GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]

By PoppiPertiwi

42.8M 3.4M 5.1M

GALAKSIKEJORA by PoppiPertiwi | Bagian 2 atau Sekuel novel Galaksi. Dapat dibaca terpisah Selamat membaca kis... More

RAVISPA
KEJORA: KEMBALINYA MEREKA
1. LORONG UTAMA SMA GANESHA
2. BS (Belakang Sekolah) 1
3. BS (Belakang Sekolah) 2
4. PUKUL RATA (1) + FILM GALAKSI
6. USAHA PERTAMA
7. FLASHMOB SMA GANESHA
8. PILIH GALAKSI ATAU KRIS?
9. RAVISPA ANGKATAN 9
10. MUDAH JATUH CINTA, MUDAH JUGA KEHILANGAN
11. SURAT KEJORA & JARGOM
12. JANJI
13. PUJANGGA BUNGA KRISAN
14. KEHILANGGANNYA
15. AKU, KAMU & DIA
16. API UNGGUN & BENCI
17. DIA TIDAK BAHAGIA DENGANMU
18. PERISAI
19. RAVISPA, AVEGAR, & JARGOM
20. DI TEPI JALAN
21. PIRAMIDA
22. TITIK TERENDAH
23. ORIGAMI
24. MALAM PERAYAAN
25. DEKAP LUKA
26. MUTIARA
27. DI ANTARA GALAKSI & SARAH
28. MAAF RA
29. JATUH CINTA (LAGI)
30. SEMOGA BAHAGIA RA (PUTUS)
31. BERBALIK ARAH
32. REMEMBER
33. SIAPA
34. You Were Beautiful
35. Something New
36. SARAH AMEIRA
37. KEJORA, GALAKSI & SARAH
38. TELL ME THE TRUTH
39. KEJORA & SARAH
40. BIANGLALA & SI CANTIK KEJORA
41. PUTUSNYA GALAKSI ALDEBARAN & SARAH AMEIRA| YOURS
42. SUNMORI RAVISPA
43. ANTAR KETUA
44. KEMBALINYA AVEGAR
45. LINDUNGI SEKOLAH KITA!
46. BALIKAN? [OPEN MEMBER GRUP & RULES]
47. AWAL BARU MENJADI PACAR KETUA GENG 18 MEI (VOTE & INFO PO BAJU RAVISPA)
48. KONVOI, GRAFITI RAVISPA & SEBUAH KEJADIAN
49. RUMAH SAKIT
EXTRA PART GALANG GANESWARA | THE CHICAGO ELIFE PRINCE | RAVISPA 9
50. LIGHT IT UP: BERDAMAI DENGAN MASA LALU
51. SELAMAT DATANG AYAH
52. MIRACLE & TERBUKA
53. HEARTBEAT & FANI MALANI
54. RASA YANG PENTING
55. HIS LITTLE SECRET & CONFESSION
56. CHOOSE HER (SARAH)
57. AMERIKA & MAAF RA [PROSES PENERBITAN]
VOTE COVER NOVEL GALAKSIKEJORA + GIVEAWAY
58. GALAKSIKEJORA + INFO PO NOVEL GALAKSIKEJORA TGL 2 DESEMBER
FOR NEXT STORY: GALANG & GHEA

5. PUKUL RATA (2)

764K 64.1K 51.9K
By PoppiPertiwi

5. PUKUL RATA (2)

Satu dari kami terluka. Ribuan di antara kalian dalam bahaya.
— Galaksi Aldebaran

“Lo mau apain rambut adek gue Lak?” Bams mengerutkan keningnya melihat Galaksi sedang menguncir dan menjalin rambut adik perempuannya. Seperti Abang yang sangat sayang pada adik perempuannya.

“Oh ini katanya Beby mau diiketin rambutnya.”

Beby. Adalah nama adik paling kecil Septian.

“Emang lo bisa, Lak?” Bams menunjukkan muka tak yakin.

“Iya bisalah. Ngeraguin gue mulu.”

Tadi Bams menjemput adiknya pulang dari les yang diadakan di sekolahnya. Bams yang bermula ragu mengantar adiknya pulang karena rumah dalam keadaan sepi dan gelap pun mengajak Beby ke Warjok—bermaksud untuk menjaganya agar tidak ketakutan di rumah sendiri. Namun keputusan itu justru disesali Bams sekarang karena semua cowok yang ada di Warjok malah melamar akan menjadi calon pacar adik perempuannya. Bahkan Nyong sejak tadi menyogok Bams dengan mie yang ditolak Bams mentah-mentah.

