Scandal Tomboyish Girl || a G...

By UlpaNrJnh

84.6K 5.5K 458

--Cerita sederhana tentang seorang Rayya si tomboy yang hampir sering mendapatkan masalah, terutama scandal... More

PROLOG
1. Cantik-cantik Tomboy
2. Merusak citra muslimah
3. Si Mulut pedas
4. Cowok aneh
6. Sang pengirim pesan
7. meisya
8. Penyebaran pesan
9. Cowo misterius
10. Cowo misterius(2)
11. Keterlaluan
12. Terlalu banyak masalah
13. Aydan, Hana, Eril
14. ERILL
15. MIRAS
16. Retak
17. mengaharapkan pertolongan dari ALLAH
18. Kuat
19. Tatapan Tajam
20. Surat dan pesan
21. Masalah Baru
22. Baret black
23. Penjelasan
24. Ujian ujian dan ujian
25. Cita citaku adalah...
26. Putri dan sebuah peristiwa
27. Mulai lagi
28. Hilang...
29. Mencari
30. Penghianat
31. Rumah
32. Ubah rencana?
33. Aku lemah
34. Ketahuan
35. Teman dan janji sang ketua
36. Penjahat rasa ustadz?
37. Sang pengatur
38. Sakitnya berharap
39. Hukuman atas Davit
40. Malam Perubahan
41. Akhir dari semuanya
42. STG Tamat
EPILOG
Tulisan Baru

5. Berubah

2.3K 172 3
By UlpaNrJnh

"Lu gak konsisten! Payah!"

Aydan menatap dengan tajam, "gue bukan bawahan lo! Dan gue gak mau!"

Lelaki yang dihadapannya itu menyeringai dari balik topeng yang ia kenakan, "oke, gue juga bisa sendiri! Tanpa bantuan lo! Tapi, jangan salahin gue, kalo... Hal yang lo gak mau terjadi itu terjadi!"

Dahi Aydan berkerut, "maksud lu?"

"Siapa yang menjaga, dia yang akan mendapatkannya."

***

"Ray, lu kenal kak Aydan?" Tanya Khalisa dengan nada agak tinggi, membuat orang yang menghampirinya tersenyum miring.
"Ya, kan lu yang ngasih tau tentang dia ke gua, gimana sih," Jawab Rayya sambil mendudukkan dirinya.

"Iya sih... Tapi, kok lu bisa akrab gitu sih?" .

"Akrab dari Hongkong, setiap ketemu aja gue ribut mulu!" Batin Rayya.

"Dan yang lebih anehnya lagi, kok dia bisa se-akrab gitu sama lu, padahal nih ya, kak Aydan itu gak pernah se-akrab itu sama cewek, dan banyak gosip yang beredar ka Aydan itu...... Cowok super duper gak pernah peduli sama cewek yang lagi deketin dia, bagus sih, bukan termasuk ciri-ciri fuckboy, ya... Tapi sayangnya 'tukang bolos', semua orang udah tahu itu. Dan gue pernah lihat langsung kak Aydan dihukum." lanjut Khalisa dengan menekankan kata 'tukang bolos'

"O aja ya kan SWAG."

"Dih AMIT dah_-!" ketus khalisa.

"Udah ah, gue sih bodo amat mau dia peduli atau gak peduli kek, tukang bolos kek, anak rajin kek, itu bukan urusan gue! Udah ah! Jangan ngomongin dia!"

***

Saat Rayya dan Khalisa berjalan di koridor yang berada disamping lapangan, tiba-tiba sebuah bola melayang keluar lapangan dan...

Bug!

Rayya yang memegangi kepalanya, terlihat kesakitan.

"Aduuhh... Apaan nih! Siapa sih yang nendang bola kena pala gue?!" Teriak Rayya, semua orang yang ada disana langsung menutup telinga nya rapat-rapat karena nada suara Rayya sudah melebihi suara toa mesjid.

"Eh maaf, temen gue ngak sengaja," ucap seorang lelaki yang menghampiri Rayya.

"Emang maaf bisa nyembuhin sakit nya apa?! Nih ya bilang ke temen lu, jadi laki itu harus gentleman, minta maaf sendiri, bukan nyuruh orang, dasar banci!" sahut Rayya dengan nada ketusnya, pedas sekali mamae-.

Seorang lelaki satunya pun menghampiri mereka.
"Heh, lu sekatanya aja, lu tau? Lu lagi berurusan sama siapa?"

"Dia itu Aydan, kagak sopan banget sama kakak kelas!"

"Ohh... Jadi si Aydan yang nendang!" sahut Rayya dengan senyum miring nya.

"Ih Ray, yang sopan kalo ngomong," ucap Khalisa dengan berbisik.

"Bodo amat! Nih ya, mau dia kakak kelas ke, kakak tua kek, yang namanya buat kesalahan ya harus berani tanggung jawab lah!" sahut Rayya dengan pede-nya.

