The Hows Of Us āœ“

By marmellow_you

7.8K 1.8K 36

Ditinggal saat lagi sayang-sayangnya? Nggak tau lagi harus ngomong apa, ditambah lagi gue terjebak dalam kisa... More

pemberitahuan
prolog
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Epilog

2

305 42 1
By marmellow_you

"GILA, Vin. Gue nggak pernah nyangka jika lo bisa dapatkan Citra," ucap Brian masih tidak percaya jika Kelvin bisa berpacaran dengan Citra.

Soalnya Brian dulu pernah bilang suka sama Citra, namun di tolak dengan alasan kamu terlalu baik buat aku. Alasan yang nggak masuk akal.

"Kenapa? Gini-gini banyak peminat. Kan, gue ganteng, iya nggak?" dengan sok belagu dan songongnya, Kelvin memamerkan senyuman manisnya.

Bukannya tertarik, teman Kelvin malahan jijik melihatnya. Iyalah, coba aja sama cewek Kelvin tersenyum kayak gitu, udah meleleh semuanya.

"Iya sih, ganteng. Sayangnya suka nyakitin hati cewek. Ingatlah wahai sobat, jika seorang lelaki membuat wanita menangis, maka setiap langkahnya di kutuk oleh malaikat."

Dengan soknya  Brian ceramahin Kelvin, padahal dia sendiri sudah sering bikin anak orang nangis.

Yang paling parahnya lagi malah pernah di jengukin oleh orang tua yang bersangkutan, bukannya merasa bersalah malah tersenyum cengengesan, tidak heran banyak yang bilang jika Brian ini, ganteng-genteng tapi gila.

"Mereka aja yang bego, ngapain terima cinta gue?"

"Namanya juga cinta, bisa membuat semua orang menjadi bego. Namun belajarlah kepada Nabi Muhammad yang tetap mencintai Khodijah walau telah tiada..."

"..Belajarlah kepada Eyang Habibie yang selalu setia kepada istrinya yang sudah meninggal, bahkan udah ada film Eyang Habibie, sedih gue lihatnya. Pengen nangis, tapi takut di bilang cengeng!"

Nggak heran jika Brian itu rada alay, emang dari sononya dia kayak gitu.

"Tapi serius, kasihan gue lihat Iqbal yang galau melulu." Brian menunjuk Iqbal yang sedang duduk di pinggir rooftof. Seperti orang yang sudah bosan hidup.

Kelvin mendekat ke arah Iqbal, memukul pundaknya pelan. "Seberapa cintakah temanku ini kepada Citra?" tanya Kelvin yang terbilang seperti seorang mertua yang sedang menginterogasi menantunya.

"Apakah sedalam lautan Pasifik, bahkan tak bisa di hitung seperti butiran pasir di pantai atau ribuan bintang yang ada di langit. Katakanlah wahai bujang."

Iqbal tau jika yang di ucapkan oleh Kelvin terdengar alay, namun mau gimana lagi. Orang galau nggak akan pikirin hal itu, yang ada cuma ngebucin. "Nggak lucu, tau nggak?"

"Bercanda kali, jangan bawa ke hati. Nanti jatuh cinta." Kelvin cengengesan melihat raut wajah Iqbal yang nggak banget, menakutkan.

"Gue sebenarnya nggak suka sama Citra, makanya gue tanya. Lo suka sama dia apa nggak, kalau nggak suka gue lanjut. kalau suka, ya. Buat lo aja."

Iqbal melotot ke arah Kelvin, semudah itulah Kelvin ngomong hal tadi? "Gue tau, lo itu sahabat gue. Tapi, jangan pernah lo nyakitin perasaan Citra."

Kelvin cengengesan, apa yang di ucapkan oleh Iqbal tadi sudah sering di dengarkan olehnya di sinetron televisi. Dasar, Iqbal korban sinetron.

"Lo bahagiain Citra, ya. Gue rasa, gue udah nggak cocok sama dia. Jadi gue rela kok, pacar gue dengan sahabat gue sendiri."

Kelvin terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya, terdengar wibawa. "Gue pikir, Citra juga nggak suka sama gue."

"Jika dia emang suka sama lo, gimana?"

"Usaha goblok, agar dia bisa jatuh cinta sama lo. Tau ah, malas gue ngomong sama bucin kayak lo."

Kelvin berdiri dari tempat duduknya, ngeri juga duduk di pinggir rooftof, terasa nyawa berada di atas udara. "Juna mana, sih? Kok gue kagak lihat? Kangen gue sama dia."

"Tuh, lagi pacaran dengan ponselnya, kelihatan banget jomblonya!" Brian menunjuk ke arah Juna yang sedang berjongkok di atas sofa.

Jangan tanya, kenapa ada sofa di sana. Saya sendiri juga tidak tau kenapa ada sofa.

Kelvin mendekat ke arah Juna, menatapnya dengan curiga. "Lihatin apaan, sih?" Kelvin mengambil ponsel Juna secara paksa, berlari dari Juna agar tau apa yang sedang di lihat oleh Juna sedari tadi.

"Eh, sialan. Ponsel gue, woii. Harganya mahal tuh, wah kurang ajar lo." Juna berusaha mengambil ponselnya kembali, namun Kelvin mendorong tubuhnya agar menjauh.

