Halo, Tante

13.5K 1.7K 57
                                    


BERADA di rumah sakit Mustika Bahagia menemui  seseorang, ia hanya bisa menatap dari balik kaca luar ruang ICU yang sengaja di buka oleh suster. Perempuan itu menatap nanar, masih terbujur kaku di sana. Fredella yang tidak tega melihatnya segera meninggalkan ruang ICU. Mendengar penjelasan dokter sebelum ke sini, hasilnya masih sama belum ada perubahan.

Ada Bian yang menemani Fredella datang ke rumah sakit, restoran mereka biasa tutup jam sebelas kali ini lebih cepat karena Bian dan Fredella sudah janji akan menjenguk ke rumah sakit. 

"Kamu pasti kangen ya,"

“Iya.” jawab Fredella. Matanya tak lepas memandang seseorang di dalam sana, andai semua bisa diulang.
 
Tangan Bian terulur mengusap air mata Fredella. “Semua baik-baik saja, ada aku,” kata Bian. 

Fredella mengangguk, melepaskan tangan Bian dari wajahnya. Tidak enak dilihat oleh beberapa suster yang kebetulan lewat.

“Mau pulang?”

“Ayo.” ajak Fredella. Tidak bisa berlama-lama karena jam kunjungan di rumah sakit dibatasi, berat untuk meninggalkan tetapi ia masih belum bisa menyentuh wajah tertutup perban itu. 

Di sepanjang perjalanan pulang mereka hanya diam, Bian masih setia merangkul Fredella. 

“Kak, tidak mau jemput kekasihmu?” tanya Fredella 

“Tidak, dia syuting,” jawab Bian
Bian sudah memiliki kekasih dan kedekatan mereka tidak masalah bagi kekasihnya, hanya tahu kalau Fredella adalah bos Bian. 

“Sudah membaik?” 

Fredella tersenyum simpul, "Masih sama, entah sampai kapan." Tidak ada yang membuatnya tenang dengan keadaan seperti ini, jauh dari keluarga dan hanya Fredella yang berada di samping Erik. 

“Erik pasti sembuh, Erik sudah berkali-kali kecelakaan dalam satu tahun, ‘kan?” tanya Bian di sela-sela perjalanan mereka menuju tempat parkir. 

“Iya, tahun ini tiga kali tapi tidak parah seperti saat ini.” 

“Lebih baik kita pulang, apartemen sudah beres?” 

“Sudah.” 

“Istirahat setelah ini, kasihan tubuhmu jika terlalu lelah,” ucap Bian 

“Iya, Kak, terima kasih atas perhatianmu,” balas Fredella. 

Selain Anggara kakak pertamanya, Bian selalu bisa diandalkan dan memberi perhatian penuh pada Fredella. Ia bersyukur dikelilingi orang-orang yang peduli dengannya meski tidak ada ikatan darah.    

***
 
“Ayah!” 

“Ayah Axel!” 

“Ayah, buka!”

Ia mengembuskan napas kasar. Ke mana perginya sang ayah, padahal belum lama mereka saling bicara melalui telepon dan sang ayah masih di rumah. “Yah!” panggilnya lagi

Baru saja sampai apartemen. Seorang anak lelaki sedang berdiri, mengetuk pintu lalu kembali duduk di depan pintu. Fredella mendekati terlihat wajahnya terkejut dengan kedatangan Fredella. 

“Ganggu ya, Tante?” tanyanya

"Saya bukan Tantemu."

"Lho, jadi panggil apa? Tante bukannya sopan."

"Paduka ratu." Jawab Fre asal

Pria muda itu tertawa terbahak-bahak. "Ih, Tante bisa lucu juga ternyata. Iya, paduka ratu..."

Fredella tak bisa menahan senyumnya, pria kecil di depannya humoris. Jujur ia tidak suka dipanggil tante. Namun maklumi saja karena tidak tahu. 

“Kamu kenapa teriak-teriak?” tanya Fredella 

Falling In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang