GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]

By PoppiPertiwi

42.8M 3.4M 5.1M

GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kis... More

RAVISPA
KEJORA: KEMBALINYA MEREKA
1. LORONG UTAMA SMA GANESHA
2. BS (Belakang Sekolah) 1
3. BS (Belakang Sekolah) 2
4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI
5. PUKUL RATA (2)
6. USAHA PERTAMA
7. FLASHMOB SMA GANESHA
8. PILIH GALAKSI ATAU KRIS?
9. RAVISPA ANGKATAN 9
10. MUDAH JATUH CINTA, MUDAH JUGA KEHILANGAN
11. SURAT KEJORA & JARGOM
12. JANJI
13. PUJANGGA BUNGA KRISAN
14. KEHILANGGANNYA
15. AKU, KAMU & DIA
16. API UNGGUN & BENCI
17. DIA TIDAK BAHAGIA DENGANMU
18. PERISAI
19. RAVISPA, AVEGAR, & JARGOM
20. DI TEPI JALAN
21. PIRAMIDA
22. TITIK TERENDAH
23. ORIGAMI
24. MALAM PERAYAAN
25. DEKAP LUKA
26. MUTIARA
27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH
28. MAAF RA
30. SEMOGA BAHAGIA RA (PUTUS)
31. BERBALIK ARAH
32. REMEMBER
33. SIAPA
34. You Were Beautiful
35. Something New
36. SARAH AMEIRA
37. KEJORA, GALAKSI & SARAH
38. TELL ME THE TRUTH
39. KEJORA & SARAH
40. BIANGLALA & SI CANTIK KEJORA
41. PUTUSNYA GALAKSI ALDEBARAN & SARAH AMEIRA| YOURS
42. SUNMORI RAVISPA
43. ANTAR KETUA
44. KEMBALINYA AVEGAR
45. LINDUNGI SEKOLAH KITA!
46. BALIKAN? [OPEN MEMBER GRUP & RULES]
47. AWAL BARU MENJADI PACAR KETUA GENG 18 MEI (VOTE & INFO PO BAJU RAVISPA)
48. KONVOI, GRAFITI RAVISPA & SEBUAH KEJADIAN
49. RUMAH SAKIT
EXTRA PART GALANG GANESWARA | THE CHICAGO ELIFE PRINCE | RAVISPA 9
50. LIGHT IT UP: BERDAMAI DENGAN MASA LALU
51. SELAMAT DATANG AYAH
52. MIRACLE & TERBUKA
53. HEARTBEAT & FANI MALANI
54. RASA YANG PENTING
55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION
56. CHOOSE HER (SARAH)
57. AMERIKA & MAAF RA [PROSES PENERBITAN]
VOTE COVER NOVEL GALAKSIKEJORA + GIVEAWAY
58. GALAKSIKEJORA + INFO PO NOVEL GALAKSIKEJORA TGL 2 DESEMBER
FOR NEXT STORY: GALANG & GHEA

29. JATUH CINTA (LAGI)

896K 69.2K 54.7K
By PoppiPertiwi

29. JATUH CINTA (LAGI)

Kita masih sangat muda. Terluka adalah hal yang biasa.” — RAVISPA

Dengan baju Polo hitam dan celana jeans senada Galaksi masuk ke dalam tempat remang panjang yang akan menghantarnya pada sebuah pintu besar. Cowok itu lalu menunjukan kartu identitasnya dengan tangan kanan dan satu tangannya lagi masuk ke dalam saku celana lalu penjaga membiarkannya masuk ke dalam.

“Lo dateng juga?” tanya Galaksi saat menemukan Septian duduk menyendiri sambil menikmati orang-orang yang sedang sibuk bermain billiard.

“Semenjak gue sering ke sini lagi lo jadi rajin juga ke sini. Ada apa?” tanya Galaksi.

“Jagain lo biar gak ngamuk lagi,” jawab Septian membuat Galaksi tertawa.

“Emang lo sebaik itu Sep?”

“Gue di sini karena emang disuruh dateng. Sebentar aja,” ucap Septian, cuek.

Galaksi terkekeh. “Yakin gue. Entar juga jam sembilan lo pulang. Kalau gak belajar pasti ngerjain PR. Kalau gak gitu paling ngisi-ngisi LKS yang belum diisi.”

“Udah belajar lo?” tanya Galaksi.

“Belum makanya entar gue mau pulang cepet,” sahut Septian.

“Kalau lo sih gak usah belajar juga udah pinter ya Sep?” tanya Galaksi.

Septian menepuk tiga kali pundak Galaksi. “Jangan pernah ngeremehin sesuatu yang keliatan kecil,” kata Septian namun entah kenapa terasa sarat penuh makna.

“Gue males ketemu Om Darung,” ungkap Galaksi lalu ada jeda.

“Gue pengin keluar Sep,” ucap Galaksi lagi.

Septian diam. Baru kali ini tidak bisa membantu. Baru kali ini ia merasa kalah oleh keadaan. Tidak ada jalan keluar. Galaksi memang anak kesayangan Om Darung. Septian juga pintar bela diri tapi selama ini Septian tidak mau menunjukan apa yang ia bisa.