"Lo lagi lihat apa? Takut banget? Lagi lihat bokep ya? Astaga, calon penghuni neraka."

Kelvin melihat isi ponsel Juna, betapa kagetnya Kelvin saat mengetahui apa yang sedang di lihat Juna sejak tadi, kenapa bisa begini?

"Sialan lo." Juna mengambil ponselnya di saat Kelvin lengah, atau lebih tepatnya di saat Kelvin masih kaget-kagetnya melihat isi ponselnya.

"Wooow, apakah yang telah dilihat oleh Juna?" Brian mengambil ponsel Juna secara paksa, mendorong wajah Juna agar tidak mendekat ke arahnya.

Brian cengengesan saat mengetahui apa yang di lihat oleh Juna. "Ciiieee, yang lagi jatuh cinta sama tetangga sendiri. Kapan jadiannya bujang?"

Brian mengembalikan ponsel Juna setelah kepalanya di jitak, lumayan perih. "Rumahnya berdekatan, tapi nggak pernah saling menyapa, gimana, sih? Silaturahmi sedikit dong, sekalian hatinya."

Kelvin masih kaget, tidak menyangka jika Juna dan Acha bertetangga. Ya, yang dilihat oleh Kelvin di ponsel Juna tadi adalah, foto Acha, mantannya.

Kenapa Kelvin tidak mengetahui jika Acha dan Juna bertetangga? Kenapa Acha menyembunyikannya? Tapi sudahlah, lagian mereka sudah impas, Kelvin juga tidak memberi tau Acha kenapa dia memutuskan hubungan mereka berdua.

"Lo udah pacaran sama dia?" tanya Kelvin.

"Gimana mau pacaran, pernah ngomong sama dia aja bisa dihitung pakai jari. Dia itu pendiam sulit untuk didekati, tapi gue suka." Mengingat Acha aja, Juna sudah tersenyum kayak orang gila.

"Tapi dia aneh Jun, masa gue kemarin lihat dia lagi duduk di pohon beringin belakang sekolah. Nggak takut kesurupan apa? Gila tuh cewek, gue ke toilet aja sering di temanin Iqbal, ini dia duduk di pohon beringin santai aja. Mental baja."

"Itu mah, lo aja yang pengecut. Lihat kodok aja udah lari kayak bencong," ejek Juna, tidak suka jika Acha dihina.

"Lo bongkar aib teman. Tapi gue tau jika Acha itu cantik, manis, pintar, baik, Solehah, suka menabung dan lainnya. Namun masalahnya, dia mau nggak sama cowok nakal kayak lo? Lihat lo aja mungkin udah lari, kayak lihat setan gitu."

"Gue mau berusaha, tapi nggak tau mulai dari mana." Peribahasa yang cocok buat Juna saat ini adalah, kalah sebelum berperang.

"Gue tau caranya." Iqbal berdiri, menghampiri para sahabat gilanya itu. Sok ingin beri nasehat kepada Juna, padahal dia sendiri bucin.

"Kalian tetangga, kan? Gini aja, lo pura-pura anterin dia pulang, untung-untung bisa dekat dengan dia. Nanti kita atur strateginya. Tapi janji, traktir makan kalau berhasil."

"Gue takut, dia nolak tawaran gue. Nanti dia malah berpikir gue ngajak ke tempat yang aneh-aneh."

"Tampang lo begal, sih. Coba lo kelihatan dewasa, alim dikit dan yang penting, jangan perlihatkan tampang garang lo itu. Senyuumm."

Iqbal mengukir sebuah senyuman di bibir Juna, sehingga saat Juna tersenyum, ketampanannya meningkat. "Ginikan ganteng. Kalau gue cewek, udah jatuh cinta gue sama lo."

"Nggak usah main jodoh-jodohin orang, deh. Cari aja jodoh sendiri. Lo aja masih jomblo." Kelvin akhirnya buka suara, "Suka banget nyakitin anak orang."

"Lo bapak baperin cewek, kita ini bagaikan murid lo. Jadi ajarkanlah kami cara menaklukkan cewek, bujang."

"Nggak lucu. Lo gimana sih Jun, mau aja di begoin sama Iqbal dan Brian." Kelvin melirik kearah arlojinya. "Gue cabut dulu, ada yang harus gue kerjakan."

Sebenarnya nggak ada yang akan dikerjakan oleh Kelvin, cuma dia malas aja mendengar ocehan temannya.

"Vin, ingat pesan gue tadi, ya. Itu masalah Citra." Iqbal mengingatkan janji Kelvin tadi, mumpung tuh orang lagi berbaik hati, mau memutuskan Citra. Jadi, Iqbal masih mempunyai kesempatan, selama janur kuning belum berkibar.

"Bodoh amat." Kelvin pergi meninggalkan temannya, entah kenapa mood Kelvin menjadi buruk saat temannya itu menyebutkan nama Acha, sejak kapan begini?

💐💐💐

Jangan lupa untuk baca "Putus Nyambung" saya yakin kamu akan suka.
Kamu akan tau, jika cinta itu bukan hanya sekedar putus setelah bosan dan kembali nyambung saat lelah sendirian.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 138K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
17M 756K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.1M 112K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.9M 304K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...