Duda dan Tingkahnya

10K 1.4K 92
                                    

Happy good day, love.

FREDELLA menggeleng tak percaya baru dua hari setelah Axel mengutarakan niat baik pada Fredella— dua hari juga pria beranak satu itu, mengirim bunga ke restoran. Fredella mencium aroma mawar yang menyeruak indera penciuman. Wangi sekali dan warna mawar merah itu begitu menggoda. Fredella mengumpulkan mawar dari Axel menggunakan pot
bunga dan di taruh di dekat meja kerja Fredella.

"Hm ... jadi Ibu diam-diam sama Pak Axel, ya?"

Fredella terkejut. Langsung menyembunyikan bunga dari Axel, tetapi sayang karyawan sudah lebih dulu tahu.

"Pasti bunga dari Pak Axel, jangan disembunyikan, Bu. Bau-bau asmara sudah tercium." Salah satu karyawan terkekeh geli melihat tingkah laku Fredella yang sudah beberapa hari ini berwajah senang, terkadang tersenyum tanpa kejelasan.

"Kepo deh kalian."

"Bukan kepo, Bu, kita perlu merayakan jika ini benar. Makan-makan bolehlah, Bu."

"Tiap hari juga kalian makan-makan di sini." Sahut Fredella berlalu meninggalkan karyawan dan masuk kedalam ruang kerjanya.

Sudah menerima bunga pagi ini?

Sudah. Terima kasih. Good morning Mas, have a good day.

Iya. Have a good day too. Tahu posisi emoticon nggak? Kaya contoh emoticon love kamu itu, di mana letaknya?

Emoticon apa? Buat apa memangnya?

Mau membalas emoticon juga.
Tolong ajari.

Ya ampun... Kalau ketemu ya.

Oke. Saya kerja dulu.

Fredella kembali menyimpan ponselnya di dalam saku.

***

Fredella mematikan aplikasi Skype, setelah kurang lebih dua puluh menit mama menelepon, bertanya tentang keadaan Erik. Fraderik Wijaksono kembaran Fredella yang kini berbaring lemah di rumah sakit akibat kecelakaan yang menimpanya. Fredella bercerita tentang Axel pada mama dan direspons baik oleh mama, meminta dipertemukan dengan Axel. Berawal dari bisnis lalu mereka menjadikan sebuah hubungan. Mama tidak masalah tentang stastus Axel, mungkin karena mama juga sama seperti Axel, pernikahannya tidak berjalan dengan baik. Ucapan mama dan Axel sama, belum tentu hubungan kedua sama hancurnya seperti yang pertama.

Fredella membuka album foto dengan Erik, sekuat-kuatnya Fredella tetap saja ia selalu berlinang mengingat kondisi Erik yang belum sembuh, Fredella sangat rindu.

"Bu, di luar ada Mbak Megan," ucap salah satu karyawan dari luar sana.

"Iya, tunggu!" seru Fredella dari dalam.

Fredella segera bangkit, meletakan ponselnya dan bergegas keluar. Akhirnya Megan datang juga ke restoran.

"Hai!" sapa Megan dari sana.

"Ya ampun ... kok nggak telepon dulu?"

"Sengaja. Pulang kerja langsung ke sini," jawab Megan.

"Pasti belum mandi?"

"Belum. Baru cuci muka sama sikat gigi doang, pulang dari jam delapan cuman biasalah ngobrol dulu sama yang lain," jawab Megan.

"Dasar ibu-ibu."

Megan terkekeh. Mereka saling berpelukan melepaskan rindu yang lama sekali, mereka susah untuk bertemu.

"Khusus hari ini makan gratis di restoran ya, spesial buat sahabatku yang lama tidak bersua," ucap Fredella membawa Megan duduk di kursi yang khusus hanya berdua.

Kurang lebih setengah jam makanan sudah tersedia bahkan sudah dinikmati oleh Megan. "Rasanya tidak asing. Enak," kata Megan.

"Nanti Aku kenalkan dengan Chef restoran ini, dia sedang sibuk."

Falling In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang