30 🦋

2.2K 326 73
                                    

Taehyun masih mengamati Dareum dan Soobin dari balik tembok. Ada banyak sekali pertanyaan yang berputar di otaknya saat ini.

'sedang apa mereka disini'

'kenapa mereka pergi ke gedung yang tak terpakai?'

'sejak kapan Soobin Hyung dan Dareum menjadi dekat?'

Taehyun terus menepis semua pemikiran-pemikiran negatif nya.  Namun terasa sangat sulit.

"Apa aku harus mengikuti mereka masuk?" Tanya Taehyun pada dirinya sendiri. Entah kenapa semenjak melihat bahwa sosok itu tak lain adalah Soobin, mendadak perasaaan nya tidak enak.  Entahlah, ia hanya merasa cemas saja.

"Tapi bagaimana jika aku ketahuan?"

"sebaiknya aku pulang saja. Toh, tidak baik juga mengikuti seseorang seperti ini. Ah... Aku merasa seperti menjadi seorang penguntit."

Taehyun pun kemudian berbalik dan segera menjauh dari tempat kumuh dan gelap itu. Namun baru beberapa langkah Taehyun merasa kepalanya menjadi pusing kembali.

Tidak! Bukan pusing biasa. Namun kali ini rasa pusing nya berkali-kali lipat jauh lebih menyakitkan.

Taehyun mengaduh. Menjambaki rambutnya dengan kuat menggunakkan kedua tangan nya. Berharap bahwa rasa sakit di kepalanya akan segera menghilang. Namun sayang nya nihil, karena rasa pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi.

"Aakkkhhh... Kumohon jangan lagi." Rintihan.

BBRRUUKKK...

Tubuh Taehyun kehilangan keseimbangan nya dan ambruk. Di tengah rasa sakitnya yang begitu luar biasa, ia terus memegangi kepalanya. Bahkan kini rasa mual mulai ia rasakan.

"Hooeekk... Hooeekk... Hooeekk..." Taehyun kemudian memuntahkan isi perutnya. Saat ini kondisi sekitar sangat gelap, dan tanpa ia sadari bahwa sebagian dari muntahnya adalah cairan merah pekat beraroma tembaga.

Benar. Taehyun memuntahkan banyak sekali darah dari mulutnya.

"Akkhh! Kumohon berhenti. Hiks. Ini menyakitkan." Isak Taehyun terdengar begitu pilu di tengah kesakitan nya.

"Setidaknya biarkan aku sampai apartemen ku dulu. Aakkkhhh."

"Siapapun tolong aku... Hiks... Kepalaku sakit. Kumohon tolong aku."
Dengan suara lirih Taehyun terus meminta pertolongan. Meskipun secara logika, tak akan ada orang yang menolong nya karena tempat ini jarang sekali di lewati orang-orang.

"Beomgyu Hyung. Ini sakit, tolong aku." Setelah itu tubuh Taehyun mulai melemas dengan sendirinya. Kedua matanya pun terasa begitu berat untuk terbuka. Hingga pada akhirnya Taehyun benar-benar tak sadarkan diri.






OUR DREAMS


mata bulat itu perlahan terbuka. Mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang tepat berada di atas kepalanya.
Taehyun mengedarkan pandangan nya pada sebuah ruangan yang cukup kecil tersebut.

Setelah itu ia mulai menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya lalu beranjak untuk pergi.

"Udah bangun ya?" Sebuah kalimat Retoris sontak membuat Taehyun hampir saja terkena serangan jantung.

"Kamu?" Taehyun melebarkan matanya ketika mengetahui siapa orang itu.

"Kenapa sulit sekali memanggil ku Hyung." Ucapnya kemudian duduk di samping Taehyun lalu menempelkan telapak tangan nya pada kening namja itu.

Our Dreams || TXT [✓]On viuen les histories. Descobreix ara