Falling In Love With You

By Marronad

392K 44.8K 2.6K

Axel adalah seorang duda, tetangga sebelah apartemen Fredella. Don't copy paste. Hak miliki dilindungi oleh... More

Perkenalan
Tetangga Baru
Halo, Tante
Ayah Kesal
Wanita Dan Saham
Tertangkap Basah
Penawaran
Permintaan
Panik
Panik 2
Deg-Degan
Mereka
Tingkah
Axel Atau Bian
Modus Baru
Pendekatan
Setelah Menyatakan
Duda dan Tingkahnya
Ketahuan?
Situasi Panas
Menjelaskan
Jilid 2
Dilamar?
Ke mana Arkana?
Mencari Arkana
Pelajaran
Yang Terbaik
Perjuangan Axel
Iya Atau Tidak
Berlin
Epilog
Spesial Part On Karyakarsa.

Berdua

9.1K 1.3K 71
By Marronad

Datang ke rumah mantan istri rasanya canggung bagi Axel, padahal setiap minggu ia sering datang sekadar untuk menjemput Arkana, meskipun tidak masuk ke dalam karena alasan buru-buru dan sibuk, sering bertemu dengan mantan istrinya tetapi jarang dengan papanya hingga bisa dihitung berapa kali bertemu setelah perceraian keduanya.

"Ayah minggu depan Arkana ke sana sendiri saja sama bunda."

Axel tidak langsung mengubris masih fokus dengan ponsel—membaca pesan dari Fredella. Jemarinya masih bergerak di layar ponselnya, membaca satu persatu pesan dari Fredella.

"Dih si Ayah. Ayaahh!"

"Yah!" tegur Arkana sekali lagi mereka sudah sampai tetapi Axel belum juga turun dan membuka pintu.

"Ayah!" panggil Arkana tepat di samping telinga ayah. Axel terkejut dan buru-buru menoleh.

"Kenapa?"

"Kita sudah sampai." Jawab Arkana

"Kamu turun duluan."

"Ish, bagaimana mau turun kalau pintu mobil masih dikunci." Dengkus Arkana kesal. Entah ayahnya ini tengah sibuk sekali dengan ponsel.

"Tunggu." Buru-buru Axel menyudahi percakapan dengan Fredella melalui pesan. Mereka hanya membahas biasa seputar makan malam, yang akhirnya Fredella menerima dan menentukan harinya yaitu besok, untuk soal restoran Axel menyerahkan pada Fredella— terserah perempuan itu mencari restoran di mana.

Axel mengikuti Arkana untuk masuk untuk menyapa opa sejenak. "Pa!" panggil Axel

Papa Fara membalas senyuman lalu Axel mendekat untuk menyalami, sudah lama tidak bertemu. Mantan papa mertua semakin menua

"Apa kabar .Pa?" tanya Axel basa-basi.

"Ba ... ik," jawabnya terbata-bata.

"Arkana sudah kembali, terima kasih sudah memberikan waktu Arkana bersama saya selama liburan."

Papa Fara hanya mengangguk. Mulutnya masih sulit untuk berbicara lebih.

"Saya pulang dulu," pamit Axel.

Tangan Axel ditahan. Papa Fara mengeluarkan selembar kertas lalu diberikan pada Axel, Axel membuka kertas pemberian papa.

RUJUK

Axel melipat kembali setelah selesai membaca, tersenyum pada papa sebelum bicara. "Pa, lebih baik fokus dengan kesehatan Papa," ucap Axel.

"Axel pulang dulu." Axel langsung menyalami tanpa menunggu jawaban papa.

Entah bagaiman bisa mantan papa mertua Axel seperti memaksa untuk Axel kembali rujuk dengan Fara, sudah enam tahun berlalu. Axel sudah tidak memiliki rasa apa-apa lagi, ia hanya menjalankan tugasnya sebagai ayah untuk Arkana.

Untuk saat ini memang hanya Axel yang masih sendiri, sedangkan Fara memiliki kekasih yang sudah terjalin beberapa tahun belakangan. Axel tidak mengerti mengapa mereka belum juga menikah padahal mereka saling mencintai, bagi Axel menjalani rumah tangga dengan orang yang kita cintai lebih nyaman dibanding dengan seseorang yang hanya menganggap pernikahan karena perjodohan.

Tidak saling mencintai, tidak membutuhkan, tetapi membuat kesalahan hingga memiliki keturunan. Sampai saat ini Axel menganggap bahwa Arkana adalah kesalahan dirinya, coba waktu bisa diulang maka Axel tidak ingin Arkana hadir di tengah-tengah hubungan yang sudah saling pisah.
Broken home adalah penyakit bagi Axel, tidak seharusnya Arkana mengalami ini. Axel laki-laki yang gagal. Axel menyobek kertas itu, ia tidak menggubris permintaan papa Fara. Axel mencari kebahagiaan sendiri tanpa harus kembali dengan Fara lagi.

