21

2.2K 339 83
                                    

*sebelumnya aku udah up chapter ini. Cuma aku unpublik dulu soalnya mau aku revisi. Jadi ada beberapa bagian yang udah aku ubah :)

Happy reading :))





Taehyun tidak tau dimana ia sekarang.
Sekeliling nya terasa begitu asing baginya. Namun anehnya, ia merasa begitu tenang berada disana.

Suasana yang senyap, suhu yang sejuk dan beberapa kelopak bunga yang beterbangan membuatnya betah berlama-lama di tempat ini.

Taehyun mematung. Mata bulat nya menatap hamparan bunga mawar putih di sekelilingnya. Indah, pikirnya.

Setelah itu Taehyun berjongkok, tangan nya tanpa ragu memetik satu mawar tersebut. Ia tersenyum ketika hidungnya mencium aroma wangi dari bunga itu.

Melihat begitu banyak bunga mawar disini mengingat kan Taehyun pada Jin Hyung. Hyung nya itu sangat menyukai bunga. Terutama bunga mawar. Taehyun sangat ingat bahwa di ruangan Hyung nya itu terdapat banyak sekali jenis bunga.

"Jika Jin Hyung disini, pasti ia sangat senang." Ucap Taehyun.

"Jika mereka mengetahui ini, mereka pasti akan terus memuji tempat ini. Terutama Beomgyu Hyung" Taehyun tersenyum. Ingatan nya kembali mengingatkan Taehyun pada mereka.

"Beomgyu Hyung akan terus berkata 'woah' berulang kali. Hueningkai yang akan terus berlarian sambil berteriak, Soobin Hyung yang terus membuka mulutnya sedangkan Yeonjun Hyung hanya tersenyum sembari mengamati kami semua." Taehyun terus berbicara seolah ada seseorang yang tengah mendengar kan nya. Padahal disini ia sendirian.

"Lihatlah... Bagaimana mungkin aku bisa melupakan kalian. Sedangkan otakku sudah menyimpan kenangan bersama kalian dengan rapi." Ia menghela napas nya. Bunga yang tadi ia petik tergeletak begitu saja.

"Taehyunie..."

Taehyun menoleh pada sumber suara tersebut. Matanya membulat sempurna ketika Melihat orang yang selama ini ia rindukan. Orang yang selalu ia harapkan untuk datang ke dalam mimpinya.

"Eomma... Appa." Lirih Taehyun.

Junwoo dan Yena tersenyum. Mereka berdua terlihat indah dengan baju berwarna putih bersih yang mereka kenakan.

Seharusnya Taehyun segera berlari menghampiri mereka dan memeluk mereka dengan erat. Melepas semua kerinduan yang Taehyun rasakan selama ini. Namun kakinya seolah enggan untuk melangkah. Ia hanya diam dan menangis tertahan ketika melihat appa dan eomma nya tersenyum dengan hangat padanya.

"Tidak. tidak. Ini hanya imajinasi ku. A-aku... Aku mungkin terlalu merindukan mereka. Hiks." Lirih Taehyun di sela tangisnya.

Sebuah usapan lembut di pucuk kepalanya membuat Tangisan nya terhenti. Taehyun mendongkak dan melihat eomma dan appa nya kini berada tepat di hadapan nya.

"Kenapa menangis, eoh? Apa Taehyunie tidak merindukan Appa dan eomma, hm?" Suara lembut dari Yena membuat tangis Taehyun semakin kencang.

"Aku merindukan kalian." Taehyun berhambur memeluk kedua orang tua nya dengan erat. Takut jika orang tua nya akan pergi meninggalkan nya lagi.

"Aku sangat merindukan kalian hiks. Kenapa kalian meninggalkanku sendirian? Aku takut eomma. Appa, aku kesepian hiks." Taehyun berbicara seolah tengah mengadu tentang semua masalahnya pada mereka. Taehyun sudah lelah.

Our Dreams || TXT [✓]Where stories live. Discover now