Our Dreams || TXT [✓]

By Peachyybun_

103K 13.3K 2.2K

"Ini bukan hanya tentang diriku ataupun dirimu. Tapi ini tentang Kebahagiaan, harapan dan mimpi kita." ======... More

01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26 🍂
27 🥀
28 🍁
29🍃
30 🦋
31
32
33
34
35
36
38 [END]

09

2.3K 348 35
By Peachyybun_

Soobin dan Taehyun berjalan beriringan menuju sekolah. Jarak dari apartemen hingga sampai sekolah tidak terlalu jauh sehingga membuat keduanya tak menaiki Transportasi umum.

Selama perjalanan, tak ada obrolan diantara mereka berdua. Soobin terus diam dan Taehyun yang tengah asyik dengan fikirannya sendiri.

Sebenarnya hari ini Soobin merasa canggung berada di dekat Taehyun. Bukan apa-apa, hanya saja ia merasa malu ketika mengingat kejadian tadi malam. Ia seharusnya tak menangis di depan Taehyun. Tak seharusnya ia berbicara mengenai orang tuanya.

Tidak. Seharusnya memang tidak.

Soobin tak seharusnya terlihat lemah di depan Taehyun. Karena jika ia lemah, maka siapa yang akan menguatkan adik kecil nya yang terlihat rapuh itu?

Beberapa kali Soobin sempat melirik ke arah Taehyun. Wajahnya terlihat damai meskipun ada guratan-guratan lelah yang nampak disana. Dari samping ia bahkan bisa melihat hidung milik Taehyun yang mancung seperti perosotan anak. Tampan.

Tak berbeda jauh dengan Soobin, Taehyun juga merasakan kecanggungan diantara mereka. Dan Taehyun tak menyukainya.
Mulutnya rasanya sudah sangat gatal ingin bertanya pada Soobin. Namun ia berfikir bahwa mungkin saja hyung nya sedang dalam keadaan mood yang jelek setelah menangis kemarin malam.

"Taehyun-ie." akhirnya Soobin bersuara setelah cukup lama terdiam.

"Ne hyung."

"Eum... Mian, Seharusnya kemarin aku tak menangis di hadapanmu. Cukup memalukan rasanya Ketika aku mengingat kejadian itu." ucap Soobin sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Apa sekarang kamu berfikir bahwa aku seorang namja yang cengeng?" lanjutnya.

"Memangnya ada yang salah jika hyung cengeng?"

"Tentu saja. Aku ini namja. Dan namja tak boleh bersikap cengeng." Taehyun terkekeh melihat Soobin yang nampak lucu ketika menunjukkan ekspresi tidak sukanya

"Menangis bukan berarti cengeng hyung. Kata orang, menangis bisa mengurangi sedikit beban yang ada didalam dirimu. Aku bahkan lebih suka melihatmu menangis daripada harus menahannya sendiri. Keluarkan saja semua bebanmu. Lagipula, namja juga seorang manusia yang bisa menangis."

Soobin tersenyum dan merangkul adik yang lebih pendek darinya itu. "Aigoo. Adik kecilku ini ternyata sudah besar. Siapa yang mengajarimu seperti itu, eoh?"

"Sebenarnya tak ada yang mengajariku. Kalau pun memang ada, tentu saja itu bukan Soobin hyung." ucap Taehyun yang dibalas cubitan Soobin di pipinya.

"Yak! Kamu harus makan dengan banyak. Lihat pipi mu yang tirus ini." Kata Soobin sembari menekan pelan pipi kiri Taehyun.

Taehyun berdecak. "Hyung selalu saja menyuruhku makan banyak. Apa nanti jika aku sudah gemuk, kamu juga akan menyuruhku untuk diet?"

"Tentu saja tidak. Untuk apa melakukan diet?"

"Tapi hyung sendiri sedang menjalani diet kan?"

"A-aku tidak!"

"Jangan berbohong hyung. Kamu fikir aku tidak tau, eoh?" Taehyun terus saja menjaili Soobin.

"Yak bocah nakal. Aku menyuruhmu untuk makan banyak. Kenapa sekarang malah membicarakan diet!" Taehyun tertawa melihat wajah Soobin yang sudah memerah menahan malu. Baginya, tak ada hal yang lebih mengasyikan daripada menjahili hyungnya ini.

"Hyung wajahmu memerah. Hahaha. Jadi benarkan kalau kamu sedang menjalani diet?"

"Aku tidak diet. Hanya mengurangi porsi makanku saja."

Meskipun kesal. Namun hati Soobin terasa menghangat ketika melihat adik nya itu tertawa dengan lepas. Ia ingin seperti ini terus. Selalu berada disamping Taehyun dan membuatnya selalu tertawa.

Tawa Taehyun terhenti ketika mendengar suara teriakan yang cukup kencang.

"SOOBIN HYUNG! TAEHYUN-AH!"
teriak Huening sambil berlari menghampiri mereka. Dan melupakan Yeonjun yang tertinggal jauh dibelakang.

Poor Yeonjun.

"Selamat pagi Soobin hyung, Taehyun-ah." sapa Huening dengan napas yang terengah-engah.

"Kenapa harus sampai berlarian, eoh. Atur dulu napasmu." perintah Soobin.

Ketika Huening tengah beristirahat dan mengatur napas nya, tiba-tiba seseorang memukul kepalanya dengan cukup keras.

Dan pelakunya adalah Yeonjun.

"Yak! Setelah 20 menit aku menunggumu bersiap-siap, dengan seenaknya kamu malah meninggalkanku!" ujar Yeonjun.

"Hyung, ini bahkan masih pagi dan kamu sudah memukulku." Huening meringis dan mengusap kepalanya.

"Pukulan itu memang pantas untukmu. Dasar kadal."

Kemudian pandangan Yeonjun beralih pada dua namja lainnya yang dari tadi hanya menyaksikan perdebatan kecil dipagi hari ini.

" kalian berdua berangkat bersama?" tanya Yeonjun.

"Ne hyung!"

"Tunggu! Kenapa kalian bisa berangkat bersama? Bukankah rumah kalian berbeda arah?" Hueningkai menimpali.

"Soobin hyung menginap diapartemen ku."

"Mwo? Menginap? Jadi kau menginap di apartemen Taehyun tanpa mengajak kami? Wah kau sangat curang Soobin-ah!" Yeonjun merajuk layaknya anak seorang anak kecil.

"Yeonjun hyung benar. Kenapa hyung tak mengajak kami? Huh... Aku bahkan belum pernah menginap di apartemen Taehyun." Ucap Huening dengan mengembungkan kedua pipinya hingga terlihat begitu imut.

"Bukan begitu. Aku juga menginap diapartemen Taehyun secara mendadak."

Jawaban dari Soobin tentu saja membuat Yeonjun dan Huening mengeryit bingung.

"Apa maksudmu dengan menginap secara mendadak hyung?" tanya Huening.

"Ahh.. Itu, maksudku." rasanya Soobin ingin sekali mengumpat karena rasa gugupnya itu.
Ia tidak mungkin memberitahu mereka bahwa Soobin telah bertengkar dengan kedua orang tuanya kan?

"Sebaiknya kita harus cepat sampai sekolah. Sebentar lagi bel masuk berbunyi."ucap Taehyun yang membuat Soobin menghembuskan napas nya lega.

"Kau benar. Ayo kita berangkat."




OUR DREAMS





Taehyun memasuki kelas nya yang sudah ramai. Banyak tatapan acuh dan tak peduli para murid ketika melihat kedatangan Taehyun.