“Bang Galaksi mau gak nanti jadi pacar Beby?” Beby bertanya dengan kedua mata berkilaunya. Seketika itu Galaksi langsung teringat Kejora. Sedang apa perempuan itu?

“Beby kan masih SD. Enggak boleh mikir pacar-pacaran. Nanti giginya ompong loh,” ujar Galaksi.

“Tapi Bang! Beby mau punya pacar kaya Abang! Soalnya Abang baik sama Abangnya Beby.”

Galaksi memegang kedua pundak perempuan dengan pakaian merah putih itu. “Tugas Beby itu sekarang belajar. Nanti kalau gak belajar Bang Bams sedih. Emangnya Beby mau liat Bang Bams sedih karena Beby mikir pacar-pacaran?” anak perempuan itu lantas menggeleng.

“Abang baik deh! Gak kaya temen Abang. Bang Septian kalau Beby tanya selalu diem kaya Abang-Abangnya Beby di rumah. Sebel! Kalau Beby tanya dia selalu pergi ke belakang. Dia benci sama Beby ya?”

“Beby,” suara Bams terdengar marah. “Jangan gangguin Bang Galaksi. Ayo pulang.”

“Loh kok cepet banget Bams? Kaya anak perawan aja lo pulang jam segini.”

“Ck gue mau nganter adik gue. Dia harus belajar. Besok kan masih sekolah, Lak.”

“Abang jawab dong! Emangnya Bang ganteng itu benci ya sama Beby?” tanya Beby pada Galaksi.

Galaksi langsung melirik Septian. Cowok itu memang dipanggil Bang ganteng oleh Beby. Septian sedang melamun di warung Bu Gendut. Jauh dari posko yang sedang didudukinya. Mungkin tak ada yang lebih mengenal Septian. Tapi Galaksi tahu cowok itu sedang sedih.

“Enggak, Beby. Bang ganteng itu gak benci sama kamu.” Lalu Galaksi merendah agar dengan telinga Beby. “Bang Septian itu pengen punya adik. Kaya Beby,” ujarnya lalu berbisik.

“Udah sana Beby cari Bang Septian dulu. Pamitan bilang mau pulang.”

“Lo gak pulang, Lak?”

“Enggak, Bams. Ntar aja. Yang lain masih pada rame di Warjok. Gak enak gue. Masa gue ketuanya gue pulang duluan?”

“Ah boong lo. Karena apa sih? Karena Kejora lagi?”

“Enggak Bams.”

“Bohong lo. Lagian lo sama Kejora gak baikan? Gue tau dia salah dan kesalahannya bagi lo gak bisa dimaafin tapi coba kasih kesempatan. Dia juga kan sering nyari-nyari lo. Dia gak pernah bilang alasannya ke lo?”

“Enggak tuh Bams. Takut paling.”

“Yah gimana gak takut tuh cewek. Dia datengin lo aja muka lo kaya udah mau ngajakin dia perang. Dia manggil lo aja lo langsung pergi. Dia ngomong sama lo aja lo balesnya sambil bentak-bentak atau marah-marahin dia. Man, cewek mana sih yang gak takut digituin?” Bams bertanya.

“Gue ikutin prinsipnya Asep. Gak suka campur-campurin urusan orang. Tapi lo.” Bams menunjuk Galaksi. “Sebagai manusia gak boleh lari dari masalah. Masalah itu bakal terus ada ngejar lo. Masalah itu akan selalu mengintai sebagai bayang-bayang atau diselesaikan.”

“Gue belum bisa maafin dia, Bams. Lo kan tau sendiri gue kaya apa.”

“Iya gue tau. Lo Galaksi Aldebaran yang gak suka dikhianatin.”

“Dia cuman jalan sama cowok, Man. Lo ini terhasut omongan temen-temen kalau dia itu cewek gak bener sempet ke penginapan, rumah, kostan cowok itu bahkan ke tempat-tempat tongkrong Frans tanpa sepengetahuan lo. Kita semua tau berita itu setelah kabar kalau orangtua Kejora bangkrut karena korupsi.”

“Gue pulang dulu, Bos. Semoga otak lo bisa jalan.”

Galaksi melihat Bams pergi menjauh menjemput adiknya yang sedang tertawa digendong Jordan—mereka sedang menggoda Septian dan Guntur.

“Eh Bebyyy. Sama Abang Nyong ajalah jangan sama Septian. Nanti Abang ajak kau ke Ambon ketemu sama Tete nya Abang!” suara dialek Ambon Nyong bahkan terdengar sampai sini.

“Hah apa? Tete? Wahhh anjir parah lo ngajarin anak kecil yang enggak-enggak!” Oji tertawa di sampingnya.

“Tete itu di Ambon sebutan Kakek, Ji. Opa atau Datuk. Kau ini bagaimana sih?” Nyong membalas lalu tertawa.

“Makanya kau kalau pas pelajaran Bahasa Indonesia jangan bolos terus Ji!”

“Bolos itu apa Bang?“ tanya Beby membuat Bams yang berdiri di belakang Jordan melotot pada Nyong dan Oji.

“Eh! E—enggak apa-apa kok. Beby udah malem. Pulang yaa... pulang...”

Bams semakin melotot karena adiknya diusir. Sementara Nyong dan Oji menatap Bams ngeri.

“Awas lu ngusir-ngusir adik gue. Pulang lewat mana lo hah?”

“Ampunnn Bangg! Serem amat itu mata lo jatuh ntar melotot mulu!” ujar Nyong.

“Ayo Beby pulang. Besok harus sekolah,” ujar Bams mengambil Beby yang digendong Jordan untuk turun.

Galaksi mengecek ponselnya. Tadi pagi sebelum masuk sekolah. Guntur memang memberinya sebuah pesan singkat karena hape cowok itu kehabisan kuota.

Guntur Gutama: Frans Arifin. Kelas XII IPS 2. Enaknya diapain nih Bos?

****

“Bang Batra?” Kejora masuk ke dalam rumah barunya.

Tidak ada siapa pun di dalam. Rumah kecil yang letaknya ada di pinggir kota ini tampak begitu sunyi. Matahari sudah hilang di pelupuk langit. Hanya ada desir angin melambai di kain dekat jendela ungkit.

“Bang Batra, Kejora pulang...”

“Bang Batra apa-apaan sih?!” Kejora berteriak melihat Batra duduk di sofa dalam. Terlihat sedang mabuk. Ada botol minuman di tangan dan meja kayu depannya. Hidup susah membuat Abangnya berubah. Bukan hanya Abang. Tapi semuanya berubah. Mulai dari keluarga, Ayah, Ibu, Abang dan kehidupannya di sekolah bahkan pacarnya sendiri. Semuanya seolah menjauh. Mengusir Kejora dari hidup mereka.

“KALAU ABANG GAK KUAT SAMA HIDUP KITA YANG SEKARANG JANGAN KAYA GINI!”

“Hahaha, adik Abang udah pulang? Mama mana?” tanya Batra dengan suara mabuk membuat Kejora menepis tangannya yang hendak mengusap pipinya. Suasana temaram di antara semakin mencekam.

“Abang itu kapan sadarnya sih? Mama udah pergi! Nikah sama orang lain ninggalin kita ke Bandung karena Papa masuk penjara!” suara Kejora makin tinggi.

“Abang itu kapan bangunnya?! Kita cuman tinggal berdua sekarang Bang!”

Batra diam. Mukanya merah. Laki-laki itu lalu mengambil botol alkohol berwarna hijau yang ada di genggamannya dan memecahkannya di lantai. Membuat pecahannya berserakan di lantai. Hal itu membuat Kejora menatapnya dengan tatapan kosong. Perbuatan-perbuatan kasar ini sudah biasa di rumahnya. Kejora tak perlu takut menghadapinya.

“Kamu mau Abang pukul?!”

“pukul aja!”

“PUKUL KALAU ABANG BERANI!”

Batra setengah mabuk berdiri. Matanya merah. Sebelah tangannya menjambak rambut Kejora kuat-kuat lalu tangannya memukul tepat di wajah Kejora. Pukulan itu kuat. Seperti meladeni lawan laki-laki. Sudut mata Kejora memerah lalu perempuan itu didorong hingga dahinya terbentur asbak di atas meja.

“Mana uang kamu?” Batra merebut tas Kejora.

“Gak mau Bang! Itu uang sekolah Kejora!” Kejora merebut tasnya dari tangan Batra.

“Mana sini mau gue pake judi!” Batra membentak dengan suara kasar. Mengambil tas Kejora. Lalu membawa kabur uang yang ada di dompet Kejora. Kejora terduduk di lantai. Menahan dengan mati-matian air matanya. Sakit di tulang dekat matanya membuat Kejora meringis kesakitan. Dahinya pun berdarah.

Semuanya telah hilang. Bahkan Abangnya sekalipun pergi.

****

Malam ini sepertinya akan hujan. Seorang gadis dengan pakaian putih abu-abu tengah duduk di halte dengan ekspresi putus asa. Dulu Batra tak pernah bersikap kasar padanya. Tapi semenjak Ayahnya masuk penjara. Batra jadi suka marah-marah, pulang-pergi malam, minum-minum bahkan berteman dengan Frans.

“Malem-malem gini ngapain masih di halte?”

Kejora tidak peduli dengan suara itu.

“Gak baik loh cewek sendirian malem-malem gini di halte. Apalagi masih pake baju SMA.”

“Kayanya lagi sedih boleh gue hibur gak?” tanya Kris. Kejora tersentak saat ada tangan yang membuka rambut yang menutupi wajah dan pipinya. Saat Kejora menoleh. Kris ada di depannya. Duduk di sebelahnya. Menatap Kejora yang baru saja habis menangis.

“Makanya kalau diajak jalan malem itu mau. Jadi nangis gini kan?”

“Lo ngapain di sini?” tanya Kejora.

“Kebetulan gue lewat terus liat lo. Itu motor gue.”

“Mana?”

“Itu.”

Kris menunjuk motornya yang terparkir di dekat halte.

“Terus kenapa lo duduk di samping gue?”

“Nungguin lo dong. Nanti kalau lo diapa-apain sama orang gimana? Tadi ada yang hampir mampir ke sini tapi gak jadi karena gue suruh pergi.”

“Masa sih?”

“Iya.” Kris berusaha menyakinkan. Lalu Kris menerawang.

“Katanya bahagia dan sedih itu satu paket. Kalau lagi sedih harus inget hal-hal yang buat lo bahagia. Kalau lagi bahagia harus inget sama hal-hal yang pernah buat lo sedih. Karena sedih itu juga anugrah.”

“Oh ya?”

“Iya. Kaya kata gue. Karena bahagia dan sedih itu satu paket. Gak ada sedih lo gak bisa bahagia. Gue yakin kok orang-orang yang sayang sama lo gak suka liat lo sedih, Ra.”

“Kenapa lo bisa seyakin itu?”

Kris mengangkat bahu. “Mungkin karena lo, Ra.”

“Kalau di sekolah sama di luar lo beda banget ya Kris? Kalau di luar lo baik. Kalau di sekolah idih amit-amittt!”

Kris tertawa, “Ahahaha! Bisa aja lo.”

“Gue mau cerita sama lo, Ra.” Kejora menoleh pada Kris.

“Kenapa kalau daun itu jatuh ke bawah bukan ke atas?”

“Kenapa? Kan emang daun itu jatuh ke bawah bukan ke atas. Gaya gravitasi bumi.”

“Salah, Ra. Masa segitu aja gak bisa jawab sih? Katanya lo juara umum SMA Ganesha?”

“Ih apa sih maksud lo?!”

“Masa mikirnya gaya gravitasi. Ya salahlah Ra.”

“Terus yang bener apa?”

“Pohon itu emang sengaja buat daun-daunnya jatuh ke bawah. Supaya apa? Supaya bisa tumbuh yang baru lagi. Jatuh untuk bangkit. Kalau lo lagi ngerasa jatuh. Lo harus bangkit. Lo gak boleh sedih-sedih terus. Sedih itu gak baik buat pikiran lo.”

“Nih ambil daun mangga. Anggep aja hadiah dari gue supaya lo gak sedih lagi.” Kris memberi Kejora daun mangga yang tadi ada di kursi halte. Mungkin saja jatuh dan terbang hingga kursi.

“Gue bukan temen yang baik, Ra. Jangan berpikir kaya gitu.”

Kris seolah tahu apa yang ada di pikiran Kejora saat ini. “Gue ini musuh lo karena lo pacar ketua geng Ravispa. Tapi kadang musuh adalah teman yang baik untuk diajak curhat, kan?”

“Kejora!” suara berat itu membuat Kejora menoleh saat tadi sempat menatap kedua mata Kris lekat-lekat. Seorang murid laki-laki sedang duduk di atas motornya—menatap Kejora. Kejora yang ditatap seperti itu salah tingkah dan bergerak menuju ke arah Galaksi. Tapi Galaksi tak mengatakan apa pun. Kedua mata lelaki itu menatapnya tajam. Galaksi marah. Kejora sadar betul dengan hal itu. Cowok itu menatap ke arah depan tanpa mau menatapnya lagi.

“Gal...”

“NAIK!” bentak Galaksi membuat Kejora tahu bahwa Galaksi juga cemburu.

****

Semenjak hari itu Galaksi tambah berubah. Kejora merasakan bahwa Galaksi menjauhinya. Cowok itu bahkan tidak mau menatapnya. Ketika Kejora memanggilnya Galaksi selalu pergi tanpa mau repot-repot menoleh. Sudah segala upaya Kejora lakukan agar hubungan mereka membaik dari mengajak Galaksi mengobrol, mengunjunginya ke kelas atau kantin tapi cowok itu selalu saja menjaga jarak dan pergi dengan muka datar.

Pagi tadi Kejora melihat Galaksi membonceng seorang perempuan. Mereka datang ke sekolah bersama-sama. Tangan perempuan itu bahkan memeluk Galaksi dari belakang. Siapa lagi kalau bukan dengan Sarah?

“GAL! Ada yang mau aku omongin.”

“Gal!” Galaksi tak mengiraukannya.

“Gal! Ada yang mau aku omongin sama kamu!”

“Gak usah sok manis lo,” kata Galaksi melewati Kejora di lorong sekolah.

“Gal sebentar aja. Aku tau kamu marah sama aku. Aku udah ke rumah kamu tapi kamu gak pernah ada. Aku udah ngirim pesan ke kamu tapi gak pernah kamu baca. Aku ke kelas kamu katanya kamu bolos. Aku udah cari kamu ke kantin sambil manggil-manggil kamu tapi kamu gak pernah mau bicara sama aku. Aku selalu naruh nasi bungkus di laci kamu tapi selalu kamu kasih ke Jordan. Kamu bener-bener udah gak mau maafin aku Gal?”

“Kalau gue gak mau maafin lo kenapa?” Galaksi balik bertanya. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Membuat Kejora menatap wajah laki-laki itu. Sayu seperti kurang tidur. Kini tak ada lagi tatapan hangat itu di kedua mata Galaksi. Kenyataan bahwa hati cowok itu telah terbelah.

“Aku denger kamu sering sama Sarah belakangan ini. Bener?”

“Bener,” jawab Galaksi lugas. Menatap lurus pada kedua mata Kejora.

”Aku denger kamu sering jalan bareng dia. Bener?”

“Bener.” Sekali lagi Kejora harus membesarkan hatinya. Agar tak ada air mata yang jatuh di depan Galaksi.

“Aku denger kamu ngajak Sarah dateng ke ulang tahun temen kamu sebagai pasangan kamu. Bener?”

“Bener. Apa lagi yang mau lo tau?” suara Galaksi membuat kedua bahu Kejora turun drastis. Hilang sudah kebesaran hatinya setelah mendengar jawab itu dari Galaksi.

“Harusnya lo sadar kalau lo itu gak pantes sama gue. Harusnya lo tuh malu dan mikir sebelum jalan di belakang gue sama orang lain. Masih untung ada yang suka dan mau sama lo,” kata Galaksi jelas-jelas menusuk hati Kejora.

“Aku tau kamu lagi marah. Aku janji bakal perbaiki semuanya, Gal.”

“Udah terlambat. Lo gak bisa memperbaiki apa yang udah hancur.” Galaksi lalu pergi setelah mengatakan itu. Tapi tadi cowok itu sempat melihat ada luka lebam di dekat mata Kejora dan dahinya. Galaksi tahu persis itu bekas pukulan.

Dia dipukul siapa?

****

“Bams adik lo si Bedul mau masuk Ravispa?” tanya Septian.

“Mau katanya,” balas Bams cuek.

“Eh katanya ada anak baru tuh. Namanya Galang. Junior masih kelas sebelas. Denger-denger nih katanya dia udah masuk BK lima kali. LO BAYANGIN DIA MASUK BK LIMA KALI DALAM SEMINGGU BRE?! Bu Dayu kekeuh gak mau ngeluarin dia dari sekolah tuh,” suara Guntur menarik perhatian teman-temannya.

“Serius lo?” tanya Jordan.

“Serius lah. Bu Dayu gak mau keluarin Galang dari sekolah karena katanya Bu Dayu mau mendidik dia. Kalau kesalahannya si Lorenzo kan fatal tapi kalau Galang cuman bolos sama terlambat doang. Mungkin mau dididik biar jadi anak alim kaya Asep.” Lirikan mata Guntur membuat Septian menoleh tajam.

“Eh canda bosquu canda!” Guntur nyengir lalu tertawa pada Septian.

“Untung gue bukan anak alim,” cemooh Oji sambil tertawa melirik Septian.

Ketujuhnya sedang bersender di dinding dekat pintu koridor setelah makan-makan di kantin. Sementara itu Nyong masih asyik menggoda para perempuan yang lewat. Mulai dari guru, adik kelas, teman sekelas bahkan siswi-siswi SMA Jatinegara.

Mbok jamu baca cerita
Cuman Eneng yang Abang cinta.”

“IIIIHH JIJIK BANGET YA NYONG??!” suara Katty—anak kelas sebelas terdengar nyaring dengan nada kebarat-baratan. “GUE ITU GAK SUKA YA SAMA YOU! HUSH SANA JAUH-JAUH YOU DARI I DASAR DEKIL ANOA!”

“Masa lo dikatain dekil Anoa si Nyong? Parah banget dah ini cewek bule tau aja,” balas Bams sambil tertawa.

“EH!! LU TUH HARUSNYA MEMBELA GUE BAMS! BUKANNYA MALAH IKUT-IKUTAN SI KATTY!” Nyong mendengkik marah.

Guntur ngakak di sebelah. “Udah you sana. Hush hush manja,” katanya sambil melambai pada Nyong.

“LAGI SEKALI LO BILANG KAYA GITU GUE ADUIN KEPALA SEKOLAH YOU DASAR DEKIL ANOA!” kata Katty lagi lalu pergi menjauh.

“Yeee dasar kang ngadu! Cantik juga masih cantikan Febbi!”

“Eh hati-hati lo Nyong. Kepala sekolah itu pamannya dia. Sebelum lo buat tuh cewek kenapa-napa. Lo duluan yang dikeluarin dari sekolah,” ujar Oji.

“Dasar bule. Nih gue bule lokal gak sombwong!” kata Nyong.

“Nyong lo diem apa gue seret lo ke kelas?” ancaman Septian membuat Nyong menciut.

“Eh jangan Sep! Jangan! Gue masih betah hidup kok! Nihhh buktinya!” ucap Nyong merangkul cowok bermuka dingin itu agar tak menatapnya seperti itu. Jujur Septian sedang malas melihat Nyong menggoda para cewek yang lewat. Seolah cewek-cewek itu tak ada harganya di mata Nyong.

Sementara Galaksi masih berdiam diri sambil memutar-mutar tongkat baseball-nya. Sibuk dengan isi kepalanya sendiri. Memikirkan banyak hal termasuk mata dan suara Kejora yang menunjukkan bahwa perempuan itu sedang butuh istirahat bukan sekolah.

Galaksi melihat Kejora dengan seorang cowok di lorong. Keduanya tampak berbicara serius. Dari pantauan Galaksi. Kejora sedang tertawa dan cowok itu mengelus sayang rambut Kejora. Hal itu membuat kedua tangan Galaksi mengepal, geram. Laki-laki lain bisa membuat Kejora tertawa sementara Galaksi hanya membuatnya sedih.

Tapi bukannya itu bagus? Itukan yang diinginkan Galaksi selama ini?

“Lo kan yang namanya Jordan?” Kris dan rombongannya datang memenuhi lorong kelas dua belas.

“Iya gue Jordan. Kenapa emangnya?” tiba-tiba tanpa bisa diprediksi. Kris menghajar Jordan membuat kepala Jordan terbentur dinding. Suaranya membuat orang-orang yang ada disekitar memekik termasuk Kejora yang sedang mengobrol dengan seorang adik kelas.

