Menjelaskan

7K 1.2K 137
                                    

Masuk ke dalam rumah untuk bertemu kekasih hatinya, Axel tersenyum ketika Fredella masih ada di sana bercengkrama hangat dengan mama. Entah sudah berapa jam mereka berbicara, Axel berharap Fredella tidak bosan mendengar cerita dari mama.

"Sudah pulang?" tanya mama.

Axel mengangguk. Langsung duduk di samping Fredella. "Mama bicara apa aja?" tanya Axel pada Fredella.

"Banyak, salah satunya kalau tidur suka ngorok!" sahut Fredella sembari terkekeh.

Axel menatap mama. Salah satu aib dibongkar oleh mama di depan wanita yang sedang dekat dengan Axel, sungguh tega. "Ma, serius bilang seperti itu?" tanya Axel memastikan.

"Heem!" sahut mama santai.

Axel berdiri lalu meninggalkan keduanya.

"Hai, mau ke mana kamu, gitu aja ngambek. Padahal sudah tua. Wajar Mama memberitahu yang jelek dulu biar Fredella tidak kaget, bisa menerima dengan ikhlas," ucap Mama. Sifat Axel belum berubah meski umur sebentar lagi memasuki angka 36 tahun, masih suka merajuk seperti ini, marah seperti Arkana hanya karena mama membongkar aib.

"Biasa aja, mau ambil minum." Axel membuka kulkas mencari minuman kaleng, ia tidak marah dengan mama.

"Mau?" tanya Axel pada Fredella sembari menunjukkan minuman kaleng.

"Sudah kebanyakan minum."

"Baiklah, saya ingin mengajakmu bicara. Tinggalkan Mama dulu." Axel menjauh dari Fredella menaruh kembali minuman kaleng lalu meminta izin pada mama untuk membawa Fredella pulang.

"Kamu sudah baca pesan?" tanya Axel serius. Mereka sudah berada di dalam mobil, mama masih ingin dekat dengan Fredella, tetapi sayang hari sudah mulai gelap.

Bertemu dengan Bian saat Axel bersama Fara membuat tidak tenang, apalagi Bian sempat mengatakan yang berkaitan dengan Fredella, Axel takut Bian lebih dulu mengatakan hal buruk tentang pertemuan dengan Fara padahal tidak sengaja.

"Belum. Mama terus bercerita tentang Arkana dan kamu, kalian memiliki kesamaan yang menonjol kata mama, aku harus siap menghadapi sifat kalian berdua," jelas Fredella

Axel menghela napas, keberuntungan bagi Axel karena Fredella belum sempat membaca pesannya artinya ia bisa lebih dulu menjelaskan.

"Kok diam?" tanya Fredella aneh, mata menatap Axel yang terlihat gusar.

"Mas baik-baik saja, 'kan?" tanya Fredella sekali lagi.

"Tidak sengaja bertemu Bian."

"Lalu?"

"Saya harap tidak salah paham, saya hanya mengantarkan saja tidak ada niatan apa pun. Bertemu saja tidak sengaja," kata Axel memulai menceritakan kejadian tadi.

Fredella semakin bingung dengan ucapan Axel, menyuruh Axel menceritakan semua baru Fredella akan membuka suara.

"Jadi ...." Axel menjeda sejenak, membenarkan posisi berhadapan dengan Fredella. Mereka belum keluar dari rumah. "Bertemu Anggara membicarakan tentang restu, kakakmu itu gengsi setinggi langit, dengan ancaman bisnis luluh dengan mudah. Dia sudah memberikan restu yang penting tidak menyakitimu. Yang kedua, saya bertemu Fara secara tidak sengaja dan Bian, saya hanya takut dia mengatakan hal buruk tentang saya dan Fara," lanjut Axel.

"Mbak Fara diantar pulang?" tanya Fredella.

Axel mengangguk. Masih menunggu respons Fredella selanjutnya.

"Syukurlah," ucap Fredella dengan tenang. Tidak ada yang perlu marah, cemburu atau berpikiran lain tentang Axel dan Fara. Fredella percaya Axel tidak akan kembali, seperti ucapan yang sering Axel lontarkan.

Falling In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang