Perfect Couple [Completed]

By risnnawty

59.3K 1.9K 138

"Masa lalu itu yang buat hati gue ketutup bahkan sudah membeku," Adrew Haris. "Gue yang akan mencairkan es di... More

INFO
.Prolog.
CAST
Terlambat
Bertengkar
Kuah Soto
Ruang BK
Ketemuan
Lari Pagi
Nembak
Kedekatan
Siapa Dia?
Kebaikan Kelvin
Pertemuan Tak Terduga
Khawatir
Perhatian Adrew
Sebercak Rasa
Pelik
Labirin Baru
Jadian
Surat Kecil Airin
Tiga Indera
Break
Sebuah Dasi
Jalan
Masa Lalu Adrew
INSTAGRAM
Golongan Darah
Hilangnya Alena
Awal Alena Berubah
Broken Heart
Birthday Mantan
Terungkap yang Sebenarnya
Luka & Rahasia (2)
Buku Diary
Berkumpul Kembali
Kepergiannya-end
UCAPAN TERIMA KASIH
Epilog
CERITA BARU

Say Goodbye

1.1K 44 9
By risnnawty

Bermain itu wajar, yang tidak wajar bermain-main dengan hati lalu pergi tanpa pamit untuk kembali

***

Waktu istirahat berkumandang nyaring ke indera pendengaran murid-murid SMA Merah Putih yang tengah bergemuruh, melihat ke arah koridor kelas sebelas sambil berbisik-bisik membicarakan gadis blasteran Indo-Span berambut pirang gelombang terurai panjang. Kini tengah berjalan di koridor menuju kelas 11 IPA 1. Tidak lama gadis itu pun memasuki kelas tersebut.

Dua sekawan yang selalu menempel itu keluar kelas dengan sedikit terheran pada murid-murid yang sedang berbisik-bisik tidak jelas. Tidak mau tau apa yang sedang dipergunjingkan oleh para si penggosip sekolahnya, Alena langsung menarik tangan Airin menuju kantin untuk mengisi perutnya yang sudah meminta jatah asupan.

Sampai di kantin Alena duduk di kursi yang kosong dan langsung memesan siomay pada penjual. Tak perlu menunggu waktu lama pesanan mereka akhirnya datang, dengan antusias Alena pun mulai melahapnya.

"Alena, katanya di kelas kita ada murid baru. Cantik banget gila! Katanya pindahan dari Eropa," ucap Airin heboh, sementara lawan bicaranya hanya cuek dan melanjutkan menyantap siomaynya.

"Ihh, lu kok diem aja!" Alena menautkan alisnya bingung.

"Terus gue harus respon gimana?"

"Ahh! Gak asik lu dari kemaren diem mulu. Yaudah sih ya Len, lu tuh sama Adrew cuma break... BREAK... B R E A K. Jelas?!" seru Airin sambil mencondongkan kepalanya ke depan muka Alena.

"Apansi! Enggak tuh gue biasa aja," ujar Alena cuek, lalu kembali menyendok siomaynya ke dalam mulut.

"Auahkk! Males ngomong sama orang kepala batu kaya lo!" Airin berdecak, rasanya ingin merauk wajah Alena yang selalu cuek dengan keadaan sekitar.

"Yarin aja, gue doa'in Adrew cari pacar lagi. Biar mampus lo!" tukas Airin kemudian menegak minuman yang dipesan Alena tadi sampai habis. Sesekali Airin mendelik ke Alena yang selalu diam dan melamun tidak jelas, jengah rasanya ketika melihat sahabatnya ini selalu tampak murung.

"Len gue saranin, lu cepet minta maaf deh sama si ketos es itu. Setelah gue pikir, ya emang lu yang salah." titah Airin mengingatkan Alena akan kejadian kemarin.

"Lo juga sih Len. Jelas Adrew gak terima lah, liat ceweknya disentuh cowok lain!" oceh gadis itu lagi.

"Kenapa sih ngebahas itu mulu? Males gue dengernya!" sungut Alena lalu bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja meninggalkan Airin.

"Nyenyenye... Dasar maklampir! Dikasih tau juga!" ledek Airin masih duduk di kursinya.