“Gue kangen Kejora,” ujar Galaksi.

“Pulang. Cari dia ke rumahnya.” Septian memberi solusi.

Galaksi tersenyum masam. “Dia pasti sebel banget sama gue.”

“Salah sendiri,” balas Septian.

“Gue pernah ngebayangin Sarah itu Kejora. Salah gak gue Sep?” tanya Galaksi.

Septian terdiam sebentar. “Salah.”

“Cuman sekali. Gak akan lagi.”

“Yakin?” Septian bertanya dengan nada tidak mudah percaya.

“Gak ada orang yang seneng dijadiin yang kedua. Kalau tukar posisi. Lo lagi jalan sama Kejora tapi Kejora bayangin Kris bukan lo. Marah gak lo?” Septian berhasil membuat Galaksi terdiam.

Memikirkannya saja membuat Galaksi kesal.

“Kalau cuman ngomong kangen doang. Siapa juga bisa,” ucap Septian.

“Gue jadi cowok pengecut banget. Terikat ini terikat itu. Gue bahkan ngerasa kalau gue berubah terlalu jauh,” ucap Galaksi terus terang.

“Gue cuman mau Kejora bahagia,” ucap Galaksi.

“Tujuan lo emang bagus buat dia bahagia. Tapi apa lo yakin dia bahagia tanpa lo? Lo bukannya buat dia bahagia malah semakin nambah beban dia,” kata Septian.

“Lo bener Sep. Cowok apaan gue yang malah ikut jadi beban ceweknya sendiri?” Galaksi menerawang.

“Apa gue bener-bener tinggalin Kejora aja ya secepatnya?” tiba-tiba saja kata-kata itu meluncur dari mulut Galaksi.

“Dengan gitu dia pasti bebas. Dia pasti bakal senyum lagi, baik-baik lagi, dan enggak mikirin gue,” lanjut Galaksi.

“Apa lo yakin Kejora bakal baik-baik aja tanpa lo? Baru Kejora jalan sama cowok lain aja tanpa sepengetahuan lo. Lo udah kaya orang kebakaran jenggot. Pake bales dendam segala. Childish lo itu Lak,” ucap Septian.

Galaksi baru sadar bahwa mulut temannya itu bisa sangat pedas saat menilainya. Suara bola berpencar di atas meja hijau billiard terdengar membuat Galaksi mengambil stick dan ikut bermain. Sementara Septian masih duduk.

“Jaga kata-kata lo di mana pun lo berada Bro. Dia selalu mantau kita,” bisik Septian ketika berdiri di samping Galaksi. Ruangan billiard ini biasanya aman. Tidak ada CCTV tapi ketika Septian memperhatikannya. Septian baru sadar kalau ruang depan ini dipasang kamera tersebut. Sementara Galaksi sudah duluan menyatakan keinginannya untuk keluar dari Om Darung. Aneh. Itulah yang dirasakan Septian.

“Halo Mr. Aldebaran,” sapaan khas itu membuat Galaksi menolehkan kepalanya.

“Halo Om Darung,” balas Galaksi.

Your friend?” tanya Darung.

“Septian,” jawab Galaksi melirik Septian. Dalam hati Galaksi tahu. Tidak mungkin Darung melupakan Septian. Septian ini bahkan salah satu anak berbakat di sekolah. Juga tidak mungkin Darung tidak akan memanfaatkannya nanti. Mungkin hanya basa-basi.

“Oh iya saya inget. Septian Aidan Nugroho kan?” katanya. Benar kan? Basa-basi.

“Hari ini mau ketemu sama Jansen?”

No,” tolak Galaksi mentah-mentah. “Saya besok ada sekolah,” kata Galaksi lagi.

Galaksi memusatkan kembali pandangannya pada meja billiard. Tubuhnya merunduk begitu satu stick berada di tangannya. Kedua matanya hanya fokus pada satu bola billiard yang berwarna putih. Sama sekali tidak menoleh pada Darung. Hal itu membuat Septian menarik senyum samar yang tampak geli. Galaksi memang tampak kurang ajar pada yang lebih tua padanya tapi itu memang harus di keadaan seperti ini. Mengingat Darung bukanlah orang yang tepat untuk diajak bercanda apalagi berteman.

“Terus bagaimana dengan Kejora?”

Galaksi langsung menolehkan kepalanya. Begitu juga Septian.

“Kenapa kalian kaget?”

“Kenapa dengan Kejora?” sebelum Galaksi bertanya. Septian sudah lebih dulu mengeluarkan pendapatnya. Septian seolah tidak memberi Galaksi kesempatan untuk marah meski kini kedua matanya sedang menyala kesal karena Darung sudah sejauh itu.

“Saya akan minta Kejora kemari untuk nemenin kalian. Dia dekat kan sama kalian?” tanya Darung.

“Panggil aja. Dia enggak begitu penting untuk kami,” jawab Septian tampak acuh tak acuh membuat Darung mengerutkan keningnya. Begitupula dengan Galaksi.

“Jaga omongan kamu anak muda,” jawab Darung.

“Perempuan bukan cuman ada satu. Ada atau enggak ada dia. Sama aja,” jawab Septian tampak tak peduli. Sekarang dia malah mengambil satu stick billiard di dekatnya.

Merasa tidak puas dengan jawaban Septian. Darung mundur.

“Saya duluan. Ada urusan sama yang lain. Enjoy your time,” ucap Darung tersenyum simpul lalu meninggalkan kedua anak muda itu masuk ke dalam sebuah pintu besar yang ada di depan mereka. Ketika Darung dan beberapa anak buah berbaju hitamnya sudah pergi.

Septian yang sedang merunduk dan fokus dengan kedua mata tajamnya baru saja berhasil membuat semua bola billiard berpencar di atas meja billiard.

“Apa maksud lo?” tanya Galaksi, gusar.

Septian tidak mengatakan apapun. Mulutnya tertutup rapat-rapat. Cowok itu mengambil ponselnya lalu mengetik sesuatu hingga Galaksi mengecek ponselnya. Itu adalah cara anak-anak Ravispa berkomunikasi ketika ada hal yang ingin disampaikan di tempat umum namun bersifat pribadi. Lewat chat.

Septian Aidan: Jangan sekali-kali kepancing Gal. Dia itu sakit jiwa. Kontrol dulu emosi lo. Kalau lo emosi. Dia bakal tau seberapa penting Kejora untuk lo.

Jadi tadi Septian berpura-pura bahwa Kejora tidak penting agar Darung tidak menjadikan perempuan itu incarannya untuk menawan Galaksi?

Galaksi menoleh, takjub. “Lo emang genius Sep. Bangga gue punya temen kaya lo.”

****

Kris tahu bahwa ini adalah kesempatannya untuk mendapatkan hati Kejora. Cowok itu mengikuti Kejora kemana pun perempuan itu pergi. Sementara Kejora. Ketika seluruh orang menjauh. Hanya Kris yang ada di belakang Kejora. Hal itu membuat Kejora khawatir. Seharusnya Kejora tidak sekhawatir ini pada perasaannya sendiri.

Ada apa? Apa Kejora suka Kris?

“Ngapain lo ngomongin Kejora terus? Ada untungnya buat lo?” tegur Kris pada salah satu murid yang berdiri di koridor sekolah.

“Enggak ada sih,” jawab perempuan itu, memutar kedua matanya kesal.

“Ya udah kalau gak ada mending diem. Nyinyir terus. Daripada ngomongin orang. Mending sana bantuin Mang Tano ngepel,” kata Kris menunjuk Mang Tano yang sedang mengepel.

Hal itu membuat Mang Tano menoleh cengo.

“Kenapa sih Kris? Belain Kejora terus. Pacar bukan. Temen juga bukan,” jawab Sherly.

“Tuh benerin dulu bedak lo. Belepotan,” kata Kris.

“Kris udah,” Kejora menarik tangan Kris. Hal itu membuat Kris menoleh kaget. Baru kali ini bersentuhan fisik dengan Kejora. Bahkan Kejora yang memulainya. Hal itu membuat Kris mendadak gugup di tempat.

Sial gue gak pernah ngerasa kaya gini sama cewek lain, batin Kris.

Setelah mengajak Kris menjauh. Barulah Kejora sadar. Perempuan itu melepas begitu saja tangannya membuat Kris tersenyum geli.

“Luka lo masih sakit Ra?” tanya Kris. Berita hari kemarin masih sangat senter di sekolah. Kris juga tidak habis pikir dengan Sarah. Kenapa juga cewek itu melakukan hal seperti itu?

“Dikit,” balas Kejora.

“Gue seneng. Lo udah gak kaya dulu. Dulu lo gak pernah mau nerima gue. Sekarang, sedikit-sedikit gue rasa udah,” ucap Kris penuh percaya diri. Senyumnya mengembang. Dan lo gak tau kalau gue seneng banget Ra, lanjut Kris tapi dalam hati.

“Emangnya gue ngapain?”

“Gini kan?” sekarang malah Kris yang memegang tangan Kejora. Hal itu membuat Kejora tersentak bingung. Di satu sisi Kejora merasa ini salah. Di satu sisi pula, Kejora tidak dapat menolaknya.

“Kris jangan gini. Ini enggak bener.” Kejora melepasnya.

“Kenapa?”

“Gue enggak nyaman Kris.” Kejora tidak mau menatap Kris.

“Iya, mata lo selalu ngeliat Galaksi kan?” tebak Kris.

“Gue gak pernah ada di hati lo kan Ra?”

Kris membawa kedua tangannya pada pundak Kejora. Hal itu membuat Kejora mengangkat wajahnya untuk menatap Kris. Namun Kejora kembali memalingkan wajahnya. Kejora tidak mau tergiur oleh ketulusan Kris padanya. Kejora sudah pernah dikecewakan oleh orang-orang yang selalu tampak tulus padanya. Tapi ternyata palsu. Tidak pernah ada yang benar-benar tinggal untuknya.

“Semenjak gue liat lo di sekolah ini. Gue udah naksir lo Ra. Gue bahkan enggak tau kalau lo itu pacarnya Galaksi. Yang gue mau saat itu. Dapetin nomor telpon lo meskipun lewat temen gue. Apa lo enggak bisa ngeliat ada yang sama di antara kita?” tanya Kris.

“Yang sama?”

“Gue pernah ada di posisi lo Ra. Dijauhin kaya gini. Itu kenapa gue enggak pernah mau ninggalin lo sendiri di saat lo ngerasa sendiri. Karena gue pernah ngerasa apa yang pernah lo rasain dan ngelewatin itu sendirian,” ungkap Kris membuat Kejora semakin susah menebak perasaannya.

“Kapan? Kapan lo ngerasa kaya gitu?”

“Dulu di sekolah gue. Gak ada satupun yang mau temenan sama gue.”

“Lo pasti bercanda.”

“Gue serius. Itu kenapa gue jadi Kris yang kaya gini. Tiap orang punya cara tersendiri untuk melindungi dirinya,” ucap Kris.

“Kita sama Ra. Gue ngerasa ngeliat gue yang dulu saat ngeliat lo. Diem. Enggak ngelakukin apapun. Enggak membela diri. Gue enggak mau lo ngerasain atau ngalamin hal yang sama dengan apa yang pernah gue rasain Ra,” ucap Kris.

“Itu kenapa gue di sini. Di deket lo sekarang. Gue enggak akan biarin lo sendirian, Ra,” ucap Kris. Penuh janji.

****

“Gelang si patu gelang.
Gelang si rama-rama.
Mari pulang.
Marilah pulang,” ucap Nyong bernyanyi dan hal itu membuat Galang jengkel setengah mati.

“Udah berapa kali gue bilang kalau nama gue itu Galang bukan Gelang, Bang?” kata Galang, kesal.

“Udah Lang. Sikat aja. Biar terbang ampe Afrika. Ikhlas gue Lang. Ikhlas!” ucap Guntur.

“Gue juga Lang! Gue juga ikhlas!” imbuh Jordan. “Ayo Lang! Gue bantu gotong nih.”

“Eh woi! Sebenernya lo berdua itu temen gue apa temennya Galang?” tanya Nyong membuat Guntur dan Jordan terkekeh.

Sementara itu di antar perdebatan teman-temannya. Galaksi dan Septian hanya bisa saling diam. Keduanya duduk bersebelahan di depan kelas sedang jam istirahat.

“Gue ngerasa enggak enak karena kemarin Sep. Gue enggak bisa tidur. Gue enggak pernah ngerasa takut. Tapi baru kali ini gue ngerasa takut karena kemarin,” ucap Galaksi pada Septian ketika teman-temannya sedang menjauh.

“Bagus. Jangan pernah ngerasa aman. Tetap waspada.” Septian menyahut singkat.

“Gue harus gimana?”

“Diem.”

“Gue gak tenang.”

“Santai. Bersikap biasa aja. Kaya biasanya,” ucap Septian.

“Kalau dia macem-macem. Baru, lo tau harus ngapain.” Septian melipat kedua tangannya di dada.

“Siapa yang macem-macem?” tanya Jordan yang baru saja datang. Galaksi dan Septian langsung diam. Jordan berdiri di samping keduanya. Merasa aneh tapi mungkin hanya perasaan Jordan saja.

“Lo berdua kenapa langsung diem?”

“Bukan urusan lo Dan,” jawab Galaksi membuat Jordan mengerutkan keningnya.

“Yaelah kaya sama siapa aja,” jawab Jordan. Namun dari keduanya tidak ada yang mau menjawab. Tetap diam.

“Tadi gue sempet liat Kejora. Lagi digosipin sama anak-anak. Walaupun bukan Kejora yang salah. Tetep aja dia yang kena. Gue kalau digituin tiga angkatan pasti udah pindah sekolah. Gak bakal kuat. Hebat banget cewek lo Lak,” Jordan memuji tiba-tiba.

“Gue waktu itu mau nyelametin Sarah cuman keburu sama Kejora. Gue lagi beli minuman dingin buat lo semua. Kejora dateng dari arah yang berlawanan,” ucap Septian.

“Gue tau. Dia enggak pernah jahat. Walaupun mungkin dia pengin jadi orang yang tega. Tapi gue tau. Dia enggak bakal bisa,” ucap Galaksi. Senyumnya terbit saat membayangkan Kejora.

Jordan menyenggol Galaksi. “Kaya orang mabuk cinta aja muka lo Lak.”

“Nyatanya emang gitu.”

“WOI WOI? ADA APAAN NIH?” tanya Oji, datang dengan rusuh. Melerai ketiganya. “Ikut donggg,” lanjutnya lagi.

“Bahas apa nih? Kalau cewek mau dong,” kata Bams.

“Tumben banget lo Bams?” Oji menoleh.

“Lagi berantem sama bininya,” ucap Jordan pada Oji lalu keduanya mengerling pada Bams dan Fifi yang sedang duduk belajar dengan tekun di mejanya.

“Itu kepalanya si Fifi gak meledak apa belajar mulu?”

