Our Dreams || TXT [✓]

By Peachyybun_

104K 13.4K 2.2K

"Ini bukan hanya tentang diriku ataupun dirimu. Tapi ini tentang Kebahagiaan, harapan dan mimpi kita." ======... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26 🍂
27 🥀
28 🍁
29🍃
30 🦋
31
32
33
34
35
36
38 [END]

11

2.1K 324 63
By Peachyybun_

Yeonjun masih berdiam. Tatapan nya kini tengah mengarah keliar jendela.
Setelah menangis tadi, Yeonjun menjadi lebih pendiam. Ia bahkan belum memakan makanan yang disediakan oleh Rumah Sakit.

Yoona cemas. Ia sudah berulang kali membujuk agar Yeonjun mau memakan makanan nya dan segera meminum obat.

"Yeonjun-ah, kamu harus makan agar bisa meminum obatmu."

"Aku tidak lapar, eomma. Jangan memaksaku." Ia terus mengulang kalimat tersebut ketika terus di suruh makan.

Yoona menyerah. Anaknya sekarang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Mungkin itu mempengaruhi napsu makan nya. Ia kemudian menaruh makanan nya di meja samping Yeonjun dan menunggu anaknya memakannya sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 10 siang. Yoona berpamitan pada Yeonjun untuk pulang sebentar mengambil beberapa baju.

"Eomma akan mengambil baju. Tunggulah sebentar. Eomma janji tidak akan lama."

"Hati-hati eomma." ucapnya tanpa memandang wajah Yoona yang terlihat sendu.

Pandangan Yeonjun belum beralih pada luar jendela. Kini ia tengah menatap seorang Namja yang tengah kesusahan menggerakkan kursi roda nya. ia juga melihat bahwa kaki Namja tersebut menggunakan gips seperti dirinya.

Yeonjun Terkekeh "apa aku juga akan seperti dia? Memakai kursi roda setiap saat? Hah. Menyedihkan sekali." perlahan wajahnya terlihat sendu sembari menatap kakinya.

Ceklek...

"Yeonjun Hyung! Kami datang!" seru Hueningkai dengan semangat nya.

"Yak! Jangan berteriak bodoh. Kamu akan menggagunya." Kesal Beomgyu. Bagaimana jika Hyung nya itu sedang tertidur dan terbangun akibat teriakan Hueningkai.

Yeonjun mengalihkan pandangan nya dari Namja berkursi roda itu dan menatap ketiga sahabatnya itu.

"Hyung bagaimana hasil pemeriksaan dari dokter?" Yeonjun tanpa sadar menunduk setelah mendengar pertanyaan dari Beomgyu.

"Aku mengalami Cedera. Tulang di pergelangan kaki ku patah dan beberapa ada yang retak."

"APA!" Ketiga nya tentu saja terkejut bahwa hyung yang setiap hari selalu ceria ini mengalami patah tulang.

"K-kenapa bisa hingga separah itu? Apa rasanya sangat sakit, hyung?" Hueningkai mengusap usap kedua matanya yang kini tengah berair. Ia menangis.

"Benturan nya sangat keras. Hingga menyebabkan tulangku patah. Ini sangat sakit, bergerak pun rasanya sulit." jawab Yeonjun "hey.. Kau menangis? Astaga. Aku yang sakit kenapa kamu yang menangis?" Ia tertawa pelan melihat Hueningkai menangis seperti itu.

"Aku... A-aku kan kasihan padamu hyung. Pasti rasanya sakit sekali. Jika hyung sakit, nanti siapa yang menemaniku berangkat sekolah." ia menangis terisak.

"Jangan menangis. Aku tidak apa-apa." sebenarnya Yeonjun juga ingin menangis. Rasanya begitu sesak melihat orang lain menangis karena dirinya. Meskipun terkadang Hueningkai selalu membuatnya marah  tapi Yeonjun tak pernah benar-benar membenci Hueningkai. Ia bahkan sangat menyayangi maknae itu seperti adik nya sendiri.

Terkadang dengan adanya pertengkaran - pertengkaran kecil, membuat kita saling memahami satu sama lain.

Bukankah begitu?

"Apa Hyung akan sembuh secepatnya?"

"Aku harus istirahat total selama tiga sama empat bulan, Soobin-ah. Hah. Itu akan membuatku merasa sangat bosan."

"Tiga Sampai empat bulan? Lalu bagaimana dengan menari mu hyung?" disela-sela tangis nya, Hueningkai menjerit tertahan setelah kakinya dengan sengaja di injak oleh Beomgyu.

Beomgyu kesal, kenapa disaat seperti ini. Si maknae malah menanyakan hal yang cukup sensitif bagi Yeonjun.

"Bodoh." lirik Beomgyu pada Hueningkai. Namun yang dilirik hanya masa bodo.

"Entahlah. aku akan berhenti menari." lirih Yeonjun nyaris tak terdengar.

"Tapi bukankah itu impianmu hyung? Jangan menyerah seperti ini. Bukankah istirahatnya hanya tiga sampai empat bulan saja. Setelah sembuh, hyung bisa latihan kembali." Soobin merasa tak suka ketika Hyung nya yang selalu bersikap optimis kini malah menyerah begitu saja.

"Patah tulang ini akan meninggalkan trauma padaku, Soobin-ah. Aku takut tulangku retak kembali Dan membuat cedera ku menjadi lebih parah. Appaku juga melarangku. Aku..." ucapnya yang tak ingin melanjutkan kalimatnya.

Semuanya menatap iba pada Yeonjun. Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa hyungnya akan mengalami hal buruk seperti ini. Impian yang diinginkan hyungnya sejak kecil harus pupus begitu saja dengan cara yang menyakitkan.

Mereka menghampiri Yeonjun yang tengah terisak kemudian memeluknya.

"Uljima Yeonjun-ie Hyung. Kami ada disini. Selama empat bulan kedepan, biarkan kami menjadi kaki mu."

Yeonjun semakin terisak. Ia bersyukur memiliki sahabat yang selalu ada untuknya. Ia benar-benar merasa begitu dicintai. "Gomawo." balas Yeonjun.

"Lalu bagaimana sekarang keadaanmu hyung? Apa sudah lebih baik?" setelah memeluk Yeonjun. Kini Soobin mulai menaruh keranjang buah yang ia bawa di meja.

"Aku merasa lebih baik dari sebelumnya."

"Syukurlah. Kami benar-benar khawatir."

"Terimakasih sudah membawaku kesini. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku jika kalian tidak menemukanku." ia kemudian mengedarkan padangan nya.

"apa Taehyun tidak ikut bersama kalian?"

Terdengar helaan napas dari Hueningkai. "Kami tidak tau dia dimana. Kemarin pun kami tidak menemukan nya disekolah. Aku, Soobin hyung dan Beomgyu hyung sudah beberapa kali menelpon dan mengirimi pesan. Namun ponselnya tak aktif."

"Astaga. Anak itu gemar sekali membuatku khawatir." untuk kesekian kalinya, Yeonjun merasa begitu khawatir pada Taehyun.



Anak itu...





Senang sekali menghilang.






"Apa kalian sudah mencoba menelpon nya lagi?"

"Sudah. Aku berkali-kali menelpon dan mengirim banyak pesan padanya. Namun tetap saja tidak aktif. Aku berusaha untuk selalu berfikir positif bahwa 'mungkin baterai ponsel nya habis'. Tapi tetap saja aku benar-benar Khawatir."

Soobin mengeluh. Mengkhawatirkan adiknya yang sama sekali tak mengirimi kabar. Ia bahkan berkali-kali mengecek ponselnya berharap ada balasan dari Taehyun. Namun hanya nihil.

"Aku harap dia baik-baik saja."


"Aku jadi penasaran siapa orang jahat yang tega mendorong Yeonjun hyung hingga seperti ini."  Hueningkai, Soobin hingga Beomgyu merasa benar-benar geram pada orang yang telah melakukan ini pada hyung nya.

Begitupun dengan Yeonjun, ia ingin tau siapa orang yang mendorongnya jatuh dari tangga hingga menyebabkan mimpinya yang sejak lama hancur begitu saja. Ia ingat betul, sebelum ia di dorong. Seseorang yang tak dikenali menelpon Yeonjun.

"Aneh sekali." Ujar Yeonjun secara tiba-tiba.

"Apa yang aneh hyung?"

"Sebelum aku terjatuh. ada telpon dari nomor yang tak kukenal. Awalnya aku fikir itu Hueningkai yang mencoba mengerjaiku."

"Jadi ini sudah terencana hyung. Lalu apa alasan orang itu mendorongmu?"

"Itu yang aku bingungkan. Maksudku, selama ini aku tak punya masalah pada siapapun."

Pintu seketika terbuka dan menampilkan Namja tampan yang membawa kantong kresek cukup besar. ia tersenyum dan menghampiri Yeonjun yang tengah menatapnya.

"Yohan? Kim Yohan?" panggil Yeonjun.

Yohan terkekeh dan menyimpan kantong kresek yang ia bawa. " iya ini aku. Teman sebangkumu. Apa kau lupa, eoh?"

"Tentu saja tidak. Kamu fikir aku amnesia setelah terjatuh?"

"Aku sempat berfikir seperti itu." Yohan tertawa kecil yang di hadiahi umpatan kecil dari Yeonjun. "Sialan"

Tersadar bahwa ada teman dari Yeonjun lainnya. Yohan. membungkuk hormat pada Soobin, Beomgyu dan Hueningkai. "Hallo. Aku Yohan."

"Hallo Yohan sunbae." Ucap ketiga serempak sembari membungkuk pada seniornya itu.

"Hey jangan terlalu formal. Kalian bisa memanggilku hyung jika mau."

"Ah, Ne H-hyung."

Pandangan Yohan kini beralih pada Yeonjun. "Bagaimana keadaanmu? Kenapa kakimu sampai di gips seperti ini?"

"Aku baik-baik saja. Tak perlu khawatir."

"Cepatlah sembuh. aku akan merindukan mu untuk beberapa hari kedepan."

"Doakan saja. Aku juga berharap cepat sembuh."

Setelah itu hanya terdengar suara dentingan jam diruangan tersebut. Mereka semua tengah sibuk masing-masing.

yeonjun yang tengah berbaring, Yohan, Beomgyu dan Hueningkai tengah memainkan ponselnya. Dan Soobin tengah memakan Snack.

"Yeonjuh-ah." panggil Yohan.

"Ne? Ada apa?"

"Begini... A-apa kamu tidak ingin tau siapa yang telah mendorongmu hingga terjatuh dari tangga?" ucapan dari Yohan seketika membuat empat namja lainnya menatap dirinya Intens.

"Apa maksudmu? Tentu saja aku ingin tahu."

"Sebenarnya... Aku tau s-siapa pelakunya."

"BENARKAH HYUNG? SIAPA? SIAPA PELAKUNYA. AKU BENAR-BENAR INGIN MENGHAJARNYA."  kata Hueningkai dengan Emosi.

















"Jika aku bilang bahwa Taehyun adalah pelakunya, apa kalian akan percaya?"








Tbc^
Jangan lupa Voment nya ya 😍😚

Continue Reading

You'll Also Like

106K 8.1K 104
[Bl Terjemahan] ________________________________________ "Itu kanker. Dengan tingkat metastasis seperti ini... pada dasarnya tidak ada perawatan yang...
263K 13.8K 43
ALERTTT BIKIN KETAGIHAN!🔞 Emily sangat iri pada Laura. Laura adalah artis terkenal yang sedang naik daun saat ini. Suaminya pebisnis dan anak mereka...
981K 44.1K 36
Anyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan 6 tahu laman...
136K 12.1K 21
B R O T H E R S H I P A R E A (BUKAN BL) |Sedikit berantakan tapi nanti akan diperbaiki setelah ceritanya tamat| Seputar kisah si imut Bam yang bert...