GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]

By PoppiPertiwi

42.8M 3.4M 5.1M

GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kis... More

RAVISPA
KEJORA: KEMBALINYA MEREKA
1. LORONG UTAMA SMA GANESHA
2. BS (Belakang Sekolah) 1
3. BS (Belakang Sekolah) 2
4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI
5. PUKUL RATA (2)
6. USAHA PERTAMA
7. FLASHMOB SMA GANESHA
8. PILIH GALAKSI ATAU KRIS?
9. RAVISPA ANGKATAN 9
10. MUDAH JATUH CINTA, MUDAH JUGA KEHILANGAN
11. SURAT KEJORA & JARGOM
12. JANJI
13. PUJANGGA BUNGA KRISAN
14. KEHILANGGANNYA
15. AKU, KAMU & DIA
16. API UNGGUN & BENCI
17. DIA TIDAK BAHAGIA DENGANMU
18. PERISAI
19. RAVISPA, AVEGAR, & JARGOM
20. DI TEPI JALAN
21. PIRAMIDA
22. TITIK TERENDAH
23. ORIGAMI
24. MALAM PERAYAAN
25. DEKAP LUKA
26. MUTIARA
28. MAAF RA
29. JATUH CINTA (LAGI)
30. SEMOGA BAHAGIA RA (PUTUS)
31. BERBALIK ARAH
32. REMEMBER
33. SIAPA
34. You Were Beautiful
35. Something New
36. SARAH AMEIRA
37. KEJORA, GALAKSI & SARAH
38. TELL ME THE TRUTH
39. KEJORA & SARAH
40. BIANGLALA & SI CANTIK KEJORA
41. PUTUSNYA GALAKSI ALDEBARAN & SARAH AMEIRA| YOURS
42. SUNMORI RAVISPA
43. ANTAR KETUA
44. KEMBALINYA AVEGAR
45. LINDUNGI SEKOLAH KITA!
46. BALIKAN? [OPEN MEMBER GRUP & RULES]
47. AWAL BARU MENJADI PACAR KETUA GENG 18 MEI (VOTE & INFO PO BAJU RAVISPA)
48. KONVOI, GRAFITI RAVISPA & SEBUAH KEJADIAN
49. RUMAH SAKIT
EXTRA PART GALANG GANESWARA | THE CHICAGO ELIFE PRINCE | RAVISPA 9
50. LIGHT IT UP: BERDAMAI DENGAN MASA LALU
51. SELAMAT DATANG AYAH
52. MIRACLE & TERBUKA
53. HEARTBEAT & FANI MALANI
54. RASA YANG PENTING
55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION
56. CHOOSE HER (SARAH)
57. AMERIKA & MAAF RA [PROSES PENERBITAN]
VOTE COVER NOVEL GALAKSIKEJORA + GIVEAWAY
58. GALAKSIKEJORA + INFO PO NOVEL GALAKSIKEJORA TGL 2 DESEMBER
FOR NEXT STORY: GALANG & GHEA

27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH

711K 63K 70.8K
By PoppiPertiwi

27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH

Hidup akan terasa sangat melelahkan jika kita terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan pada kita.” — Kejora Ayodhya

****

“Percuma kamu di sini Gal kalau kamu itu lagi mikirin Kejora,” ucap Sarah pada Galaksi.

“Kenapa sih kamu bisa suka sama dia?” tanya Sarah lagi.

"Kejora emang pinter. Baik. Tapi kamu pantes ketemu sama cewek yang lebih baik lagi. Yang bisa ngertiin dan dukung kamu,” ucap Sarah pada Galaksi.

Rasanya Galaksi muak mendengarnya namun cowok itu memilih diam tidak mengatakan apa-apa. Mulutnya terkunci rapat-rapat. Pikirannya melayang pada beberapa kejadian. Saat Kejora mencoba mengajaknya berbicara. Saat Kejora mendekatinya. Saat Kejora menatapnya sendu. Dan saat Galaksi kembali menyakiti hati perempuan itu.

Galaksi berusaha mati-matian meredam percikan emosinya. Salahnya. Sebagian besar adalah salah Galaksi.

“Kenapa gue bisa suka sama dia? Trus lo? Kenapa lo bisa suka sama gue?” tanya Galaksi. Nada suaranya ketus.

Sarah gelagapan. “Tapi Gal, kamu inget kan kalau dia yang ngerubah kamu kaya gini?”

“Inget.”

“Kenapa gak putus aja?” ujar Sarah.

“Mau banget lo kalau gue sama Kejora putus?” sergah Galaksi.

“Enggak, bukannya gitu Gal,” ucap Sarah. Salah tingkah. “Tapi kalau bisa sih ngapain sama dia?”

“Urusan lo apa sama hidup gue?” ucap Galaksi.

“Gue enggak pernah kasar sama lo Sar. Tapi kalau sampe gue ngelakuin hal itu ke lo. Berarti lo emang udah keterlaluan,” ucap Galaksi. Sarah pun tercekat mendengar ancaman itu.

“Bukan berarti. Gue gak berpihak sama Kejora. Lo bebas ngomong kaya gitu,” ucap Galaksi. Lagi-lagi mengancam Sarah.

Sarah malah tersenyum sedih. “Bilang aja kamu marah kan kalau aku jelek-jelekin Kejora?”

“Bener kata Mona. Kamu emang di sini tapi kamu sepenuhnya punya Kejora,” kata Sarah, sadar.

“Gal,” panggil Sarah halus. “Lupain Kejora,” pintanya.

“Gimana pun mau kamu susah payah merjuangin dia. Dia gak bakal untuk kamu. Seharusnya kamu tau dari awal,” ucap Sarah pada Galaksi.

“Terus yang pantes buat gue siapa? Lo? Sar, kurang-kurangin nonton sinetron,” ucap Galaksi jengah.

“Aku serius,” ucap Sarah. “Dia enggak akan selingkuh sama Frans di belakang kamu kalau dia inget kamu Gal.”

Frans. Murid IPS. Sedari awal Galaksi sudah tahu bahwa Frans memang suka pada Kejora namun tidak akan berani mengatakan perasaannya pada Kejora—karena masih ada Galaksi. Pengecut. Begitulah Frans.

Lagipula siapa yang tidak suka sosok Kejora Ayodhya? Murid perempuan yang teladan, rendah hati, pintar, bahkan sangat menyenangkan. Orang-orang pikir 'hanya' karena Kejora pacar Galaksi. Cewek itu jadi incaran banyak cowok lainnya. Padahal tidak. Perempuan itu memang punya kepribadian yang sangat menyenangkan. Gampang tertawa, mudah bergaul dan pintar cari topik. Begitulah Kejora.

Bahkan saat Galaksi kumpul dengan teman-temannya. Bukannya menanyakan keadaan Galaksi yang baru saja datang tapi mereka malah mencari dan bertanya di mana Kejora.

“Gimana keadaan Kakek kamu?” Sarah mengalihkan pembicaraan. Galaksi menghela napas kasar. Sarah selalu tahu cara agar Galaksi melunak. Dengan menggunakan embel-embel keluarganya.

“Terakhir pergi sama Bang Nova,” ucap Galaksi.

“Kamu tau Gal? Kakek kamu itu maksudnya baik. Dia enggak mau kamu salah jalan atau sampe tersesat. Dia mau kamu bahagia,” ucap Sarah.

“Bahagia? Lo pikir gue bahagia sama lo?” ucap Galaksi memojokkan Sarah.

“Kamu kenapa sih Gal kok aneh gini?”

“Sar, gue udah dari awal bilang kalau gue gak suka sama lo. Enggak bisakah lo mengerti sama kata-kata gue?” ucap Galaksi.

Sarah diam. Raut wajah dan senyumnya terlihat sedih. “Tapi kamu pernah bilang kalau kamu suka sama aku Gal.”

“Gue bilang gitu biar Kejora marah. Gue tau Sar. Lo ini anak satu-satunya di rumah. Apa pun yang lo mau lo bisa dapetin gitu aja. Dari kecil lo hidup manja dan egois. Tapi Sar, di sini bukan rumah lo. Gue sama perasaan gue bukan hal yang bisa lo kendalikan,” ucap Galaksi.

“Gal?”

Galaksi menoleh padanya.

“Aku sayang kamu Gal,” kata Sarah.

Perempuan itu mendekat. Kedua tangannya memeluk pinggang Galaksi. Galaksi tidak menolak. Laki-laki itu diam. Di saat yang sama. Kejora baru saja datang dari arah gedung depan. Perempuan itu hanya berdiri diam di lorong panjang sekolah yang sepi. Menatap kosong ke arah depan. Kepalanya berdenting tanda bahaya. Pandangannya mengabur. Yang sekarang Kejora lihat hanya Galaksi dan Sarah. Sekelilingnya perlahan-lahan memutih. Langit seolah menutup eksistensinya. Sehingga Kejora hanya bisa menatap lurus.

Kejora tahu perbuatannya tidak termaafkan. Kejora tahu Galaksi menjauhinya dan bersikap seperti orang asing agar Kejora pergi darinya. Tapi apa harus Galaksi menghukumnya seberat ini?

“Jangan diliat,” seseorang menutup mata Kejora dengan telapak tangannya. Laki-laki itu Kris.

“Anggep aja lo gak liat apa-apa,” ucap Kris. Sejahat-jahatnya Kris. Cowok itu juga tidak mau melihat Kejora sedih.

Tapi apa bisa Kejora berpura-pura tidak tahu saat ia melihat sendiri bagaimana laki-laki yang merupakan pacarnya—yang dulu sering ada untuknya di kala sedih dan senang kini menerima pelukan dari perempuan lain?

“Tolong jangan sedih. Demi gue,” hanya itu yang bisa Kejora dengar dari Kris.

****

Ding digiding digiding tuyul
Ding digiding digiding unyu
disini ada tuyul

“APAAN TUH ANJIR?” tanya Nyong kelabakan pada Jordan.

“Oh itu bunyi call masuk di hape gue,” ucap Jordan.

“Sakit lo Dan masang lagu kaya gitu?” tanya Nyong cengo.

“Biar semangat Nyong! Biar gak loyo. Ngantuk gue tadi pas pelajaran. Untung gue pinter jadi masuk beberapa pelajaran tadi,” ucap Jordan lalu memperhatikan ponselnya. Panggilan itu sudah mati. Dari nomor tidak dikenal.

“Biar adik sepupu gue takut sama hape gue. Gue pasangin nada gitu. Biar dia kaget,” ucap Jordan lagi.

“Di mana-mana orang pinter enggak pernah muji dirinya sendiri. Lah ini, lo songong amat ngaku pinter. Contohlah temen kita Asep. Tetep merasa enggak pinter. Dipuji pinter malah diem aja. Diem-diem tiba-tiba melejit jadi ranking satu. Tiba-tiba naik lagi menang lomba di tingkat provinsi. Balik-balik ke sekolah ngeborong piala-piala sekolah sebelah. Udah kaya gorengan aja main borong-borong. Gue yakin ruang kepala sekolah penuh piala dari Asep doang,” ucap Nyong.

“Bedalah Nyong, IQ gue sama Asep bagai pungguk merindukan rembulan. Udah tau betapa genius bin gilanya tuh orang kalau udah belajar. Kadang gue heran. Kayanya dia ngebakar buku dah trus abunya dia makan biar bisa jadi pinter gitu. Gue yakin muatan dalem otaknya ada sebesar kamus bhs Inggris yang ada di perpus sekolah,” ucap Jordan.

Nyong terkekeh geli. “Gibah sama lo emang paling mantep Dan!”

Jam istirahat. Jordan datang ke kelas membawa segepok makanan dalam satu tas. Ada beberapa nasi ayam Bu Gendut, 7 Aqua tanggung, mie pedes, mie goreng, Beng-beng, permen kopi sampai extrajoss.

“Laper bang?” tanya Guntur.

“Mukbang,” jawab Jordan asal.

Bams terkekeh. “Kaya tau Mukbang aja lo Dan.”

“Taulah! Tiap gue buka Youtube isinya begitu semua. Gara-gara adik sepupu gue. Padahal gue gak demen denger suara orang lagi makan dipakein mic. Laper kaga. Geli iya,” ucap Jordan.

“Nah nihhhh! Makanan lo udah pada sampe. Oi sini! Kurang baik apa gue sama Nyong jadi temen?” ucap Jordan menggelar semua makanan yang ia bawa dengan Nyong di atas meja kelas yang sengaja dibuat lurus anak-anak laki di kelas dari tembok kanan sampai tembok kiri.

“Nih Sep kembalian lo. Nih Tur kembalian lo juga,” ucap Jordan.

“Eh buset. Bawa bekel lo Ji? Tumben amat,” ucap Jordan.

“Dipaksa. Sebenernya gue gak mau,” ucap Oji dengan muka kesal. “Mana sini nasi WBG gue,” katanya mengambil nasi.

Sudah biasa. Porsi makan anak-anak lelaki di kelas mereka itu bisa lebih dari satu bungkus. Kalau cuman satu bungkus tidak akan cukup bagi mereka. Bahkan kecepatan makan mereka bisa mengalahkan bisingnya mulut perempuan ketika baru datang dari kantin dan makan di kelas.

“Lo cari apa Gal?” tanya Bams pada Galaksi. Cowok itu sedang meraba laci mejanya.

“Gak ada Gal. Gak ada yang masuk pagi-pagi tadi ke kelas cuman buat naruh nasi supaya lo inget makan. Dia kayanya udah nyerah,” ucap Jordan.

“Padahal tuh cewek belum makan eh malah mikirin isi perut orang,” ucap Jordan kembali pada Galaksi.

“Gue,” Galaksi diam lalu melanjutkan. “Apa? Gue mau duduk,” elaknya.

“Duduk ya tinggal duduk aja lah Lak. Ribet amat lo,” ucap Oji.

“Kenapa? Lo kangen dikasih nasi sama Kejora? Baru juga sehari. Bakal kerasa hilang saat akhir. Aturannya selalu gitu,” ucap Guntur.

“Gue cari hape gue.”

Septian menaikan sebelah alisnya. “Hape lo di kantong celana lo,” kata Septian setelah selesai meminum air.

“Oke,” Galaksi menghela napas gusar. “Gue emang gak pinter bohong sama lo pada,” ucap Galaksi, menyerah.

“Kalau seandainya Kejora tau yang selama ini makan nasi yang dia taruh itu emang Galaksi bukan gue, Bams atau Guntur. Pasti dia seneng banget. Apalagi kalau dia tau kalau Galak walaupun udah makan sampe kenyang di kantin bakal makan lagi di kelas buat habisin nasinya. Dia pasti tambah seneng,” ucap Jordan.

“Kenapa gak kita kasi tau aja?”

“Bukan hak lo Dan,” ucap Septian.

Jordan cengengesan. “Iya gak Sep. Gue cuman nyampein apa yang gue pikirin. Gue juga nurutin apa kata lo. Terakhir gue gak ngikutin saran lo, gue hampir tabrakan sama mobil,” ucap Jordan.

“Lo semua kenapa ngomong seakan kalau gue gak ada di sini?” ucap Galaksi.

“Oh lo masih di sini Lak? Kirain udah pergi. Ngapelin Sarah,” Guntur sangat sarkas. Cowok itu sedang membuka bungkus nasinya.

Sorry Bos kemarin gue emosi,” ucap Jordan pada Galaksi sambil melempar kunci Jeepnya yang langsung ditangkap Galaksi.

“Santai,” ucap Galaksi mengerti arah pembicaraan Jordan. Saat mereka di kantin.

Galaksi mengetuk-ngetuk meja saat sudah duduk di depan Jordan yang sedang makan. Menunggu kehadiran seseorang.

“Oi! Ada apa Bang?” tanya Galang, adik kelasnya.

****

Masih di jam istirahat. Galaksi dan Kejora tak sengaja berpapasan. Anak buah milik Galaksi memadati lorong—menyeruak begitu tegap tanpa memberi celah sedikit pun. Mereka hendak mengambil uang pembayaran jaket Ravispa yang terbaru. Keduanya saling bertatapan. Ada rindu yang tak terbaca. Lalu keduanya melintas berlawanan arah. Angin terasa saat keduanya melewati satu sama lain. Tidak bertegur sapa apalagi tersenyum seperti biasa. Semua seperti kembali saat Kejora belum mengenal sosok Galaksi.

Kalian pikir Kejora akan nangis-nangis di depan Galaksi karena melihat kejadian tadi antara Sarah dan Galaksi? Kalau begitu kalian salah besar. Kejora tidak akan melakukan hal itu hanya demi laki-laki meski Kejora sangat mencintainya.

Setidaknya saat ini Kejora masih cukup bisa menahan perasaannya.

“Mau lewat?” tanya Sarah pada Kejora saat keduanya berada di tangga sekolah.

“Iya,” jawab Kejora biasa saja.

“RA RAA RAA!!” panggil Fani. “HOBI BANGET SIH PERGI GAK NGAJAK-NGAJAK GUE?? GUE KAN MASIH KECIL, MASIH IMUT, MASIH CIMIT-CIMIT NTAR KALAU ILANG GIMANA RAA?” Perempuan itu dengan tergopoh-gopoh naik ke atas tangga.

Fani menemukan Kejora sedang berdiri di sana tapi saat menyadari Kejora sedang berdiri berhadapan dengan Sarah perempuan itu mengerutkan keningnya.

“Hey perebut laki orang,” sapa Fani terang-terangan pada Sarah sambil melambai. Hal itu sontak membuat wajah Sarah memerah kesal. Kedua matanya bahkan melotot memberi peringatan pada Fani.

“Kecil-kecil udah suka ngerebut punya orang lain. Gak baik tau!” ucap Fani, lucu. Perempuan itu berlindung di balik punggung Kejora—memegang sebelah tangan Kejora sambil memeletkan lidahnya pada Sarah.

“Cita-cita itu punya cowok konglomerat, sultan, pangeran negara lain. Bukan perebut cowok orang,” Fani menunjukan wajah menantang.

“Fani,” tegur Kejora pelan membuat Fani nyengir.

Fani cengengesan. “Ya udah ayo Ra! Ish, banyak aura-aura negatif di sini. Gak baik buat kesehatan lo Ra. Yuk Ra! Yuukk! Hus-hus!” Fani melambaikan tangannya lagi pada Sarah lalu menarik lengan Kejora agar naik ke atas.

Mulai naik ke atas. Kejora melihat ketiga teman-temannya baru saja akan turun juga menuju ke tangga. Lala, Jihan dan Febbi terdiam di tempatnya begitupula Kejora sementara Fani yang belum sadar masih bersemangat di belakangnya.

“Eh kok berhenti Ra?”

“Ada apa?”

Ketika melihat situasi Fani lalu mengerti. Fani tidak buta untuk melihat penyesalan dari sepasang mata teman-teman milik Kejora. Mereka memang sekelas namun mungkin ada saat-saat keluar dari kelas, pergi, hang out, ke kantin, sholat bareng dan masih banyak lagi yang dirindukan oleh keempatnya. Tapi sekarang persahabatan itu hancur begitu saja. Hanya karena—bagi Fani ini masalah sepele.

“Ayo Ra,” Fani menarik lengan Kejora agar tidak lagi memandang ketiga temannya.

“Ra—”

“Jangan Han,” cegah Febbi pada Jihan. “Jangan sekarang dulu.”

“Terus kapan?”

“Gue gak tau,” jawab Febbi.

“Gue gak bisa kaya gini terus. Gue mau temenan sama siapa aja.”

“Lo yakin?” tanya Lala. “Lo yakin sanggup dimusuhin satu kelas kalau nyari Kejora lagi?” tanya Lala lagi.

“Gak bakal ada yang gituin gue. Kita udah kelas dua belas. Udah besar.”

Lala mengangkat kedua bahunya, tak acuh. “Kalau lo sanggup aja Han.”

“Emangnya kenapa sih La? Dia itu kan temen kita dari dulu. Kalau enggak ada Fani dia pasti sendirian,” ucap Jihan pada Lala lalu memandang Febbi.

“Lo berdua enggak inget apa yang udah Kejora lakuin buat kalian dulu? Dia banyak bantu kita. Cuman karena kesalahan orangtuanya itu gak lantas buat kita untuk benci dia. Come on. Kita enggak boleh kaya gini terus. Tolong open minded,” kata Jihan.

“Tapi kita belum bisa Han. Lo kan tau sendiri gimana keadaannya. Galaksi pacarnya aja ngejauh apalagi kita yang cuman temennya?” ucap Febbi.

“Tunggu dulu, kita kan temenan sama Kejora sebelum dia jadian sama Galaksi. Harusnya kalau emang dia ditinggalin sama orang-orang. Seharusnya kita enggak ninggalin dia gitu aja,” ucap Jihan, bersikeras.

“Udahlah Han. Jangan dibawa rumit. Kaya gini pun dia bisa ngatasin sendiri. Kan lo sendiri yang bilang kita udah gede,” ucap Lala, tampak tidak senang dengan obrolan mereka.

“Sebenernya gue ragu La. Lo ngejauhin Kejora karena takut enggak diajak temen-temen apa karena Jordan mantan lo itu lebih mau deket dan perhatian sama Kejora ketimbang sama lo?” tanya Jihan namun nihil. Tidak ada jawaban. Lala bungkam. Begitu juga Febbi.

****

Sementara itu dari arah gedung depan, tepat di belakang Lala, Jihan dan Febbi. Fani mengusap punggung Kejora. Fani yang menyuruh Kejora untuk mendengarkannya. Agar Kejora tahu apa yang terjadi. Mereka tadi turun ke lantai bawah lagi lalu naik lewat tangga yang berbeda.

“Jangan marah dan nyimpen ini dalem hati ya Ra?” ucap Fani.

“Mereka cuman enggak tau harus berbuat apa,” ucap Fani. Kadang memang Fani bisa bertingkah seperti murid paling lebay, alay, dan tengil. Tapi kadang bisa juga jadi teman yang sangat-sangat mengerti.

“Kadang seribu kebaikan itu bisa rusak oleh satu kesalahan. Its okay. Kita enggak bisa buat semua orang untuk suka sama kita,” ucap Fani.

Kejora tersenyum membalasnya. “Thanks ya Fan.”

Fani mengangguk.

“Sekarang gue tau Fan.”

Hidup akan terasa sangat melelahkan jika kita terlalu memikirkan apa yang orang lain katakan,” ucap Kejora.

“Gue emang selalu overthinking. Kadang pikiran gue rasanya bertengkar tentang tanggepan orang-orang tentang gue. Sekarang gue tau Fan. Itu cuman isi kepala gue aja. Seharusnya juga gue enggak membuang waktu berharga gue untuk mikirin hal yang enggak penting untuk hidup gue. Kalau pun mereka ngomongin gue. Gue akan belajar untuk enggak terlalu peduli dan ingin tau,” ucap Kejora.

“NAH GITU DONG RA! INI BARU RARA GUE!”

“Rara?”

“Iyadong! Kalau Galak kan manggil lo Jora, kalau gue manggil lo Rara aja deh. Bagus kan? Iyakan? Iyaaa kan? Iya dongg!!” Fani memaksa membuat Kejora tertawa.

“Di masa depan. Kita bakal terus jadi temen kan Fan?” tanya Kejora. “Di masa depan nanti. Lo bakal tetep jadi sahabat gue kan Fan? Gue enggak pa-pa deh kalau lo bakal pindah lagi ke SMA Jatinegara pas ujian nanti asal kita tetep jadi temen. Gimana?”

Fani terdiam sejenak. Senyumnya melebar.

“Pastilah! SMA Ganesha sama Jatinegara kan gak jauh-jauh banget Ra. Gue bakal sering-sering cari lo ke rumah lo. Pasti!! Tinggal lo sebut nama gue tiga kali. Fani, Fani, Fani. Gue pasti dateng,” ucap Fani lalu keduanya tertawa ringan.

****

Saat pulang sekolah. Kejora terpaksa harus lewat belakang sekolah untuk sampai ke salah satu rumah temannya—untuk mengambil buku catatannya yang dipinjam. Kejora bukan jenis perempuan yang pelit ilmu. Meski telah diberikan kemudahan, temannya malah pergi meninggalkannya lagi tapi Kejora tetap akan menunjukkan yang terbaik pada teman-temannya.

Yang ditakutkan Kejora benar-benar nyata. Di depan sana Galaksi sedang duduk di posko. Cowok itu sedang duduk dengan kedua kaki terbuka dan satu tangan berada di lutut memegang puntung rokok.

“Kejora,” bisik Jordan pada Galaksi.

