Unfailing (#4 MDA Series)

By ZenithaSinta

235K 20.6K 2.2K

Daisy tahu bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi setelah bersinggungan dengan Maxwell Maynard Addison. P... More

Baca Dulu!
Prolog
Chapter 01
Chapter 02
Chapter 03
Chapter 04
Chapter 05
Chapter 06
Chapter 07
Chapter 08
Chapter 09
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Minta Pendapat
Chapter 33
Minta Pendapat (2)
Chapter 34
Pengumuman Open Pre Order
Chapter 35 (END) - 1
Diskon Besar-besaran!!!

Chapter 27

5.5K 611 57
By ZenithaSinta

Selamat membaca, pembaca setiaku yang manis!

---

Max tahu hal yang saat ini dihadapinya akan terjadi. Tapi tentunya tidak secepat ini karena pelajaran yang ia berikan dirasa masih belum maksimal. Atau memang sosok pria yang duduk di hadapannya hari ini memilih untuk cepat-cepat berdamai agar masalah mereka cepat terselesaikan? Entahlah! Pastinya Max harus mendapat jawabannya hari ini.

"Aku pikir kita akan berakhir seri jika kau membiarkan aku bertemu Nikki dan tidak bermain-main dengan perusahaanku. Aku akan memberikan semua bukti keterlibatan Elma selama ini padamu."

"Tidak begitu seimbang karena aku tidak pernah melarang Nikki bertemu denganmu."

Rex tertawa, "kau memilih menyangkalnya sekarang. Aku tahu semua masa lalumu dengan Nikki. Hubungan panas kalian. Tidakkah kau membiarkan Nikki untukku saja? Cukup Daisy Whitney dan Daisy Tertia kau miliki, tapi tidak untuk Nikki karena aku benar-benar tidak bisa hidup tanpanya sekarang."

Giliran Max yang tertawa sekarang. Pasalnya, dia tidak pernah membayangkan Rex mengungkapkan kalimat yang terdengar begitu menggelikan. Namun anehnya Max mulai paham arti dari kalimat tersebut karena dia berada di posisi yang sama dengan Rex. Tidak bisa membayangkan hidupnya jika tanpa seorang Daisy Tertia, istrinya.

"Aku hanya ingin melihat seberapa keras kau ingin menemui Nikki. Bukan melarang pertemuan kalian berdua."

Rex tahu bahwa Max sudah melakukan tugasnya dengan baik. Hanya saja dia merindukan kebersamaannya dengan Nikki, untuk itu ia memutuskan cepat berdamai dengan Max. Pria yang dulunya Nikki cintai mati-matian. Sejak perkenalannya dengan Max dulu, Rex selalu merasa iri. Baginya Max selalu mendapatkan keinginannya dengan mudah. Lain hal dengan dirinya yang harus mati-matian terlebih dahulu untuk memperoleh sesuatu.

Seperti kisah cintanya dengan Daisy Whitney. Wanita yang dicintai Rex. Namun wanita itu tiba-tiba menghilang karena Max menyembunyikan keberadaan Daisy. Dengan segala rencana, Rex pada akhirnya berhasil berhubungan dengan Daisy di belakang Max. Fakta paling mengejutkan adalah bahwa Max tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan Daisy Whitney.

Hubungan Rex dan Daisy terkuak ketika mendapatkan Daisy hamil. Membuat Max berang untuk kemudian menantang Rex agar segera berhadapan dengannya. Dari tantangan itulah Rex menyuruh Stan untuk membuat celaka Max. Dengan segala cara namun selalu berakhir gagal. Seolah Max dilindungi secara langsung oleh tangan Tuhan.

Daisy Whitney yang merasa bersalah pada Max memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Max mengetahui rencana tersebut namun tetap membiarkan Daisy melakukannya. Di mata Max, Daisy sudah tidak berarti apa-apa. Hasratnya mendapatkan hati serta tubuh Daisy hilang tak berbekas karena penghianatan yang dilakukan oleh wanita itu. Sampai akhirnya, kesehatan Daisy semakin lama semakin terganggu akibat usaha dalam mengugurkan kandungannya itu.

Max berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan Daisy, namun takdir tetap berkata lain. Daisy meninggal yang pada akhirnya membuat Max merasa ikut serta "membunuh" wanita itu.

Semua cerita tersebut diketahui oleh Gabriel, Rex, Calvin serta Ronald. Gabriel yang telah dianggap sebagai sosok ayah dari Daisy Whitney, memutuskan untuk menyembunyikan berita kematian wanita itu. Bagi Gabriel membiarkan publik tahu tentang kematian Daisy sama saja dengan membiarkan aib wanita itu terkuak. Maka dari itu, dengan segala kekuasaannya pria paruh baya itu ikut membantu Max dalam segala usahanya menyembunyikan fakta tentang Daisy Whitney. Itulah mengapa tidak ada berita apa-apa mengenai wanita itu. Sepengetahuan publik, Daisy Whitney berhenti dari dunia hiburan dan lebih memilih hidup tenang dengan keluarganya.

"Mengenai perusahaan, aku pikir kau mampu menanganinya secepat mungkin. Oh, dan satu lagi ... setidaknya kau beruntung karena kau tidak merasa terlalu sakit hati ketika mendapatkan tunanganmu berselingkuh dengan orang yang paling kau percayai."

Rex mendengus mendengar perkataan Max. "Katakan saja bahwa karma berlaku untukku. Jangan berbelit-belit, Max! Aku memang tidak terlalu sakit hati, tapi tetap egoku sebagai seorang pria terluka karena ulah Elma sialan! Ingin tahu lebih hebat mana diriku dibanding Stan dalam urusan ranjang."

"Saat ini Elma hanya mengetahui hubungan masa laluku dengan Nikki. Tapi tidak mengetahui hubunganmu dengan Nikki. Dia bermaksud memengaruhi Tertia dengan mengirim semua foto kebersamaanku dengan Nikki."

"Serius? Lalu bagaimana keadaan Daisy sekarang?" tiba-tiba raut wajah Rex berubah cemas. Tidak bisa membayangkan perasaan Daisy yang di mata Rex wanita itu sudah banyak merasakan penderitaan sejak kecil.

"Tentu saja tersiksa. Kau tahu Tertia seperti apa."

"Ya, Daisy akan meledak dengan sendirinya ketika dirasa beban pikirnya sudah melewati batas kemampuannya. Aku yakin Elma telah menyadap ponsel atau apa pun milik Nikki untuk menguatkan bukti hubungan kalian."

"Begitulah yang terjadi. Semua foto masa laluku dengan Nikki ia juga jadikan bukti."

"Tapi, kau yakin sudah menanganinya? Aku takut dengan begitu Elma akan mengetahui hubunganku dengan Nikki."

"Semuanya sudah terselesaikan dengan baik. Aku jamin itu. Hanya tinggal menanti kehancuran Elma."

"Dia benar-benar wanita ular" Rex berseru dengan tawa sumbang.

"Dan dia calon tunanganmu."

"Itu aku lakukan untuk menyelamatkan Daisy Tertia. Akan aku lakukan apa pun untuknya karena sebelum bertemu Nikki aku mencintainya, Max. Sekarang kau tahu sendiri. Nikki dengan segala pesonanya tiba-tiba datang menggodaku. Siapa yang tak tergoda? Dan sekarang aku berakhir nyaris seperti orang gila karena selalu memikirkannya. Setidaknya kau beruntung aku telah berpaling dari Daisy Tertia."

"Kenapa aku harus merasa beruntung?"

"Karena kau tak perlu repot menyingkirkanku. Setidaknya rival terberatmu memilih mundur dengan sendirinya. Kau juga sudah menangani Billy dengan baik. Aku merasa lega ketika kau memberikannya pelajaran karena aku muak dengan segala tingkahnya terhadap Daisy."

"Banyak pria lain yang jatuh cinta pada istriku. Bukan hanya kau saja."

"Itu karena Daisy Tertia wanita yang cantik wajah juga hati."

"Justru sekarang aku ingin memukulmu karena terang-terangan memuji istriku."

"Kau berlagak menjadi suami pencemburu sekarang."

"Karena aku memang cemburu" ucapan datar Max itu berhasil membuat Rex kembali tertawa.

Keduanya seolah melupa tentang permusuhan mereka selama ini. Keduanya terlihat seperti kawan lama yang baru saja berjumpa kembali. Max dan Rex, keduanya tanpa kata, memutuskan untuk melupa seluruh kejadian di masa lalu. Mereka justru memutuskan untuk menyusun sebuah rencana. Beruntungnya, sampai detik ini Elma tahunya Max dan Rex saling memusuhi satu sama lain.

Di tempat lain, ada Daisy yang sedikitnya bisa tersenyum melihat kedatangan dua sahabatnya. Gwen dan Emily. Ditambah keberadaan Lily yang menambah keramaian di antara mereka. Emily terhitung berkali-kali meminta maaf terkait ucapan kasar, tuduhan tak berdasar, juga lebih memercayai Billy dibanding Daisy. Emily juga mengungkapkan usaha kerasnya dalam menemui Daisy.

"Ah ... andaikan Joanna ada di sini juga" Daisy berucap di tengah-tengah obrolan mereka yang segera mendapat anggukan lainnya.

"Joanna mengirim email untuk jangan mengkhawatirkan keadaannya. Dia baik-baik saja." Gwen berbicara sembari tersenyum manis. Dia menatap satu per satu wajah sahabatnya dan tahu benar bahwa ia begitu merindukan masa-masa kebersamaan mereka.

"Syukurlah" Daisy berseru bahagia. Hatinya sedikit lega mendengar Joanna dalam keadaan baik-baik saja. "Hhmm Emily ... tentang hubunganmu dengan Diaz, bagaimana?" Jenis pertanyaan yang sedari tadi Daisy tahan namun rasanya harus ia ungkapkan untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

"Aku tidak bisa lagi menghubunginya. Diaz benar-benar memutuskan kontak denganku. Sekarang aku memilih berserah. Padahal aku sudah berusaha menunjukkan penyesalanku dan berulang kali meminta maaf, namun rasanya semua berakhir sia-sia."

Semua terdiam mendengar setiap kalimat yang terlontar dari bibir Emily. Sedang Daisy harus menahan nafas karena tahu benar bagaimana rasanya ketika diabaikan.

"Sudah. Jangan membahasnya lagi." Emily kembali bersuara. Kali ini dengan nada yang diusahakannya terdengar ceria. "Kita harus bersenang-senang hari ini. Karena rasa-rasanya sudah seabad kita tidak berkumpul seperti ini."

"Jadi, baiknya kita rayakan di mana?" tanya Gwen.

"Aku pikir cukup di kebun belakang. Bukankah Daisy dilarang untuk keluar rumah?" Lily memberikan suaranya karena dia memang ditugaskan Max untuk selalu memastikan keadaan Daisy.

Daisy mengangguk membenarkan. "Benar juga. Jika begitu aku akan menyuruh koki rumah menyediakan beberapa makanan dan minuman untuk kita."

"Biar aku yang melakukannya." Lily berseru yang tanpa menunggu tanggapan Daisy segera pergi menuju dapur.

"Dia selalu terlihat bersemangat" Gwen berkomentar ketika melihat tingkah Lily.

"Seperti itulah dia." Daisy menanggapi sembari tersenyum. Dia beruntung masih ada Lily di sisinya. Terutama untuk saat ini.

"Ayo, kita ke kebun belakang, Daisy! Aku tidak sabar." Emily memotong pembicaraan seraya sedikit menarik tangan Daisy untuk segera bangkit menuju kebun belakang.

Pertemuan dengan para sahabatnya membuat suasana hati Daisy dirasa lebih baik. Walau tidak membaik seluruhnya karena masih menunggu penjelasan Max. Diam-diam Daisy juga merasa bersyukur karena Nikki tahu diri. Wanita itu seharian memilih untuk tidak menampakkan diri. Dengan begitu Daisy tidak perlu menjelaskan pada Gwen beserta Emily tentang Nikki Lenora.

Max datang tepat ketika Gwen dan Emily akan pulang. Keduanya terlibat sedikit obrolan dengan Max untuk kemudian menyuruh Calvin mengantar keduanya. Tidak lupa perlakuan hangat Max pada Daisy yang membuat dua sahabat Daisy melihat hubungan keduanya dalam keadaan baik-baik saja.

Daisy memang tidak menceritakan apa pun pada Gwen dan Emily. Daisy masih belum siap mengungkap jati diri dia sebenarnya. Beruntungnya, Gwen dan Emily mengerti dan tidak pernah mendesak Daisy untuk bercerita mengenai kehidupannya.

"Sudah merasa lebih baik?" pertanyaan itu muncul dari bibir Max ketika melihat mobil yang mengantar Gwen dan Emily menghilang dari pandangan keduanya.

"Belum seluruhnya. Setidaknya sebelum aku mendengar penjelasanmu." Daisy menjawab jujur sembari berusaha melepas pelukan Max dari pinggangnya. Namun tindakannya itu berujung sia-sia karena Max tidak berniat untuk melepasnya sedikit pun.

Sedang Lily yang merasa sudah waktunya pergi, segera berbalik menuju paviliun. Dia tidak berhak ikut campur mengenai permasalahan antara Max dan Daisy. Walau sebenarnya dia ingin sekali mengungkapkan ketidaksukaannya tentang tindakan Max pada Daisy.

"Izinkan aku untuk hari ini pergi ke restoranku." Daisy kembali berbicara setelah sampai di kamar Max.

Max menggeleng tegas. Dia mana mungkin membiarkan Daisy keluar dan kemungkinan besar akan bertemu Elma. Sebisa mungkin dia harus menghindari pertemuan antara Daisy dan Elma. Max tidak akan membiarkan istrinya dalam keadaan bahaya sedikit pun.

"Aku bosan. Kau memang membiarkanku untuk keluar dari kamar ini, tapi tetap melarangku keluar dari rumah ini. Efeknya sama saja membuatku bosan."

"Pertemuanmu dengan Gwen dan Emily, tidak mengurangi rasa bosanmu?"

"Itu beda soal. Aku hanya perlu memantau langsung keadaan restoranku. Lagi pula dengan tidak adanya aku di rumah ini bisa membebaskanmu berdua dengan Nikki. Kalian bisa melakukan apa saja termasuk saling mengingat kenangan masa lalu."

Kalimat sarkasme itu tentunya membuat Max menghela nafas panjang. Dia tidak habis pikir sikap Daisy yang dinilainya mudah berubah. Wanita itu terkadang begitu tenang, kadang pula juga terang-terangan menunjukkan kemarahannya.

"Harus berapa kali aku bilang bahwa hubunganku dengan Nikki hanya sebatas teman sekarang. Tidak ada lagi yang perlu diungkit di antara aku dengannya, Tertia."

Daisy tertawa sumbang. "Sudahlah, aku tidak ingin berdebat sekarang. Aku hanya ingin kau memberiku izin untuk pergi ke restoran."

"Baiklah, tapi aku harus ikut."

Mau tidak mau Daisy mengangguk setuju. Lebih baik Max ikut bersamanya dibanding tidak mengizinkannya keluar rumah. Dia akan mati bosan, walau suasana rumah Max begitu nyaman dan indah.

"Aku akan bersiap-siap jika begitu. Kau juga perlu, kan?" tanya Daisy yang segera mendapat anggukan dari Max. Namun belum juga Daisy beranjak, ponselnya berbunyi. Daisy melihat siapa yang menghubunginya dan berkerut bingung ketika mendapatkan nama Elma di layar ponsel.

"Siapa?" Max bertanya ketika dirasa Daisy tidak segera mengangkatnya.

"Elma." Jawaban pendek yang membuat banyak pertanyaan muncul di otak Max.

"Kenapa tidak dijawab?" Max kembali bertanya setelah melihat keraguan di wajah Daisy.

Tanpa memberi jawaban, Daisy segera mengangkat telepon. Terlibat percakapan beberapa saat di telepon membuat Max diam-diam mencuri dengar seluruh percakapan itu. Inginnya meminta Daisy agar mengaktifkan fungsi speaker, hanya saja Max tidak ingin Daisy menjadi curiga nantinya.

"Ada apa?" Max bertanya setelah Daisy memutuskan sambungan telepon.

"Elma memintaku bertemu. Dia sudah ada di restoranku sekarang."

Max memilih diam. Mengamati seluruh perubahan ekspresi Daisy dan menemukan keraguan di dalamnya. "Dan kau masih menimbang keputusanmu?"

"Ya, karena ya jujur saja ... aku tidak terlalu antusias. Kemungkinan besar dia menceritakan tentang Rex dan Gabriel. Seolah bercerita bahwa kehidupannya memang lebih sempurna dibanding aku." Daisy ingin mengatakan kalimat lanjutan, namun segera ditahan. "Maaf aku jadi menceritakan kecurigaanku tentang Elma. Dia satu-satunya saudaraku yang berusaha menunjukkan kepeduliannya namun aku memilih menjaga jarak dengannya."

"Kenapa?"

"Entahlah. Aku pikir kedekatanku dengan Elma nantinya akan membuatku semakin cemburu karena Gabriel lebih menyayanginya."

"Jika kecurigaanmu tentang Elma benar adanya, bagaimana?"

"Benar apanya?"

"Jika dia tidak sebaik yang kau kira."

Daisy pun tertawa mendengar kalimat Max tersebut. Seakan ia mendengar pernyataan paling konyol hingga menyulut tawanya. "Tidak mungkin, Max. Elma orang baik. Dia selalu berusaha melindungiku ketika Gabriel memarahiku. Elma juga yang mati-matian ingin menemaniku ketika menangis, tapi tentu saja aku tidak ingin dia lebih lama melihatku bersedih."

"Kenapa?"

"Karena aku tahu dia tidak akan pernah mengalami hal seperti yang aku alami. Kehidupannya selalu sempurna."

Max berjalan mendekat ke arah Daisy. Setelah berdiri tepat berhadapan dengan istrinya, ia pun bersimpuh. Lalu tanpa diduga, dia memeluk tubuh Daisy sembari menyurukkan kepalanya tepat di perut istrinya. Tidak terlalu menekan, namun jelasnya membuat jantung Daisy berdetak berkali lipat. Berlarian seolah bisa rontok dari tempatnya seketika.

Rasa hangat dan nyaman perlahan mengambil alih keadaan Daisy. Reflek, tangannya pun membelai rambut Max. Betapa ia menyukai keadaan ketika tangannya tampak kontras di rambut suaminya itu. Tepatnya ketika Daisy merasakan rambut Max di telapak tangannya.

"Sekarang bagaimana kehidupanmu?" tanya Max. Walau terdengar datar, namun tetap membuat Daisy tersenyum miris. Tapi tidak. Dia tidak lagi ingin menunjukkan kesedihannya di depan suaminya itu. Sudah cukup dia menangis bagai balita kemarin.

"Awalnya aku optimis bahwa kehidupanku nantinya akan sempurna seperti halnya Elma. Tapi setelah tahu kau dan Nikki... aku menjadi ragu dan kembali melihat kehampaan di masa depanku."

"Percayalah bahwa kehidupanmu nantinya akan lebih sempurna. Lebih baik dari saudara tirimu itu yang kemungkinan tanpa sepengetahuanmu hidupnya penuh kepalsuan."

Daisy berkerut bingung. Tidak biasanya Max berkata seperti itu. Sejenis kalimat yang secara tidak langsung memberitahukannya sesuatu. Tapi tetap saja Daisy tidak bisa menangkap maksud ucapan Max.

"Antara aku dan Nikki... nanti Tertia. Nanti aku akan menjelaskannya padamu. Tapi aku mohon agar kau percaya saja padaku." Max sadar bahwa dia harus mengulur waktu akan kepergian Daisy ke restoran. Jika bisa dia membuat lupa saja Daisy agar sebisa mungkin tidak bertemu dengan Elma.

"Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa padamu saat ini." Daisy berkata jujur. Sedang Max yang mendengarnya hanya mampu meringis dalam hati. Semua memang salahnya. Bertindak terlalu gegabah hingga istrinya tak lagi percaya dan merasa ragu padanya.

Setelahnya, Max mendongak. Menatap netra biru itu dengan pandangannya yang tajam. Max dan Daisy memandang satu sama lain. Saling terdiam seolah bahasa lisan sudah tak lagi berguna di antara keduanya. Hingga akhirnya, kalimat Daisy memecah keheningan itu dan berkata, "tapi tetap aku tidak bisa meninggalkanmu karena aku pikir kau memang satu-satunya yang membutuhkan kehadiranku."

Max tidak segera menanggapi perkataan Daisy karena dia pikir istrinya itu belum mengeluarkan seluruh kegundahannya. "Berbanding terbalik dengan dirimu, Max. Banyak orang yang membutuhkan kehadiranmu. Keluarga, teman, sahabat, karyawan perusahaan, dan masih banyak lagi."

"Tapi sayangnya saat ini aku membutuhkanmu, Tertia." Ungkapan Max ini disertai dengan ciuman pada bibir istrinya. Melumatnya habis-habisan seolah dengan begitu bisa membuat Daisy lupa akan niatnya ke restoran lalu berakhir bertemu dengan Elma.

Daisy yang pada awalnya gelagapan menerima tindakan Max yang dirasa begitu tiba-tiba, semakin lama semakin membuatnya terdorong untuk membalas ciuman pria itu. Dia memang tidak bisa menolak apa pun yang dilakukan Max terhadapnya. Seperti sekarang yang mana Daisy ikut "tenggelam" bersama suaminya.

"Aku harus ke restoran" beritahu Daisy sembari menahan tangan Max yang hendak membuka kancing bajunya.

"Besok, Tertia. Besok" ucap Max yang tanpa menunggu respon Daisy segera melakukan tindakan apa pun yang sekiranya membuat sang istri lupa akan niatnya pergi.

"Dengan kita begini aku yakin kau takkan lagi pernah bosan di sini." Lanjut Max yang melakukan apa pun agar Daisy tetap bersamanya hari ini. Membuat istrinya aman dengan tidak membiarkannya berinteraksi bersama wanita manipulatif macam Elma Cornelia.

Max membuka mata ketika dirasa Daisy telah terlelap nyaman di pelukannya. Dia menatap sang istri dengan pandangan teduhnya. Masih ada sisa peluh di wajah cantik Daisy hingga tanpa sadar tangan Max bergerak guna menghapusnya. Setelahnya Max menekan beberapa tombol yang otomatis mengaktifkan pendingin ruangan juga menutup tirai kamar.

Tidak lupa Max mengirim pesan teks lewat ponsel Daisy pada Elma. Isi teks yang memberitahukan bahwa Daisy tidak bisa pergi ke restoran. Hari ini Max memang berhasil menggagalkan pertemuan Daisy dan Elma. Entah besok atau besoknya lagi, namun tetap membuat Max bertekad untuk menjelaskan semuanya sebelum Daisy bertemu dengan Elma.

Di lain tempat, Elma mengerang marah setelah mendapat pesan dari Daisy. Lagi-lagi usahanya bertemu dengan Daisy berakhir gagal. Padahal dia sudah siap memengaruhi pikiran Daisy. Dia sudah menyamar sebaik mungkin agar wajahnya tidak diketahui. Sebagai publik figur, sudah pasti segala tingkahnya mengundang paparazi untuk memburunya. Karena itulah dia harus menyamar, minimal menutup wajahnya agar tidak diketahui.

Dirasa usahanya hari ini akan berakhir sia-sia, Elma pun memutuskan untuk pergi ke apartemen Rex. Sudah lama dia tidak menemui calon tunangannya itu. Mengingat akhir-akhir ini ia sibuk mencari keberadaan Stan. Pria yang membantunya dalam banyak hal, termasuk memuaskan kebutuhan biologisnya sebagai wanita dewasa.

Sebenarnya Elma ingin agar acara pertunangannya dengan Rex tidak lagi ditunda. Semakin cepat dia bertunangan, semakin cepat pula dia menikah dengan pria yang selama ini memiliki banyak harta. Namun entah mengapa, semakin lama Elma merasa Rex memang sengaja menunda pertunangan mereka. Terlebih lagi ketika mendengar pernikahan antara Daisy dan putra sulung Addison. Membuat Rex berubah sikap. Tidak lagi sehangat dulu sehingga Elma mencari kehangatan dari pria lain yang tak lain adalah Stan, salah satu orang kepercayaan Rex.

Dari Stan itu juga Elma mengetahui bahwa Max dan Rex saling bermusuhan karena sosok Daisy Whitney. Elma tidak tahu apa pesona Daisy Whitney hingga menjadi alasan dua orang pria hebat merebutkannya. Namun apa pun itu, Elma bersyukur atas kematian Daisy Whitney karena dia tidak perlu menyingkirkan saingannya itu dengan tangannya sendiri.

Sekarang yang tertinggal hanya satu, yaitu Daisy Tertia. Dia sudah berhasil memengaruhi Rex agar mau membantunya memisahkan Daisy dan Max. Elma merasa benci ketika mendengar putra sulung Addison itu berniat menikah dengan Daisy Tertia. Elma tidak melihat keistimewaan dalam diri Daisy Tertia. Hingga sulit mencari kesempurnaan di dalam diri saudara tirinya itu.

Elma pikir hanya dia yang berhak mendapatkan sesuatu paling baik dibanding Daisy Tertia. Jika bisa, mendapatkan cinta Rex juga perhatian Max. Ya begitulah, Elma berusaha sebaik mungkin memisahkan Max dan Daisy agar dia bisa masuk ke dalam kehidupan Max. Dia akan memengaruhi pikiran Daisy hingga wanita itu memilih pergi atau jika bisa bunuh diri sekalian hingga Elma tidak lagi merasa tersaingi.

Selama hidup, ibunya mengajarkannya banyak hal. Terutama berakting menjadi wanita baik-baik guna menutupi niat busuknya. Seperti halnya dia pada Daisy Tertia. Elma berhasil menutupi perangai buruknya pada saudara tirinya itu. Bahkan berhasil membuat hubungan antara ayahnya dengan Daisy semakin buruk. Gabriel termakan akting Elma dan ibunya hingga tidak menyukai Daisy Tertia. Jadi, tinggal sedikit lagi ... pasti dia akan berhasil membuat rusak hubungan Max dan Daisy. Tidak dibiarkan Daisy mendapatkan sosok sempurna macam Maxwell Maynard Addison. Hanya dirinya yang berhak mendapatkannya, bukan Daisy.

Sesampainya di apartemen Rex, Elma berkerut bingung ketika mendapatkan password apartemen pria itu telah berganti. Biasanya Rex selalu memberitahunya tentang apa pun termasuk perubahan kecil sekali pun. Kali ini tidak biasanya. Tidak ingin berpikir buruk, Elma pun mencoba menghubungi Rex.

"Kau mengubah password apartemenmu?" bahkan Elma tidak perlu berbasa-basi terlebih dahulu.

"Ya, karena aku pikir perlu mengubahnya." Rex menjawab santai.

"Kenapa tidak memberitahuku?"

"Aku lupa. Lagi pula akhir-akhir ini kau tidak pernah pergi ke apartemenku lagi."

"Kau di mana? Aku di depan apartemenmu sekarang."

"Aku masih di kantor. Masuk saja. Passwordnya ..." Rex menyebut password apartemennya. "Satu jam lagi aku akan pulang."

"Ya, aku menunggumu."

"Jangan memasak. Aku akan membawakanmu makanan."

Elma tersenyum. Rupanya Rex masih mau peduli padanya. "Ya, hati-hati" ucap Elma sebelum memutuskan kontak telepon.

Setelah berhasil masuk ke apartemen Rex, Elma pun segera membersihkan diri. Dia memerlukan Rex hari ini dan tentu saja dia akan menunjukkan sisi paling baiknya. Diakuinya di antara Rex dan Stan, dia lebih menyukai Stan. Pria itu cenderung kasar, namun mengerti. Tidak seperti Rex yang seolah pikiran pria itu tidak bersamanya saat melakukannya. Tapi sekarang Stan menghilang. Terakhir pria itu menghubunginya untuk mengurus keperluannya di Jerman. Namun sampai saat ini Stan tidak memberi kabar. Membuat Elma merindukan sentuhannya dan satu-satunya pria yang dipercaya saat ini adalah Rex.

Beberapa pakaian Elma ada di apartemen Rex. Jadi tidak sulit baginya untuk berganti pakaian. Elma sengaja memakai gaun malam dengan kesan seksi dan menggoda. Dia tidak akan menyia-nyiakan kebersamaannya dengan Rex malam ini. Rambut panjang yang telah ia ubah warnanya menjadi pirang, digerainya.

Elma memberikan sentuhan terakhir berupa parfum di beberapa bagian tubuhnya. Menatap kesempurnaan wujudnya di cermin yang saat ini ia lihat. Wanita dewasa yang memiliki banyak pemuja. Dengan kecantikan yang ia miliki, Elma yakin cepat atau lambat dia akan menarik atensi seorang Maxwell Maynard Addison.

Daisy saja bisa menarik perhatian si sulung Addison, apa lagi dia yang lebih baik dari Daisy. Elma yakin saudara tirinya itu tidak memiliki pengalaman sebanyak dirinya dalam hal memuaskan seorang pria. Tindakan pertama yang akan ia lakukan adalah berhubungan badan dengan Max dan berusaha memberikan kesan tak terlupakan bagi pria itu.

Sebelum terikat dengan Rex, Elma sudah memiliki banyak pengalaman dengan beberapa mantannya. Mantan pacarnya juga bukan pria biasa. Rata-rata pria berkelas sehingga Elma selalu merasa dimanjakan. Sekarang misinya hanya satu memisahkan Max dari Daisy dan menggantikan posisi saudara tirinya itu dengan senang hati. Dengan begitu akan ada tiga pria hebat dalam hidupnya. Max, Rex, dan Stan.

Jika sekiranya Elma harus memilih, tentu saja dia akan memilih Max. Pria macam Maxwell Maynard Addison terbilang cukup langka. Kekuasaan, ketampanan, serta kekayaan yang dimiliki pria itu sudah lebih dari cukup membuat Elma menjadi wanita setia. Maka dari itu, tidak heran Elma merasa tersaingi dan menjadi lebih benci terhadap Daisy.

Jadi, tinggal menunggu waktu kehancuran bagi Daisy Tertia.

---00---

Terima kasih banyak bagi kalian yang sudah vote. Terutama yang komen. Salam peluk dari jauh. Thank you so much :*

Bagi pembaca yang berstatus silent readers semoga cepat-cepat ganti status yaa

Dari chapter ini secara tidak langsung sudah menjelaskan bahwa bagian "Prolog" dari cerita ini adalah momen antara Max dan Daisy Whitney. Bukan Max dengan Daisy Tertia

Oke, udah cukup :D

Terima kasih sudah sabar menunggu dan selamat melanjutkan aktivitas! 

Continue Reading

You'll Also Like

10.6K 1.1K 33
SUDAH DITERBITKAN OLEH REX PUBLISHING DALAM RANGKA NULIS MARATON BATCH 2 *** Alejandro Rexford membenci segala bentuk pengendalian, kecuali atas diri...
62.2K 821 5
Squel Leonard Semasa hidupnya dia menyianyiakan putra kecilnya hanya untuk bertahan di sisi pria bernama Harland yang tidak lain adalah suaminya. Da...
421K 35.6K 47
(Sinopsis lengkap terdapat di dalam) Sekuel kedua The Secrets of Prince Silas, buku kedua di seri Wealthbridge Kingdom. Please read The Secrets of Pr...
2.3K 253 84
(NEW - ON GOING) 🔞 Third series of Handsome Brotherhood Seorang Kynan Roderick percaya bahwa ia tidak perlu memiliki banyak hubungan, namun cukup ha...