Mencari Arkana

6.3K 1.1K 38
                                    

Axel menuruti segera mengambil ponsel dan mengirim pesan suara untuk Arkana. "Arkana, ini Ayah, kamu di mana? Kalau boleh Ayah minta malam ini pulang ya, Ayah sangat khawatir. Maaf , tadi pagi Ayah terlambat datang ke acaramu. Ada Om Remi dan kamu pasti tahu siapa Om Remi, dia mengajak bicara tentang bisnis dan bodohnya Ayah meninggalkan ponsel dan lupa mengabarimu. Lebih baik marahi Ayah di depan daripada kamu harus pergi. Pulang, Nak, Ayah tunggu di apartemen." Axel mengakhiri pesan suara lalu mengirimkan pada Arkana.

"Terharu," jujur Fredella.

"Biasa saja, kalau ini berhasil artinya Arkana mau mendengar," jawab Axel.

"Kita cari lagi yuk,"

Axel mengangguk sebelum itu seperti biasa mencium Fredella lagi kali ini di kening sangat lama.

"Kamu hal terbaik yang saya miliki, Fredella. Terima kasih saranmu setelah Arkana bertemu janji akan mengajaknya liburan," ucap Axel

"Terima kasih tidak ada yang melarang, Mas, tetapi jangan cium kening juga." Fredella menggerutu lagi.
Sebab Axel mencuri satu kecupan di keningnya.

"Kamu kenapa tidak mau disentuh-sentuh, saya salah apa?" tanya Axel heran, bukankah satu kecupan menandakan bahwa Axel sangat menyayangi Fredella.

"Ish, nih orang. Ada dua tipe wanita di dunia ini satu, tidak masalah jika dicium. Dua, tidak suka kontak fisik sebelum waktunya, Mas. Menurut saya tidak sopan," jelas Fredella.

Axel mengangguk-angguk. Fredella tipe perempuan nomor dua.

"Jangan marah," ucap Fredella ketika Axel langsung diam tanpa suara.

"Nggak, Sayang. Saya tidak sesentif itu, terus ingatkan jika salah."

"Oke. Jangan lupa cukur brewok sudah panjang tuh," ucap Fredella.

"Tunggu kamu jadi istri dulu, baru cukur. Dicukur sama kamu," balas Axel.

Tawa Fredella memenuhi mobil Axel. Hari sudah semakin gelap, mereka masih di jalan mencari keberadaan Arkana. Mendatangi rumah teman dekat Arkana tetapi tidak ada di sana bahkan Axel kembali ke sekolah Arkana untuk memastikan tetapi hasilnya sama. Fredella melihat kesekian kalinya Axel memukul setir mobil, menumpahkan kekesalan. Kekhawatiran terlihat di wajah Axel, makan malam nyaris tidak Axel sentuh jika Fredella tidak memaksa.

Axel sibuk dengan ponselnya setiap mobil berhenti saat lampu merah, mengirim pesan kepada Fara dan mamanya.

"Mas antar kamu pulang, biar Mas cari Arkana sendiri."

"Nggak mau istirahat dulu?"

Axel menggeleng lemah. "Mama marah-marah, saya khawatir dengan Arkana. Setelah mengantarmu langsung ke tempat Mama."

"Ya, maaf tidak bisa menemani," ucap Fredella tidak enak.

Axel yang memaksa untuk pulang karena satu hari penuh menemani, Fredella tidak boleh kelelahan.

"Harusnya Mas yang minta maaf merepotkan mu seharian penuh, Sayang."

"Saya tidak merasa direpotkan, aku akan mencari Arkana via ponsel," jawab Fredella.

Tidak terasa mobil Axel sudah sampai di depan apartemen, Axel tidak masuk karena ia buru-buru tetapi sempat membukakan pintu mobil.

"Semangat!" ucap Fredella memberikan pelukan hangat untuk Axel.

"Energi penuh gara-gara pelukan ini," sahut Axel membalas pelukan.

"Hati-hati di jalan, kalau ngantuk istirahat. Jangan membahayakan diri sendiri."

"Siap, Ratu."

Fredella tersipu malu apalagi Axel mengusap pipi dengan kedua tangan. Fredella segera masuk untuk mengistirahatkan tubuh dan membersihkan tubuh, seharian penuh nyarik dipenuhi keringat.
 
****

Falling In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang