She Owns the DEVIL Prince βœ… [...

By daasa97

35.5M 2.9M 474K

[SEQUEL MY BASTARD PRINCE | Bisa dibaca terpisah] BUKU SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA; PART DI WATTPAD MASIH LENG... More

She Owns the DEVIL Prince
C A U T I O N
B L U R B
She Owns the DEVIL Prince | Part 1 - The Race
She Owns the DEVIL Prince | Part 2 - Victoria Cercadillo
WAJIB BACA BUAT YANG MASIH BINGUNG.
She Owns the DEVIL Prince | Part 3 - First Falling
She Owns the DEVIL Prince | Part 4 - How much your price?
PENTING, BACA!!!
She Owns the DEVIL Prince | Part 5 - Domino Effect
She Owns the DEVIL Prince | Part 6 - First Meet
She Owns the DEVIL Prince | Part 7 - The Cinderella's Boss
- Leonidas's Cast-
She Owns the DEVIL Prince | Part 8 - Wounds and Healers
Aurora's Cast
She Owns the DEVIL Prince | Part 9 - the Weight
attention
She Owns the DEVIL Prince | Part 10 - Jet Lag
She Owns the DEVIL Prince | Part 11 - Rejection
PRIVATE CHAPTER - HOW TO READ?
MEET THE CHARACTER : XAVIER MATTHEW ADAMS
MEET THE CHARACTER : AURORA REGINA, the Wallflower
She Owns the DEVIL Prince | Part 12 - Relaxing
She Owns the DEVIL Prince | Part 13 - a Scandal, Trick & the Way [1]
β€’ pers conference β€’
She Owns the DEVIL Prince | Part 14 - His Mom
She Owns the DEVIL Prince | Part 15 - a Scandal, Trick & the Way [2]
She Owns the DEVIL Prince | Part 16 - a Scandal, Trick & the Way [3]
She Owns the DEVIL Prince | Part 17 - a Scandal, Trick, & the Way [4]
She Owns the DEVIL Prince | Part 18 - Really, Xavier?
info penting
She Owns the DEVIL Prince | Part 19 - Mine [1]
β€’ pemberitahuan penting β€’
She Owns the DEVIL Prince | Part 19 - Mine [2]
She Owns the DEVIL Prince | Part 20 - this is Crazy!
sedikit revisi
She Owns the DEVIL Prince | Part 21 - Xavier's
She Owns the DEVIL Prince | Part 22 - the Emotions
*pengumuman update*
She Owns the DEVIL Prince | Part 23 - Heartbeats
She Owns the DEVIL Prince | Part 24 - Steal My Girl
*pengumuman update*
She Owns the DEVIL Prince | Part 25 - Perfect Area
PENGUMUMAN PENTING!!
She Owns the DEVIL Prince | Part 26 - This is not true
She Owns the DEVIL Prince | Part 27 - He Knows
*pengumuman penting*
She Owns the DEVIL Prince | Part 28 - a Little Secret
She Owns the DEVIL Prince | Part 28 - a Little Secret [Revisi]
She Owns the DEVIL Prince | Part 29 - I don't like it
- info update -
She Owns the DEVIL Prince | Part 30 - Come Back Home
the Angels [Characters Introduction]
She Owns the DEVIL Prince | Part 31 - Twice Surprise
She Owns the DEVIL Prince | Part 32 - So It Begins [1]
PENTING! BACA REVISI : "She Owns the DEVIL Prince | Part 32 - So It Begins [2]"
She Owns the DEVIL Prince | Part 32 - So It Begins [2] - REVISED -
She Owns the DEVIL Prince | Part 33 - Ceasefire
She Owns the DEVIL Prince | Part 34 - Take Control
- Information -
Penting!
