung, disitu gua juga mulai kuliah Ti. Gua kayaknya gak punya fashion jadi guru. Dan alhamdulillah S1 gua diterima dan kuliah selama 4 tahun, dan sekarang gua lagi melanjutkan S2 tinggal 1 tahun lagi.
Sorry kalo gua ngetik panjang.
Rencananya abis akhir kuliah ini gua bakal berkunjung ke rumah lu, jadi jangan kemana-mana.
Rayya membaca pesan singkat itu dengan mata berkaca-kaca
Anda
Terus gimana dgn
Cewe yg waktu itu
Lo kirim fotonya kegua?
Tak lebih dari 1 menit
Aydan aktif
Dan langsung membaca
Chat tersebut.
Cowo tukang ngilang
Foto?
Anda
Y
Cowo tukang ngilang
Ohh
Foto selfie lu dihp gue?
Mata Rayya membulat
Anda
Foto selfie gua dihp lu?
What??
Cowo tukang ngilang
Iyaa.
Dulu pas latihan silat
Lu selfie² kan ama temen lu?
Dan ada foto selfie lu sendiri
Anda
Lah masaaaaa
Cowo tukang ngilang
Lah, emangnya lu kira
Siapa?
Anda
ZZZZZZZZ
RAYYA: "JADI GALAU GUA GAK GUNA?! (teriak Rayya dalam hati)
Rayya cepat-cepat mematikan hpnya tanpa menonaktifkan data seluler. Mukanya tampak merah. Air mata mengalir bebas.
Ia memaki kebodohannya 5 tahun yang lalu.
Cowo tukang ngilang
Ray?
Haha lu kira siapa emang?
Lu kira itu foto cewe lain?
Jadi WA lu tiba² ga aktif itu
Karena itu?
Whatt??
Yang bener ray
Haha*ketawa puas
Anda
Nyebelin ih
Cowo tukang ngilang
Jadi bener??
😆
Tapi sayang kan?
Anda
Statusku: menunggu
Cowo tukang ngilang
Tenang
Lu menunggu yang pasti ko
Anda
Masa
Cowo tukang ngilang
JANJI
Anda
Khalwat
Cowo tukang ngilang
Ditakutkan menjurus
Ke khalwat, kita akhiri
Wabilahitaufik walhidayah
Wassalamualaikum warrahmatullahi
Wabarakatuh
Anda
Wa'alaikumussalam
warrahmatullahi
Wabarakahtuh
Off 🌼
Yee can up:*
43 terakhir
Janji deh:'v