Saya lagi di Jakarta, sibuk?

Axel membaca pesan, lalu segera membalas. Ia sudah keluar dari rumah Fara.

Oh ya, baguslah. Tidak terlalu.

Bertemulah di kafe dekat apartemen.

Sip.

Axel sudah berada di kafe dekat apartemen, Axel mencari keberadaan temannya yang baru saja mengirim pesan mengatakan sudah ada di dalam kafe ini. Senyumnya merekah dan segera mendekat. Saling melemparkan tepukan pada bahu sebagai sapaan hangat untuk keduanya.

"Sudah lama kita tidak bertemu."

"Apa anda merindukan saya?"

"Tidak. Enak saja." Mencoba mengelak. Namun sejujurnya ia rindu dengan teman bisnisnya.

"Silakan duduk, Pak Axel," suruhnya.

"Terima kasih, Brother, mau kopi apa wine?"

"Kopi saja, adik dan istri tidak suka melihat pria ini meminum wine."

Axel mengangguk-angguk. "Mereka perhatian denganmu."

"Berlebihan."

"Perempuan, tidak pernah salah. Kau harus ingat itu Anggara."

Anggara terkekeh. "Betul sekali."

Kembali bekerja sama dalam bidang properti, Axel mencoba lagi setelah berpikir seminggu. Menurut papa jangan takut dengan bisnis, gagal adalah bagian dari perjalanan. Akhirnya Axel mengiakan ajakan Anggara.

"Sudah lama tidak mendengar tentang asmaramu, sudah ada?" tanya Anggara.

"Masih sama."

"Sampai kapan sendiri?"

"Sampai benar-benar menemukan perempuan yang tepat, terutama bisa menyayangi Arkana," jawab Axel.

Anggara salut dengan Axel selama sendiri pria dewasa ini tidak pernah masuk ke dalam kelab malam lalu mencari kepuasan sendiri di luar, Anggara masih mengenal Axel yang sama seperti dulu.

"Saya rindu sekali dengan bolo-bolo." Axel mengalihkan pembicaraan agar tidak fokus tentang asmara.

"Ingin saya ajak,  tapi adik perempuan rindu ponakan dan kakak iparnya. Cepat cari perempuan, kuat sekali sendirian."

"Iya, secepatnya."

Mereka berbeda dalam masalah asmara. Jika Axel menikah muda, berbeda dengan Anggara yang baru dua tahun menikah. Anak mereka masih berumur sembilan bulan, sedangkan anak Axel sudah remaja seperti bukan anak kandung melainkan adik Axel.

"Bagaimana kabar Arkana?"

"Baik, semakin tinggi sepertinya sebentar lagi dia akan sejajar dengan saya," jawab Axel.

"Pertumbuhannya cepat sekali. Ayolah, Xel. Cari pengganti Fara. Saya dengar Fara sudah memiliki kekasih, apa kamu belum bisa move on dari Fara?"

Axel menghela napas, Anggara membahas masalah ini lagi. "Mencari perempuan yang pas tidak semudah itu, selama ini belum bisa membuka hati lagi bukan berarti belum melupakan Fara. Fara ini masa lalu."

"Jangan banyak kriteria untuk mencari calon istri."

"Tidak. Saya sedikit trauma pernikahan, kedepannya harus hati-hati," jawab Axel.

Anggara mengaduk-aduk kopi yang baru saja diantar oleh karyawan. "Ya, pernikahan memang tidak selamanya indah, semoga cepat menemukan yang terbaik."

"Aamiin, bagaimana kabar Erik?"

"Masih di ruang ICU. Saya ingin membawa Erik berobat ke luar negeri tetapi dokter tidak mengizinkan karena mereka masih sanggup," jelas Anggara.

"Saya sangat terkejut mendengar kabar adikmu kecelakaan."

"Iya. Kami semua sangat sedih terutama mama." Seketika bayangan Erik saat kecelakaan terngiang di kepala, darah memenuhi kepala, wajah sayu Erik, tangis adik perempuan yang begitu jelas dalam ingatan.

Obrolan mereka semakin hangat ditemani kopi panas dan beberapa camilan ringan, bertemu Anggara setidaknya membuat malam Minggu Axel tidak kelabu.

-TBC-
Spesial dinner di upload karyakarsa ya, silahakan cek di sana. Cuplikan percakapan Karyakarsa. Terima kasih dukungannya 🥰

Instagram: Marronad.wp

Marronad

Continue Reading

You'll Also Like

819K 67.3K 40
Aria seorang konsultan yang merangkap menjadi penulis online sudah berkali-kali ditanya kapan mengkahir masa lajangnya. Jangankan mengakhiri masa laj...
1M 14K 34
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
116K 11.6K 18
Apa jadinya jika sepasang suami istri yang rumah tangganya sedang kurang harmonis dipaksa harus bekerja dari rumah? Instruksi dari masing-masing ata...
5.2M 282K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...