She Owns the DEVIL Prince | Part 35 - It's like a dream
She Owns the DEVIL Prince | Part 36 - The Strom
She Owns the DEVIL Prince | Part 37 - My Everything
She Owns the DEVIL Prince | Part 38 - Love Me Harder
[Info Penting]
She Owns the DEVIL Prince | Part 39 - Is This a Dream?
Info part 40
Penghapusan - Wajib Baca
She Owns the DEVIL Prince | Part 40 - Fight me
Attention | Please read!
She Owns the DEVIL Prince | Part 41 - I Don't Wanna Go
She Owns the DEVIL Prince | Part 42 - Open Up to Me
Dy kapan update?
Pengumuman Update!!!
She Owns the DEVIL Prince | Part 43 - Shadows of the Past
She Owns the DEVIL Prince | Part 44 - What Should I Choose?
She Owns the DEVIL Prince | Part 45 - Denial
She Owns the DEVIL Prince | Part 46 - What's wrong? He is my Son
She Owns the DEVIL Prince | Part 47 - I Don't Need You [1]
She Owns the DEVIL Prince | Part 47 - I Don't Need You [2]
She Owns the DEVIL Prince | Part 48 - Forgive Me [1]
She Owns the DEVIL Prince | Part 48 - Forgive Me [2]
She Owns the DEVIL Prince | Part 49 - Mine
She Owns the DEVIL Prince | Part 50 - Pinky Promise
She Owns the DEVIL Prince | Part 51 - Hey, I miss you.
She Owns the DEVIL Prince | Part 52 - Let's End Up Now
She Owns the DEVIL Prince | Part 52 - Let's End Up Now [2]
She Owns the DEVIL Prince | Part 53 - A Choice
- Hola, Ask & Info!-
She Owns the DEVIL Prince | Part 54 - He Never Need it
Hola!
Sorry πŸ™
She Owns the DEVIL Prince | Part 55 - The Darkest Shadow
She Owns the DEVIL Prince | Part 56 - Forgive Me bag. 1
She Owns the DEVIL Prince | Part 56 - Forgive Me bag. 2
She Owns the DEVIL Prince | Part 57 - This Can't Be Like This Part 1
She Owns the DEVIL Prince | Part 57 - This Can't Be Like This Part 2
About She Owns the DEVIL Prince
She Owns the DEVIL Prince | Part 59 - She always choose you
She Owns the DEVIL Prince | Part 60 - Just Sleep, Baby.
She Owns the DEVIL Prince | Part 61 - A Plan
She Owns the DEVIL Prince | Part 62 - A Vow
She Owns the DEVIL Prince | Part 63 - Turning Point
She Owns the DEVIL Prince | Part 64 - The Devil Arise
She Owns the DEVIL Prince | Part 65 - End of Story [1]
She Owns the DEVIL Prince | Part 65 - End Of the Story [full chapter]
She Own the DEVIL Prince - Attention, please?
She Owns the DEVIL Prince | Part 66 - The Party
She Owns the DEVIL Prince | Part 67 - Everything I Need
She Owns the DEVIL Prince | Part 68 - I Just Don't Know
She Owns the DEVIL Prince | Part 69 - Victoria
Before update.
She Owns the DEVIL Prince | Part 70 - The Truth
She Owns the DEVIL Prince - Pers Conferrence✨
She Owns the DEVIL Prince | Part 71 - I'm Only Human
She Owns the DEVIL Prince | Part 71 - I'm Only Human [full chapter]
She Owns the DEVIL Prince | Part 72 - She Owns the DEVIL Prince
[NEW STORY] SHE OWNS THE DEVIL PRINCE BOOK II : SHE BELONGS TO THE PRINCE
VOTE COVER NOVEL
Pre Order - She Owns The DEVIL Prince

She Owns the DEVIL Prince | Part 58 - The Bomb

196K 25.7K 4.6K
By daasa97

HAPPY READING!

JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA YA!!!

Absen dong, yang masih bertahan dari mana aja asalnya!

"MANA BOLEH BEGITU! TIDAK BISA! KAU SUDAH PERNAH BERJANJI PADAKU, ASAL AKU MENURUT, KAU AKAN MENGEMBALIKAN VIC, GRANDPA!" bentak Aurora sebelum membanting ponselnya.

Setelah itu tangis Aurora pecah. Ini tidak boleh... Ini tidak bisa... mana bisa mereka menyerah pada Vic begitu saja?!

Aurora benar-benar kalut. Dia bahkan sudah tidak lagi memedulikan pegawai siapa yang dia perintahkan ketika dia mengatakan, "Putar balik. Kita langsung ke Mount Sinai Beth Israel Hospital saja," ucap Auora sembari berusaha menyeka air matanya.

Tapi tidak bisa. Air matanya tetap saja keluar.

***

Playlist : Shawn Mendes - Roses

Playlist kamu :

***

Sementara itu di sisi yang lain, Xavier Leonidas terlihat baru saja terlihat keluar dari lift yang berhenti di lantai tempat rapat akan dilangsungkan. Kenneth bersamanya, lelaki ini memang juga ikut turut serta dalam proyek ini.

 Christian dan juga beberapa bodyguard dan pegawai juga terlihat mengikuti di belakang Xavier. Beberapa dari mereka memang sudah menunggu kedatangan Xavier di helipad atas gedung.

"Selamat siang, Sir...." itu sapaan Kendra, sekretaris baru Xavier yang dipekerjakan untuk menggantikan Aurora. Kendra adalah wanita cantik asal Rusia, berambut pirang dengan mata hijau. Saat ini Kendra terihat tersenyum sebelum mengangguk hormat kepada Xavier beberapa langkah sebelum mereka tiba di depan pintu ruang meeting.

"Apa pihak William Enterprise sudah datang?"

Xavier langsung bertanya sembari terus berjalan menuju ruang meeting. Kendra juga begitu. Wanita langsung berjalan di sisi Xavier sembari menjelaskan detail-detail yang sudah dia persiapkan untuk meeting kali ini.

Well, sebenarnya itu yang membuat Xavier merasa agak cocok dengan Kendra, wanita ini selalu bersikap profesional dan tidak pernah mencampur adukkan urusan apapun dengan pekerjaan. Dia jugas selalu berkerja dengan baik Kendra juga tidak seperti para sekretarisnya sebelum Ara yang selalu berusaha menggodanya.

Tapi sepertinya untuk kali ini Xavier memikirkan lagi ucapannya yang terakhir. Karena pemikiran Xavier tentang Kendra yang tidak pernah berniat menggodanya seperti tidak sesuai dengan gerakan tangan Kendra yang langsung bergelayut di lengan Xavier beberapa saat sebelum lelaki itu memasuki ruangannya malah tampak seperti sebaliknya. Ayolah... apa lelaki ini tidak menyadarinya? Karena bahkan Kenneth Stevano yang masih masih ada di belakang Xavier saja langsung mengernyitkan kening.

Itu bukan hal yang biasa seorang sekretaris lakukan pada atasannya. Sudah sangat jelas sekali jika wanita ini tertarik pada Xavier Leonidas.

"Dasimu belum rapi," ucap Kendra sembari tersenyum manis. Disaat yang sama Kendra juga langsung melepaskan cekalannya di lengan Xavier. Well, mungkin karena dia menyadari jika saat ini kilat mata yang tengah Xavier berikan padanya bukan jenis tatapan yang bersahabat.

Tapi tetap saja, tangan Kendra tetap bergerak ke arah leher Xavier untuk membenarkan dasinya. Apalagi Xavier tidak melarangnya. Xavier membiarkan Kendra melakukan itu sebelum bergerak masuk ke dalam ruang rapat. Dia tidak boleh membuang-buang waktu.

"Seperti Xander William memang berniat memperlihatkan jika dia tengah meremehkan kita."

Perkawilan dari pihak William Enterprise terlihat tengah menjelaskan proposal mereka di depan ketika Xavier mendengar Kenneth yang tengah duduk disampingnya membisikkan ini. Kali ini Xavier sepaham dengan Kenneth. Geez... Si busuk itu... Xavier benar-benar ingin mencincangnya! Xander memang musuhnya dari dulu, tapi Xavier tidak pernah menyangka jika Xander akan sebocah ini dengan menggunakan alasan dia harus mengadiri launching restoran barunya di Shanghai dan hanya mengirimkan perwakilannya kemari.

Ulangi... perwakilan. CEO dari perusahaan yang kini bisa Xavier katakan bukan apa-apa itu hanya mengirimkan perwakilan hanya karena alasan restoran disaat dirinya; Xavier Leonidas, the next CEO untuk Leonidas International bersedia membuang waktunya yang berharga untuk menghadiri pertemuan ini.

"Biarkan saja. Bukan Xander namanya jika tidak begitu," jawab Xavier dengan nada sok tak peduli. Berbeda dengan Kenneth, Xavier Leonidas tidak akan membiarkan siapapun menyadari jika tingkah menyebalkan Xander memengaruhinya. Hell... Memangnya Xander itu siapa?!

"Benar juga," timpal Kenneth. "Dari dulu dia juga sudah begitu. Jika tidak, mana mungkin dia berani-beraninya keluar dari grup kita dan malah masuk ke dalam Tygerwell."

"Ah, ada yang masih kesal rupanya," ucap Xavier sembari tersenyum mengejek. Well, jika dipikir-pikir, kenapa The Angels memusuhi Xander juga sebenarnya bukan tanpa alasan. Tapi sudahlah, lagipula itu juga cerita lama. Xavier sudah tidak mau membahasnya.

"Bukan begitu. Tapi aku masih heran, kenapa dengan Xander kau masih bisa bersikap biasa saja disaat kau bisa melihat sendiri betapa menyebalkannya dia. Sementara dengan Andr—"

"Jangan sebut namanya," potong Xavier cepat.

Kenneth langsung menahan senyum.

"Well, sepertinya ada yang masih kelas juga," ucap Kenneth bercanda. Sengaja membalas Xavier dengan kalimat yang sama.

Sayangnya candaan Kenneth sepertinya salah. Karena bukan hanya raut wajah Xavier yang berubah. Tetapi nada geram yang terasa ketika Xavier mengatakan, "memang. Karena aku masih lebih bisa menghargai seorang musuh yang menusukku dari depan dibanding sahabat yang menusukku dari belakang." Sudah cukup untuk membuat Kenneth diam.

Kenneth bahkan langsung memilih memilih memfokuskan kembali dirinya pada meeting itu, ketika tanpa sengaja pandangannya menatap Kendra, sekretaris Xavier yang baru. Kendra terlihat tengah duduk di sebelah Xavier, sibuk mengetik tiap poin-poin yang dia dengar sembari memerhatikan presenter di depan. Tapi sayangnya mata Kenneth terlalu jeli hingga dia masih bisa memergoki Kendra tiap kali wanita itu mencuri pandang ke arah Xavier dengan tatapan terpesona.

Kenneth langsung tersenyum kecut. Cih! Tentu saja.

Seharusnya Kenneth tidak perlu terkejut begitu dia mendapati anak salah satu petinggi Rusia yang pernah menjadi kekasihnya di Leonidas International School ini mau-mau saja menjadi sekretaris Xavier. Bukankah sudah sejak lama Kenneth tahu jika sudah lama sekali Kendra Mikhailov ini memiliki perasaan terhadap Xavier Leonidas? Hubungan mereka dulu juga berakhir karena itu.

Tapi rupanya sampai sekarangpun Kendra tidak terlihat akan menyerah pada Xavier. Dan si Leonidas ini....apa dia memang tidak menyadarinya sama sekali?

"Sepertinya sekretarismu menyukaimu," ucap Kenneth begitu meeting mereka sudah selesai. Kenneth dan Xavier memang tengah berjalan berdampingan, sementara Kendra sendiri tidak terlihat. Mungkin dia masih sibuk membereskan bekas meeting barusan.

"Mungkin saja," ucap Xavier acuh tidak acuh. Tidak hanya sampai disana, ucapan songong Xavier selanjutnya membuat Kenneth benar-benar ingin menimpuk kepala lelaki ini dengan sepatu.

"Lagipula bagaimana ya... Kau tahu sendiri sangat susah untuk membuat wanita tidak menyukai lelaki setampan aku."

"Aish... Dasar bedebah ini!"

Kenneth menatap Xavier kesal sebelum menghela napasnya panjang. "Tapi sungguh! Apa kau sama sekali tidak sadar jika dia terus saja mencari perhatianmu?"

"Tidak. Lagipula selama dia tidak menggodaku, untuk apa aku peduli?" ucap Xavier sembari berjalan mendahului Kenneth. Tapi Xavier lantas menoleh sebentar beberapa saat setelah dia dan Christian memasuki lift—hanya untuk menatap Kenneth dengan seringaiannya sebelum berkata, "Dan lagi, Ken... Sepertinya jikapun dia memang menggodaku, tidak ada salahnya kan kalau aku menidurinya barang sekali? Lagipula dia lumayan juga."

"This Bastard!"

Xavier langsung menutup pintu liftnya begitu dia melihat Kenneth sudah ingin menyergapnya. Well, itu membuat Xavier tersenyum tipis. Setidaknya itu sudah cukup untuk memberi Kenneth balasan karena sudah berani mengungkit nama orang yang hanya bisa membuat Xavier kesal. Lagipula apa Kenneth pikir, Xavier tidak sedikitpun menangkap saat-saat dimana Kenneth memerhatikan Kendra tadi?

Pintu lift yang Xavier naiki akhirnya terbuka di lantai tempat lobby kantor berada. Mobil Xavier memang sudah menunggunya di depan sana. Ketika dia mengatakan dia sangat sibuk, itu memang karena dia sedang sibuk sekali. Bayangkan, dua puluh menit dari sekarang Xavier juga masih diharuskan menghadiri pertemuan yang lain lagi.

Tapi bukannya langsung menuju mobilnya, Xavier malah menghentikan langkahnya ketika dia melihat seorang anak perempuan kecil yang tengah duduk di sofa lobby.

Anak perempuan itu sepertinya tengah bersama Ayahnya yang merupakan pegawai kantor. Ibu si anak juga terlihat disini, mungkin anak itu memang sengaja menghampiri Ayahnya disini. Toh sekarang memang waktunya makan siang.

"Mr. Leonidas," ucap si Ayah sembari langsung bangkit berdiri dan menunduk seperti para pegawai lain yang sedang ada disana. Mungkin dia baru menyadari kehadiran atasannya.

Xavier malah tersenyum. Senyuman langka bagi mereka semua sebelum mengatakan, "lanjutkan saja." dan pergi dari sana.

Senyum Xavier bahkan masih terpatri begitu dia masuk ke dalam mobilnya. Sungguh, pemadangan tadi membuat Xavier sudah bisa membayangkan akan seperti apa dia dan Aurora nanti. Xaviera akan ada bersama mereka, dan ketika saat itu terjadi, Xavier bersumpah akan menjaga mereka sekuat dia bisa. Tapi ngomong-ngomong... memikirkan soal Xaviera....

"Christian, kau sudah menyampaikan pada William Petrov jika aku akan segera menikahi cucunya kan?" tanya Xavier langsung pada Christian yang tengah duduk di samping sopir.

Christian mengangguk, sembari menjelaskan repson baik William Petrov. Well, itu membuat Xavier mendesah lega. Awalnya Xavier merasa khawatir, terlebih ketika dia mendengar banyak pembicaraan tentang betapa sulit dan kerasnya William. Dia benar-benar tidak menyangka William menyetujuinya semudah ini.

Tapi sejak awal Xavier memang sudah sadar jika dia tidak memiliki pilihan lain selain meminta izin kepada kakek tua itu. Bagaimana lagi? Xavier mendengar jika Ayah Aurora; Douglhlas William Petrov tengah menderita stroke di Rusia, Ibu Aurora juga sudah meninggal dunia sejak tiga tahun yang lalu. Sementara Kakak laki-laki Aurora yang identitasnya masih disembunyikan, Xavier dengar adalah orang yang suka bersenang-senang dan suka memberontak. Bahkan saking sukanya bersenang-senang, lelaki itu sudah tidak diketahui tengah liburan dimana atau dia sedang melakukan apa. Yang jelas lelaki itu baru akan kembali setelah waktunya untuk mengisi kursi perpolitikan keluarga mereka tiba. Well, bisa saja itu memang di setting demikian agar tidak ada skandal lelaki itu yang terekam kan?

Semoga saja lelaki itu bukan jenis lelaki seperti Xander William. Dia bukan jenis-jenis orang yang bertanggung jawab. Jujur saja, sebenarnya Xavier masih kesal. Bisa-bisanya lelaki itu mengabaikan rapat mereka hanya untuk pembukaan restoran sialan!

Xavier sudah hampir sampai di tempat tujuannya ketika dia memutuskan memeriksa posisi Aurora lewat gps yang Xavier pasang di kalung dan ponselnya. Well, sekalipun Xavier tahu Aurora sudah pasti sedang ada di mansion, dia tetap memeriksanya juga.

Tapi yang Xavier temukan malah.....

"Aurora ke Rumah Sakit? Untuk apa? Dia sakit?" Xavier menjadi bertanya-tanya sendiri. Apalagi ketika dia mengingat jelas jika tadi Aurora juga tidak apa-apa.

Tapi sebuah pikiran yang tiba-tiba membuat Xavier sedikit berharap membuat Xavier tersenyum. Sebelum memerintah Christian dengan berkata,

"Kita batalkan meetingnya. Kita ke rumah sakit. Aku ingin menemui Ara," ucap Xavier. Tanpa menyadari jika Christian terlihat salah tingkah karena ucapannya.

***

Aurora terlihat lelah. Lelah menangis dan lelah berusaha. Tapi mungkin itu sepadan.

Dia baru saja berbicara dengan Revina, dokter yang paling sering berhubungan dengannya dibanding dokter-dokter lain untuk membahas keputusan menyerah akan Vic. Dan untungnya, keputusan itu bisa dilakukan jika memang pihak keluarga memutuskan untuk menyerah. Intinya, keputusan itu ada di tangan William Petrov dan Aurora sudah memastikan jika kakeknya itu tidak akan mengambil keputusan menyerah. Ya, sampai kapanpun Aurora tidak akan membiarkan William menyerah akan Vic. Karena dia juga sama.

Aurora tidak akan pernah menyerah akan Vic. Tidak akan.

Tapi tetap saja, ucapan Revina tadi masih saja terus membayang-bayanginya.

"Apa keputusanmu itu tidak egois? Mungkin Vic kesakitan. Bagaimana jika sendainya dia memang ingin pergi? Kau tahu sendiri jika awalnya kondisi Vic sudah membaik kan, tapi tiba-tiba dia sudah drop begini," ucap dokter yang masih muda itu. "Well, maaf jika kata-kataku begitu jahat. Tapi mungkin saat ini aku sedang berkata sebagai teman Vic, bukan dokternya."

Tidak. Tidak. Aurora langsung menggelengkan kepalanya. Vic tidak mungkin ingin menyerah. Vic pasti akan bertahan untuknya. Dia tidak boleh membiarkan kata-kata Revina memengaruhinya.

Mungkin karena terlalu fokus pada pikirannya sendiri, Aurora jadi tidak melihat jalan. Itu yang membuatnya lantas menabrak perawat lelaki. Well, Aurora sebenarnya sudah ingin mengejar perawat yang terlihat tengah terburu-buru itu untuk meminta maaf, tapi panggilan seseorang yang sama sekali tidak Aurora harapkan kehadirannya membuat Aurora membatu.

"Kau...."

Itu suara Andres Lucero. Suara Andres bahkan benar-benar langsung membuat jantung Aurora berpacu cepat sekalipun Andres hanya mengatakan satu kata.

"Kau... kau tidak akan membiarkan mereka semua menyerah akannya kan?" ucap Andres lagi. Kali ini dengan suara serak. Itu membuat Aurora menoleh, dan menyadari jika penampilan Andres sekarang...bahkan terlihat tidak lebih baik darinya. Kenapa dia?

"Aku sudah mendengar dari Michael. Katanya hidup tidaknya Victoria bergantung pada keputusan keluarga kalian," ucap Andres dengan suara bergetar. Kali ini ucapan Andres membuat Aurora mengeratkan jemarinya. Ah, sial! Kenapa Aurora merasa jika Ayah tirinya masih saja berusaha mencari tahu informasi tentang Victoria?

"Jangan menyerah. Jangan biarkan dia pergi. Aku bisa kehilangan semuanya, asal bukan dia. Hanya dia yang aku punya."

Kali ini ucapan Andres membuat Aurora menyunggingkan senyuman miris. Astaga... setelah apa yang Andres lakukan pada Victoria, kenapa Andres masih saja bisa bertingkah seakan-akan dia menyayanginya?!

"Seperti kau berkata seakan-akan kau sangat menyayanginya saja."

"Aku memang menyayanginya!!"

"Wow! Hebat sekali... Bagaimana bisa kau mengatakan itu setelah semua yang kau lakukan, Andres? Bagaimana bisa?!"

"Kau tidak mengerti! Saat itu aku hanya ingin dia sadar. Disini ada aku. Ada aku yang menyayanginya. Kenapa harus bersama Xavier disaat ada aku yang bisa menyayanginya lebih dari apa yang Xavier lakukan?"

Ugh! Lelaki ini benar-benar....

"Apa yang kau lakukan itu tidak benar! Kau bajingan biadab, Andres! Kau memanipulasi semuanya! Kau juga yang membuat Victoria meragukan Xavier! Semua itu salahmu! Semua berawal darimu! Kau—"

"Tidak. Aku tidak salah. Aku tidak salah," potong Andres cepet. Kali ini mata biru Andres menatap Aurora dengan kebencian yang nyata.

"Sekarang aku tanya.... Apa cintamu pada lelaki itu membuatmu buta huh? Apa kau tidak lihat apa yang dia lakukan?" kata Andres sembari mencengkram pergelangan tangan Auora. Aurora sudah berusaha menepisnya, tapi dia ternyata tidak cukup kuat. Kehadiran Andres saja sudah cukup untuk membuat kekuatan Aurora menghilang.

"XAVIER BAHKAN MASIH BISA MENERIMAMU SEKALIPUN DIA TAHU KAU KEMBARAN VICTORIA! DIA BAHKAN TIDAK PEDULI! DAN SEKARANG APA DIA ADA DISINI? APA DIA MEMILIKI SEDIKIT SAJA RASA KASIHAN MELIHAT KONDISI VICTORIA SEPERTI INI?!"

Kali ini Andres sedikit berbisik. Mungkin karena sentakannya tadi membuat semua orang yang lewat tiba-tiba saja sudah memfokuskan perhatian pada mereka.

"Apa perlu aku katakan lebih keras lagi, xavier...si bangsat itu.... Dia memang tidak pernah mencintai victoria! Kenapa semua orang selalu saja menganggap xavier pahlawan sementara akulah penjahatnya?!"

"Andres... Please...."

Aurora tidak tahu bagaimana bisa Andres menyimpulkan jika Xavier sudah tahu. Padahal kenyataannya... Xavier malah tidak tahu apapun mengenai Victoria. Kebenciannya sudah membuatnya tidak peduli sama sekali. Aurora sendiri masih sangsi apakah Xavier masih sudi untuk menemuinya ketika dia tahu jika dirinya, ternyata adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari gadis yang selalu dia panggil dengan sebutan domino jatuh. Dan itu wajar... wajar Xavier bersikap seperti itu setelah semua hal yang harus Xavier alami hanya karena Victoria. Xavier sudah mengalami banyak hal buruk karena kesalahan Victoria.

Tapi Andres seakan menutup mata. Aurora juga tidak ingin menjelaskan, karena di sisi lain dia tahu.... Andres pasti akan memanfaatkan itu. Untuk menekannya... untuk memengaruhi Xavier... Apalagi Andres juga terkesan membenarkan semua hal yang sudah dia lakukan. Aurora bahkan melihat tidak ada rasa bersalah di mata Andres—sama sekali tidak ada.

"Kembaran? Victoria?"

Aurora langsung membeku. Sepertinya dia memang tidak perlu menjelasan itu pada Andres. Karena suara Xavier yang tiba-tiba saja sudah terdengar sudah cukup menjelaskan jika sekarang, Xavier sudah tahu.

TO BE CONTINUED.

JANGAN LUPA KOMEN, VOTE, SAMA SHARE KE TEMAN KALIAN YA!!

Yah.. ketahuan wkwk Dy kok seneng ya? XD

14K votes + 3K komen dan Dy bakal update lagi. Itu dikit ya. Dy udah lama nggak nantangin kalian :P

With love,

Dy Putina

Isiin dong gelar Dy apa aja wkwkw. Lupa.

Follow my instagram @dyah_ayu28 untuk info-info buku dan cerita!! 

Continue Reading

You'll Also Like

44.1M 2.3M 96
SERIES SUDAH TAYANG DI VIDIO! COMPLETED! Alexandra Heaton adalah salah satu pewaris Heaton Airlines, tetapi tanpa sepengetahuan keluarganya , dia men...
136K 6.6K 16
"Ini semua gara-gara lo ! Kalau aja lo nggak ngajak gue buat hadir keacara pernikahan masal sialan itu, kita nggak akan nikah tiba-tiba kayak gini !"...
Langit Gemini By Siè

General Fiction

624K 7.5K 2
Setelah putus dengan Jesper, cowok yang selama dua tahun ini menjadi pacarnya, Gemini memilih -jika tidak mau disebut terpaksa- pulang ke Batam. Kare...
9.3M 489K 32
[ tanpa edit ] Aidan Alexander playboy, bertindak semau sendiri, dan tidak suka ucapannya dibantah. Angelina Arfina. lemah lembut, penyabar, selalu...