Kejora ingin melintas secepat yang dia bisa. Tidak ada tanda-tanda sapaan. Kejora juga tidak ingin disapa. Sekarang hanya ada suara lagu dari girlgroup asal Korea yang di pasang pada sebuah sound. Hingga suaranya terdengar dari ujung ke ujung.

Blackpink in your area!”

Let's kill this love!”

Kejora ingin berbalik badan saja rasanya. Pulang. Namun dia harus melewati jalan ini. Melihat kerumunan laki-laki di depannya membuat Kejora menundukan kepalanya. Meski sudah kenal dan bahkan ada yang dekat karena teman-teman Galaksi namun Kejora juga tidak punya nyali untuk lewat.

Dengan tekad penuh dan menebalkan keberaniannya. Perempuan itu lewat posko. Tak sedetik pun pandangan Galaksi berpindah dari Kejora. Kejora deg-degan. Perempuan itu merasa ada banyak sorot mata yang memperhatikannya namun tidak ada satu pun yang berani menggoda apalagi menyapanya karena Galaksi sudah memberi wajah tidak bersahabat pada teman-temannya. Seolah pandangannya mengatakan ‘jangan ganggu’ pada teman-temannya.

“Ra sendirian aja?” hanya Jordan yang berani.

“Iya nih.”

“Mau ke mana?”

“Ke rumah temen. Ambil catetan.”

“Jauh gak? Mau dianter?”

Kejora melotot. “Eh, enggak usah Dan. Enggak usah!” jawab Kejora cepat.

“Kenapa?”

“Deket kok, Dan. Nih di depan. Duluan ya Dan!” ucap Kejora. Perempuan itu lalu pergi cepat-cepat seolah sedang dikejar hantu. Kejora sempat melihat raut wajah Galaksi tadi. Cowok itu tampak... entahlah. Kejora tidak mengerti Galaksi sedang memandangnya dengan tatapan apa. Yang jelas Kejora harus lolos dari medan ini.

“Hati-hati Ra.”

Kejora menoleh dan mengangguk pada Jordan. Dia kembali melihat Galaksi. Cowok itu sudah berdiri untuk pergi ke Warung Bu Gendut yang ada di depan posko. Dia sudah tidak lagi mengamati Kejora. Kejora seharusnya lega karena sudah lepas tapi kenapa rasanya sangat tidak nyaman melihat Galaksi memperlakukannya seperti itu.

Seharusnya Kejora senang. Namun kenapa hatinya malah menolak?

Inget Ra. Inget. Jangan noleh ke belakang lagi. Galaksi aja enggak nyapa kamu. Dia pasti baik-baik aja tanpa kamu. Atau mungkin malah seneng enggak kamu gangguin lagi. Tenang Ra, tenang.

“Eh dia ngapain?” refleks Kejora melihat Sarah saat perempuan itu ingin menyebrang di jalan raya namun masih diam di seberang jalan.

Ngapain Sarah diem di sana aja?

Pandangan Sarah lalu lurus pada Kejora. Perempuan itu maju ke depan dengan tatapan linglung—hendak melewati jalan raya. Hal itu lantas membuat kedua alis Kejora naik ke atas dan kaget. Ketika tau apa yang akan dilakukan Sarah, dengan panik Kejora ikut lari pada Sarah agar perempuan itu tidak kenapa-napa.

“SAR! SARAHH!!”

Lalu dari arah kanan Kejora ada mobil putih yang hendak melintas. Kejora mendorong tubuh Sarah. Perempuan itu jatuh berguling ke samping sementara Kejora terjerembab jatuh ke sebelahnya. Orang-orang langsung heboh. Sangat ramai.

Kepala Kejora rasanya berat akibat terbentur. Pusing. Itulah yang dirasakannya. Pandangannya langsung tertuju pada Sarah meski lengannya dan kakinya lecet bahkan mengeluarkan banyak darah tapi Sarah di sampingnya lebih parah. Perempuan itu menutup kedua matanya. Tidak sadarkan diri. Dengan luka hampir di kepala, tangan dan kakinya.

“Sar??” Kejora dengan cemas dan panik mendekatinya.

Lalu anak-anak SMA Ganesha yang masih sibuk nongkrong di Warjok tadi berhamburan keluar ke jalan raya—masih menggunakan pakaian sekolah.