“DUARRRRRRRR!!!” ujar Guntur iseng.

Galaksi menyisir rambutnya ke belakang dengan satu tangan lalu memijatnya ketika melihat tingkah teman-temannya yang semakin hari semakin aneh. Lalu pandangannya beradu pada Kejora. Matanya langsung celang saat melihat itu.

“Lah Lak lo nga—” Jordan tak lagi melanjutkan saat melihat Kejora.

“Hai Ra,” sapa Galaksi. Sapaan yang diabaikan Kejora begitu saja. Perempuan itu melintas begitu saja. Tidak menoleh apalagi berbalik arah.

Seperti orang bodoh. Galaksi hanya terpaku. Jadi begini rasanya diabaikan?

Kita masih sangat muda. Terluka adalah hal yang biasa. — Ravispa

****

“Seneng kan Kakek liat Galaksi sama Kejora kaya gini?” suara Galaksi memecah keheningan di rumah kakeknya.

“Ngadu apalagi Sarah sama Kakek?” tanya Galaksi.

Keduanya sedang duduk berhadapan. Meja makan panjang dengan lilin-lilin menyala, buah-buahan, aneka makanan pun tersedia namun Galaksi bahkan tidak nafsu makan. Bahkan untuk menyentuhnya pun Galaksi enggan. Malam ini Galaksi akan bersikap tegas.

“Enggak ada,” tentu Kakeknya tidak akan bilang.

“Kamu pertimbangin lagi Sarah. Atau sama yang lain. Kakek yakin banyak yang suka sama kamu,” ucap Kakeknya memaksa tanpa menoleh pada Galaksi.

“Kalau Galaksi cuman mau sama Kejora gimana?” tantang Galaksi.

“Atau kamu fokus sekolah aja dulu. Jangan pacaran,” sahut Kakeknya terdengar ketus.

“Terus nanti ketika Galaksi udah lulus, kerja dan mateng. Galaksi bakal cari Kejora. Galaksi bakal lamar dia,” ucapan Galaksi membuat Kakeknya berhenti mengoles selai lalu menatap Galaksi.

“Kamu masih kecil. Belum tau apa-apa. Kamu benar-benar seperti Ayah kamu Ginanjar. Nekat. Keras kepala. Dulu Kakek melarang Papa kamu untuk nikah sama Anggun, Mama kamu. Sekarang lihat? Keadaan jadi begini. Itu karena dia tidak menuruti apa kata Kakek,” ucap Arnold, Kakeknya.

“Itu artinya Kakek terlalu ngekang kami. Galaksi udah besar Kek. Apa salah kalau Galaksi cuman ingin punya pacar? Apa salah kalau Galaksi sama Kejora pacaran? Galaksi yakin kalau Kakek kenal dia. Kakek juga akan suka sama Kejora,” ucap Galaksi.

“Kejora bahkan lebih baik daripada Sarah,” tambah Galaksi, sengaja.

“Tetap pada apa yang sudah pernah Kakek bilang,” kata Kakeknya terdengar kasar membuat Galaksi berdiri lalu dengan terburu-buru keluar.

Nova yang baru saja masuk ke dalam rumah Kakeknya hanya terpaku setelah mendengar semua itu. Saat Galaksi ke depan pun sama terkejutnya dengan Nova. Kedua mata Abangnya menutut penjelasan dan Galaksi tidak bisa lagi menyembunyikan sendiri.

“Gue tunggu lo di halaman rumah,” ucapan Abangnya terdengar seperti ancaman.

****

Begitu menjelaskan semuanya di halaman rumah mereka pada Nova. Tentang apa saja yang sudah ia lakukan pada Kejora. Abangnya itu langsung saja mengahajar wajahnya. Nova yang tenang, pendiam dan juga bisa mengontrol dirinya kali ini benar-benar kalap bahkan sampai memaki Galaksi di depan wajah cowok itu.

“Gue gak pernah ngajarin lo jadi cowok bangsat kaya gitu Gal! Gue Abang lo kenapa gue baru tau kalau lo gituin Kejora?!” maki Nova.

“Kenapa diem? Gak mau duel lo sama gue?” tantang Nova.

“Gue terpaksa Bang,” ucap Galaksi.

“Terpaksa apanya lo?!” Nova menarik kerah kemeja Polo Galaksi dengan marah.

“Urusan sebesar ini lo mau hadepin sendiri? Kenapa lo baru nanya pendapat gue saat semuanya udah kejadian?! Di mana otak lo saat lo gituin Kejora?!” tanya Nova, makin murka.

“Kenapa lo sewot banget tentang Kejora?” tanya Galaksi.

Mendengarnya semakin membuat Nova menghajar Galaksi. Meninju wajah adiknya berkali-kali. Pertanyaan macam apa itu? Nova benar-benar tidak habis pikir. Pantas saja Kejora jadi jarang datang ke rumah. Bagi Nova, Kejora sudah seperti adiknya sendiri. Perempuan murah senyum, penuh sopan santun dan rapuh sepertinya tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari Galaksi, adiknya yang bodoh.