Alena terus berjalan ke arah tak menentu. Hati dan fikirannya tengah kacau, gadis itu tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya kini. Ia melangkahkan kakinya dengan menggebu-gebu, menahan emosi dan kesal yang sedang berkecamuk dalam benaknya. Di perbelokan jalan menuju kelasnya, tak sengaja Alena menubruk seseorang hingga tersungkur di atas lantai.

"Maaf gue bener nggak sengaja," ujar Alena kemudian membantu orang itu untuk berdiri.

"Gapapa. So, I'am its okey." katanya sembari menepuk-nepuk roknya yang sedikit kotor.

Alena tertegun setelah menatap wajah orang itu, ia seperti sempat pernah melihatnya. "Nama lu siapa?" tanya Alena penasaran.

"Gue Rayna anak baru di sekolah ini, kelas 11 IPA 1." sahutnya terdengar ramah.

"Gue juga kelas 11 IPA 1,"

"Wahhh, kebetulan banget, berarti kita sekelas dong! Salam kenal ya. Oh iya, gue sekalian mau nanya kelas 12 IPA 1 di mana ya?" Alena terdiam sebentar, meresapi kembali kata-kata yang diucapkan Rayna tadi.

Dua belas IPA satu. Kelas Adrew, ngapain dia nyariin kelas itu? Batin Alena dalam hati.

Rayna menepuk pundak Alena, hingga membuat gadis bermata hazel itu terkesiap. Tanpa sadar Alena menatap manik mata Rayna dengan lekat, kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya pelan. Alena seperti mengingat sesuatu. Yah, Alena ingat sekarang. Rayna ialah gadis yang ada di foto Instagram Adrew.

"Lu gapapa?" Alena mengangguk mengiyakan. "Dimana kelasnya?" kata Rayna lagi.

"Lantai paling atas, tepatnya ada dipaling pojok koridor," jelas Alena memberitahu.

"Oke makasih," ucap Rayna dan berlalu dari sana.

***

Pria bertubuh atletis dengan telinga yang terpasang earphone untuk menikmati alunan musik favoritenya. Kini tengah berjalan santai ke arah rooftop sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana abu-abunya. Baru saja pria itu hendak menaiki tangga rooftop, seorang gadis mencekal tangannya. Refleks ia langsung membalikkan tubuhnya menghadap gadis itu.

Adrew memandang datar gadis yang sedang tersenyum melihatnya, sambil mencekal tangannya. Tak lama Adrew menepis tangan gadis itu cepat, membuat senyum gadis itu memudar serta menatap tangannya dengan nanar. Kemudian Adrew melepas earphone yang dipakainya.

"Adrew, ini aku Rayna Claurien!" katanya mengingatkan.

"Kamu inget kan, aku pacar kamu kelas sembilan. Oh my God udah lama kita gak jumpa. Aku kanget berat sama kamu!"

Rayna berhambur memeluk Adrew erat bersamaan dengan Alena yang baru muncul dari belokan koridor. Alena terpaku di tempat dengan menatap lurus pemandangan yang tak mengenakan mata di depannya. Pemandangan pacarnya tengah dipeluk perempuan lain, tetapi Alena tidak dapat melihat jelas siapa perempuan itu, karna posisi perempuan itu membelakanginya. Gadis itu ingin menghampiri mereka, namun disisi lain hatinya tidak sanggup untuk menjumpai keduanya. Lebih baik jika dirinya hanya menonton dan mendengarkan.

"Puas liburan ke Eropa?" tanya pria itu pelan tapi penuh kekecewaan.

Rayna perlahan melepas pelukannya, lalu menatap sendu pria itu. "Aku bisa jelasin, kenapa aku gak kembali ke Indonesia tiga tahun belakangan ini," ujarnya merasa bersalah.

"Intinya sekarang, aku kembali untuk kamu. Pacar aku."

Telinga Alena masih bisa mendengar dengan jelas, tidak mungkin dirinya salah dengar. Pacar? Pria itu membohonginya?

Bulir air mata perlahan keluar dari mata hazel Alena, dadanya seakan terhimpit hingga ia merasakan sesak yang sangat teramat di dadanya, rasa pusing pun mulai menyerang kepala gadis itu. Alena menggigit bibir bawahnya, berupaya menahan kuat dengan kenyataan yang baru saja didengar dari lontaran perkataan perempuan yang sedang bersama Adrew.

Baru lusa kemarin pria itu membuat hatinya melayang seperti kapas yang dapat terbang bebas dan sekarang pria itu juga manjatuhkan hatinya ke dalam jurang yang teramat dalam.

"Setelah ninggalin begitu lama. Itu pacar? atau mantan?" balas Adrew dengan wajah tak berekspresi.

"Aku minta maaf Adrew, aku datang untuk kamu buat kembali kaya dulu," ujarnya memohon.

"Gue rasa mustahil buat kembali sama orang gak tau diri kaya lo Ray,"

"Iya aku emang orang gak tau diri! Aku juga bego! Kenapa aku kembali sama orang yang udah gak harapin aku lagi!" ucap Rayna tak tahan dengan bulir air dilubuk matanya.

"Maafin aku, aku gak bisa tepatin janji aku. Tapi kamu harus tau, labirin yang kamu buat, berhasil buat aku terus cinta sama kamu,"

Adrew mendesis melihat wajah bersalah Rayna. "Jangan cari gue lagi!"

"Apa ada orang lain?" tetes air mata Rayna jatuh hingga ke leher putihnya.

Adrew menghiraukan pertanyaan Rayna, tidak tega untuk menjawab 'Iya' pada gadis yang pernah mengisi hati kosongnya.

Rayna menjauh sedikit dari Adrew, menahan sesak yang timbul akibat harus terpaksa merelakan seseorang yang dicintanya. Kemudian gadis itu merundukkan kepalanya, tidak mau menatap mata tajam pria itu, karna mata itu membuat ia harus mengingat kembali kenangan bersama pria di depannya, yang sebentar lagi akan pupus menjadi sebuah kotak masa lalu yang tak perlu lagi harus diingat, apalagi untuk berharap.

Gadis berambut gelombang memejamkan matanya dan meneguk ludahnya pahit, sebelum mengatakan sesuatu.

"Aku mundur."

Adrew tersenyum, lalu mengusap puncak kepala Rayna. "Gue harap setelah ini lo dapat yang lebih baik Ray," titah Adrew melembut.

"Adrew,"

"Hm?"

"Boleh peluk lagi gak? Kangennya berat banget soalnya," ujar Rayna tanpa malu dan Adrew pun mengangguk sambil tersenyum tipis, Rayna langsung memeluk Adrew erat hingga durasi yang sedikit lama.

Alena mencerna semua perkataan Rayna dan Adrew yang sedang berada di sana. Kakinya mulai melemas, dadanya juga semakin sesak. Rasa kalut mulai menghampiri gadis itu setelah tahu Adrew membohonginya. Alena segara beranjak dari sana tidak kuat untuk melanjutkan nonton, dari kedua remaja yang tengah membahas masa lalu.

"Terima kasih, kamu udah pernah buat aku ngerasain cinta walau cuma sekejap." ucap Rayna yang masih mendekap tubuh Adrew. Setelah lumayan hilang rasa rindunya, gadis itu melepaskan pelukkan hangat pada pria itu.

"Maafin gue," Adrew mengulurkan tangannya berniat menghapus jejak air mata Rayna, namun dengan cepat Rayna menggeleng dan langsung mengelap air matanya dengan tanganya sendiri.

"Jangan lakuin itu. Aku tau kamu lagi jaga perasaan seseorang," ujar Rayna dan mencoba mengembangkan senyum pada seorang pria yang tak lagi menginginkannya.

"Good bye Adrew."

***

VOTE AND COMMEND

ThankYou:)

Continue Reading

You'll Also Like

45.1K 1.5K 44
[COMPLETED] [FOLLOW DULU YA SEBELUM MEMBACA] Ravael Candra Athareksa seorang pemuda tampan yang direkrut oleh ketua sindikat mafia terbesar dari usia...
408K 26.4K 35
"Lo beneran udah nggak mau ngejar gue?" tanya Devon dengan memandangi mata gadis cantik di depannya itu. "Ngapain juga gue ngejar orang yang nggak ci...
5.9K 377 48
Kisah seorang Azzura Queensha Zemira biasa dikenal Zera, yang hidupnya selalu mengindari laki-laki bernama Farrel Emird Arsenio atau Farrel tapi ked...
13.1M 290K 33
"1 Salah 5 Ciuman" "enak aja lo,gak gue gak mau!" "terserah" "ehh lo mau apa!?" "ngelaporin lo ke pak Bima" "ehh setan jangan! iya udah iya! gue mau"...