“Sar? Bangun Sar?” ujar Kejora yang sudah dikerumuni oleh orang-orang.

Kejora merasa tangannya ditepis kasar. Itu Galaksi. Kejora meringis karena sentakan Galaksi mengenai luka pada lengannya. Cowok itu bungkam. Dia sama sekali tidak menoleh pada Kejora dan malah menggendong Sarah karena perempuan itu butuh pertolongan yang lebih intensif daripada Kejora. Wajah Galaksi sangat dingin. Kepanikan dan amarah terbayang di raut wajahnya.

“Kalau sampai Sarah kenapa-napa. Gue gak bakal maafin lo Ra,” ujar Galaksi pada Kejora.

Seruan-seruan dari seluruh orang terdengar. Membumbung tinggi menjadi satu. Jordan segera mengambil mobilnya berserta Galaksi dan warga setempat untuk membawa Sarah ke rumah sakit. Kejora termangu di pinggir jalan ketika melihat mobil Jordan pergi. Luka-luka yang ada di tubuhnya semakin perih. Namun entah kenapa Kejora jadi ingin menangis.

Dari keramaian itu. Hanya ada satu laki-laki yang menghampiri Kejora dan berjongkok di depannya dengan sekantung plastik putih seperti minuman dingin. Dia adalah Septian.

“Ra,”

“Gue gak salah kan Sep? Gue gak tau kenapa Sarah kaya gitu. Gue takut Sep. Gue bener-bener takut,” racau Kejora. Shock, gemetar dan perih. Itulah yang dirasakan Kejora. Tapi yang lebih dalam ada luka di dalam hatinya saat melihat Galaksi lebih khawatir dengan Sarah.

“Tadi gue liat juga. Ayo ke rumah sakit buat obatin luka lo,” ucap Septian.

*****

AN: 1-BANYAK KATA BUAT PART INI?

SPAM NEXT UNTUK LANJUT? Biar gak sider aja

SPAM GALAKSIKEJORA BIAR HAFAL TERUS

HALOOOOOOOOOOO!!! Kangen banget sama kalian semua! Kalian apakabar?

Maaf udah lama Poppi enggak update-update kaya hilang ditelan bumi gitu aja. Maaf yaa, tapi aku pasti semuh. Doain aku cepet sembuh yaa!<3

1 KATA BUAT GALAKSI!

1 KATA BUAT SARAH!

1 KATA BUAT FANI

1 KATA BUAT SEPTIAN

PENASARAN ATAU PENASARAN BANGET?

NEXT LAGI KAPAN??????

TIM GALAKSIKEJORA PUTUS ATAU BAIKAN?

TIM GALAKSI / KRIS?

Add line: @xgv8109t untuk info update. Jadi bakal ada BC dari Line yaa untuk update-update cerita Poppi Pertiwi

FOLLOW INSTAGRAM:
POPPIPERTIWI
ITZPOPPIPERTIWI
POPPIPERTIWISTORY
WATTPADPI

GALAKSIMOVIE (Jangan lupa follow akun ini yaa untuk info-info selengkapnya!)

GALAKSIALDEBARAN
KEJORAAYODHYA
RAVISPA

JORDANADITAMA
SEPTIANAIDAN
BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGA
NYONGBRAY
KRISHAGRID

Follow Twitter:
@PoppiPertiwi_
WAJIB SUB youtube: Poppipertiwi

Follow juga ig: 78labu (Buat kalian yang gabut pengen share quote)

Pemesanan novel Galaksi bisa lewat shopee: Melvanamediastore , sementara novel Mozachiko bisa di Shopee tokotmindo/ Gramedia. Jangan lupa jemput yaa!<3

#Kami juga lagi open fanbase-fanbase 'akun yang pegang info updatean, mng, quotes galaksikejora' untuk Galaksikejora. Daftar ke Wattpadpi yaa<3

Salam sayang, Pikachu. Terus support dan tunggu cerita Galaksikejora yaaa! Share ke temen-temen kalian (WAJIB) share ke sosial media, sg, post, tweet dll kalian juga! Doain Poppi semoga bisa menyelesaikan naskah ini yaa<3

Who excited for next chapter?

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 152K 39
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
4.8M 255K 57
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
444K 51K 33
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...