“Lo tau Gal? Gue udah nganggep Kejora sebagai adik gue sendiri saat lo ngajak dia ke rumah. Bahkan saat gue kenal dia. Kenapa lo tega gituin dia?” tanya Nova langsung saja membuat Galaksi membeku.

“Gue minta maaf Bang.”

“Bukan sama gue. Tapi sama Kejora,” sergah Nova pada Galaksi.

“Saat pertama gue kenal dia. Gue merasa dejavu. Lo pikir gue gak tau kenapa lo pacarin dia? Lo pacarin dia karena muka Kejora mirip Mama kan?” tebak Nova semakin membuat Galaksi tidak bisa menghindar.

“Mukanya, suaranya, bahkan gimana dia ketawa. Itu mirip banget sama Mama. Kalau gue kenal Kejora lebih dulu udah pasti sekarang dia jadi pacar gue bukannya pacar lo,” ucapan Abangnya membuat Galaksi marah. Galaksi tidak suka laki-laki lain menilai Kejora sedalam itu.

Jadi selama ini Abangnya juga merasakan hal itu? Jadi selama ini Abangnya juga melihat yang sama dengan apa yang ia lihat pada Kejora? Galaksi pikir hanya dia saja yang bisa melihat itu dari Kejora tapi ternyata tidak. Abangnya pun sama. Nova pun bisa melihat dengan jelas kemiripan Anggun—Ibu mereka dengan Kejora.

Nova duduk di teras rumahnya. Menyalakan pematik rokok. Lalu merokok membuat Galaksi mengusap sudut bibirnya yang berdarah lalu duduk di sebelah Nova. Namun Galaksi sadar baru kali ini melihat Nova merokok. Dulu di rumah ini satu-satunya lelaki yang tidak merokok hanya Nova.

“Lo merokok Bang?”

“Iya. Gue stres. Stres mikirin lo. Jadi adik bangor banget,” ucap Nova.

“Gue tanya. Sejak kapan lo merokok?”

“Setelah Mama sama Papa meninggal,” ucap Nova. “Semuanya jadi terasa berat setelah mereka enggak ada. Gue anak pertama. Mau enggak mau gue harus nerusin apa yang udah Papa kerjain. Gue nyesel karena gue enggak pernah belajar bisnis. Sekarang gue mimpin semuanya. Semua nasib pekerja ada di tangan gue, Gal,” ucap Nova. Kedua matanya menerawang, sendu.

“Apa lo masih mau jadi dokter, Bang?”

Nova tersenyum masam. “Enggak.”

“Kenapa? Lo masih bisa kejar. Lo kan pinter. Gue yang akan gantiin posisi lo nanti.”

“Lo mau gantiin posisi gue? Gal... Gal, sekolah aja lo belum bener,” ucap Nova menyindir Galaksi.

“Gue bakal belajar,” kata Galaksi penuh tekad.

“Terus cita-cita lo? Lo kan mau jadi pilot. Itu kenapa lo ngambil IPA kan?” ucap Nova.

“Gue emang mau jadi pilot. Tapi gue lebih mau bantuin lo. Ngeringanin beban lo, Bang,” ucap Galaksi pada Nova.

“Kenapa urusan sebesar itu lo enggak pernah mau cerita ke gue Gal? Lo anggep apa Abang lo ini?” tanya Nova. Suaranya terdengar sedih.

“Gue emang udah jarang di rumah Gal tapi bukan berarti semua masalah bisa lo hadapi sendiri. Kenapa lo enggak pernah bilang kalau Kakek nyuruh lo untuk sama Sarah dan jauhin Kejora? Lo masih punya Abang, Gal. Ketika enggak ada yang bisa bantu lo. Gue akan selalu sedia untuk membantu lo. Gue cuman punya satu saudara. Cuman lo doang. Gue udah janji sama Mama. Senakal apapun lo. Gue akan tetep ngelindungin lo sebagai adik gue. Tapi bukan berarti lo bebas bertindak semena-mena kaya gitu sama orang lain Gal,” kata Nova.

“Gue tau gue salah Bang. Gue cuman mau Kejora biar sekolah terus,” ucap Galaksi.

“Lo udah minta maaf sama dia?”

Galaksi menggeleng. “Belum.”

“Dateng ke rumahnya. Minta maaf sama dia. Gue gak akan maafin lo sampe lo dapet maaf dari Kejora,” suruh Nova.

“Pantes aja tiap gue di rumah. Lo selalu uring-uringan, marah-marah enggak jelas sama olahraga enggak kenal jam. Lo bahkan ngurung diri terus di ruang latihan. Ini masalahnya?” tanya Nova.

“Kalau gue jadi Kejora. Gue bener-bener bakal mutusin lo saat lo berubah,” ucap Nova.

“Gue emang udah salah banyak sama Kejora, Bang,” ucap Galaksi.

“Sebenarnya lo udah gak marah kan tentang kenapa Kejora jalan sama Frans-Frans yang lo ceritain itu? Itu cuman alasan lo kan supaya Kejora ngejauhin lo?” ucap Nova. “Segitu aja gue udah bisa nebak apa yang lo lakuin Gal.”

“Sebenernya gue emang kesel. Gue enggak nyangka kalau Kejora bakal selingkuh. Tapi ternyata dia enggak selingkuh. Dia cuman nerima ajakan semalem Frans untuk jadi pacarnya karena Batra kalah taruhan. Lalu setelah itu selesai,” ucap Galaksi sudah tahu dari lama. Darimana Galaksi tahu? Frans sendiri yang ngaku padanya.

“Wajar Gal. Batra sama Kejora pasti shock banget karena tiba-tiba aja Ayah Kejora kesandung penggelapan dana trus dipenjara sementara Ibunya kabur gitu aja. Gue denger bahkan semuanya disita Bank. Mereka yang enggak pernah hidup susah jadi harus menyesuaikan keadaan,” ucap Nova.

Tiba-tiba saja sekelebat kejadian terbayang di kepala Galaksi. Saat Galaksi bertanya pada Kejora kenapa pipi dan kening perempuan itu memar. Namun perempuan itu malah tertawa renyah menjawabnya, “Siapa juga yang bakal mukulin aku? Kan semuanya takut sama kamu Gal, Seluruh badan Galaksi tersentak. Mungkinkah Batra melakukan itu pada adiknya?

Perasaan bersalah tiba-tiba saja menyergap Galaksi. Bukannya menjadi pelindung. Galaksi justru menambah beban perempuan itu. Abangnya benar. Kejora tidak pantas diperlakukan seperti itu.

“Kalau lo enggak bisa bahagiain dia. Lebih baik putusin dia, Gal,” ucap Nova.

“Dia cewek baik. Enggak pantes lo sakitin,” lanjut Nova.

“Lo mau ke mana?” tanya Nova pada Galaksi saat cowok itu mengambil helmnya.

“Ke rumah Kejora,” ucap Galaksi.

****

Galaksi masuk ke sebuah gang sempit. Di ujung gang ada rumah Kejora. Rumah kecil yang jauh dari kata layak namun Galaksi yakin rumah itu cukup nyaman untuk ditinggali berdua. Saat Galaksi ingin membuka gerbangnya. Suara-suara orang sedang bertengkar mulai terdengar. Itu suara Kejora dan Batra.

“Enggak Bang! Itu uang sekolah Kejora!” itu suara Kejora.

“Sini!” paksa Batra.

“Enggak mau! Makanya Abang tuh kerja! Jangan ngadelin uang yang dikirim Tante aja!”

Lalu ada bunyi kaca terdengar membentur sesuatu lalu sampai pada dinding. Napas Galaksi langsung memburu saat itu juga. Otaknya bekerja menebak apa yang sedang terjadi. Kedua tangannya mengepal.

Marah namun entah kenapa Galaksi malah marah pada dirinya sendiri. Galaksi memasukan motornya ke halaman rumah seseorang lalu mengintip. Derung suara motor terdengar. Batra baru saja keluar dari rumahnya.

Galaksi memberanikan diri untuk masuk. Kedua kakinya melangkah ke dalam rumah Kejora. Suara milik Kejora membuat kedua telinga Galaksi panas. Saat melihat Kejora sedang duduk dengan keadaan menyedihkan di sudut kiri rumahnya. Dan setelah melihat bekas asbak yang hancur di lantai. Barulah Galaksi tahu apa yang terjadi.

“Ra?” sapa Galaksi lembut setelah dia berhasil jongkok di depan Kejora.

Kejora terkejut. Dia menoleh. “Ngapain kamu di sini?” tanya Kejora dingin.

Bukannya menjawab. Galaksi malah mengulurkan tangannya. Hal yang membuat Kejora kaget juga terenyuh karena Galaksi malah menyentuh lukanya. Diujung kanan dahi Kejora. Kejora menepis tangan Galaksi namun sekali lagi Galaksi malah membawa tangannya pada pipi Kejora lalu mengusapnya dengan lembut.

Darah Galaksi berdesir hebat. Dia tidak tahu sudah berapa kali ia jatuh cinta pada Kejora.

“Sakit?” tanya Galaksi pada Kejora. Wajah sendu cowok itu membuat Kejora memalingkan wajahnya. Dia tidak akan menangis di depan Galaksi. Dia tidak selemah itu.

“Mau diobatin?” tawar Galaksi.

“Enggak usah,” jawab Kejora cepat. Tampak tidak mau Galaksi berlama-lama di sini.

“Kenapa?”

“Kenapa kamu tanya?” Kejora balik bertanya.

“Jangan sok peduli,” ucap Kejora pada Galaksi.

“Tapi gue emang peduli,” ucap Galaksi saat Kejora berdiri.

“Kenapa kamu di sini? Bukannya kamu lagi sibuk sama Sarah?” ucap Kejora.

“Ada yang harus aku perbaiki,” ucap Galaksi. Pandangannya meneguh pada Kejora.

“Apa yang mau kamu perbaiki Gal? Semua udah hilang. Semua udah hancur. Gimana kamu bisa memperbaiki yang sudah hancur?” tanya Kejora.