“KURANG AJAR LO! LO NYAKITIN HATI TEMEN GUE SI BRIGITHA!” Kris adalah teman Brigitha—juga teman di sekolah mereka sebelum harus belajar di SMA Ganesha. “Dia nangis! Gue aja gak pernah bikin dia nangis!”

“E bangsat lo ya!” Galaksi memukul Kris ke belakang membuat cowok itu dipegang teman-temannya. Sementara Jordan seketika merasa pusing karena kepalanya terbentur cukup hebat di dinding. Membuat Septian membantunya berdiri dengan benar.

“Apa maksud lo dateng-dateng mukul si Jordan?” tanya Galaksi.

"Lo tanya nih sama temen lo ini. Dia mutusin Brigitha besoknya bilang kalau dia masih sayang sama Lala. Emang dikasih hati minta jantung!” suara menggebu-gebu Kris membuat Galaksi menghajarnya lagi. Kali ini lebih banyak dari tadi. Membuat perut Kris sakit karena pukulan kuat Galaksi.

“Jelaslah Jordan mutusin Brigitha orang tuh cewek juga punya cowok lain di luar. Lo pikir temen gue ini gak tau? Mulut aja manis sayang-sayang alisnya kaya sampah!”

“BACOT LO!”

Perkelahian itu terjadi begitu panjang antara anak-anak SMA Ganesha dan Jatinegara. Juga tentang Ravispa dan Jargom. Mereka saling tak mau kalah dan terus ingin melawan. Agar menang. Lorong besar itu penuh seketika ketika anak-anak Ravispa yang mendengar itu langsung datang dan melompat untuk membalas perbuatan Kris dan teman-temannya. Adegan baku hantam itu terjadi hingga pintu loker dekat sana rusak. Membuat beberapa orang luka-luka karenanya.

“Lo boleh main-main sama gue Kris. Tapi kalau sama temen-temen gue. Lo harus habis di tangan gue!” itu suara Galaksi saat Kris terjatuh ke bawah dan ingin kabur namun Galaksi tak memberikannya kesempatan.

“Satu dari kami terluka. Ribuan diantara kalian dalam bahaya,” ucap Galaksi. “Lo main kroyok? Kita bisa lebih brutal, Man!”

“GALLL STOPP!!” itu suara Brigitha. Memeluknya agar tak memukul Kris lagi.

“Udah Kris jangan dilanjutin,” itu suara Kejora. Galaksi berhenti. Menatap Kejora tidak percaya karena perempuan itu malah membantu Kris ketimbang berada di pihaknya.

Suara peluit Pak Dandang dan Pak Nurdin membuat baku-hantam itu berhenti seketika. Tapi kedua mata Galaksi masih tertuju pada Kejora dan Kris. Kejora bahkan memapah Kris agar bisa berdiri sementara Septian dan Jordan menjauh.

“Kenapa lo nolongin dia Ra?!” tanya Galaksi.

“Karena dia udah nolongin gue dan buat gue gak sedih lagi kaya yang lo lakuin ke gue, Gal,” balas Kejora.

****

AN:

UPDATE FAST YAY OR NO?

SPAM NEXT UNTUK LANJUT

TIM GALAK / KRIS??

TIM KEJORA / SARAH??

TIM GALANG ATAU TIM LEO?

Follow Instagram:
PoppiPertiwi
Wattpadpi
Galaksikejora
Ravispa

GalaksiAldebaran
KejoraAyodhya

Jordanaditama
Septianaidan
Gunturgutamaa
Bamsadnyana
Ojianuraga
Nyongbakarbessy
Krishagrid
Jargomteam

Jangan lupa tunggu film Galaksi dan Mozachiko. Novel Galaksi dan Mozachiko masih ada di seluruh gramedia Indonesia! Yuk jemput mereka baru nonton filmnya nanti. Vomment, share, dan cinta cerita GALAKSIKEJORA juga yaa! TIM GERCEP DAN SELALU VOMENT MANA SUARANYA??

TIM NUNGGU FILM MOZACHIKO MANA?

TIM NUNGGU FILM GALAKSI MANA?

Ini Galaksi

Ini Kris

Salam sayang, semangat dan cinta dari Poppi Pertiwi!! <33

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 286K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
433K 22.7K 35
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
3.9M 231K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
559K 37.9K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...