Para murid awalnya bersikap baik pada Taehyun. Tapi lama kelamaan rasa tak suka mulai tumbuh di hati para murid kepada Taehyun. Mereka merasa bahwa Taehyun selalu di perlakukan secara istimewa oleh guru karena selalu mendapat nilai ujian yang sempurna.

Itu semua juga tak lepas dari hasutan Son Wanho dan teman-teman nya. Mereka mengarang cerita  tentang Taehyun  yang seolah di spesial kan oleh para guru lalu menceritakan nya pada murid lain.

Taehyun menyimpan tas nya dan menghampiri loker nya untuk mengambil buku-buku yang sengaja ia tinggal kemarin.
Namun ketika ia membuka loker, ia terkejut ketika tumpukan sampah memenuhi lokernya.

Hembusan napas pelan keluar dari mulut Taehyun. Ia tau siapa yang melakukan ini. Siapa lagi kalau bukan Wanho?
Jika ingin jujur, rasanya Taehyun sudah benar-benar muak pada namja itu. Ia ingin menghajarnya sama seperti wanho yang selalu menghajarnya. Tapi ia sadar bahwa ia lemah. Dan tak mungkin bisa menghajar Wanho yang kuat.

Kemudian sebuah tangan terulur dan mengambil satu per satu sampah yang ada diloker milik Taehyun.

"Loker ini tidak akan bersih jika kamu hanya memandangi nya saja." Ucap Yeoja cantik itu.

"Aku bisa membersihkannya sendiri Yura-ah. Tidak perlu membantuku."

Namun si ketua Kelas itu hanya menampilkan senyumnya dan terus membersihkan loker.

"Tapi aku ingin membantumu."

Pada akhirnya mereka berdua kini tengah membersihkan loker bersama. Tanpa tau bahwa ada seseorang yang tengah menatap mereka tak suka.

"Aku merasa gagal menjadi ketua kelas." lirih Yura.

"Apa yang kamu katakan? Kamu adalah ketua kelas yang hebat. Jangan berbicara seperti itu."

"Aku memang ketua kelas. Tapi aku selalu berdiam diri tanpa melakukan apapun ketika melihatmu selalu dibully oleh murid lain. Mianhae. Seharusnya aku menolongmu."

Taehyun tersenyum tipis. Dari semua murid yang ada dikelasnya, hanya Yura dan teman sebangku nya saja yang bersikap baik padanya.

"Tak perlu merasa bersalah. Aku tidak apa-apa. Kau lupa? Aku ini namja yang kuat."

Yura tersenyum hingga menampilkan mata yang berbentuk seperti bulan sabit. "Ne, kau benar. Kau adalah namja yang kuat."







Seperti biasanya, waktu istirahat Taehyun gunakan dengan berdiam diri di Rooftop sekolah. Baginya tak ada yang lebih nyaman selain duduk diam di rooftop dan mengamati para murid dari atas.

Namun kali ini ia tak sendiri. Melainkan ditemani oleh ke empat teman nya. Namun beberapa menit yang lalu Huening dan Beomgyu harus kembali ke kelas nya dan Soobin harus menghadiri rapat osis.

Kini hanya tinggal Taehyun dan Yeonjun.

"Kau tau? Dari sekian luas nya sekolah kita. Hanya Rooftop dan kantin yang merupakan tempat terbaik untukku." ucap Yeonjun.

"Aku sependapat denganmu hyung." Yeonjun terkekeh dan mengusak rambut Taehyun dengan gemas. Rasanya sudah lama ia tak menghabiskan waktu berdua dengan maknae yang satu ini.

"Oh iya, bagaimana dengan punggung mu? Apa sudah lebih baik?"
Yeonjun ingat bahwa kemarin lusa ia tak sengaja menyentuh luka yang ada dipunggung Taehyun.

"Iya hyung. Ini sudah lebih baik. Aku juga sudah mengobatinya." Taehyun tersenyum tipis.

'Mengobatinya huh? Kau sendiri bahkan tak bisa melihat lukamu sendiri' cibir Taehyun pada dirinya sendiri.

"Bagaimana kemarin malam di sungai Han? Apa menyenangkan?"

"Sangat menyenangkan. Disana banyak sekali orang yang berkunjung. Padahal waktu itu cuaca cukup dingin. Kami juga memakan Ramyeon bersama dan menghabiskan waktu dengan mengobrol banyak hal." Yeonjun bercerita dengan bersemangat tanpa mengetahui ekspresi sendu dari Taehyun.

"Wah sangat menyenangkan ya hyung. Kapan-kapan ayo kita pergi kesana lagi. Aku juga ingin merasakan nya juga."
Senyum Yeonjun perlahan mulai menghilang dan tergantikan oleh tatapan sendu pada Taehyun.
Ia salah. Harusnya tadi ia tak menceritakan pengalaman nya di sungai Han dengan terlalu bersemangat. Pasti sekarang Taehyun merasa sangat iri dan sedih.

"Tentu saja. Nanti kita juga akan bersepeda disekitar sungai Han pada malam hari."

Mata Taehyun berbinar.
Bersepeda di sekitar sungai Han di malam hari? Wow... Itu pasti akan sangat menyenangkan.

"Kapan hyung? Aku benar-benar tak sabar ingin bersepeda bersama disana." Taehyun tanpa sadar bertingkah seperti anak kecil hingga membuat yeonjun gemas ingin mencubiti kedua pipinya.

"Aku akan bertanya pada yang lain nya dulu. Akan ku usahakan secepatnya." ucap Yeonjun yang dibalas anggukam paham dari Taehyun.

"Aku ke kantin sebentar, ne? Rasanya perutku sudah mulai lapar. Hehehe. Ingin kubelikan sesuatu Taehyun-ah?"

"Tidak hyung. Aku belum lapar."

"Ah baiklah. Aku akan kembali secepatnya." setelah itu Yeonjun mulai pergi meninggalkan Taehyun sendiri.

Ketika akan menuruni tangga, ponsel Yeonjun berbunyi dan memaksa Yeonjun untuk menghentikan langkahnya. Ia mengeryit ketika sebuah nomor Tak dikenal menelpon nya.
Meskipun ragu namun pada akhirnya ia menjawab panggilan tersebut.

"Hallo."

Hening. Tak ada suara apapun pada panggilan tersebut.

"Hallo? Siapa ini?"

Namun lagi-lagi hening.

"Yak. Jangan becanda, eoh. Ini tak lucu." Yeonjun rasanya benar-benar kesal ketika tak ada sahutan dari si penelpon.

Ia lantas menutup panggilan nya dan menyimpan kembali ponselnya di dalam saku.

"Apa apaan itu? Apa aku sedang dikerjai. Ah ini pasti ulah Huening." gerutunya.

Ketika Yeonjun akan menuruni anak tangga pertama. Tiba-tiba seseorang mendorong Yeonjun dengan keras hingga membuat tubuh Yeonjun Terdorong kedepan dan terjatuh.

BRRAKKKKKK!!!

Tubuhnya berguling dengan cepat beberapa kali hingga sampai di anak tangga yang terakhir.
Tubuh Yeonjun tergeletak dilantai. Napasnya perlahan mulai melemah disertai dengan darah yang mengalir di keningnya dan beberapa luka lebam ditubuhnya.

"Tolong aku" lirih yeonjun.

pandangan Yeonjun perlahan mulai memburam dan setelah itu semuanya benar-benar gelap.




"YEONJUN HYUNG!!"








Continue Reading

You'll Also Like

95.3K 6.4K 27
menceritakan tentang remaja yang di usir oleh warga desa karena di fitnah mencuri oleh keluarga kandungnya sendiri. mampukah ia melewati masa sulitny...
176K 15.3K 108
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
1.1M 117K 55
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
2.2M 108K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...