"Heh! udah-udah, kalian udah lanjut main aja!" Titah Aydan yang menghampiri mereka, semua orang yang ada di lapangan kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Kedua orang lelaki itu pun melanjutkan futsalnya.

"Nih sebagai bukti kalo gue bukan banci, gue minta maaf atas kesalahan gue nendang bola terus kena pala lo," ucap Aydan.

"Terus?"

"Apaan lagi?" Tanya Aydan dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Ah sudahlah, ya udah gue maafin, puas lo?"

Aydan tak peduli, iapun melangkah menuju lapangan, namun seketika ia berhenti.

"Oh iyah, gue mau koreksi dikit, lu kalo ngomong jangan kasar gitu, lu malah memperusak kecitraan muslimah yang lain!" Lanjut dan mulai jalan kembali.

Semua yang ada di TKP terlihat sedang berbisik-bisik, Rayya diam. Pipinya memanas, malu gak ketulungan.

"Hahaha, diceramahin Kakak kelas kan lu," Ucap Khalisa dengan tawa nya.

"Udah ah!" sahut Rayya sambil meneruskan langkah nya.

***

Pelajaran Bu Keke pun berjalan dengan lancar, namun ada yang aneh dengan Rayya, mukanya begitu pucat dan sesekali memegang kepalanya.

Bu Keke yang melihat nya merasa bahwa Rayya sedang sakit, karena terlalu banyak teriak hari ini.
Lah apa kaitannya?

"Rayya, kok wajah kamu pucat gitu, kamu sakit?" tanya Bu Keke dihadapan Rayya.

"Ehh... nggak Bu, cuman pusing aja," sahut Rayya.

"Beneran pusing? Ya udah Khalisa anterin ke UKS aja!" Titah bu Keke pada khalisa.

"Iya Bu."

Karena begitu pusing Rayya pun mau diantar ke ruang UKS.

Tiba-tiba.

Bruk!

Rayya kehilangan keseimbangan tubuhnya dan pingsan.

Semua pun heboh, tak terkecuali Revan yang berada tepat disamping Rayya, Revan yang akan membawa Rayya ke UKS pun dicegat oleh Khalisa, karena dengan alasan bukan mahram.

"Bu mending kita angkat bareng-bareng aja, jangan dibawa sama anak cowok, nanti klo Rayya tau, bisa habis saya Bu!" Usul Khalisa.

Anak-anak perempuanpun mulai menggotong Rayya menuju ruang UKS.

Aydan yang sedang meminta obat merah, terkejut ketika Rayya digotong masuk ke ruang UKS dan terlihat juga Bu Keke.

"Kenapa dia?" Tanya Aydan, sebenarnya sih dia tidak pernah perduli dengan seseorang, tapi tak tau kenapa, hatinya bergerak untuk mengkode otak agar menanyakan keadaan Rayya.

"Ahhhh.... Kakak sih! Dia pingsan karena kepala nya masih sakit kena bola tadi!" Jawab Khalisa dengan wajah penuh kekhawatiran, padahal Rayya sendiri belum mengatakan bahwa ia pusing karena tendangan bola yang terkena kepalanya.

"Lah tadi sih biasa aja," Sahut Aydan. Dengan wajah agak cemas.

"Dia itu nyembunyiin rasa pusing nya," Khalisa So'tau

Seorang dokter perempuan pun mulai memeriksa Rayya, dan memberikannya minyak angin yang di dekatkan ke area hidung.

"Bu gimana?" Tanya Khalisa.

"Dia cuman pusing dikit aja kepalanya habis terbentur kan?" jawab dokter itu.

"Iya Bu tadi pas jam istirahat itu, ya sudah terimakasih bu," Ucap Khalisa.

Tidak berapa lama Rayya pun sadar dan langsung disuruh pulang agar bisa istirahat dirumah.

***

Rayya yang sedang berbaring di kasur nya terus saja termenung memikirkan perkataan Kakak kelasnya itu.

"Apa bener kelakuan gue bikin Citra Muslimah rusak? Dan petakilan? Tapi kan gue gak ngelakuin yang aneh-aneh, istiqomah... Oh istiqomah susah banget!" Batin Rayya.

Sebuah ide pun menyangkut dipikiran Rayya.

Trek! (menjentikkan jari)

"Ya, gue bakal beli beberapa buku, tentang jadi muslimah sebenarnya, eh tapi gue juga bisa sih nanya umi, euumm... tapi, ada resikonya juga," Ucap Rayya kepada diri sendiri, memang jika ia menanyakan kepada uminya, ia tahu bahwa resikonya bakal diceramahin 7 hari 7 malam, sudah seperti orang yang tahlilan.

"Ya udah lah, gue mending beli buku ajalah."

Ia pun mengambil sebuah tempat menyimpan uang yang berbentuk ayam jago itu.

"Dear Athan, maaf ya Yaya harus mecahin lu dan ngambil isi nya," ucap Rayya dan mulai menjatuhkan nya.

Brak!

Ayam jago itu pun terpecah belah dan mengeluarkan isinya.

Rayya pun memungut uang yang berserakan itu.

Dan memasukkannya kedalam dompetnya.

Jam menunjukkan pukul 14:47.

"Si Khalisa udah pulang belum ya?"
Karena penasaran Rayya pun mengambil handphonenya dan mulai menelpon khalisa.

Tuut tuuttt.

Khalisakuhhh

"Iya halo? Apa Ray?"

"Lis? Dah pulang lo? Anterin gue beli buku yok, tenang traktir kok!"

"Lu itu harus istirahat Rayyaaaa, emang mau beli buku apaan sih?"

"Jangan banyak tanya deh! Ayok!"

"Iya iya, kapan?"


"Sekarang!"


"Iya, gue tunggu di depan komplek lu!"


"Sip!"


Sambungan telpon pun terputus...

***

Setelah sampai di toko buku, banyak sekali buku yang berjajar disana, ada buku yang genre horor, romance, rohani, ada juga yang humor.

"Ray, lu emang mau beli buku apa?" Tanya Khalisa sambil fokus melihat lihat buku.

"Tentang... menjadi seorang muslimah sebenarnya kaya motivasi gitu!" Jawab Rayya, yang mengundang gelak tawa Khalisa.

"Lah kalo gitu mah gak usah beli buku, tinggal tanya umi lu aja kan bisa."

"Heh, lu gak tau sih, kalo gue nanya nanti endingnya bakal diceramahin 7 hari 7 malam," dan Rayya mulai fokus mencari buku.

"Haha, lu sih!"

Setelah agak lama mencari buku, akhirnya Rayya membeli 3 buku yang menginspirasi.

Karena masih siang Rayya dan Khalisa memutuskan untuk berjalan jalan dulu di sebuah tempat perbelanjaan.

Disebuah toko boneka, ada spot untuk berfoto yang bertemakan peri.

"Ray, sana yuk! kita foto foto dulu," Ajak khalisa.

Saat sampai disana mereka memakai bando yang terbuat dari bunga, dan sebuah sayap ala ala peri gitu.

"Ray, lu cocok jadi cewek tau! Cantik kayak gue!" Puji Khalisa dengan menahan tawa.

"Njr... Gue dari dulu cewe, emang lu kira gue apaan!"

"Ya gue kira sih... Eum... gitu lah," Sahut Khalisa.

"Bangk* lu!"

"Ish Rayya, katanya lu mau jadi muslimah yang seutuhnya dan sebenarnya, tapi ucapan lu gak dijaga, ish ish ish, nanti lu bakal tambah diceramahin sama si kakak kelas itu loh," Ucap Khalisa dengan nada manisnya.

"Ehh iya astagfirullah, maafkan hamba ya Allah ini gak sengaja, saudara hamba inilah yang memancing hamba untuk melakukan nya," sahut Rayya dengan menengadahkan tangan nya.

"Lah ko ke gue gue."

"Kan lu yang mancing."

"Ah tau ah!"

***

"Bagaimana? Apakah dia mau?" Tanya pria paruh baya itu.

"Iya ketua, tapi... Ia hanya bisa memperhatikan putri anda dari kejauhan saja, mungkin putri anda masih risih dengan kehadirannya," Jelas lelaki muda dengan jaket hitam yang menenteng topengnya.

"Ah... Anak itu..."
Pria paruh baya itu menatap langit-langit ruangannya.
"Apa kau saja tidak bisa?" Lanjutnya.

Lelaki yang berada dihadapannya itu hanya menunduk, "saya sedang menjaganya dari seorang wanita buas, dan tidak bisa terus menerus menjaganya dilingkungan sekolah atau rumah."

"Ada berapa ancaman?"

"2 ketua."

Pria paruh baya itu menyenderkan badannya kekursi, "ceritakan siapa dia itu!"

"Dia adalah kakak kelas putri anda, dia diam-diam selalu memperhatikan putri anda, aku memergokinya. Dan berkata, jika dia menginginkannya maka ia harus menuruti apa kataku, dia menyepakatinya, cukup bodoh untuk orang yang sedang jatuh cinta."

"Lanjutkan, jika dia baik."

Continue Reading

You'll Also Like

705K 62.2K 45
Diterbitkan oleh Penerbit LovRinz (Pemesanan di Shopee Penerbit.LovRinzOfficial) *** "Jangan percaya kepada siapa pun. Semua bisa membahayakan nyawam...
584K 14.8K 55
Quotes Baper Quotes Islami *Dari Berbagai Sumber*
29.9K 2.3K 30
~Bayangan Mafia di Balik Kerudung~ Semua bermula ketika seorang pria tampan yang terluka di sekujur tubuhnya, di temukan tidak berdaya di belakang...
478K 22.3K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...