“Aku emang salah Ra. Aku udah nyakitin kamu berkali-kali. Tapi kamu tetep ada di samping aku. Nemenin aku padahal aku dengan kurang ajarnya gak ngeliat kamu. Aku sama Sarah. Kamu masih bisa nerima itu. Aku kasar. Aku yang tukang berantem. Aku yang enggak bisa bela kamu. Aku yang enggak pernah bisa liat gimana kamu,” ucap Galaksi membuat Kejora semakin sesak. Baru kali ini, setelah semua yang telah terjadi. Baru kali ini Kejora mendengar Galaksi berkata seperti ini padanya. Hari ini baru Kejora merasa Galaksi yang dulu telah kembali padanya.

“Baru kamu sadar sekarang? Kemarin-kemarin kamu kemana Gal?” tanya Kejora dingin.

“Aku emang gak pantes dapet maaf kamu setelah apa yang aku lakuin ke kamu. Tapi, apa boleh aku meluk kamu kali ini?” tanya Galaksi.

****

AN: 1-BANYAK KATA BUAT PART INI?

SPAM NEXT UNTUK LANJUT? Biar gak sider aja

SPAM GALAKSIKEJORA BIAR HAFAL TERUS

1 KATA BUAT GALAKSI!

1 KATA BUAT KEJORA

MANA TIM GALAKSIKEJORALOVERS NIH? Dan dari kota mana kamu berasal?❤

NEXT LAGI KAPAN??????

TIM GALAKSIKEJORA PUTUS ATAU BAIKAN?

TIM GALAKSI / KRIS?

Part 30 adalah puncak konflik cerita ini. WHO'S EXCITED?

****

Dear, pembaca-pembacaku. Semoga kalian selalu sehat dan dilindungi di mana pun kalian berada. Aku senang karena cerita Galaksikejora terus dan bahkan terus bertambah disukai oleh orang-orang. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih banyak untuk segala dukungan kalian.

Cerita ini sangat besar berkat kalian. Saking besarnya, aku sampai tersentuh melihatnya. Maaf untuk segala pesan yang jarang atau tidak aku balas. Percayalah aku sedang berjuang di belakang layar untuk semua cerita-ceritaku. Tanpa kalian aku bukan apa-apa. Cerita ini bagiku sangat penting dan sangat berarti. Jauh dari lubuk hatiku. Aku ingin kalian tau bahwa aku sangat berterima kasih pada kalian. Aku senang kalian memberikan respons yang positif contohnya seperti; membagikan / share seluruh ceritaku, mendukung keputusanku, menanti mereka, bahkan sampai membicarakannya pada teman-teman kalian. Aku senang ketika kalian bisa dengan gamblang mengungkapkan apa yang kalian rasa pada cerita ini. Tawa, Senyum, Sedih, Tangis, Suka, Duka juga Kesetiakawanan. Aku senang kalian merasakan itu semua. Itu artinya aku berhasil kan membuat sebuah cerita atau karya untuk kalian?

Dan yang terakhir. Sekali lagi. Terima kasih banyak. Aku senang bisa menghibur kalian terus dan akan terus begitu. Tanpa kalian aku, Ravispa, dan cerita-ceritaku yang lain tidak akan seperti ini. Lewat cerita ini. Aku ingin berbagi banyak hal. Lewat cerita ini, aku ingin menyentuh hati kalian semua <3

Bali, 21 September 2019. Poppi Pertiwi

****

#BERI AKU PERTANYAAN: Hai temen-temen aku ingin membuka channel Youtube: PoppiPertiwi. Apa saja sih yang ingin kalian tanyakan boleh tentang cerita atau pengalaman atau ada saran apa saja untukku?

Add line: @xgv8109t untuk info update. Jadi bakal ada BC dari Line yaa untuk update-update cerita Poppi Pertiwi

FOLLOW INSTAGRAM:
POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWII
POPPIPERTIWISTORY
WATTPADPI

GALAKSIMOVIE (Jangan lupa follow akun ini yaa untuk info-info selengkapnya!)

GALAKSIALDEBARAN
KEJORAAYODHYA
RAVISPA

JORDANADITAMA
SEPTIANAIDAN
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGA
NYONGBRAY
KRISHAGRID

Follow Twitter:
@PoppiPertiwi_
WAJIB SUB youtube: Poppipertiwi

Follow juga ig: 78labu (Buat kalian yang gabut pengen share quote)

Pemesanan novel Galaksi bisa lewat shopee: Melvanamediastore , sementara novel Mozachiko bisa di Shopee tokotmindo/ Gramedia. Jangan lupa jemput yaa!<3

#Kami juga lagi open fanbase-fanbase 'akun yang pegang info updatean, mng, quotes galaksikejora' untuk Galaksikejora. Daftar ke Wattpadpi yaa<3

Salam sayang, PoppiPertiwi. Terus support dan tunggu cerita Galaksikejora yaaa! Share ke temen-temen kalian (WAJIB) share ke sosial media, sg, post, tweet dll kalian juga! Doain Poppi semoga bisa menyelesaikan naskah ini yaa<3

Who excited for next chapter?

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 123K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
Ervan By inizizi

Teen Fiction

1.5M 107K 72
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
3.5M 286K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...