Dentingan jarum jam menyeruak ditengah rasa sepi. Menjadi sebuah melodi sumbang diruangan yang dingin tersebut. Taehyun sudah bangun sekitar dua puluh menit yang lalu. Namun yang sejak tadi ia lakukan hanya menatap ke arah luar jendela.
Mata indahnya terus menatap pepohonan yang ada di balik jendela tersebut. Berulang kali ia bisa melihat beberapa daun yang berterbangan tertiup oleh angin kencang, ranting-ranting kecil yang bergoyang seolah tengah melambai kepadanya.
Setelah puas memandangi pepohonan tersebut, kini pandangan nya beralih pada ruangan yang tengah ia tempati.
Sepi. Sunyi. Keheningan seolah menjadi sahabat terbaiknya saat ini.
Tak ada siapapun diruangaan ini selain dirinya sendiri dengan semua kesakitan di tubuhnya.Ia menunduk. Kemudian membawa tubuhnya yang semakin ringkih
itu berbaring dengan pelan.
Taehyun tersenyum tipis. Begitu teringat bahwa ia sempat membayangkan ketika ia bangun dari tidurnya, ia akan mendapati para sahabatnya ada disampingnya.Ketika matanya terbuka, ia membayangkan akan melihat Soobin tengah duduk disampingnya sambil mengusap kepalanya dengan lembut, Yeonjun yang tersenyum hangat padanya dan memberinya kata-kata penenang, Beomgyu yang terlihat khawatir dan tak henti-hentinya bertanya tentang kondisinya, Lalu mendapati Hueningkai yang masih tertidur dengan nyenyak di sofa.
Taehyun saat ini benar-benar membayangkan hal yang tak akan pernah terjadi.
Isakan kecil terdengar diruangan tersebut. Di tengah rasa sakitnya, Taehyun menangis sendirian. Ia menangisi setiap hal yang kini terjadi pada hidupnya. Apa mereka tau? Di ruangan yang sunyi ini Taehyun ketakutan. Ia kesepian. Taehyun butuh seseorang di sampingnya.
Ia ingin seseorang menemaninya sampai ia benar-benar tertidur.
"Aku benar-benar ingin kalian ada disini. Menemaniku sebentar. Cukup duduk saja disampingku dan menungguku sampai aku benar-benar tertidur. Setelah itu kalian-" ucapan nya terhenti ketika merasakan rasa sesak di dadanya.
"-boleh pergi." Lanjutnya dengan lirih.
Taehyun menyadari bahwa sekuat apapun ia berusaha untuk melupakan mereka, membenci mereka sebagaimana mereka membenci Taehyun, ia tidak bisa.
Itu terlalu sulit bagi Taehyun.
Selama ini, Mereka yang telah memberi banyak warna di kehidupan nya. Mereka berharga bagi Taehyun."Apa jika aku memberitahu kalian aku ada dirumah sakit, apa kalian akan menjengukku? Seperti kalian menjenguk Yeonjun Hyung saat itu?"
"Dokter bilang padaku bahwa penyakit ku semakin parah. Kanker sialan itu menyebar dengan cepat di tubuhku."
"Aku takut mati disaat kalian masih membenciku." Taehyun menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. Berusaha untuk meredam suara tangis nya yang semakin kencang.
Tiba-tiba saja Taehyun teringat pada sosok Hyung nya. Jika Jin tau bahwa adik kesayangannya itu masuk rumah sakit, ia pasti akan dengan cepat datang kesini. Mengabaikan kafe nya yang mungkin saja ramai oleh pengunjung yang datang. Tak lupa dengan membawa sekantung buah-buahan segar.
YOU ARE READING
Our Dreams || TXT [✓]
Random"Ini bukan hanya tentang diriku ataupun dirimu. Tapi ini tentang Kebahagiaan, harapan dan mimpi kita." ============================ "Bukankah seharusnya memang seperti ini? Pada akhirnya aku akan sendiri lagi." ============================ "Melawan...